Insults by Shakespeare

Translator: Bedirhan Cinar

Translator: prima rizky Reviewer: Yolanda Raintina

Why do we cringe when we hear "Shakespeare?"

Mengapa kita merinding saat mendengar "Shakespeare"?

If you ask me, it's usually because of his words.

Menurut saya, ini biasanya disebabkan oleh kata-katanya.

All those thines and thous and therefores

Kata-kata seperti thine dan thous dan therefores

and wherefore-art-thous can be more than a little annoying.

dan wherefore, art, thous bisa sedikit mengganggu.

But you have to wonder, why is he so popular?

Tapi kamu pasti bertanya-tanya, mengapa ia sangat terkenal?

Why have his plays been made and remade more than any other playwright?

Mengapa dramanya dibuat dan dibuat ulang

jauh lebih banyak dari penulis drama lain?

It's because of his words.

Hal ini karena kata-katanya.

Back in the late 1500s and early 1600s,

Pada akhir tahun 1500-an dan awal tahun 1600-an,

that was the best tool that a person had,

kata-kata adalah alat terkuat yang dimiliki seseorang,

and there was a lot to talk about.

dan ada banyak hal yang bisa dibicarakan.

However, most of it was pretty depressing.

Tetapi, sebagian besar cukup membuat depresi.

You know, with the Black Plague and all.

Kamu tahu, wabah hitam dan lainnya.

Shakespeare does use a lot of words.

Shakespeare memang menggunakan banyak kata.

One of his most impressive accomplishments is his use of insults.

Salah satu pencapaian paling mengesankan adalah kata-kata hinaannya.

They would unify the entire audience;

Kata-kata tersebut menyatukan seluruh penonton;

and no matter where you sat, you could laugh at what was going on onstage.

dan tak masalah di mana pun kamu duduk,

kamu dapat menertawakan hal yang terjadi di panggung.

Words, specifically dialogue in a drama setting,

Kata-kata, secara spesifik dialog dalam penyajian drama,

are used for many different reasons:

digunakan untuk berbagai alasan;

to set the mood of the scene,

untuk membangun suasana pada adegan,

to give some more atmosphere to the setting,

untuk memberikan atmosfer lebih pada latar drama,

and to develop relationships between characters.

dan untuk mengembangkan hubungan antar karakter.

Insults do this in a very short and sharp way.

Hinaan ini dilakukan dalam waktu singkat dan cara yang tajam.

Let's first go to "Hamlet."

Mari kita lihat "Hamlet".

Right before this dialogue,

Tepat sebelum dialog ini,

Polonius is the father of Ophelia, who is in love with Prince Hamlet.

Polonius adalah ayah Ophelia, yang mencintai Pangeran Hamlet.

King Claudius is trying to figure out why Prince Hamlet is acting so crazy

Raja Claudius mencoba untuk mencari tahu,

mengapa Pangeran Hamlet bertingkah sangat gila

since the king married Prince Hamlet's mother.

sejak ia menikahi ibu Pangeran Hamlet.

Polonius offers to use his daughter to get information from Prince Hamlet.

Polonius menawarkan untuk menggunakan putrinya

untuk mendapatkan informasi dari Pangeran Hamlet.

Then we go into Act II Scene 2.

Lalu kita beranjak ke babak II adegan 2.

Polonius: "Do you know me, my lord?"

Polonius: "Apakah Anda mengenal saya, Yang Mulia?"

Hamlet: "Excellent well. You're a fishmonger."

Hamlet: "Tentu, kamu adalah penjual ikan."

Polonius: "Not I, my lord."

Polonius: "Bukan saya, Yang Mulia."

Hamlet: "Then I would you were so honest a man."

Hamlet: "Lalu? Saya harap kamu jujur."

Now, even if you did not know what "fishmonger" meant,

Sekarang, meskipun kamu tidak tahu apa arti fishmonger,

you can use some contextual clues.

kamu dapat menggunakan beberapa petunjuk kontekstual.

One: Polonius reacted in a negative way, so it must be bad.

Pertama: Polonius bereaksi secara negatif, jadi itu pasti hal yang buruk.

Two: Fish smell bad, so it must be bad.

Kedua: Bau ikan tidak enak, jadi itu pasti hal yang buruk..

And three: "monger" just doesn't sound like a good word.

Dan yang ketiga: monger terdengar seperti kata yang tidak bagus.

So from not even knowing the meaning,

Jadi tanpa mengetahui artinya sama sekali,

you're beginning to construct some characterization

kamu mulai dapat membangun beberapa karakteristik

of the relationship between Hamlet and Polonius,

hubungan antara Hamlet dan Polonius yang tidak baik.

which was not good.

But if you dig some more, "fishmonger" means a broker of some type,

Tapi jika kamu menggali lebih banyak, fishmonger berarti sejenis makelar,

and in this setting, would mean like a pimp,

dalam latar ini, dapat berarti seperti seorang germo,

like Polonius is brokering out his daughter for money,

seperti Polonius yang memperantarai putrinya demi uang,

which he is doing for the king's favor.

yang ia lakukan untuk kebaikan raja.

This allows you to see that Hamlet is not as crazy as he's claiming to be,

Ini memungkinkan kamu untuk melihat bahwa Hamlet tidak segila yang dia katakan,

and intensifies the animosity between these two characters.

dan menambah permusuhan antara kedua karakter tersebut.

Want another example?

Mau contoh yang lain?

"Romeo and Juliet" has some of the best insults of any of Shakespeare's plays.

"Romeo dan Juliet" memiliki beberapa hinaan terbaik

dari setiap drama Shakespeare.

It's a play about two gangs,

Ini drama tentang dua kubu,

and the star-crossed lovers that take their own lives.

dan kekasih bernasib sial yang bunuh diri.

Well, with any fisticuffs

Dengan sedikit perkelahian,

you know that there is some serious smack talk going on.

kamu tahu ada pembicaraan serius yang sedang terjadi.

And you are not disappointed.

Dan kamu tidak akan kecewa.

In Act I Scene 1, right from the get-go

Dalam babak I adegan 1, langsung di awal,

kita diperlihatkan tingkatan ketidakpercayaan dan kebencian

we are shown the level of distrust and hatred

the members of the two families, the Capulets and Montagues, meet.

dari anggota dua keluarga, Capulets dan Montagues.

Gregory: "I will frown as I pass by, and let them take it as they list."

Gregory: "Saya akan cemberut saat lewat, dan biarkan mereka menerimanya."

Sampson: "Nay, as they dare, I will bite my thumb at them,

Sampson: "Tidak, jika mereka berani, saya akan gigit jempol saya depan mereka,

which is a disgrace to them, if they bear it."

hal itu adalah aib bagi mereka, jika mereka diam saja."

Enter Abraham and Balthasar.

Masuklah Abraham dan Balthasar.

Abraham: "Do you bite your thumb at us, sir?"

Abraham: "Anda menggigit jempol Anda di depan kami, Tuan?"

Sampson: "I do bite my thumb, sir."

Sampson: "Ya, aku menggigit jariku."

Abraham: "Do you bite your thumb at us, sir?"

Abraham: "Anda menggigit jempol Anda di depan kami, Tuan?"

Okay, so how does this development help us understand mood or character?

Baiklah, bagaimana adegan ini membantu kita mengerti suasana atau karakter?

Well, let's break it down to the insult.

Mari kita telusuri itu menjadi hal penghinaan.

Biting your thumb today may not seem like a big deal,

Saat ini, menggigit jari tidak dipandang sebagai sesuatu yang besar,

but Sampson says it is an insult to them.

tapi Sampson berkata ini adalah penghinaan untuk mereka.

If they take it so, it must have been one.

Jika mereka menerimanya, maka itu pasti penghinaan.

This begins to show us the level of animosity

Ini mulai menunjukkan pada kita tingkat permusuhan

between even the men who work for the two Houses.

bahkan antar pekerja di dua keluarga tersebut.

And you normally would not do anything to someone

Dan normalnya, kamu tidak akan melakukan sesuatu ke orang lain

unless you wanted to provoke them into a fight,

kecuali kamu ingin memprovokasi orang itu ke dalam perkelahian,

which is exactly what's about to happen.

dan itulah yang akan segera terjadi.

Looking deeper, biting your thumb in the time in which the play was written

Menyelam lebih dalam, menggigit ibu jari, pada masa drama itu ditulis,

is like giving someone the finger today.

seperti memberikan jari ke orang lain pada masa sekarang.

A pretty strong feeling comes with that,

Sebuah perasaan yang kuat akan muncul,

so we now are beginning to feel the tension in the scene.

sekarang kita mulai mengerti ketegangan dalam adegan itu.

Later on in the scene, Tybalt, from the House of the Capulets,

Adegan selanjutnya, Tybalt, dari keluarga Capulets,

lays a good one on Benvolio from the House of the Montagues.

menyerang Benvolio, yang berasal dari keluarga Montagues, dengan rapi.

Tybalt: "What, art thou drawn among these heartless hinds?

Tybalt: "Apa? Kamu mengayunkan pedang ke pelayan tak berharga ini?

Turn thee, Benvolio, and look upon thy death."

Berbaliklah, Benvolio, dan sambutlah kematianmu."

Benvolio: "I do but keep the peace; put up thy sword,

Benvolio: " Aku hanya menjaga kedamaian; letakkan pedangmu,

atau gunakan itu untuk menghentikan orang-orang ini bersamaku."

or manage it to part these men with me."

Tybalt: "What, drawn and talk of peace!

Tybalt: "Apa? Menghunuskan pedang dan bicara tentang perdamaian?

I hate the word, as I hate hell, all Montagues, and thee.

Aku benci kata itu, seperti aku benci neraka, orang-orang Montagues, dan kamu.

Have at thee, coward!"

Majulah, pengecut!"

Okay, heartless hinds.

Baiklah, heartless hinds.

We know that once again, it's not a good thing.

Kita tahu sekali lagi, ini bukan hal baik.

Both families hate each other, and this is just adding fuel to the fire.

Kedua keluarga membenci satu sama lain, dan ini hanya menambah bahan bakar ke api.

But just how bad is this stinger?

Tapi seberapa buruk hinaan ini?

A heartless hind is a coward,

Heartless hind berarti pengecut,

and calling someone that in front of his own men, and the rival family,

dan memanggil mereka dengan sebutan itu di depan orang itu dan keluarga musuh,

means there's going to be a fight.

berarti akan ada pertempuran.

Tybalt basically calls out Benvolio,

Tybalt pada dasarnya memanggil Benvolio,

and in order to keep his honor, Benvolio has to fight.

dan demi mempertahankan kehormatannya,

Benvolio harus bertarung.

This dialogue gives us a good look

Dialog ini memberikan gambaran bagus

at the characterization between these two characters.

berupa karakteristik dua peran tersebut.

Tybalt thinks that the Montagues are nothing but cowardly dogs,

Tybalt pikir Montagues bukanlah apa-apa selain anjing pengecut,

and has no respect for them.

dan ia tidak punya rasa hormat untuk mereka.

Once again, adding dramatic tension to the scene.

Sekali lagi, menambahkan ketegangan dramatis ke dalam adegan.

Okay, now here's a spoiler alert.

Baiklah, ini peringatan bocoran cerita.

Tybalt's hotheadedness and severe hatred of the Montagues

Kemarahan dan kebencian akut Tybalt terhadap Montagues

is what we literature people call his hamartia,

adalah apa yang orang sastra sebut sebagai hamartia

or what causes his downfall.

atau apa yang menyebabkan kejatuhannya.

Oh, yes.

Oh, ya.

He goes down at the hands of Romeo.

Dia jatuh di tangan Romeo.

So when you're looking at Shakespeare, stop and look at the words,

Jadi ketika kamu melihat Shakespeare, berhenti dan simak kata-katanya,

because they really are trying to tell you something.

karena mereka benar-benar mencoba untuk memberitahumu sesuatu.