The material that could change the world... for a third time

Translator: Intan Andini Reviewer: Maria Nainggolan

Thousands of years ago, the Romans invented a material

Ribuan tahun lalu, bangsa Romawi menciptakan material

that allowed them to build much of their sprawling civilization.

sehingga mereka bisa membangun banyak peradaban luas.

Pliny the Elder praised an imposing sea wall made from the stuff

Pliny the Elder memuji tembok laut indah dari bahan itu

as “impregnable to the waves and every day stronger.”

menjulukinya “tak tertembus ombak dan kian kuat setiap hari.”

He was right: much of this construction still stands,

Dia benar: sebagian besar konstruksinya masih berdiri,

having survived millennia of battering by environmental forces

bertahan ribuan tahun dari pukulan serangan lingkungan

that would topple modern buildings.

yang sanggup merobohkan bangunan modern.

Today, our roads, sidewalks, bridges, and skyscrapers

Hari ini, jalan-jalan, trotoar, jembatan, dan gedung pencakar langit kita

are made of a similar, though less durable, material called concrete.

dibangun dari material serupa, meski kurang tahan lama, bernama beton.

There’s three tons of it for every person on Earth.

Ada tiga ton untuk setiap orang di bumi.

And over the next 40 years, we’ll use enough of it

Dan hingga 40 tahun mendatang, kita akan cukup menggunakannya

to build the equivalent of New York City every single month.

untuk membangun setara kota New York setiap satu bulan.

Concrete has shaped our skylines,

Beton telah membentuk cakrawala kita,

but that's not the only way it's changed our world.

namun itu bukan jalan tunggalnya mengubah dunia kita.

It’s also played a surprisingly large role in rising global temperatures

Beton juga berperan besar dalam peningkatan suhu global

over the last century,

selama abad terakhir,

a trend that has already changed the world,

sebuah tren yang telah mengubah dunia,

and threatens to even more drastically in the coming decades.

dan mengancam secara drastis beberapa dekade mendatang.

To be fair to concrete, basically everything humanity does

Secara adil, pada dasarnya semua yang manusia lakukan

contributes to the greenhouse gas emissions that cause global warming.

berkontribusi pada emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Most of those emissions come from industrial processes

Sebagian besar emisi itu datang dari proses industri

we often aren’t aware of, but touch every aspect of our lives.

yang seringnya tak kita sadari, tapi menyentuh setiap aspek hidup kita.

Look around your home.

Lihat sekitar rumahmu.

Refrigeration— along with other heating and cooling—

Kulkas— juga pemanas dan pendingin lainnya—

makes up about 6% of total emissions.

menciptakan sekitar 6% total emisi.

Agriculture, which produces our food, accounts for 18%.

Pertanian, yang menyumbang makanan kita, menyumbang 18%.

Electricity is responsible for 27%.

Listrik bertanggungjawab atas 27%.

Walk outside, and the cars zipping past, planes overhead,

Berjalanlah keluar. Mobil yang melintas, pesawat di langit

trains ferrying commuters to work—

kereta api mengangkut penumpang ke tempat kerja—

transportation, including shipping,

transportasi, termasuk pelayaran,

contributes 16% of greenhouse gas emissions.

berkontribusi 16% emisi gas rumah kaca.

Even before we use any of these things, making them produces emissions—

Bahkan sebelum kita menggunakannya, membuat mereka menghasilkan emisi—

a lot of emissions.

banyak emisi.

Making materials—

Bahan-bahan pembuatan—

concrete, steel, plastic, glass, aluminum and everything else—

beton, baja, plastik, kaca, aluminium, dan lainnya—

accounts for 31% of greenhouse gas emissions.

menyumbang 31% emisi gas rumah kaca.

Concrete alone is responsible for 8% of all carbon emissions worldwide.

Beton sendiri bertanggungjawab atas 8% dari seluruh emisi karbon dunia.

And it’s much more difficult to reduce the emissions from concrete

Dan lebih sulit mengurangi emisi dari beton

than from other building materials.

dibandingkan bahan bangunan lain.

The problem is cement, one of the four ingredients in concrete.

Masalahnya ialah semen, satu dari empat bahan beton.

It holds the other three ingredients— gravel, sand, and water— together.

Semen mengandung tiga bahan lain— kerikil, pasir, dan air—bersamaan.

Unfortunately, it's impossible to make cement without generating carbon dioxide.

Sayangnya, mustahil membuat semen tanpa menghasilkan karbon dioksida.

The essential ingredient in cement is calcium oxide, CaO.

Bahan terpenting dalam semen adalah kalsium oksida, CaO.

We get that calcium oxide from limestone,

Kita mendapatkan kalsium oksida dari batu kapur,

which is mostly made of calcium carbonate: CaCO3.

yang sebagian besar terbuat dari kalsium karbonat: CaCO3.

We extract CaO from CaCO3 by heating limestone.

Kita mengekstrak CaO dari CaCO3 dengan memanaskan batu kapur.

What’s left is CO2— carbon dioxide.

Yang tertinggal adalah CO2— karbon dioksida.

So for every ton of cement we produce, we release one ton of carbon dioxide.

Untuk setiap ton semen yang diproduksi, satu ton karbon dioksida dikeluarkan.

As tricky as this problem is,

Serumit masalah ini,

it means concrete could help us change the world a third time:

artinya beton bisa membantu kita mengubah dunia untuk ketiga kalinya:

by eliminating greenhouse gas emissions and stabilizing our climate.

dengan mengurangi emisi gas rumah kaca dan menstabilkan iklim kita.

Right now, there’s no 100% clean concrete,

Sekarang ini, tak ada beton yang 100% ramah lingkungan.

but there are some great ideas to help us get there.

Tetapi beberapa ide brilian bisa membantu kita mencapainya.

Cement manufacturing also produces greenhouse gas emissions

Produksi semen juga memproduksi emisi gas rumah kaca

by burning fossil fuels to heat the limestone.

dengan membakar bahan bakar fosil untuk memanaskan batu kapur.

Heating the limestone with clean electricity or alternative fuels instead

Pemanasan batu kapur dengan listrik bersih atau bahan bakar alternatif

would eliminate those emissions.

dapat mengurangi emisi tersebut.

For the carbon dioxide from the limestone itself,

Karena karbon dioksida dari batu kapur sendiri,

our best bet is carbon capture:

taruhan terbaik kita adalah penangkapan karbon:

specifically, capturing the carbon right where it’s produced,

jelasnya, menangkap karbon tepat di mana ia dihasilkan,

before it enters the atmosphere.

sebelum karbon itu memasuki atmosfer.

Devices that do this already exist,

Alat-alat yang bisa melakukannya sudah ada,

but they aren’t widely used because there’s no economic incentive.

tapi mereka tidak secara luas digunakan karena tidak menghasilkan insentif.

Transporting and then storing the captured carbon can be expensive.

Mengangkut lalu menyimpan karbon bisa sangat mahal.

To solve these problems,

Untuk menyelesaikan masalah ini,

one company has found a way to store captured CO2 permanently

satu perusahaan telah menemukan cara menyimpan tangkapan CO2 secara permanen

in the concrete itself.

di dalam beton sendiri.

Other innovators are tinkering with the fundamental chemistry of concrete.

Penemu lain mengutak-atik kimia dasar beton

Some are investigating ways to reduce emissions

Beberapa menginvestigasi cara lain mengurangi emisi

by decreasing the cement in concrete.

dengan mengurangi semen dari beton.

Still others have been working to uncover and replicate

Yang lain masih bekerja untuk mengungkap dan meniru

the secrets of Roman concrete.

rahasia beton bangsa Romawi.

They found that Pliny’s remark is literally true.

Mereka menemukan bahwa perkataan Pliny memang benar.

The Romans used volcanic ash in their cement.

Bangsa Romawi menggunakan abu vulkanik dalam semen mereka.

When the ash interacted with seawater, the seawater strengthened it—

Ketika abu berinteraksi dengan air laut, air laut menguatkannya—

making their concrete stronger and more long-lasting than any we use today.

membuat beton mereka lebih kuat dan tahan lama dibanding beton kita saat ini.

By adding these findings to an arsenal of modern innovations,

Dengan menambah temuan ini ke dalam simpanan inovasi modern,

hopefully we can replicate their success—

semoga kita bisa meniru kesuksesan mereka—

both by making long lasting structures,

baik dalam membuat struktur yang tahan lama,

and ensuring our descendants can admire them thousands of years from now.

memastikan keturunan kita bisa mengaguminya ribuan tahun mendatang.