3 ways to end a virus

Translator: Vanessa Lee Reviewer: Reno Kanti Riananda

It’s spring 2021.

Musim semi tahun 2021.

The Alpha variant of the coronavirus has spread rapidly,

Virus corona varian Alpha menyebar dengan cepat,

becoming the dominant variant worldwide.

menjadi varian yang dominan di dunia.

But another, more transmissible variant is about to appear—

Namun, varian lain yang lebih menular akan segera muncul—

Delta.

Delta.

What happens when two variants clash?

Apa yang akan terjadi jika kedua varian tersebut beradu?

Let’s do a thought experiment.

Mari berandai-andai.

Suppose that the variants reach a hypothetical isolated city

Anggaplah varian-varian itu menjangkiti sebuah kota terpencil

of 1 million people who are completely susceptible to both viruses

berisi 1 juta orang yang benar-benar rentan terhadap kedua virus tersebut

on the same day.

pada satu hari yang sama.

When a person here is infected with Alpha, they transmit it to,

Ketika seseorang di sana terjangkit virus Alpha, mereka menularkannya

on average, 5 close contacts,

rata-rata ke lima orang terdekat,

then begin to feel sick and immediately isolate themselves

kemudian mulai merasakan sakit lantas mengisolasi diri

for the rest of the simulation.

sepanjang sisa periode simulasi tersebut.

The same thing happens with Delta,

Hal yang sama terjadi dengan Delta.

except that an infected person transmits it to, on average, 7.5 close contacts.

Bedanya, orang yang terjangkit menularkan virus rata-rata ke 7,5 orang terdekat.

What would you guess happens next?

Lalu apa yang kira-kira akan terjadi?

After six days, Alpha will have infected 15,625 people.

Setelah enam hari, Alpha akan menjangkiti 15.625 orang.

Delta will have infected more than 10 times as many.

Delta akan menular ke orang lain 10 kali lipat lebih banyak.

Just 20 hours later, Delta will have infected the rest of the population—

Setelah 20 jam, Delta akan menginfeksi semua populasi yang tersisa—

all before Alpha could infect 6% of it.

sebelum Alpha menginfeksi 6% populasi.

With no one left to infect, Alpha dies out.

Karena tidak ada lagi yang bisa diinfeksi, Alpha akan menghilang.

This model is drastically simplified,

Contoh ini sangat disederhanakan,

but it accurately reflects one thing that did happen in real life:

tetapi secara akurat mencerminkan satu hal yang sungguh terjadi di kehidupan nyata:

when both variants competed,

ketika dua varian virus bersaing,

Delta drove Alpha towards extinction in a matter of weeks.

Delta mendorong Alpha untuk menghilang dalam hitungan minggu.

Viruses are wildly successful organisms.

Virus adalah organisme yang sangat sukses.

There are about 100 million times as many virus particles on Earth

Di bumi, jumlah partikel virus 100 kali lipat lebih banyak

as there are stars in the observable universe.

dari jumlah bintang di alam semesta.

Even so, viruses can and do go extinct.

Meskipun begitu, virus dapat dan memang bisa punah.

There are three main ways that can happen.

Ada tiga cara utama untuk mewujudkan hal tersebut.

First, a virus could run out of hosts.

Pertama, karena kehabisan inang.

This might have happened in early 2020 to a flu lineage known as B/Yamagata.

Kemungkinan ini terjadi pada virus flu bernama B/Yamagata pada awal tahun 2020.

When much of the world shut down, social distanced, and wore masks

Ketika semua negara menutup diri, menjaga jarak, dan memakai masker

to slow the spread of COVID 19,

untuk memperlambat penyebaran COVID-19,

that dramatically reduced the number of hosts available for B/Yamagata to infect.

jumlah inang yang dapat dijangkiti oleh B/Yamagata berkurang secara signifikan.

It’ll take a few more flu seasons to know for sure

Butuh beberapa musim flu untuk mengetahui secara pasti

if it’s truly extinct or just hiding out in an animal reservoir.

apakah virus itu benar-benar hilang atau hanya bersembunyi di hewan reservoir.

Many viruses, as part of their life cycle,

Umumnya, siklus hidup virus

cause diseases severe enough to kill their hosts.

menyebabkan penyakit yang cukup parah yang dapat membunuh inangnya.

This can be a problem because if a virus kills all its hosts,

Ini berbahaya, karena jika suatu virus membunuh semua inangnya,

it could— in theory— run out of hosts to infect and go extinct.

virus itu secara teori akan kehabisan inang untuk dijangkiti lalu punah.

This almost happened back in 1950s Australia.

Hal ini nyaris terjadi pada tahun 1950-an di Australia.

At the time, Australia was overrun by the European rabbit— an invasive species—

Waktu itu, Australia dikuasai oleh Kelinci Eropa yang invasif.

so, in an attempt to control the population,

Dalam rangka mengontrol populasinya,

scientists released a virus called myxoma,

para ilmuwan merilis virus myxoma,

which had been previously shown to be almost 100% lethal to European rabbits.

yang telah terbukti hampir 100% mematikan bagi Kelinci Eropa.

During the initial outbreak,

Selama wabah awal terjadi,

as planned, tens, perhaps hundreds, of millions of European rabbits died.

puluhan bahkan ratusan juta kelinci Eropa mati, sesuai rencana.

But as the virus spread, it evolved a series of mutations

Namun, seiring penyebarannya, virus mengembangkan serangkaian mutasi

that happened to make it less deadly,

yang membuatnya tidak begitu berbahaya,

killing rabbits more slowly and killing fewer rabbits overall.

secara keseluruhan membunuh kelinci lebih lambat dan lebih sedikit.

With more infected hosts hopping around,

Seiring lebih banyaknya inang yang terinfeksi,

this strain of the virus was more likely to spread than its deadlier cousin.

jenis virus ini lebih mungkin menyebar daripada jenis yang lebih mematikan.

And of course, rabbits evolved too, to mount better immune responses.

Tentu saja, kelinci juga berevolusi untuk meningkatkan respons imun.

Overall, instead of killing every single rabbit,

Alih-alih membunuh setiap kelinci yang ada,

the virus evolved, the rabbit population bounced back,

virus berevolusi, populasi kelinci meningkat,

and both survived.

dan keduanya bertahan hidup.

The second way a virus could go extinct

Cara kedua agar virus bisa punah

is if humans fight back with an effective vaccine—

adalah jika manusia melawannya dengan vaksin yang efektif—

and win.

dan menang.

Vaccination campaigns have driven two viruses essentially to extinction

Kampanye vaksin pada dasarnya telah mendorong hilangnya dua virus

since vaccines were invented in the 1800s:

sejak vaksin ditemukan pada tahun 1800-an:

smallpox and rinderpest, which kills cattle.

cacar dan sampar sapi, yang membunuh hewan ternak.

More on vaccination later.

Lanjutan tentang vaksinasi akan dibahas nanti.

The third way a virus can go extinct is if it’s outcompeted

Cara ketiga suatu virus dapat hilang adalah ketika ia kalah bersaing

by another virus or strain,

dengan virus lain atau jenis lain,

like we saw earlier with Delta and Alpha.

seperti halnya Delta dan Alpha yang kita saksikan sebelumnya.

By the way, viruses don't always compete with each other.

Virus tidak selalu bersaing satu sama lain.

A viral species can carve out its own distinct niche—

Suatu spesies virus dapat menyerang bagian uniknya sendiri—

for example, influenza infects your respiratory tract,

misalnya, influenza menginfeksi saluran pernapasan kalian,

and norovirus infects cells in your intestine,

dan norovirus menginfeksi sel di usus kalian,

so both of these viruses can co-exist.

jadi keduanya dapat hidup berdampingan.

A virus’ ecological niche can be tiny:

Lingkungan adaptasi virus bisa kecil:

hepatitis B and hepatitis C viruses can infect the same cell—

virus hepatitis B dan hepatitis C dapat menginfeksi sel yang sama—

hep B occupies the nucleus, and hep C occupies the cytoplasm.

hep B menginfeksi nukleus, dan hep C menginfeksi sitoplasma.

In fact, epidemiologists estimate that 2 to 10% of people with hep C

Bahkan, para epidemiolog memperkirakan bahwa 2%-10% orang dengan hep C

are also infected with hep B.

juga terinfeksi dengan hep B.

So, will SARS-CoV-2—

Jadi, akankah SARS-CoV-2—

the species of virus that causes COVID 19—

spesies virus yang menyebabkan COVID-19—

ever go extinct?

dapat menghilang?

Variants within the species will continue to arise.

Varian-varian dari spesies itu akan terus menerus muncul.

Those variants might drive prior ones to extinction, or not.

Varian tersebut bisa mendorong punahnya varian sebelumnya, bisa juga tidak.

Regardless of how the variants compete (or don’t),

Terlepas dari cara varian itu bersaing (atau tidak bersaing),

the species itself— to which all the variants belong—

spesies virus itu sendiri

is pretty firmly established among humans.

sudah menjangkiti manusia.

If we managed to vaccinate enough people, could we drive SARS-CoV-2 to extinction?

Jika kita dapat memvaksinasi banyak orang, bisakah SARS-CoV-2 menghilang?

Our vaccination campaign against smallpox worked

Kampanye vaksinasi melawan penyakit cacar berhasil dilakukan

because the vaccine was highly protective against infection

karena vaksin tersebut sangat protektif melawan penularan

and smallpox had no close animal reservoir in which it could hide.

dan cacar tidak memiliki hewan reservoir tempat ia dapat bersembunyi.

But SARS-CoV-2 can hide out in animals,

Namun, SARS-CoV-2 dapat bersembunyi di tubuh hewan,

and our current vaccines—

dan vaksin kita saat ini—

while they provide excellent protection against severe illness and death—

meskipun memberikan proteksi penuh dalam melawan penyakit parah dan kematian—

don't prevent all infections.

tidak mencegah terjadinya infeksi.

So, conceivably there are two ways that SARS-CoV-2—

Jadi, dapat diperkirakan ada dua cara untuk dilakukan agar SARS-CoV-2—

the entire species— could go extinct:

semua spesies dimusnahkan:

a cataclysmic disaster could kill us all.

melalui bencana yang dapat membunuh kita semua.

Or...

Atau...

We could invent a universal vaccine that prevents all SARS-CoV-2 infections—

Kita dapat menciptakan vaksin universal yang mencegah penularan semua SARS-CoV-2—

those caused by all the variants that currently exist and those that don’t.

yang disebabkan oleh semua varian yang saat ini ada dan yang belum ada.

Let's work toward that second option.

Mari mengusahakan opsi yang kedua.