Whatever happened to acid rain? - Joseph Goffman

Translator: Deera Army Pramana Reviewer: Ade Indarta

In 1963, scientists studying Hubbard Brook Experimental Forest in New Hampshire

Pada tahun 1963, peneliti Hutan Percobaan Hubbard Brook di New Hampshires

made a shocking discovery.

menemukan hal yang mencengangkan.

Their most recent rainfall samples were nearly 100 times more acidic than usual.

Sampel air hujan terbaru mereka hampir 100 kali lebih asam dari biasanya.

At these levels, additional downpours of acid rain

Pada tingkat keasaman ini, bertambahnya hujan asam

would destroy the region’s marine and arboreal ecosystems

akan menghancurkan ekosistem laut dan hutan di wilayah itu

in a matter of decades.

dalam beberapa puluh tahun.

Urgently sharing their findings with fellow researchers,

Segera mereka membagikan penemuan itu kepada rekan-rekan peneliti,

they were determined to answer two questions:

dengan tekad untuk menjawab dua pertanyaan:

what was causing this deadly rainfall? And what could be done to stop it?

apa penyebab hujan asam nan mematikan ini? tindakan apa yang bisa menghentikannya?

Rain is never just composed of water.

Hujan tidak hanya terdiri atas air.

Chemicals and particulates in the atmosphere can be found in every drop,

Bahan kimia dan partikulat di atmosfer dapat ditemukan pada setiap tetesnya,

and some compounds— like carbon dioxide—

dan sebagian senyawa, misalnya karbon dioksida,

make even regular rainfall slightly acidic.

membuat hujan yang biasa sekalipun menjadi sedikit asam.

But this pales in comparison to the powerful acids produced

Tetapi, hal ini belum seberapa jika dibandingkan dengan asam kuat

when water interacts with oxides of nitrogen or sulfur dioxide.

yang dihasilkan dari interaksi air dan oksida nitrogen atau sulfur dioksida.

On the pH scale which measures acidity,

Pada skala pH yang dipakai untuk mengukur keasaman,

each whole number is 10 times more acidic than the one above it.

setiap bilangan bulat bernilai 10 kali lebih asam dari bilangan di atasnya.

And where normal rain has a pH of roughly 5.4,

Sementara hujan yang normal memiliki pH sekitar 5,4,

rain that’s interacted with these gases can rank as low as 3.7.

hujan yang berinteraksi dengan gas-gas itu bisa sampai serendah 3,7.

Oxides of nitrogen and sulfur dioxide can appear naturally

Oksida nitrogen dan sulfur dioksida dapat terbentuk secara alami

as a short-lived byproduct of volcanic eruptions or lightning strikes.

sebagai produk samping berumur pendek dari letusan gunung api atau petir.

But power plants, refineries, and vehicles that use fossil fuels

Tetapi, pembangkit listrik, penyulingan, dan kendaraan yang menggunakan BBM

consistently pump large quantities into the air.

terus memompa gas-gas tadi ke udara dalam jumlah besar.

These dangerous gases travel with the wind

Gas-gas berbahaya ini terbawa oleh angin

spreading hundreds of kilometers from the pollution’s source.

menyebar ratusan kilometer dari sumber polusi.

Acting like roaming clouds of destruction,

Laksana awan penghancur yang mengembara,

their presence dramatically increases the acidity of local precipitation,

kehadiran mereka secara tajam meningkatkan keasaman presipitasi lokal,

creating acid rain, acid snow, and acid fog.

menghasilkan hujan asam, salju asam, dan kabut asam.

These all acidify lakes and streams, kill crops and forests,

Semua itu mengasamkan danau dan sungai, mematikan tanaman budidaya dan hutan,

and damage soil to inhibit future growth.

serta merusak tanah sehingga menghambat pertumbuhan selanjutnya.

Over time, acid rain can even corrode human structures made of stone or metal.

Seiring waktu, hujan asam bahkan juga merusak bangunan dari batu atau logam.

By the 1970s, scientists in North America and Europe classified acid rain

Menjelang tahun 1970-an, para peneliti di Amerika Utara dan Eropa

menggolongkan hujan asam sebagai ancaman besar terhadap lingkungan.

as a major environmental threat.

But despite clear evidence tying the problem to air pollution,

Tetapi, meskipun bukti keterkaitan dengan polusi udara sudah jelas,

companies denied responsibility and cast doubt on the research.

perusahaan menolak bertanggung jawab dan meragukan penelitian tersebut.

In the United States, corporations lobbied against regulating pollution,

Di Amerika Serikat, perusahaan melobi untuk menolak aturan polusi,

and convinced politicians that such policies

dan meyakinkan para politisi bahwa kebijakan tersebut

would raise energy costs and threaten jobs.

akan meningkatkan biaya energi dan mengancam lapangan kerja.

These obstacles led the government to delay changes,

Hambatan ini memaksa pemerintah menunda perubahan aturan,

and mandate further research into the issue.

dan memerintahkan penelitian lebih lanjut terkait masalah ini.

But after a decade of mounting concern, Congress finally took action.

Setelah sepuluh tahun masalah memuncak, akhirnya Kongres bertindak.

Since the bulk of sulfur dioxide emissions came from power plants,

Karena sebagian besar emisi sulfur oksida berasal dari pembangkit listrik,

the government set a limit on the total amount of it

pemerintah menetapkan batas untuk jumlah total emisi

the electric power sector could emit each year.

yang boleh dihasilkan oleh sektor energi listrik setiap tahunnya.

Then, they divided the permitted emissions into a fixed number of “allowances”

Lalu, mereka membagi jumlah emisi itu ke dalam nilai “kuota” tertentu

distributed to each power plant.

untuk masing-masing pembangkit listrik.

A plant could then choose to emit as much sulfur dioxide as they were allowed,

Pembangkit listrik boleh menghasilkan sulfur oksida sebanyak kuota itu,

or reduce their emissions and sell their unused allowances to other power plants.

atau mengurangi emisi dan menjual sisa kuota ke pembangkit listrik lain.

This system, known as “cap and trade,”

Sistem ini, yang disebut “cap and trade”,

offered power plants the economic flexibility to keep costs low

menawarkan fleksibilitas ekonomi kepada pembangkit listrik

untuk menekan pengeluaran sembari membatasi polusi secara ketat.

while strictly limiting pollution.

Many critics called these allowances licenses to pollute,

Banyak kritikus menyebut kuota ini sebagai izin melakukan pencemaran,

or said the government was selling clean air.

atau mengatakan bahwa pemerintah menjual udara bersih.

But since the cap was set to lower five years into the program,

Tetapi, karena batasnya akan diturunkan setelah program berjalan 5 tahun,

it forced every utility company to reduce emissions in the long term.

hal ini memaksa perusahaan utilitas untuk mengurangi emisi dalam jangka panjang.

Some plants added desulfurizing scrubbers to their smokestacks,

Beberapa pembangkit menambahkan perangkat desulfurasi pada cerobong asap,

or switched to low-sulfur coal and natural gas.

atau beralih ke batu bara dan gas alam rendah sulfur.

Oxides of nitrogen emissions were also reduced

Emisi oksida nitrogen juga dikurangi

with relatively low-cost technologies.

menggunakan teknologi yang relatif murah.

These advances allowed the power sector to grow

Kemajuan ini memungkinkan sektor energi tumbuh

while the cap kept pollution under control.

sementara batasan tadi membuat polusi tetap terkendali.

By 1985, Canada and the European Union adopted their own solutions,

Menjelang 1985, Kanada dan Uni Eropa menerapkan solusi mereka sendiri,

and international treaties began circulating

dan perjanjian internasional mulai diadakan

to reduce air pollution worldwide.

untuk mengurangi polusi udara sedunia.

Today, this science-driven economic policy has largely eliminated acid rain

Kini, kebijakan ekonomi yang diarahkan oleh sains

telah mengurangi banyak hujan asam di Amerika Serikat dan Kanada.

across the United States and Canada.

And while many ecosystems still need time to recover,

Sementara banyak ekosistem masih membutuhkan waktu untuk pemulihan,

scientists have sped up the restoration of other areas

ilmuwan telah mempercepat restorasi area lain

by reintroducing essential organisms killed off by acid rain.

dengan mendatangkan lagi organisme penting yang mati karena hujan asam.

Some countries, like Russia, India, and China

Beberapa negara seperti Rusia, India, dan Tiongkok

still rely heavily on high-sulfur coal

masih sangat tergantung pada batu bara bersulfur tinggi

and continue to struggle with the environmental consequences.

dan masih kesulitan menghadapi dampak lingkungannya.

However, acid rain’s relatively quick journey from major threat to minor issue

Akan tetapi, perubahan status hujan asam dari ancaman utama menjadi masalah kecil

is rightly celebrated as a victory for policies that protect the environment.

layak dirayakan sebagai kemenangan dari kebijakan yang melindungi lingkungan.

Cap and trade can’t solve every environmental problem.

“Cap and trade” tidak dapat menyelesaikan semua masalah lingkungan.

But by using scientific consensus to guide policy,

Tetapi, menggunakan konsensus ilmiah untuk memandu kebijakan,

adopting efficient technology,

menerapkan teknologi yang efisien,

and being unafraid to impose reasonable costs for pollution,

dan tidak takut untuk membebankan biaya yang masuk akal untuk polusi,

countries can stop a growing storm of destruction before it’s too late.

semua negara dapat berhenti menabur badai kerusakan sebelum terlambat.