What causes addiction, and why is it so hard to treat? - Judy Grisel

Translator: grime elephant Reviewer: annisa putri

As of 2021, more than 36 million people worldwide

Pada tahun 2021, lebih dari 36 juta orang di seluruh dunia

were estimated to be experiencing substance abuse disorder.

diperkirakan mengalami gangguan penyalahgunaan zat.

This condition spans a spectrum of patterned drug use

Kondisi ini mencakup spektrum penggunaan narkoba berpola

that causes issues in a person’s life.

yang menyebabkan masalah dalam kehidupan seseorang.

At the more severe end of the spectrum is substance addiction.

Pada ujung spektrum yang lebih parah adalah kecanduan zat.

To understand why some people are more susceptible to addiction

Untuk memahami mengapa beberapa orang lebih rentan terhadap kecanduan

and why it can be so difficult to treat,

dan mengapa itu bisa sangat sulit untuk diobati,

let’s take a look at how addictive drugs affect the body.

mari kita lihat bagaimana obat adiktif mempengaruhi tubuh.

When someone repeatedly uses an addictive substance,

Ketika seseorang berulang kali menggunakan zat adiktif,

their brain may adjust to account for its regular presence.

otak dapat menyesuaikan diri untuk memperhitungkan kehadiran regulernya.

This is called tolerance; it diminishes the drug’s effect

Ini disebut toleransi; itu mengurangi efek obat

and means more is required to produce the same experience.

dan berarti lebih banyak diperlukan untuk menghasilkan pengalaman yang sama.

Alcohol, for instance, increases the transmission of chemical messengers

Alkohol, misalnya, meningkatkan transmisi pembawa pesan kimia

like endorphin and GABA,

seperti endorphin dan GABA,

which promote sensations of pleasure and calmness.

yang meningkatkan sensasi kesenangan dan ketenangan.

When someone uses alcohol frequently, their brain will adapt to its presence.

Ketika seseorang sering minum miras, otak akan beradaptasi dengan kehadirannya.

So when they don’t use it, their brain receives fewer signals

Jadi ketika mereka tidak meminumnya, otak mereka menerima lebih sedikit sinyal

from those pleasure- and calm-inducing neurotransmitters,

dari neurotransmiter yang pemicu kesenangan dan ketenangan,

which impacts their energy and mood.

yang memengaruhi energi dan suasana hati mereka.

In addition to the unique effects each addictive substance has,

Selain efek unik yang dimiliki setiap zat adiktif,

all of them alter the release of dopamine

semuanya mengubah pelepasan dopamin

in a brain region called the nucleus accumbens.

di wilayah otak yang disebut nucleus accumbens.

This area is part of the brain’s reward pathway,

Area ini adalah bagian dari jalur penghargaan otak,

which is sensitive to experiences that give us pleasure

yang sensitif terhadap pengalaman yang memberi kita kesenangan

and drives us to repeatedly seek them out.

dan mendorong kita untuk berulang kali mencarinya.

The reward pathway is essential to our well-being—

Jalur penghargaan sangat penting untuk kesejahteraan kita -

but addictive substances also exploit it.

tetapi zat adiktif juga memanfaatkannya.

When someone is repeatedly using a substance

Ketika seseorang berulang kali menggunakan suatu zat

and their body has adapted to its presence,

dan tubuh mereka telah ber adaptasi dengannya,

they may develop dependence

mereka mungkin membuat ketergantungan

where the drug is necessary for them to function comfortably.

di mana obat tersebut diperlukan agar mereka berfungsi dengan nyaman.

Meanwhile, repeated use can decrease the influence of the brain’s cortex,

Sementara itu, penggunaan berulang dapat mengurangi pengaruh korteks otak,

which is responsible for driving deliberate decision-making

yang bertanggung jawab untuk mendorong pengambilan keputusan

and limiting impulsive behaviors.

dan membatasi perilaku impulsif.

And it can increase the influence of the brain’s subcortex,

Dan itu dapat meningkatkan pengaruh subkorteks otak,

which is crucial in habit-learning and impulsivity.

yang sangat penting dalam pembelajaran kebiasaan dan impulsif .

Together, these changes can make someone feel a lack of control

Bersama-sama, perubahan ini dapat membuat seseorang merasa kurang kontrol

over how they’re using a substance.

atas bagaimana mereka menggunakan suatu zat.

This can mean suffering in other facets of their life

Ini bisa berarti menderita dalam aspek lain kehidupan mereka

and taking risks to continue using it.

dan mengambil risiko untuk terus menggunakannya.

If the substance leaves their system, their body's equilibrium is disrupted,

Jika zat tersebut meninggalkan sistem mereka, keseimbangan tubuh terganggu,

so they may experience cravings that motivate thoughts and behaviors

sehingga mereka mungkin mengalami hasrat yang memotivasi pikiran dan perilaku

of seeking and using the drug.

mencari dan menggunakan obat.

And if they continue without the substance,

Dan jika mereka melanjutkan tanpa zat tersebut,

they may experience withdrawal.

mereka mungkin mengalami penarikan diri.

Opioids, for example, relieve pain and induce sedation.

Opioid, misalnya, menghilangkan rasa sakit dan menginduksi sedasi.

Withdrawal from them causes heightened pain, anxiety, and insomnia.

Penarikan diri bisa menyebabkan rasa sakit yang meningkat, kecemasan, dan insomnia.

The faster a drug reaches the brain and stimulates the reward pathway,

Semakin cepat obat mencapai otak dan merangsang jalur imbalan,

the more addictive it is.

semakin membuat ketagihan.

For example, heroin and morphine have similar effects,

Misalnya, heroin dan morfin memiliki efek yang sama,

but heroin’s chemical structure enhances its ability

tetapi struktur kimia heroin meningkatkan kemampuannya

to penetrate the blood-brain barrier and bind to specific receptors.

untuk menembus sawar darah-otak dan mengikat reseptor tertentu.

This makes it faster acting and more addictive than morphine.

Ini membuatnya bertindak lebih cepat dan lebih adiktif daripada morfin.

Meanwhile, compared to nicotine patches and gum,

Sementara itu, dibandingkan dengan patch nikotin dan permen karet,

regular and electronic cigarettes are more addictive

rokok biasa dan elektronik lebih membuat ketagihan

because smoking and vaping deliver nicotine to the brain fastest.

karena merokok dan vaping memberikan nikotin ke otak paling cepat.

Depending on their chemical structure and mode of delivery,

Bergantung pada struktur kimia dan cara pengirimannya,

drugs vary in how addictive they are—

obat-obatan bervariasi dalam seberapa adiktif mereka -

but people also vary in how susceptible they are to substance use disorder.

namun tingkat kerentanan tiap orang pada penggunaan narkoba juga berbeda-beda.

Scientists think this is due to a mix of life experiences

Para ilmuwan berpikir ini disebabkan oleh campuran dari pengalaman hidup

and genetically inherited traits,

dan sifat-sifat yang diwariskan secara genetik,

though neither predetermines addiction.

meskipun tidak ada yang menentukan kecanduan.

Trauma and mental health conditions appear to make people more susceptible.

Trauma dan kondisi kesehatan mental tampaknya membuat orang lebih rentan.

And, overall, using addictive substances before 18

Dan, secara keseluruhan, menggunakan zat adiktif sebelum usia 18

is considered a strong risk factor.

dianggap sebagai faktor risiko yang kuat.

This is in part because the reward pathways of younger brains

Ini sebagian karena jalur imbalan otak yang lebih muda

are especially sensitive.

sangat sensitif.

Many of the genetic factors at play remain unknown,

Banyak faktor genetik yang berperan masih belum diketahui,

but some genes do seem to track with certain substance use disorders.

tetapi beberapa gen tampaknya melacak dengan gangguan penggunaan zat tertentu.

For example, specific genes increase the risk for nicotine addiction

Misalnya, gen tertentu meningkatkan risiko kecanduan nikotin

by making certain receptors more sensitive to nicotine

dengan membuat reseptor tertentu lebih sensitif terhadap nikotin

and withdrawal from it more difficult.

dan penarikan darinya lebih sulit.

At the same time,

Pada saat yang sama,

some genes actually make people more resistant to substance use disorders,

beberapa gen justru membuat orang lebih tahan terhadap penyalahgunaan narkoba,

such as genes that slow the breakdown of alcohol,

seperti gen yang memperlambat pemecahan alkohol,

leading to unpleasant side effects that make people less interested in drinking.

yang menyebabkan efek samping tidak enak membuat orang kurang tertarik untuk minum.

In fact, one drug that treats alcohol use disorder

Faktanya, satu obat yang mengobati gangguan penggunaan alkohol

operates with this very mechanism.

beroperasi dengan mekanisme ini.

Detoxing from a substance the body has become dependent on

Detoksifikasi dari zat yang menjadi tergantung tubuh

can be extremely difficult.

bisa sangat sulit.

And in some cases, abruptly quitting can also be physically risky,

Dan dalam beberapa kasus, berhenti mendadak juga dapat berisiko secara fisik,

so it isn’t always advised.

sehingga tidak selalu disarankan.

Beyond detoxing, quitting is often a long-term process.

Selain detoksifikasi, berhenti sering merupakan proses jangka panjang.

It’s aided by treatment plans that prioritize

Ini dibantu oleh rencana perawatan yang memprioritaskan

addressing underlying conditions;

mengatasi kondisi yang mendasarinya;

developing new associations with experiences

mengembangkan hubungan baru dari pengalaman

previously linked with drug use;

sebelumnya terkait penggunaan narkoba

and creating safe, supportive environments.

dan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung.

Ultimately, both addiction and recovery are the results of a brain

Pada akhirnya, kecanduan dan pemulihan adalah hasil dari otak

with an incredible ability to adapt from experience.

dengan kemampuan luar biasa untuk beradaptasi dari pengalaman.