The rise of the Ottoman Empire - Mostafa Minawi

Translator: Wieka Barathayomi Reviewer: Reno Kanti Riananda

Pada akhir abad ke-13, Osman I mendirikan beylik kecil,

In the late 13th century, Osman I established a small beylik,

or principality, in what is now Turkey.

atau kerajaan, yang kini disebut Turki.

In just a few generations, this beylik outmaneuvered more powerful neighbors

Hanya dalam beberapa generasi, beylik ini mengalahkan kerajaan lain yang lebih kuat

to become the vast Ottoman empire.

dan menjadi kerajaan Ottoman yang luas.

What enabled its rapid rise?

Apa yang mendorong kemajuan pesat ini?

In Osman’s time, the Anatolian peninsula was a patchwork of Turkic principalities

Pada masa Osman, semenanjung Anatolia terdiri dari berbagai macam kerajaan Turki

sandwiched between a crumbling Byzantine Empire

yang berada di antara reruntuhan Kekaisaran Bizantium

and weakened Sultanate of the Seljuk of Rum.

dan Kesultanan Seljuk Rum yang melemah.

Osman quickly expanded this territory

Osman dengan cepat memperluas wilayah ini

through a mixture of strategic political alliances

melalui campuran strategi aliansi politik

and military conflicts with these neighbors,

dan konflik militer dengan wilayah sekitar.

Pertama, menarik tentara bayaran dengan iming-iming rampasan perang.

attracting mercenaries first with the promise of booty,

then later through his reputation for winning.

Kemudian, melalui reputasi kemenangannya.

Osman was the first in a line of Ottoman rulers distinguished

Osman adalah orang pertama dalam urutan penguasa Ottoman

yang dikenal karena kecerdasan politik mereka.

by their political shrewdness.

Often prioritizing political and military utility over ethnic or religious affinity,

Sering mengutamakan politik dan militer dibandingkan etnis atau agama,

they expanded their influence by fighting along certain sides when needed,

memperluas pengaruh dengan membela pihak tertentu bila diperlukan,

and fighting against them when the time was right.

dan melawan pihak tersebut saat waktunya tepat.

After Osman’s death his son Orhan

Setelah kematian Osman, putranya Orhan

established a sophisticated military organization and tax collection system

mendirikan organisasi militer canggih dan sistem pemungutan pajak

geared towards funding quick territorial expansion.

yang diarahkan untuk pendanaan perluasan wilayah dengan cepat.

The Ottomans’ first major expansion was in the Balkans, in southeast Europe.

Ekspansi besar pertama Ottoman adalah di Balkan, Eropa tenggara.

The military employed a mixture of Turkic warriors and Byzantine

Militer menggunakan kombinasi prajurit Turki dan Bizantium

and other Balkan Christian converts.

dan penganut Kristen Balkan lainnya.

They captured thousands of young Christian boys

Mereka menangkap ribuan pemuda Kristen

from villages from across the Balkans,

dari desa-desa di seluruh Balkan,

converted them to Islam, and trained them to become the backbone

mengubah mereka memeluk Islam, dan melatih mereka menjadi tulang punggung

of a fierce military elite force known as the Janissaries.

dari kekuatan elit militer ganas yang dikenal sebagai Janissaries.

The captured enslaved boys could rise to the high position of a vizier

Pemuda yang ditangkap bisa naik ke posisi tinggi vizier

in the Ottoman government.

di pemerintahan Ottoman.

Rulers of conquered areas were also allowed, even encouraged,

Penguasa daerah yang ditaklukkan juga diperbolehkan, bahkan didorong,

to convert to Islam and take positions in the Ottoman government.

untuk memeluk Islam dan menduduki posisi di pemerintahan Ottoman.

Meanwhile, non-Muslims who belonged to Abrahamic religions

Sementara itu, non muslim yang termasuk dalam agama Ibrahim

were allowed religious freedom in exchange for a tax known as Jizye,

diberi kebebasan beragama dengan imbalan pajak atau Jizye,

among other strict conditions—

dan beberapa persyaratan ketat lainnya—

for example, they were not allowed to join the army.

misalnya tidak diizinkan untuk menjadi tentara.

By the end of the 14th century, the Ottomans had conquered or subordinated

Pada akhir abad ke-14, Ottoman telah menaklukkan atau membawahi

most of the Anatolian beyliks as well as the Balkans.

sebagian besar beylik Anatolia serta Balkan.

But in the first half of the 15th century,

Namun, pada paruh pertama abad ke-15,

as Sultan Beyazit I focused on Western expansion,

saat Sultan Beyazit I sedang fokus pada ekspansi ke Barat,

the Central Asian ruler Timur attacked from the east.

Timur, penguasa Asia Tengah, menyerang dari Timur.

He captured Beyazit and carted him off in an iron cage,

Dia menangkap Beyazit dan membawanya dalam kurungan besi,

memicu perjuangan selama sepuluh tahun untuk suksesi

sparking a ten year struggle for succession

that almost destroyed the Ottoman empire.

yang hampir menghancurkan kerajaan Ottoman.

Sultan Murad II turned this trend around,

Sultan Murad II membalikkan keadaan ini,

but fell short of one of his loftiest goals:

tetapi gagal meraih satu tujuan utamanya:

capturing the Byzantine capital, Constantinople.

merebut ibukota Bizantium, Konstantinopel.

His son, Sultan Mehmed II, or Mehmed the Conqueror,

Putranya, Sultan Mehmed II, atau Mehmed Sang Penakluk,

vowed to succeed where his father had failed.

bersumpah sampai berhasil melanjutkan tujuan ayahnya.

In preparation for the attack on Constantinople,

Dalam persiapan penyerangan Konstantinopel,

he hired a Hungarian engineer to forge the largest cannon in the world,

dia menyewa seorang insinyur Hungaria untuk membuat meriam terbesar di dunia,

used Serbian miners to dig tunnels under the walls of the city,

menggunakan penambang Serbia untuk menggali terowongan di bawah tembok kota,

and ordered his fleet of ships to be carried overland,

dan memerintahkan armada kapalnya untuk dibawa ke darat,

attacking the city from an unexpected direction.

menyerang kota dari arah yang tidak terduga.

He laid siege to the city and in the spring of 1453,

Dia mengepung kota dan pada musim semi tahun 1453,

Constantinople fell to the Ottomans.

Konstantinopel jatuh ke tangan Ottoman.

Kota ini akan menjadi ibu kota Ottoman, dikenal dengan nama umum Yunani, Istanbul,

It would become the Ottoman capital, known by its common Greek name, Istanbul,

meaning “to the city.”

yang berarti “ke kota.”

By the time Mehmed II conquered Constantinople,

Pada saat Mehmed II menaklukkan Konstantinopel,

the city was a shadow of its former glory.

kota ini adalah bayang-bayang kejayaannya masa lalunya.

Under Ottoman rule, it flourished once again.

Di bawah pemerintahan Ottoman, kota ini berkembang sekali lagi.

On an average day in Istanbul, you could hear people speaking Greek, Turkish,

Di Istanbul, Anda bisa mendengar orang berbicara bahasa Yunani, Turki,

Armenian, Persian, Arabic, Bulgarian, Albanian, and Serbian.

Armenia, Persia, Arab, Bulgaria, Albania, dan Serbia.

Architects like the famous Sinan filled the city with splendid mosques

Arsitek terkenal seperti Sinan memenuhi kota dengan masjid-masjid megah

and other buildings commissioned by the sultans.

dan bangunan lainnya yang diminta oleh para sultan.

Through Istanbul, the Otttomans brought commodities like coffee to Europe.

Melalui Istanbul, Ottoman membawa komoditas seperti kopi ke Eropa.

They entered a golden age of economic growth,

Mereka memasuki zaman keemasan pertumbuhan ekonomi,

territorial acquisition, art and architecture.

akuisisi teritorial, seni, dan arsitektur.

They brought together craftspeople from across Europe, Africa,

Mereka membawa perajin dari seluruh Eropa, Afrika,

the Middle East and Central Asia to create a unique blend of cultural innovation.

Timur Tengah, dan Asia Tengah untuk menciptakan perpaduan unik inovasi budaya.

Iznik ceramics, for example,

Keramik Iznik, misalnya,

were made using techniques from China’s Ming dynasty,

dibuat menggunakan teknik dari Dinasti Ming di Tiongkok,

reimagined with Ottoman motifs.

yang dibuat ulang dengan motif Ottoman.

The Ottomans would continue to expand,

Ottoman akan terus berkembang,

cementing their political influence and lucrative trade routes.

memperkuat pengaruh politik mereka dan jalur perdagangan yang menguntungkan.

The empire lasted for more than 600 years and, at its peak,

Kerajaan ini bertahan lebih dari 600 tahun dan, pada masa jayanya,

stretched from Hungary to the Persian Gulf,

membentang dari Hungaria sampai ke Teluk Persia,

from the Horn of Africa to the Crimean Peninsula.

dari Tanduk Afrika sampai ke Semenanjung Krimea.