At what moment are you dead? - Randall Hayes

Translator: Sukmawati N. Susanti Reviewer: Deera Army Pramana

For as far back as we can trace our existence,

Sejauh yang bisa kita lacak dari keberadaan manusia,

humans have been fascinated with death and resurrection.

manusia selalu tertarik akan kematian dan kebangkitan.

Nearly every religion in the world has some interpretation of them,

Hampir setiap agama di dunia punya penafsiran tersendiri akan hal itu,

and from our earliest myths

dan dari mitos-mitos terdahulu

to the latest cinematic blockbusters, the dead keep coming back.

sampai tayangan blockbuster terkini, yang tewas selalu kembali bangkit.

But is resurrection really possible?

Tapi apakah bangkit dari kematian itu mungkin?

And what is the actual difference between a living creature and a dead body, anyway?

Dan apa perbedaan nyata antara makhluk hidup dengan tubuh yang tak hidup?

To understand what death is, we need to understand what life is.

Untuk memahami apa itu kematian, kita perlu memahami apa itu kehidupan.

One ancient theory was an idea called vitalism,

Terdapat satu teori kuno bernama vitalisme,

which claimed that living things were unique

yang menyatakan bahwa makhluk hidup itu unik

because they were filled with a special substance, or energy,

karena mereka diisi oleh suatu zat khusus, atau energi,

that was the essence of life.

yang merupakan intisari kehidupan.

Whether it was called qi,

Entah itu disebut chi,

lifeblood,

sumber kehidupan,

or humors,

atau cairan tubuh,

the belief in such an essence was common throughout the world,

kepercayaan akan intisari ini adalah hal yang lazim di seluruh dunia,

and still persists in the stories of creatures

dan masih bertahan dalam mitos-mitos tentang

who can somehow drain life from others,

makhluk yang dapat mengambil kehidupan dari makhluk lain,

atau sumber kekuatan gaib yang dapat mengisinya kembali.

or some form of magical sources that can replenish it.

Vitalism began to fade in the Western world

Vitalisme mulai luntur di dunia barat

following the Scientific Revolution in the 17th century.

setelah terjadi revolusi ilmiah di abad 17.

René Descartes advanced the notion

Rene Descartes mengenalkan gagasan

that the human body was essentially no different from any other machine,

bahwa tubuh manusia sejatinya tidak berbeda dengan mesin lainnya,

tapi dihidupkan oleh jiwa yang dibentuk secara ilahiah

brought to life by a divinely created soul located in the brain's pineal gland.

yang bertempat di kelenjar pineal pada otak.

Dan tahun 1907, Dr. Duncan McDougall bahkan menyatakan bahwa jiwa punya massa,

And in 1907, Dr. Duncan McDougall even claimed that the soul had mass,

weighing patients immediately before and after death in an attempt to prove it.

menimbang pasien segera sebelum dan sesudah meninggal

untuk membuktikannya.

Though his experiments were discredited, much like the rest of vitalism,

Walaupun percobaanya diragukan, sebagaimana konsep vitalisme lainnya,

traces of his theory still come up in popular culture.

jejak teorinya masih muncul di budaya masyarakat modern.

But where do all these discredited theories leave us?

Lalu apa yang bisa kita pelajari dari teori usang tersebut?

What we now know is that life is not contained

Yang kita tahu sekarang kehidupan tidak berasal dari

in some magical substance or spark,

suatu zat ataupun percikan ajaib,

but within the ongoing biological processes themselves.

melainkan di dalam proses biologis berkesinambungan.

Dan untuk memahami proses ini,

And to understand these processes,

we need to zoom down to the level of our individual cells.

kita perlu meneliti jauh sampai ke tingkat sel.

Inside each of these cells,

Di dalam tiap sel-sel ini,

chemical reactions are constantly occurring,

reaksi kimia terus terjadi,

disuplai oleh glukosa dan oksigen yang diubah oleh tubuh kita

powered by the glucose and oxygen that our bodies convert

into the energy-carrying molecule known as ATP.

menjadi molekul pembawa energi yang dikenal sebagai ATP.

Sel menggunakan energi ini untuk berbagai kegiatan,

Cells use this energy for everything from repair

to growth

mulai dari perbaikan, pertumbuhan

to reproduction.

sampai reproduksi.

Not only does it take a lot of energy to make the necessary molecules,

Memang diperlukan banyak energi untuk menghasilkan molekul yang dibutuhkan,

but it takes even more to get them where they need to be.

tapi untuk mengantar molekul itu ke tempat yang tepat juga butuh lebih banyak energi.

The universal phenomenon of entropy

Fenomena entropi universal menyatakan

means that molecules will tend towards diffusing randomly,

bahwa molekul cenderung menyebar secara acak,

moving from areas of high concentration to low concentration,

berpindah dari tempat berkadar tinggi ke tempat berkadar rendah,

or even breaking apart into smaller molecules and atoms.

atau bahkan memecahkan diri menjadi molekul yang lebih kecil dan atom.

So cells must constantly keep entropy in check

Jadi sel-sel harus terus menjaga kadar entropi

by using energy to maintain their molecules

dengan menggunakan energi untuk menjaga molekul

in the very complicated formations

tetap dalam bentuknya yang sangat rumit

necessary for biological functions to occur.

yang penting agar fungsi biologis terus berlanjut.

The breaking down of these arrangements when the entire cell succumbs to entropy

Kehancuran susunan yang dikarenakan keseluruhan sel gagal membatasi entropi

is what eventually results in death.

adalah penyebab terjadinya kematian.

This is the reason organisms can't be simply sparked back to life

Ini adalah salah satu alasan organisme tidak dapat hidup kembali

once they've already died.

sekali mereka telah meninggal.

We can pump air into someone's lungs,

Kita dapat memompa udara ke paru-paru seseorang,

but it won't do much good

tapi hal itu tak akan membantu

if the many other processes involved in the respiratory cycle

jika proses siklus pernapasan lainnya

are no longer functioning.

tidak lagi berfungsi.

Similarly, the electric shock from a defibrillator

Sama halnya, kejutan listrik dari alat defibrilator

doesn't jump-start an inanimate heart,

tidak mengembalikan detak jantung yang sudah berhenti,

but resynchronizes the muscle cells in an abnormally beating heart

tapi menyamakan kembali irama sel otot pada jantung yang berdetak tak normal

so they regain their normal rhythm.

sehingga sel kembali pada irama yang normal.

This can prevent a person from dying, but it won't raise a dead body,

Hal ini dapat mencegah kematian

tapi tidak dapat membangkitkan tubuh yang mati,

or a monster sewn together from dead bodies.

atau monster yang terbuat dari gabungan tubuh yang sudah mati.

So it would seem that all our various medical miracles

Jadi nampaknya berbagai keajaiban medis

can delay or prevent death but not reverse it.

hanya menunda atau mencegah kematian, bukan membalikkannya.

But that's not as simple as it sounds

Namun hal itu tak semudah kedengarannya

because constant advancements in technology and medicine

sebab, perkembangan teknologi dan kedokteran yang terus berlangsung

have resulted in diagnoses such as coma,

telah menghasilkan diagnosis seperti koma,

describing potentially reversible conditions,

yaitu kondisi tak sadar yang berpotensi untuk disadarkan kembali,

under which people would have previously been considered dead.

padahal dulu orang tersebut dianggap sudah meninggal.

In the future, the point of no return may be pushed even further.

Di masa depan, titik kematian bisa didorong lebih jauh lagi.

Some animals are known to extend their lifespans

Beberapa hewan diketahui dapat memperpanjang rentang usia

or survive extreme conditions

atau bertahan dalam kondisi ekstrim

by slowing down their biological processes

dengan memperlambat proses biologis

to the point where they are virtually paused.

sampai pada titik sehingga mereka benar-benar mengalami jeda.

And research into cryonics hopes to achieve the same

Dan penelitian akan teknik cryonic diharapkan mencapai hasil yang sama

by freezing dying people and reviving them later

dengan membekukan pasien sekarat lalu dibangkitkan kembali

when newer technology is able to help them.

saat teknologi baru dapat menolong mereka.

See, if the cells are frozen, there's very little molecular movement,

Ingat, jika sel-sel dibekukan, hanya ada sedikit pergerakan molekul,

and diffusion practically stops.

dan difusi molekuler berhenti.

Even if all of a person's cellular processes had already broken down,

Walaupun proses seluler seseorang telah rusak,

hal ini masih mungkin dapat diperbaiki melalui sekawanan nanobot,

this could still conceivably be reversed by a swarm of nanobots,

moving all the molecules back to their proper positions,

untuk mengembalikan semua molekul ke posisi semestinya,

and injecting all of the cells with ATP at the same time,

dan mengijeksikan seluruh sel dengan ATP pada waktu bersamaan,

presumably causing the body to simply pick up where it left off.

diduga hal ini dapat mengembalikan keadaan tubuh ke kondisi semula.

So if we think of life not as some magical spark,

Jadi jika kita menganggap kehidupan bukan sebagai percikan keajaiban,

but a state of incredibly complex, self-perpetuating organization,

melainkan sebagai susunan rumit yang menjaga keberlangsungan diri sendiri,

death is just the process of increasing entropy

kematian hanyalah proses peningkatan entropi

that destroys this fragile balance.

yang merusak keseimbangan yang rentan tersebut.

And the point at which someone is completely dead

Dan titik di saat seseorang benar-benar tak bernyawa

turns out not to be a fixed constant,

ternyata bukanlah konstanta tetap (harga mati),

but simply a matter of how much of this entropy

melainkan soal berapa banyak entropi

we're currently capable of reversing.

yang saat ini dapat kita balik.