Making art of New York's urban ruins | Miru Kim

Translator: Antonius Yudi Sendjaja Reviewer: handarmin -

I was raised in Seoul, Korea,

Saya dibesarkan di Korea Selatan,

and moved to New York City in 1999 to attend college.

dan pindah ke New York pada tahun 1999 untuk kuliah.

I was pre-med at the time,

Saya kuliah di fakultas kedokteran

and I thought I would become a surgeon

dan saya pikir saya akan menjadi dokter bedah

because I was interested in anatomy

karena saya tertarik pada anatomi

and dissecting animals really piqued my curiosity.

dan membedah hewan sungguh menggelitik rasa ingin tahu saya.

At the same time, I fell in love with New York City.

Pada saat yang sama, saya jatuh cinta pada New York.

I started to realize that I could look at the whole city

Saya mulai menyadari bahwa saya dapat melihat seluruh kota ini

as a living organism.

sebagai makhluk hidup.

I wanted to dissect it

Saya ingin membedahnya

and look into its unseen layers.

dan melihat lapisannya yang tidak terlihat.

And the way to it, for me,

Dan bagi saya, caranya

was through artistic means.

adalah melalui seni.

So, eventually I decided to pursue an MFA instead of an M.D.

Jadi, saya memutuskan lebih baik belajar seni rupa ketimbang kedokteran

and in grad school I became interested

dan saat kuliah di program pascasarjana saya menjadi tertarik

in creatures that dwell in the hidden corners of the city.

pada makhluk yang tinggal di sudut tersembunyi kota ini.

In New York City, rats are part of commuters' daily lives.

Di New York, tikus adalah bagian dari keseharian masyarakat.

Most people ignore them or are frightened of them.

Banyak orang yang acuh atau takut dengan mereka.

But I took a liking to them

Namun saya menyukai tikus

because they dwell on the fringes of society.

karena mereka tinggal di pinggiran masyarakat.

And even though they're used in labs to promote human lives,

Meskipun tikus digunakan di lab untuk mendukung kehidupan manusia,

they're also considered pests.

namun tikus juga dianggap hama.

I also started looking around in the city

Saya mulai melihat ke seluruh kota

and trying to photograph them.

dan mencoba mengambil foto mereka.

One day, in the subway, I was snapping pictures of the tracks

Suatu hari, di kereta bawah tanah, saya mengambil gambar rel kereta

hoping to catch a rat or two,

berharap dapat mengambil satu atau dua foto,

and a man came up to me and said,

dan seorang pria datang dan berkata,

"You can't take photographs here.

"anda tidak boleh mengambil foto di sini.

The MTA will confiscate your camera."

MTA akan menyita kamera anda."

I was quite shocked by that,

Saya cukup terkejut

and thought to myself, "Well, OK then.

dan berpikir, "Baiklah.

I'll follow the rats."

Saya ikuti saja tikus itu."

Then I started going into the tunnels,

Lalu saya mulai pergi ke terowongan,

which made me realize that there's a whole new dimension to the city

yang membuat saya menyadari ada dimensi baru dari kota ini

that I never saw before and most people don't get to see.

yang saya dan kebanyakan orang lain tidak pernah lihat.

Around the same time, I met like-minded individuals

Sementara itu, saya bertemu orang-orang berpikiran sama

who call themselves urban explorers, adventurers, spelunkers,

yang menyebut diri mereka penjelajah kota, petualang, penjelajah gua,

guerrilla historians, etc.

sejarawan yang bergerilya, dan sebagainya.

I was welcomed into this loose, Internet-based network

Saya diundang masuk ke dalam jaringan bebas berbasis internet

of people who regularly explore urban ruins

untuk orang-orang yang menjelajahi reruntuhan kota

such as abandoned subway stations,

seperti stasiun bawah tanah yang sudah tidak dipakai,

tunnels, sewers, aqueducts,

terowongan, selokan, saluran air,

factories, hospitals, shipyards and so on.

pabrik, rumah sakit, galangan kapal, dan sebagainya.

When I took photographs in these locations,

Saat saya mengambil foto di lokasi ini,

I felt there was something missing in the pictures.

saya merasa ada suatu gambaran yang hilang

Simply documenting these soon-to-be-demolished structures

Hanya sekedar mendokumentasikan struktur yang akan segera dihancurkan ini

wasn't enough for me.

tidak cukup bagi saya.

So I wanted to create a fictional character

Jadi saya ingin membuat tokoh fiksi

or an animal that dwells in these underground spaces,

atau hewan yang tinggal di ruangan bawah tanah ini

and the simplest way to do it, at the time,

dan pada saat itu, cara terbaik melakukannya

was to model myself.

adalah dengan memodelkan diri saya sendiri.

I decided against clothing

Saya tidak memakaikan busana

because I wanted the figure to be without any cultural implications

karena saya ingin tokoh ini bebas dari dampak budaya

or time-specific elements.

atau waktu tertentu.

I wanted a simple way to represent a living body

Saya ingin cara yang sederhana untuk mewakili tubuh yang hidup

inhabiting these decaying, derelict spaces.

yang tinggal di ruang yang rusak dan terlantar ini.

This was taken in the Riviera Sugar Factory in Red Hook, Brooklyn.

Foto ini diambil di Pabrik Gula Riviera di Red Hook, Brooklyn.

It's now an empty, six-acre lot

Tempat kosong seluas enam hektar

waiting for a shopping mall right across from the new Ikea.

dengan pusat perbelanjaan Ikea yang baru tepat di seberang jalan.

I was very fond of this space

Saya sangat suka tempat ini

because it's the first massive industrial complex I found on my own

karena inilah komplek industri besar pertama yang telah ditinggalkan

that is abandoned.

yang saya temukan.

When I first went in, I was scared,

Saat pertama kali datang, saya takut

because I heard dogs barking and I thought they were guard dogs.

karena saya mendengar gonggongan anjing dan saya pikir itu adalah anjing penjaga.

But they happened to be wild dogs living there,

Namun ternyata itu hanya anjing liar yang tinggal di sana

and it was right by the water,

dan gedung itu ada di tepi kolam

so there were swans and ducks swimming around

yang ditinggali angsa dan bebek

and trees growing everywhere

dengan pepohonan di mana-mana

and bees nesting in the sugar barrels.

dan lebah yang bersarang di tong gula.

The nature had really reclaimed the whole complex.

Alam telah mengambil kembali seluruh komplek itu.

And, in a way, I wanted the human figure in the picture

Dan, sedikit banyak, saya ingin manusia ada di sana

to become a part of that nature.

menjadi bagian dari alam itu.

When I got comfortable in the space,

Saat saya terbiasa dengan tempat ini,

it also felt like a big playground.

saya juga merasa seperti berada di taman bermain besar.

I would climb up the tanks and hop across exposed beams

Saya akan memanjat tangki dan melompati balok-balok itu

as if I went back in time and became a child again.

seolah-olah saya kembali menjadi anak-anak lagi.

This was taken in the old Croton Aqueduct,

Foto ini diambil di saluran Croton tua

which supplied fresh water to New York City for the first time.

yang pertama kali memasok air bersih ke New York.

The construction began in 1837.

Pembangunannya dimulai pada tahun 1837

It lasted about five years.

selama lima tahun.

It got abandoned when the new Croton Aqueducts opened in 1890.

Saluran ini digantikan oleh saluran Croton baru di tahun 1890.

When you go into spaces like this,

Saat Anda pergi ke tempat ini

you're directly accessing the past,

Anda secara langsung kembali ke masa lalu

because they sit untouched for decades.

karena saluran ini tidak tersentuh selama puluhan tahun.

I love feeling the aura of a space that has so much history.

Saya suka merasakan aura tempat yang memiliki begitu banyak sejarah.

Instead of looking at reproductions of it at home,

Ketimbang melihat gambarnya di rumah,

you're actually feeling the hand-laid bricks

Anda bisa merasakan batu bata yang dipasang dengan tangan

and shimmying up and down narrow cracks

berayun di antara retakan kecil,

and getting wet and muddy

menjadi basah dan berlumpur

and walking in a dark tunnel with a flashlight.

dan berjalan di terowongan gelap dengan lampu senter.

This is a tunnel underneath Riverside Park.

Ini adalah terowongan di bawah Riverside Park

It was built in the 1930s by Robert Moses.

yang dibangun oleh Robert Moses di tahun 1930-an

The murals were done by a graffiti artist

Coretan ini dibuat oleh seorang artis grafiti

to commemorate the hundreds of homeless people

untuk memperingati tunawisma keseratus

that got relocated from the tunnel in 1991

yang direlokasi dari terowongan itu di tahun 1991

when the tunnel reopened for trains.

saat terowongan itu kembali dibuka untuk rel kereta api.

Walking in this tunnel is very peaceful.

Berjalan di terowongan ini terasa sangat damai.

There's nobody around you,

Tidak ada orang di sekitar Anda,

and you hear the kids playing in the park above you,

dan Anda mendengar anak-anak bermain di taman di atas

completely unaware of what's underneath.

benar-benar tidak tahu apa yang ada di bawahnya.

When I was going out a lot to these places,

Saat saya bepergian ke tempat-tempat seperti ini

I was feeling a lot of anxiety and isolation

saya sangat gelisah dan merasa terisolasi

because I was in a solitary phase in my life,

karena saya merasa berada dalam kesendirian hidup

and I decided to title my series "Naked City Spleen,"

dan saya memutuskan untuk menamai seri ini "Naked City Spleen,"

which references Charles Baudelaire.

mengacu pada Charles Baudelaire.

"Naked City" is a nickname for New York,

"Naked City" adalah julukan New York

and "Spleen" embodies the melancholia and inertia

dan "Spleen" merupakan penjelmaan dari kemurungan dan kelemahan

that come from feeling alienated in an urban environment.

yang muncul dari perasaan terasing di lingkungan kota.

This is the same tunnel.

Ini adalah terowongan yang sama.

You see the sunbeams coming from the ventilation ducts

Anda melihat sinar matahari masuk dari lubang ventilasi

and the train approaching.

dan kereta api yang mendekat.

This is a tunnel that's abandoned in Hell's Kitchen.

Ini adalah terowongan yang ditinggalkan dalam acara Hell's Kitchen.

I was there alone, setting up,

Saya sedang di sana sendirian dan bersiap-siap

and a homeless man approached.

dan seorang pria tunawisma datang.

I was basically intruding in his living space.

Saya mengganggu tempat tinggalnya.

I was really frightened at first,

Mulanya saya merasa takut

but I calmly explained to him that I was working on an art project

namun saya menjelaskan bahwa saya bekerja pada proyek seni

and he didn't seem to mind

dan dia tampak tidak keberatan

and so I went ahead and put my camera on self-timer

jadi saya meneruskan dan mengatur kamera saya

and ran back and forth.

dan berlari kesana kemari.

And when I was done, he actually offered me his shirt

Dan saat saya selesai, dia menawarkan bajunya

to wipe off my feet

untuk menyeka kaki saya

and kindly walked me out.

dan dengan ramah mengantar saya keluar.

It must have been a very unusual day for him.

Itu pasti hari yang sangat tidak biasa baginya.

(Laughter)

(Tawa)

One thing that struck me, after this incident,

Satu hal yang mengejutkan saya, setelah peristiwa ini,

was that a space like that holds so many deleted memories of the city.

adalah tempat seperti ini mengandung banyak kenangan yang terhapus dari kota ini.

That homeless man, to me, really represented

Pria tunawisma itu bagi saya mewakili

an element of the unconscious of the city.

bagian alam bawah sadar dari kota ini.

He told me that he was abused above ground

Dia mengatakan bahwa dia tersiksa di atas

and was once in Riker's Island,

dan pernah dipenjara di Pulau Riker

and at last he found peace and quiet in that space.

dan akhirnya menemukan kedamaian dan kesunyian di tempat ini.

The tunnel was once built for the prosperity of the city,

Terowongan ini awalnya dibangun untuk kemakmuran kota,

but is now a sanctuary for outcasts,

namun kini merupakan tempat bagi para buangan

who are completely forgotten in the average urban dweller's everyday life.

yang telah dilupakan oleh kehidupan sehari-hari orang kota.

This is underneath my alma mater, Columbia University.

Ini ada di bawah universitas saya, Universitas Columbia.

The tunnels are famous for having been used

Terowongan ini terkenal karena telah dipakai

during the development of the Manhattan Project.

selama pengembangan Proyek Manhattan.

This particular tunnel is interesting

Terowongan ini menarik

because it shows the original foundations of Bloomingdale Insane Asylum,

karena menunjukkan tiang pondasi asli dari Rumah Sakit Jiwa Bloomingdale

which was demolished in 1890

yang dihancurkan pada tahun 1890

when Columbia moved in.

saat Universitas Columbia pindah ke sana.

This is the New York City Farm Colony,

Ini adalah "New York City Farm Colony,"

which was a poorhouse in Staten Island

rumah penampungan kaum miskin di Pulau Staten

from the 1890s to the 1930s.

dari tahun 1890-an hingga 1930-an.

Most of my photos are set in places

Kebanyakan foto saya diambil di tempat

that have been abandoned for decades,

yang telah ditinggalkan selama puluhan tahun

but this is an exception.

namun ini adalah pengecualian.

This children's hospital was closed in 1997;

Rumah sakit anak-anak ini ditutup pada tahun 1997;

it's located in Newark.

dan berada di Newark.

When I was there three years ago,

Saat saya pergi ke sana tiga tahun yang lalu

the windows were broken and the walls were peeling,

jendelanya rusak dan dindingnya mulai terkelupas

but everything was left there as it was.

namun semuanya masih seperti apa adanya.

You see the autopsy table, morgue trays, x-ray machines

Ada meja otopsi, tempat jenazah, mesin sinar-X

and even used utensils,

dan bahkan alat-alat bekas pakai

which you see on the autopsy table.

yang Anda lihat di atas meja otopsi.

After exploring recently-abandoned buildings,

Setelah menjelajahi gedung yang belum lama diabaikan,

I felt that everything could fall into ruins very fast:

saya merasa semuanya akan hancur dengan cepat:

your home, your office, a shopping mall, a church --

rumah Anda, kantor Anda, pusat perbelanjaan, gereja ..

any man-made structures around you.

struktur buatan apapun di sekitar Anda.

I was reminded of how fragile our sense of security is

Saya diingatkan akan betapa rapuhnya rasa aman kita

and how vulnerable people truly are.

dan betapa rentannya manusia.

I love to travel,

Saya suka bepergian

and Berlin has become one of my favorite cities.

dan Berlin telah menjadi salah satu tempat favorit saya.

It's full of history,

Kota ini kaya akan sejarah

and also full of underground bunkers

dan penuh dengan bunker bawah tanah

and ruins from the war.

dan reruntuhan dari perang.

This was taken under a homeless asylum

Gambar ini diambil di bawah penampungan para tunawisma

built in 1885 to house 1,100 people.

yang dibangun di tahun 1885 untuk menampung 1.100 orang.

I saw the structure while I was on the train,

Saya melihat struktur ini saat saya naik kereta api,

and I got off at the next station and met people there

dan saya turun di stasiun berikutnya, bertemu orang di sana

that gave me access to their catacomb-like basement,

yang memberikan akses pada bangunan bawah tanah

which was used for ammunition storage during the war

yang digunakan sebagai gudang mesiu selama perang,

and also, at some point, to hide groups of Jewish refugees.

dan juga, pada suatu ketika, untuk menyembunyikan kelompok pengungsi Yahudi.

This is the actual catacombs in Paris.

Ini adalah bangunan bawah tanah di Paris.

I explored there extensively

Saya banyak menjelajah

in the off-limits areas

di daerah di luar batas

and fell in love right away.

dan langsung jatuh cinta.

There are more than 185 miles of tunnels,

Ada lebih dari 185 mil terowongan

and only about a mile is open to the public as a museum.

dan hanya sekitar 1 mil yang dibuka untuk umum sebagai museum.

The first tunnels date back to 60 B.C.

Terowongan pertama dibuat pada tahun 60 S.M.

They were consistently dug as limestone quarries

Terowongan itu digali sebagai tambang batu gamping

and by the 18th century,

dan pada abad ke-18

the caving-in of some of these quarries posed safety threats,

beberapa struktur terowongan ini cukup berbahaya

so the government ordered reinforcing of the existing quarries

sehingga pemerintah memutuskan untuk memperkuat tambang yang ada

and dug new observation tunnels

dan menggali terowongan pengamatan baru

in order to monitor and map the whole place.

untuk memonitor dan memetakan seluruh tempat ini.

As you can see, the system is very complex and vast.

Seperti Anda bisa lihat, sistemnya sangat rumit dan luas.

It's very dangerous to get lost in there.

Sangat berbahaya jika tersesat di sana.

And at the same time,

Dan pada saat yang sama

there was a problem in the city with overflowing cemeteries.

kota itu menghadapi masalah dengan banyaknya pemakaman.

So the bones were moved from the cemeteries into the quarries,

Sehingga tulang-tulang manusia dipindahkan dari pemakaman ke tambang ini,

making them into the catacombs.

membuatnya menjadi bangunan bawah tanah.

The remains of over six million people are housed in there,

Tulang-tulang dari 6 juta orang lebih ditempatkan di sini

some over 1,300 years old.

beberapa berusia lebih dari 1.300 tahun.

This was taken under the Montparnasse Cemetery

Gambar ini diambil di bawah Pemakaman Montparnasse

where most of the ossuaries are located.

di mana terdapat banyak makam.

There are also phone cables that were used in the '50s

Ada juga kabel telepon yang digunakan di tahun 1950-an

and many bunkers from the World War II era.

dan banyak bunker dari jaman Perang Dunia ke-2.

This is a German bunker.

Ini adalah bunker Jerman.

Nearby there's a French bunker,

Dan di dekatnya ada bunker Perancis,

and the whole tunnel system is so complex

dan seluruh sistem terowongan ini sangat rumit

that the two parties never met.

sehingga kedua pihak tidak pernah bertemu.

The tunnels are famous for having been used by the Resistance,

Terowongan ini terkenal karena telah digunakan oleh kaum "Resistance,"

which Victor Hugo wrote about in "Les Miserables."

seperti ditulis oleh Victor Hugo dalam Les Miserables.

And I saw a lot of graffiti from the 1800s, like this one.

Dan saya melihat banyak coretan dari tahun 1800-an, seperti ini.

After exploring the underground of Paris,

Setelah menjelajahi bawah tanah kota Paris,

I decided to climb up,

saya memutuskan untuk naik

and I climbed a Gothic monument

dan saya mendaki tugu Gothic

that's right in the middle of Paris.

tepat di tengah-tengah Paris.

This is the Tower of Saint Jacques.

Ini adalah menara Santo Jacques

It was built in the early 1500s.

yang dibangun di awal tahun 1500-an.

I don't recommend sitting on a gargoyle in the middle of January, naked.

Saya tidak menyarankan duduk di patung itu tanpa busana di tengah Januari.

It was not very comfortable. (Laughter)

Itu tidak begitu nyaman

And all this time,

Dan selama ini

I never saw a single rat in any of these places,

saya tidak pernah melihat satupun tikus di tempat ini,

until recently, when I was in the London sewers.

hingga baru-baru ini, saat saya berada di selokan kota London.

This was probably the toughest place to explore.

Ini mungkin tempat palingn sulit untuk dijelajahi.

I had to wear a gas mask because of the toxic fumes --

Saya harus memakai masker gas, karena asap beracun.

I guess, except for in this picture.

Mungkin kecuali gambar ini.

And when the tides of waste matter come in

Dan saat ada sampah yang datang

it sounds as if a whole storm is approaching you.

suaranya seperti ada badai yang mendekati Anda.

This is a still from a film I worked on recently, called "Blind Door."

Ini adalah sedikit dari film yang saya kerjakan baru-baru ini, yang berjudul Blind Door.

I've become more interested in capturing movement and texture.

Saya menjadi lebih tertarik menangkap pergerakan dan tekstur.

And the 16mm black-and-white film gave a different feel to it.

Dan penggunaan film hitam putih 16mm memberikan perasaan berbeda.

And this is the first theater project I worked on.

Inilah proyek teater pertama yang saya kerjakan.

I adapted and produced "A Dream Play" by August Strindberg.

Saya mengambil dan memproduksi "A Dream Play" karya August Strindberg

It was performed last September one time only

dan kami mengadakan pertunjukan, hanya sekali pada September lalu

in the Atlantic Avenue tunnel in Brooklyn,

di terowongan Atlantic Avenue di Brooklyn

which is considered to be the oldest underground train tunnel in the world,

yang dianggap sebagai terowongan kereta api bawah tanah tertua di dunia

built in 1844.

yang dibangun di tahun 1844.

I've been leaning towards more collaborative projects like these, lately.

Belakangan ini saya cenderung bekerja pada proyek yang lebih kolaboratif seperti ini.

But whenever I get a chance I still work on my series.

Namun kapanpun saya memiliki kesempatan, saya tetap mengerjakannya.

The last place I visited

Tempat terakhir yang saya kunjungi

was the Mayan ruins of Copan, Honduras.

adalah reruntuhan Maya di Copan, Honduras.

This was taken inside an archaeological tunnel in the main temple.

Foto ini diambil di dalam terowongan arkeologi pada kuil utama.

I like doing more than just exploring these spaces.

Saya senang tidak hanya menjelajahi tempat-tempat ini

I feel an obligation to animate and humanize these spaces continually

saya merasa wajib menghidupkan dan memanusiakan tempat ini secara terus menerus

in order to preserve their memories in a creative way --

untuk melestarikan kenangannya dengan cara yang kreatif

before they're lost forever.

sebelum tempat itu hilang untuk selamanya.

Thank you.

Terima kasih.