What color is Tuesday? Exploring synesthesia - Richard E. Cytowic

Translator: Andrea McDonough Reviewer: Jessica Ruby

Translator: Lane Graciano Reviewer: Lanny Yunita

Imagine a world

Bayangkan dunia

in which you see numbers and letters as colored

di mana angka dan huruf terlihat berwarna,

even though they're printed in black,

meskipun dicetak dalam warna hitam,

in which music or voices trigger a swirl

dengan musik atau suara yang membentuk

of moving, colored shapes,

pusaran berwarna yang bergerak,

in which words and names fill your mouth

di mana kata-kata dan nama-nama mengisi mulut kita

with unusual flavors.

dengan rasa luar biasa.

Jail tastes like cold, hard bacon

Penjara rasanya seperti daging yang dingin dan keras,

while Derek tastes like earwax.

sementara Derek rasanya seperti kotoran telinga.

Welcome to synesthesia,

Selamat datang di sinestesia,

the neurological phenomenon

fenomena neurologis

that couples two or more senses in 4% of the population.

yang merangkaikan dua atau lebih indra dalam 4% dari populasi.

A synesthete might not only hear my voice,

Pemilik sinestesia bukan hanya mendengar suara saya,

but also see it,

tapi juga melihatnya,

taste it,

or feel it as a physical touch.

merasakannya,

atau merasakannya sebagai sentuhan fisik.

Sharing the same root with anesthesia,

Memiliki akar yang sama dengan anestesi,

meaning no sensation,

yang berarti tidak ada sensasi,

synesthesia means joined sensation.

sinestesia berarti sensasi gabungan.

Having one type, such as colored hearing,

Dengan satu jenis, seperti pendengaran berwarna,

gives you a 50% chance of having a second,

memberikan 50% kesempatan untuk memiliki jenis kedua,

third,

or fourth type.

ketiga,

atau keempat.

One in 90 among us experience graphemes,

Salah satu dari 90 orang di antara kita mengalami grafem,

the written elements of language,

yaitu elemen bahasa tertulis,

like letters,

numerals,

seperti huruf,

and punctuation marks,

angka,

dan tanda baca,

as saturated with color.

yang dipenuhi dengan warna.

Some even have gender or personality.

Beberapa elemen bahkan memiliki jenis kelamin atau kepribadian.

For Gail, 3 is athletic and sporty,

Untuk Gail, nomor 3 adalah atletis dan sporty,

9 is a vain, elitist girl.

nomor 9 adalah gadis sombong dan elit.

By contrast, the sound units of language,

Sebaliknya, unit bunyi bahasa,

or phonemes,

atau fonem,

trigger synestetic tastes.

memicu selera sinestetik.

For James, college tastes like sausage,

Untuk James, universitas rasanya seperti sosis,

as does message and similar words

juga kata 'message' dan kata-kata lain

with the -age ending.

yang diakhiri dengan '-age'.

Synesthesia is a trait, like having blue eyes,

Sinestesia adalah suatu sifat, seperti memiliki mata biru,

rather than a disorder

bukan kelainan,

because there's nothing wrong.

karena tidak ada yang salah.

In fact, all the extra hooks

Bahkan, semua keterkaitan tambahan

endow synesthetes with superior memories.

memberikan memori yang hebat bagi pemilik sinestesia.

For example, a girl runs into someone she met long ago.

Sebagai contoh, seorang gadis bertemu dengan seseorang yang pernah dia kenal.

"Let's see, she had a green name.

"Dia memiliki nama hijau.

D's are green:

Huruf D berwarna hijau:

Debra,

Darby,

Debra,

Dorothy,

Denise.

Darby,

Dorothy,

Yes! Her name is Denise!"

Denise.

Ya! Namanya Denise!"

Once established in childhood,

Jika berkembang semasa kecil,

pairings remain fixed for life.

tautan asosiasi tetap sama.

Synesthetes inherit a biological propensity

Pemilik sinestesia mewarisi kecenderungan biologis

for hyperconnecting brain neurons,

untuk mengaitkan neuron otak dengan rapat,

but then must be exposed to cultural artifacts,

tapi kemudian terpapar artefak budaya,

such as calendars,

food names,

seperti kalender,

nama makanan,

and alphabets.

dan huruf.

The amazing thing is that a single nucleotide change

Hal yang menakjubkan adalah perubahan nukleotida tunggal

in the sequence of one's DNA alters perception.

dalam urutan DNA seseorang dapat mengubah persepsi.

In this way, synesthesia provides a path

Dengan cara ini, sinestesia menjadikan jurusan

to understanding subjective differences,

untuk memahami perbedaan subjektif,

how two people can see the same thing differently.

seperti bagaimana dua orang bisa melihat hal yang sama secara berbeda.

Take Sean, who prefers blue tasting food,

Misalnya Sean, yang lebih suka makanan yang rasanya biru,

such as milk, oranges, and spinach.

seperti susu, jeruk, dan bayam.

The gene heightens normally occurring connections

Dia memiliki gen yang mempertinggi kaitan

between the taste area in his frontal lobe

di antara daerah rasa dalam lobus frontalnya

and the color area further back.

dan area warna di belakang.

But suppose in someone else

Tapi dalam orang lain

that the gene acted in non-sensory areas.

gen itu bertindak di daerah tidak sensoris.

You would then have the ability to link

Yang kemudian akan memiliki kemampuan untuk menghubungkan

seemingly unrelated things,

hal yang tampaknya tidak berhubungan,

which is the definition of metaphor,

dan ini merupakan definisi metafora,

seeing the similar in the dissimilar.

melihat kemiripan dalam ketidakmiripan.

Not surprisingly, synesthesia is more common

Tidak mengherankan, sinestesia lebih sering terjadi

in artists who excel at making metaphors,

pada seniman yang unggul membuat metafora,

like novelist Vladimir Nabokov,

seperti novelis Vladimir Nabokov,

painter David Hockney,

pelukis David Hockney,

and composers Billy Joel

komposer Billy Joel,

and Lady Gaga.

dan Lady Gaga.

But why do the rest of us non-synesthetes

Tapi kenapa kita yang bukan sinestesia

understand metaphors like "sharp cheese"

memahami metafora seperti "keju yang menusuk"

or "sweet person"?

atau "orang yang manis"?

It so happens that sight,

Kebetulan penglihatan,

sound,

and movement

already map to one another so closely,

suara,

dan gerakan

sudah saling terkait begitu erat,

that even bad ventriloquists convince us

hingga bahkan pembicara perut yang buruk bisa meyakinkan kita,

that the dummy is talking.

bahwa bonekanya berbicara.

Movies, likewise, can convince us

Film juga dapat meyakinkan kita,

that the sound is coming from the actors' mouths

bahwa suara keluar dari mulut para aktor

rather than surrounding speakers.

dan bukan dari speaker di sekitar kita.

So, inwardly, we're all synesthetes,

Jadi, dalam hati, kita semua bersifat sinestesia,

outwardly unaware of the perceptual couplings

yang tampaknya tidak sadar akan sambungan persepsi

happening all the time.

yang terjadi sepanjang waktu.

Cross-talk in the brain is the rule,

Percakapan serentak dalam otak adalah aturan,

not the exception.

bukan kekecualian.

And that sounds like a sweet deal to me!

Dan itu terdengar seperti kesepakatan manis!