The case for having kids | Wajahat Ali

Translator: Andi Tenri Wahyuni Reviewer: Azfa Adid

I'm an exhausted dad.

Saya adalah ayah yang lelah.

Currently owned and dominated by two mini dictators,

Saat ini dimiliki dan dikuasai oleh dua diktator mini,

who rule my life with an iron fist while wearing their Huggies diapers.

yang mengatur hidup saya dengan tangan besi sambil berpopok Huggies.

(Laughter)

(Suara Tawa)

Now probably because I've been drowning in small people lately,

Mungkin karena belakangan saya kewalahan dengan orang-orang ini,

I've been paying close attention to a particular headline.

saya menaruh perhatian pada judul berita tertentu.

It seems around the world, in developed countries,

Sepertinya di seluruh dunia, di negara maju,

people are having fewer babies.

makin sedikit orang punya anak.

From North America to Europe to China to Japan,

Dari Amerika Utara ke Eropa hingga Cina ke Jepang,

there's actually been a consistent decline in birth rates.

ada penurunan konsisten pada tingkat kelahiran.

In fact, over the past 50 years,

Faktanya, selama 50 tahun terakhir,

the global fertility rate has halved.

tingkat fertilitas global berkurang separuhnya.

What the heck is going on?

Apa gerangan yang terjadi?

Now, my friends who don't want kids,

Teman saya yang tak menginginkan anak,

all point to climate change as a reason for never having babies.

merujuk pada perubahan iklim sebagai alasan tidak ingin punya anak.

And many of you are sitting there right now, saying,

Banyak dari Anda yang duduk di sana berkata,

"Waj, there's also overpopulation,

"Waj, ada masalah kelebihan populasi,

there's also high birth rates,

juga tingkat kelahiran yang tinggi,

which still exist in many African and Middle Eastern countries,

yang masih ada di banyak negara Afrika dan Timur Tengah,

there's also orphan kids who still need parents,

ada anak yatim yang masih membutuhkan orang tua,

there's also a lack of resources to go around for everyone,

banyak sumber daya yang harus dipenuhi untuk semua orang,

and oh, by the way,

dan, omong-omong,

we have a ginormous carbon footprint that is destroying this planet.

ada banyak jejak karbon yang menghancurkan planet ini.

I hear you, I hear you.

Saya tahu.

And yet, despite all this chaos,

Meski begitu, terlepas dari semua kekacauan ini,

I still think we should have babies.

saya tetap berpikir kita seharusnya punya anak.

I believe we can and should fight for the earth and humanity,

Saya percaya kita bisa dan harus berjuang untuk bumi dan kemanusiaan,

side by side.

secara beriringan.

Now, if I could take it personal for a second,

Jika boleh melihat secara subjektif,

I get it, I get why some of you might be skeptical about having babies.

saya paham kenapa sebagian dari Anda merasa skeptis tentang punya anak.

Here's a photo of my wife and me before we had kids.

Ini foto saya dan istri sebelum punya anak.

Young, happy, fresh.

Muda, bahagia, segar.

(Laughter)

(Suara Tawa)

Here's a photo of me after having kids.

Ini foto saya setelah punya anak.

A broken, defeated husk of a man.

Pria dengan balutan kekalahan dan putus asa.

(Laughter)

(Suara Tawa)

Here's the photo of the car I thought I'd be driving as an adult.

Ini foto mobil yang saya kira akan dikemudikan sebagai orang dewasa.

A Porsche.

Sebuah Porsche.

Here's what I actually drive.

Ini yang sesungguhnya saya kemudikan.

A Honda Odyssey minivan.

Sebuah minivan Honda Odyssey.

(Laughter)

(Suara Tawa)

(Applause)

(Suara Tepuk Tangan)

For the minivan.

Untuk minivannya.

Where there was once hope, now there is convenient space,

Dulunya yang ada harapan, sekarang ada ruang yang nyaman,

and good mileage, good mileage.

dan jarak tempuh yang banyak.

Now, I just want to stress

Saya cuma ingin menekankan

that I'm completely aware of the very dire threats

bahwa saya sangat sadar akan ancaman yang sangat mengerikan

of global warming and climate change.

dari pemanasan global, perubahan iklim.

I just want to acknowledge that choosing to have babies

Saya akui bahwa memilih untuk punya anak

is a deeply, profoundly personal choice.

adalah pilihan pribadi yang sangat mendalam.

And that many who want to are unable.

Banyak yang mau tapi tidak bisa.

But just for today, let's examine the flip side of the coin.

Tapi untuk hari ini, mari membahasnya dari sisi lain.

At how not having enough new people

Tentang kenapa kurangnya tambahan manusia

is going to be a major problem moving forward.

akan jadi masalah besar nanti.

According to the World Health Organization,

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia,

we need to average about 2.1 children per woman today

saat ini kita perlu rata-rata 2,1 anak per wanita

just so we have enough people to replace the previous generation.

agar punya cukup orang untuk menggantikan generasi sebelumnya.

Banyak yang berpikir kelebihan populasi akan jadi masalah dalam 100 tahun --

A lot of you thought overpopulation was going to be a problem in 100 years --

yeah, it might be underpopulation.

masalahnya justru kekurangan populasi.

So a question:

Jadi pertanyaannya:

what happens if that number dips below 2.1?

apa yang terjadi bila angkanya turun dari 2,1?

There's going to be a domino effect.

Akan terjadi efek domino.

As all of us get older, and live longer,

Karena kita semua menua, dan hidup lebih lama,

there's going to be a shrinking younger population,

akan terjadi penyusutan populasi yang lebih muda,

which is going to lead to rising labor shortages

yang mengakibatkan kekurangan tenaga kerja

in the world's biggest economies.

di ekonomi terbesar dunia.

I'm talking about United States, China, Japan, Germany.

Saya bicara soal Amerika Serikat, Cina, Jepang, Jerman.

Fewer younger working people means less tax revenue.

Sedikit pekerja muda sama dengan pendapatan pajak kecil.

Less tax revenue means less money and resources

Yang berarti lebih sedikit uang dan sumber daya

to go to safety net programs that all of us are going to depend upon.

untuk program jaring pengaman untuk kita bergantung.

I'm talking about pensions and health care.

Saya bicara soal pensiun dan layanan kesehatan.

It seems every generation is indeed connected.

Sepertinya setiap generasi memang terhubung.

But how the heck did we get here in the first place?

Tapi kenapa kita bisa sampai di sini?

Well, in some cases, it was intentional.

Dalam beberapa kasus, ini disengaja.

Let's take the DeLorean to simpler times.

Mari naik DeLorean untuk menyingkat waktu.

Let's stop in China.

Mari mampir ke Cina.

Somewhere between the death of disco and "Empire Strikes Back" -- 1980.

Saat antara kematian disko dan "Empire Strikes Back" -- 1980

In 1980, China decided to implement the one-child policy,

Di tahun 1980, Cina memutuskan untuk menjalankan kebijakan satu anak,

largely limiting most parents to having just one kid

membatasi banyak orang tua untuk hanya punya satu anak

to combat overpopulation.

guna melawan kelebihan populasi.

Check out some good old-fashioned Chinese propaganda, lovely.

Coba lihat beberapa propaganda kuno Cina ini, cantik.

Now, fast-forward to 2019.

Sekarang, maju ke 2019.

Even after ending its one-child policy in 2015,

Bahkan setelah mengakhiri kebijakan satu anak di 2015,

China's birth rates have largely declined.

tingkat kelahiran Cina sangat menurun.

In fact, the falling population in China

Bahkan, penurunan populasi di Cina

is removing one of its biggest drivers of growth -- people.

menghapuskan salah satu pendorong pertumbuhan terbesarnya -- manusia

If trends continue,

Jika tren ini berlanjut,

China's population is actually going to peak in 2029,

Populasi Cina akan mencapai puncaknya di tahun 2029,

before entering "unstoppable decline."

sebelum memasuki "penurunan tidak terbendung."

China's government is so freaked out right now

Saat ini pemerintah Cina sangat panik

that it's actually doing new propaganda --

hingga membuat propaganda baru --

it's begging couples to have children for the country.

yaitu memohon tiap pasangan agar punya anak demi negara.

Let's take the DeLorean and hop over to Japan,

Coba naik DeLorean dan pindah ke Jepang,

home of my beloved Honda Odyssey minivan.

rumah dari minivan tercinta saya Honda Odyssey.

(Laughter)

(Suara Tawa)

Japan is now producing more adult diapers than infant ones.

Jepang sekarang memproduksi lebih banyak popok dewasa dibandingkan popok bayi.

The number of kids in Japan has fallen for the 37th straight year.

Jumlah anak di Jepang menurun selama 37 tahun berturut-turut.

And unlike other countries,

Tidak seperti negara lain,

it has not been able to replace its population numbers

negara ini masih belum bisa menggantikan angka populasinya

through immigrant workers.

melalui para pekerja imigran.

There will be labor shortages

Tenaga kerja akan kurang dan

and not enough money to fund the safety-net programs.

tidak cukup dana untuk mendanai program jaring pengaman.

Now, Japan has introduced two solutions.

Sekarang, Jepang menawarkan dua solusi.

First, a financial incentive.

Pertama, insentif keuangan.

Some local governments in Japan have offered couples money to have babies,

Beberapa pemerintah daerah menawarkan uang pada pasangan untuk punya anak,

with the money increasing with each additional child being born.

dengan jumlah yang meningkat tiap tambahan anak yang lahir.

This actually worked for one year in 2014 in this town called Ama.

Ini sungguh berjalan selama setahun pada 2014 di kota Ama.

It actually raised the birth rate from about 1.66 kids per woman to 1.8.

Angka kelahiran naik dari sekitar 1,66 anak per wanita menjadi 1,8.

But it did not gain traction across Japan.

Tapi ini tidak punya daya tarik di seluruh Jepang.

In 2018, a leader of Japan's ruling party tried a new tack.

Di 2018, pimpinan partai yang berkuasa di Jepang mencoba taktik baru.

He told young people,

Dia memberi tahu para orang muda,

"You're selfish for not having babies."

"Kalian egois karena tidak mau punya anak."

Shockingly, shaming was not a rousing aphrodisiac.

Yang membuat terkejut, dipermalukan bukan peningkat gairah seksual.

Surprise, I know, surprise.

Kejutan.

Who would have thought?

Siapa yang mengira?

(Laughter)

(Suara Tawa)

Let's take the DeLorean to Europe,

Mari bawa DeLorean ke Eropa,

the continent of delicious cheeses I love to eat but cannot pronounce.

benua dari keju lezat saya suka memakannya tapi tidak bisa melafalkannya.

The UK and much of Western Europe

Inggris dan sebagian besar Eropa Barat

has a birth rate of about 1.7 kids per woman,

punya angka kelahiran sekitar 1,7 anak per wanita,

which at least is better than Hungary, where it hovers around 1.45.

setidaknya lebih baik dari Hungaria, yang berkisar di 1,45.

Now, Hungary's prime minister Viktor Orbán

Perdana menteri Hungaria Viktor Orbán

has proposed a new solution to try to incentivize people to have kids.

mengajukan solusi baru dengan mencoba memberi insentif agar punya anak.

He said families where the women have four or more kids

Keluarga yang wanitanya punya empat anak atau lebih

will no longer pay income tax.

tidak perlu membayar pajak.

Pretty good, right, pretty good.

Lumayan, kan.

At least it's better than Russia's 2007 proposal,

Setidaknya itu lebih baik dari usulan Rusia 2017,

which once offered women in a particular region

yang menawarkan para wanita di wilayah tertentu

the opportunity of winning a fridge if they had more kids.

kesempatan memenangkan kulkas jika punya banyak anak.

(Laughter)

(Suara Tawa)

Yeah, it didn't work, it didn't work.

Itu tidak berhasil.

But hold on, pump the brakes.

Sabar, jangan mengambil kesimpulan.

Orbán is primarily proposing this because he wants to limit

Pada dasarnya Orbán mengusulkan ini sebab dia ingin membatasi

the population of Muslims and people of color.

populasi Muslim dan orang kulit berwarna.

He says he doesn't think Hungary's traditions and culture and color

Katanya dia tidak merasa bila tradisi, budaya, dan warna Hungaria

has to be "mixed with those of others."

harus "dicampur dengan yang lainnya."

Subtle.

Cerdik.

Unfortunately for Orbán, and much of the EU,

Sayangnya bagi Orbán, dan sebagian besar Uni Eropa,

the birth rates are not high enough right now

tingkat kelahiran saat ini tidak cukup tinggi

to be replenished without immigration.

untuk bisa dipenuhi tanpa imigrasi.

Among EU countries, there is a demographic decline.

Di antara negara UE, terdapat penurunan demografis.

So it seems, in Europe, karma is going to be brown and Muslim.

Jadi sepertinya, di Eropa, karma akan berupa kulit coklat dan Muslim.

(Laughter) (Applause)

(Suara Tawa) (Tepuk Tangan)

Just saying.

Begitu.

The question remains:

Pertanyaan yang tetap ada:

Why aren't people having enough kids?

Kenapa orang tidak punya cukup anak?

Why is the birth rate declining in these countries?

Kenapa angka kelahiran menurun di negara-negara ini?

In some cases,

Pada beberapa kasus,

it's because women are more literate, more educated.

sebab wanita lebih terpelajar, lebih berpendidikan.

They have more economic opportunities -- applaud.

Punya banyak kesempatan ekonomis -- tepuk tangan.

All good things, all good things, yes.

Semua hal baik.

(Applause)

(Suara Tepuk Tangan)

In India, this has been fantastic,

Di India malah fantastis,

it has actually reduced the birth rate but kept it above that magic 2.1 number.

berhasil menurunkan angka kelahiran tapi tetap dijaga di atas angka magis 2,1.

Women also have more access to birth control,

Wanita juga punya lebih banyak akses ke alat KB,

more control over their reproductive lives,

lebih banyak kendali ke kehidupan reproduksi mereka,

all good things.

semua hal bagus.

But in the United States, in particular,

Tapi di Amerika Serikat, khususnya,

a lot of young people are opting out of having kids,

banyak orang muda memilih tidak punya anak,

largely cite the same reason:

sebagian besar menyebut alasan yang sama:

financial concerns.

soal finansial.

Let's take the DeLorean to my motherland, the United States of America,

Mari bawa DeLorean ke tanah air saya, Amerika Serikat,

where the birth rate hit its historic low in 2017.

di mana tingkat kelahiran mencapai titik rendah bersejarah di 2017.

The United States is the most expensive country in the world

Amerika Serikat adalah negara termahal di dunia

to give birth.

untuk melahirkan.

If you do not have insurance,

Jika Anda tidak punya asuransi,

it will cost you 32,000 dollars to have a baby,

maka akan dikenai biaya 32.000 dolar untuk punya anak,

if everything goes perfectly.

jika segalanya berjalan lancar.

That's like buying a brand new Honda Odyssey minivan, OK?

Itu seperti membeli minivan Honda Oddysey baru.

So, congratulations, you just had a baby,

Jadi selamat, Anda baru memiliki bayi,

but the baby's economic productivity is zero, and guess what?

tapi produktifitas ekonomi bayi itu nol, dan coba tebak?

The United States is the only industrialized country in the world

AS adalah satu-satunya negara industrialisasi di dunia

that does not require employers to offer paid parental leave.

yang tidak mengharuskan majikan memberi cuti orang tua digaji.

"Mom, you just had a baby, congratulations, that's lovely.

"Ibu, Anda baru punya bayi, selamat, senangnya.

Get back to work or you're fired, young mom!"

Kembali bekerja atau kau dipecat, Ibu muda!"

My wife and I, both working parents,

Saya dan istri, keduanya orang tua bekerja,

pay about 3,500 dollars a month -- a month -- in Virginia for childcare.

membayar sekitar 3.500 dolar sebulan di Virginia untuk penitipan anak.

If you do the math, that's 40,000 dollars a year.

Kalau dihitung, itu 40.000 dolar setahun.

That's like buying a brand new, souped-up, Honda Odyssey minivan, OK.

Itu seperti membeli modifikasi minivan Honda Odyssey.

I have one, I do not need 10.

Saya punya satu, saya tidak perlu 10.

So here's my bold suggestion.

Jadi ini saran saya yang menantang.

Let's make it easier for people to have babies.

Mari permudah orang untuk punya anak.

It seems in order to invest in our future, we actually have to invest in the present

Demi berinvestasi untuk masa depan, kita harus berinvestasi sekarang

and help those people who want to become parents.

dan membantu mereka yang ingin jadi orangtua.

Give them affordable health care,

Beri layanan kesehatan terjangkau,

give them affordable childcare,

penitipan anak yang terjangkau,

give them paid parental leave.

beri mereka cuti orangtua dengan gaji.

Among the EU states in 2017, France reported the highest birth rates.

Antara negara UE di 2017, Prancis punya tingkat kelahiran tertinggi.

Why?

Kenapa?

Largely due to its pronatal policies

Sebagian besar akibat kebijakan pro-natalis

that actually kept women in the workforce.

yang membuat perempuan tetap bekerja.

I'm talking about subsidized daycare and paid maternal leave.

Saya bicara soal penitipan bersubsidi dan cuti melahirkan digaji.

China and Japan, thank God, are finally wisening up

Cina dan Jepang akhirnya terbangun dan

and proposing such policies.

mengajukan kebijakan sama.

This is great.

Ini bagus.

That being said, I know some of you have listened to me

Saya tahu beberapa dari Anda yang telah mendengarkan saya

and you still think the best investment we can make in the future

masih berpikir investasi terbaik untuk masa depan kita

is not having babies.

adalah tidak punya anak.

I respect that.

Saya hormati itu.

I get where you're coming from.

Saya paham alasan Anda.

And I know many of you in this audience want to have babies

Saya tahu beberapa hadirin ingin punya anak

but you are terrified about the future.

tapi khawatir akan masa depan.

And as a parent, I feel you.

Sebagai orang tua, saya paham.

I'm scared about the future.

Saya khawatir akan masa depan.

I wrote that last line a month ago.

Kalimat terakhir itu ditulis sebulan lalu.

But it really hit home three days ago for me,

Tapi kalimat itu baru terasa bagi saya tiga hari yang lalu,

while I was at TED.

saat saya di TED.

Three days ago, my wife calls me, crying.

Tiga hari lalu, istri saya menelepon, sambil menangis.

I pick it up in my hotel room.

Saya menerimanya di kamar hotel.

And she said, "I'm calling from the hospital."

Kata dia, "Saya menelepon dari rumah sakit."

We had to take my baby daughter Nusayba,

Kami harus membawa putri kami Nusayba,

who was named after a warrior princess,

yang adalah nama seorang putri pejuang,

to the hospital, because she found a bump on the stomach.

ke rumah sakit, sebab ditemukan benjolan di perut.

We got back the results, and there were bumps all around her liver.

Kami mendapatkan hasilnya, terdapat benjolan di sekitar hatinya.

Today, this morning, we found out that she has stage IV liver cancer.

Pagi ini, kami dapati dia menderita kanker hati stadium IV.

(Audience gasps)

(Penonton terkesiap)

It has been a challenging week.

Itu adalah minggu yang menantang.

It has been a challenging week.

Itu adalah minggu yang menantang.

And if I may, I just want to take a moment

Jika boleh, saya mohon waktu

to acknowledge the TED staff, everyone, top-down,

untuk berterima kasih pada staf TED, semuanya, atas ke bawah,

everyone in the back, in the green room, some of the speakers, word has spread.

kalian di belakang, di ruang hijau, beberapa pembicara, kabar telah tersebar.

On behalf of my family, my wife,

Atas nama keluarga, istri,

and my parents -- my Pakistani parents said I had to say this --

dan orangtua saya -- mereka bilang saya harus sampaikan ini --

thank you for just being decent and kind this week.

terima kasih telah bersikap sopan dan baik minggu ini.

So thank you.

Jadi terima kasih.

(Applause)

(Suara tepuk tangan)

These are my beloveds, my Ibrahim and Nusayba, my babies.

Ini kesayangan saya, Ibrahim dan Nusayba, anak-anak saya.

I talked to my wife,

Saya bicara dengan istri,

and despite the terrible news and the fight ahead,

walau sebelumnya ada berita buruk dan pertengkaran

we both concluded that we regret nothing.

kami simpulkan bahwa kami tidak menyesal.

Deciding to have babies was the best decision we ever made.

Memutuskan punya anak adalah keputusan terbaik yang pernah kami buat.

Our babies have brought us so much joy and they've brought the world so much joy,

Anak kami telah memberi kebahagiaan pada kami dan dunia,

and having kids is a risk, but life is a risk.

punya anak adalah sebuah risiko, tapi hidup adalah sebuah risiko.

And yes, I hope you've been paying attention,

Saya harap Anda menaruh perhatian,

we need to invest in babies in developed countries

kita perlu berinvestasi pada anak di negara maju

if we want to help save our economy and pensions.

jika ingin membantu perekonomian dan pensiun.

But that's not the reason you have babies.

Tapi itu bukan alasan kalian punya anak.

That's not the main reason.

Itu bukan alasan utama.

Babies have always represented

Anak selalu mewakili

humanity's best, boldest, most beautiful infinite possibilities.

kemungkinan tak terbatas yang terbaik terberani, terindah dari umat manusia.

And if we in developed countries,

Dan jika kita di negara maju,

as a whole, opt out,

secara keseluruhan, memilih tidak berpartisipasi,

and don't invest in present and future generations,

tidak berinvestasi ke generasi sekarang dan nanti,

then what the hell's the point?

lalu apa gunanya?

What's the point of being on this absurd journey together?

Apa gunanya bersama-sama ada di perjalanan absurd ini?

And so, for those who can and who choose to,

Jadi, bagi mereka yang bisa dan memilih,

for those who can and who choose to have kids,

bagi mereka yang bisa dan memilih punya anak,

may you pass on this beautiful thing called life,

semoga Anda menjalani hal indah yang disebut kehidupan,

with kindness, generosity,

dengan kebaikan, kedermawanan,

decency and love.

kesusilaan dan cinta.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Suara tepuk tangan)