Yes, scientists are actually building an elevator to space - Fabio Pacucci

Translator: Athira Rizka Reviewer: Maria Nainggolan

Sending rockets into space requires sacrificing expensive equipment,

Mengirim roket ke ruang angkasa mengorbankan peralatan mahal,

burning massive amounts of fuel, and risking potential catastrophe.

membakar sejumlah besar bahan bakar, dan berisiko kemungkinan malapetaka.

So in the space race of the 21st century,

Jadi, dalam perlombaan menuju ruang angkasa pada abad ke-21,

some engineers are abandoning rockets for something much more exciting:

beberapa insinyur meninggalkan roket untuk sesuatu yang jauh lebih seru:

elevators.

elevator.

Okay, so maybe riding an elevator to the stars

Baiklah, mungkin naik elevator ke bintang

isn't the most thrilling mode of transportation.

bukan alat transportasi yang paling mendebarkan.

But using a fixed structure to send smaller payloads

Tapi menggunakan struktur tetap untuk mengirim muatan kecil

of astronauts and equipment into orbit

berisikan astronot dan peralatan ke orbit

would be safer, easier, and cheaper than conventional rockets.

akan lebih aman, mudah, dan murah dibandingkan roket konvensional.

On a SpaceX Falcon 9 rocket,

Di roket SpaceX Falcon 9,

every kilogram of cargo costs roughly $7,500 to carry into orbit.

setiap kilogram muatan membutuhkan sekitar 7.500 dolar untuk dibawa ke orbit.

Space elevators are projected to reduce that cost by 95%.

Elevator ruang angkasa diproyeksikan dapat mengurangi biaya itu hingga 95%.

Researchers have been investigating this idea since 1895,

Peneliti telah mendalami ide ini sejak tahun 1985,

when a visit to what was then the world's tallest structure

saat kunjungan ke struktur tertinggi di dunia pada masa itu

inspired Russian scientist Konstantin Tsiolkovsky.

telah menginspirasi ilmuwan Rusia, Konstantin Tsiolkovsky.

Tsiolkovsky imagined a structure thousands of kilometers tall,

Tsiolkovsky membayangkan sebuah struktur setinggi ribuan kilometer,

but even a century later, no known material is strong enough

tapi bahkan seabad kemudian, tak ada material yang cukup kuat

to support such a building.

untuk menopang gedung seperti itu.

Fortunately, the laws of physics offer a promising alternative design.

Untungnya, hukum fisika memiliki desain alternatif yang menjanjikan.

Imagine hopping on a fast-spinning carousel

Bayangkan menaiki komidi putar yang berputar cepat

while holding a rope attached to a rock.

sambil memegang tali yang terikat pada batu.

As long as the carousel keeps spinning, the rock and rope will remain horizontal,

Selama komidi putar terus berputar, batu dan tali akan tetap horizontal,

kept aloft by centrifugal force.

tetap tinggi oleh gaya sentrifugal.

If you're holding the rope, you'll feel this apparent, inertial acceleration

Jika memegang talinya, Anda akan merasakan akselerasi nyata yang semu ini,

pulling the rock away from the center of the rotating carousel.

menarik batu menjauhi pusat komidi putar.

Now, if we replace the carousel with Earth,

Jika kita mengganti komidi putar dengan bumi,

the rope with a long tether, and the rock with a counterweight,

tali dengan tambatan panjang, dan batu dengan pengimbang,

we have just envisioned the modern space elevator—

kita telah membayangkan lift ruang angkasa modern,

a cable pulled into space by the physics of our spinning planet.

kabel yang ditarik ke ruang angkasa oleh gaya fisika planet yang berputar.

For this to work, the counterweight would need to be far enough away

Agar ini bisa bekerja, pengimbangnya harus berada cukup jauh

that the centrifugal force generated by the Earth's spin

hingga gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran bumi

is greater than the planet's gravitational pull.

lebih besar daripada gaya tarik gravitasi bumi.

These forces balance out at roughly 36,000 kilometers above the surface,

Gaya ini menjadi seimbang di sekitar 36.000 kilometer di atas permukaan,

so the counterweight should be beyond this height.

sehingga penyeimbang harus melebihi ketinggian ini.

Objects at this specific distance are in geostationary orbit,

Objek pada jarak spesifik ini berada dalam orbit geostasioner,

meaning they revolve around Earth at the same rate the planet spins,

artinya mereka berputar mengelilingi Bumi pada kecepatan yang sama planet berputar,

thus appearing motionless in the sky.

sehingga tampak tidak bergerak di langit.

The counterweight itself could be anything,

Penyeimbang itu sendiri bisa apa saja,

even a captured asteroid.

bahkan asteroid yang ditangkap.

From here, the tether could be released down through the atmosphere

Dari sini, tambatannya bisa dilepaskan ke atmosfer

and connected to a base station on the planet's surface.

dan terhubung ke stasiun pusat di permukaan planet.

To maximize centrifugal acceleration,

Untuk memaksimalkan percepatan sentrifugal,

this anchor point should be close to the Equator.

titik jangkar ini harus dekat dengan Khatulistiwa.

And by making the loading station a mobile ocean base,

Dan dengan menjadikan stasiun pemuatan sebagai pangkalan laut bergerak,

the entire system could be moved at will,

seluruh sistem dapat dipindahkan sesuka hati,

allowing it to maneuver around extreme weather,

memungkinkannya untuk bermanuver di sekitar cuaca ekstrem,

and dodge debris and satellites in space.

dan menghindari puing-puing dan satelit di luar angkasa.

Once established, cargo could be loaded onto devices called climbers,

Setelah didirikan, kargo dapat dimuat ke perangkat yang disebut pendaki,

which would pull packages along the cable and into orbit.

yang akan menarik paket di sepanjang kabel dan ke orbit.

These mechanisms would require huge amounts of electricity,

Mekanisme ini akan membutuhkan listrik dalam jumlah besar,

which could be provided by solar panels or potentially even nuclear systems.

yang dapat disediakan oleh panel surya atau bahkan sistem nuklir.

Current designs estimate that it would take about 8 days

Desain saat ini memperkirakan akan memakan waktu sekitar 8 hari

to elevate an object into geostationary orbit.

untuk mengangkat objek ke orbit geostasioner.

And with proper radiation shielding,

Dan dengan perisai radiasi yang tepat,

humans could theoretically take the ride too.

manusia secara teoritis juga bisa menumpang.

So, what's stopping us from building this massive structure?

Jadi, apa yang menghentikan kita dari membangun struktur besar ini?

For one thing, a construction accident could be catastrophic.

Salah satunya, kecelakaan konstruksi bisa menjadi bencana besar.

But the main problem lies in the cable itself.

Namun masalah utama terletak pada kabel itu sendiri.

In addition to supporting a massive amount of weight,

Selain menopang beban yang sangat berat,

the cable's material would have to be strong enough

material kabel harus cukup kuat

to withstand the counterweight's pull.

untuk menahan tarikan penyeimbang.

And because this tension and the force of gravity would vary at different points,

Dan karena tegangan dan gaya gravitasi ini akan bervariasi pada titik yang berbeda,

its strength and thickness would need to vary as well.

kekuatan dan ketebalannya juga perlu bervariasi.

Engineered materials like carbon nanotubes and diamond nano-threads

Bahan yang direkayasa seperti nanotube karbon dan benang nano berlian

seem like our best hope for producing materials

sepertinya harapan terbaik kita untuk memproduksi bahan

strong and light enough for the job.

yang kuat dan cukup ringan untuk melakukannya.

But so far,

Tapi sejauh ini,

we've only been able to manufacture very small nanotube chains.

kita hanya mampu membuat rantai nanotube yang sangat kecil.

Another option would be to build one somewhere with weaker gravity.

Pilihan lain adalah membangunnya di suatu tempat dengan gravitasi yang lebih lemah.

Space elevators based on Mars or the Moon

Elevator luar angkasa berpangkal di Mars atau Bulan

are already possible with existing materials.

sudah mungkin dengan material yang ada.

But the huge economic advantage of owning an Earth-based space elevator

Tapi keuntungan ekonomi yang besar dengan memiliki lift luar angkasa dari Bumi

has inspired numerous countries to try and crack this conundrum.

telah menginspirasi banyak negara untuk mencoba memecahkan teka-teki ini.

In fact, some companies in China and Japan

Bahkan, beberapa perusahaan di China dan Jepang

are already planning to complete construction by 2050.

sudah merencanakan untuk menyelesaikan konstruksi pada tahun 2050.