Four sisters in Ancient Rome - Ray Laurence

Translator: Andrea McDonough Reviewer: Jessica Ruby

Translator: Sabrina Go Reviewer: Ade Indarta

Today, we're going to look at the world of Rome

Hari ini, kita akan melihat Roma

through the eyes of a young girl.

melalui mata seorang anak perempuan.

Here she is, drawing a picture of herself

Inilah ia, sedang menggambar lukisan dirinya

in the atrium of her father's enormous house.

di atrium rumah ayahnya yang megah.

Her name is Domitia,

Namanya adalah Domitia,

and she is just 5 years old.

dan ia baru 5 tahun.

She has an older brother who is fourteen,

Ia mempunyai kakak laki-laki berusia 14 tahun,

Lucius Domitius Ahenobarbus,

Lucius Domitius Ahenobarbus,

named after her dad.

dinamai seperti ayahnya.

Girls don't get these long names that boys have.

Anak-anak perempuan tidak memiliki nama sepanjang anak laki-laki.

What is worse is that Dad insists

Parahnya, Ayahnya bersikeras

on calling all his daughters Domitia.

memanggil anak-anak perempuannya Domitia.

"Domitia!"

"Domitia!"

His call to Domitia drawing on the column,

Panggilannya pada Domitia yang menggambar di pilar,

Domitia III.

Domitia III.

She has an older sister, Domitia II, who is 7 years old.

Ia mempunyai kakak perempuan, Domitia II, yang berusia 7 tahun.

And then there's Domitia I, who is ten.

Dan ada Domitia I, sepuluh tahun.

There would have been a Domitia IV,

Akan ada Domitia IV,

but mom died trying to give birth to her three years ago.

tapi ibunya meninggal saat melahirkannya tiga tahun lalu.

Confused?

Bingung?

The Romans were too.

Orang-orang Romawi juga.

They could work out ancestry through the male line

Mereka bisa membuat silsilah melalui garis pria

with the nice, tripartite names

dengan nama-nama tripartit yang bagus

such as Lucius Domitius Ahenobarbus.

seperti Lucius Domitius Ahenobarbus.

But they got in a real mess

Tapi mereka kebingungan

over which Domitia was married to whom

Domitia mana yang menikah dengan siapa

and was either the great aunt

dan apakah bibi buyut

or the great stepmother and so on to whom

ataukah ibu tiri buyut dan seterusnya dengan siapa

when they came to write it down.

ketika mereka menuliskannya.

Domitia III is not just drawing on the pillar,

Domitia III tidak hanya sedang menggambar di pilar,

she's also watching the action.

ia juga sedang mengamati kejadian.

You see, it's early,

Masih cukup pagi

in the time of day when all her dad's clients and friends

pada waktu semua relasi dan teman-teman ayahnya

come to see him at home to pay their respects.

datang menemui ayahnya di rumah untuk mengucapkan salam.

Lucius Popidius Secundus, a 17 year old,

Lucius Popidius Secundus, 17 tahun,

he wants to marry Domitia II

ia ingin menikahi Domitia II

within the next five to seven years,

dalam 5 sampai 7 tahun yang akan datang,

has come as well.

juga turut datang.

He seems to be wooing not his future wife,

Ia tidak terlihat sedang merayu calon istrinya,

but her dad.

tapi malah ayahnya.

Poor Lucius, he does not know that Domitia's dad

Kasihan Lucius, ia tidak tahu bahwa ayah Domitia

thinks he and his family are wealthy

berpikir ia dan keluarganya kaya

but still scumbags from the Subura.

tapi tetap sampah dari Subura.

Afterall, it is the part of Rome

Lagipula, itu adalah bagian dari Roma

full of barbers and prostitutes.

yang penuh tukang cukur dan pelacur.

Suddenly, all the men are leaving with Dad.

Tiba-tiba, semua pria pergi bersama sang Ayah.

It's the second hour

Ini jam kedua

and time for him to be in court

dan waktu baginya untuk hadir di sidang

with a sturdy audience of clients

dengan penonton yang kaku

to applaud his rhetoric

untuk memuji retorikanya

and hiss at his opponent.

dan marah pada lawannya.

The house is now quieter.

Rumah menjadi lebih sepi.

The men won't return for seven hours,

Para pria tidak akan kembali dalam tujuh jam,

not until dinner time.

tidak hingga jam makan malam.

But what happens in the house for those seven hours?

Tapi apa yang terjadi di rumah selama tujuh jam tersebut?

What do Domitia, Domitia, and Domitia do all day?

Apa yang dilakukan Domitia, Domitia dan Domitia sepanjang hari?

Not an easy question!

Bukan pertanyaan mudah!

Everything written down by the Romans

Semua yang ditulis oleh bangsa Romawi

that we have today was written by men.

yang kita punya saat ini ditulis oleh laki-laki.

This makes constructing the lives of women difficult.

Ini membuat konstruksi kehidupan para wanita sulit dibuat.

However, we can't have a history of just Roman men,

Akan tetapi, kita tidak bisa punya sejarah hanya berisi pria Romawi,

so here it goes.

jadi inilah dia.

We can begin in the atrium.

Kita bisa mulai di atrium.

There is a massive loom,

Ada mesin tenun besar,

on which Dad's latest wife is working on a new toga.

yang digunakan istri terbaru Ayah untuk membuat toga baru.

Domitia, Domitia, and Domitia are tasked

Domitia, Domitia dan Domitia ditugaskan

with spinning the wool

memintal benang wol

that will be used to weave this mighty garment,

yang akan digunakan untuk menenun pakaian mewah ini,

30 or more feet long and elliptical in shape.

panjangnya 30 kaki atau lebih dan berbentuk elips.

Romans loved the idea

Orang Romawi menyukai gagasan

that their wives work wool.

bahwa istri mereka menenun wol.

We know that because it's written

Kita tahu itu karena tertulis

on the gravestones of so many Roman women.

di banyak batu nisan wanita-wanita Romawi.

Unlike women in Greece,

Tidak seperti para wanita di Yunani,

Roman women go out the house

wanita Romawi keluar rumah

and move about the city.

dan berjalan-jalan di kota.

They go to the baths in the morning to avoid the men

Mereka mandi di pagi hari untuk menghindari para pria

or to separate baths that are for women only.

atau ke pemandian terpisah khusus wanita.

Some do go in for the latest fad of the AD 70s:

Beberapa ada yang mengikuti tren pada era 70an masehi:

nude bathing with men present.

mandi telanjang dengan kehadiran pria.

Where they have no place

Di mana mereka tidak punya tempat

is where the men are:

di situlah para pria berada:

in the Forum,

dalam Forum,

in the Law Court,

di Ruang Sidang,

or in the Senate House.

atau di Rumah Senat.

Their place in public is in the porticos

Tempat mereka di publik adalah porticos

with gardens,

dengan taman-taman,

with sculpture,

beserta patung,

and with pathways for walking in.

dan jalan setapak untuk masuk.

When Domitia, Domitia, and Domitia want

Ketika Domitia, Domitia dan Domitia ingin

to leave the house to go somewhere,

pergi ke suatu tempat,

like the Portico of Livia,

seperti Portico di Livia,

they must get ready.

mereka harus bersiap-siap.

Domitia II and Domitia III are ready,

Domitia II dan Domitia III sudah siap,

but Domitia I, who is betrothed to be married

namun Domitia I, yang ditunangkan untuk menikah

in two years to darling Philatus,

dalam dua tahun dengan Philatus,

isn't ready.

belum siap.

She's not slow, she just has more to do.

Bukannya lamban, hanya saja banyak yang harus ia lakukan.

Being betrothed means she wears the insignia of betrothal:

Bertunangan artinya ia mengenakan lambang pertunangan:

engagement rings

cincin-cincin tunangan

and all the gifts Pilatus has given her -

dan semua hadiah yang diberikan Philatus -

jewels,

perhiasan,

earrings,

anting-anting,

necklaces,

kalung,

and the pendants.

dan liontin.

She may even wear her myrtle crown.

Ia bahkan akan memakai mahkota daunnya.

All this bling shouts,

Semua perhiasan ini berseru,

"I'm getting married to that 19 year old

"Aku akan menikah dengan pria 19 tahun

who gave me all this stuff I'm wearing!"

yang memberikan semua benda yang kupakai ini!"

While as they wait, Domitia II and Domitia III play with their dolls

Sementara menunggu, Domitia II dan Domitia III memainkan boneka mereka

that mirror the image of their sister

yang penampilannya sama dengan saudari mereka

decked out to be married.

dihias untuk menikah.

One day, these dolls will be dedicated

Suatu hari, boneka-boneka ini akan didedikasikan

to the household gods on the day of their wedding.

kepada dewa-dewa rumah tangga di hari pernikahan mereka.

Okay, we're ready.

Baik, kita siap.

The girls step into litters carried by some burly slaves.

Anak-anak perempuan naik ke dalam tandu yang diusung oleh budak-budak yang kekar.

They also have a chaperone with them

Mereka juga mempunyai pengiring

and will be meeting an aunt at the Porticus of Livia.

dan akan menemui seorang bibi di Porticus di Livia.

Carried high on the shoulders of these slaves,

Dibawa tinggi di atas bahu para budak,

the girls look out through the curtains

anak-anak perempuan melihat dari balik tirai

to see the crowded streets below them.

untuk menonton keramaian jalan di bawah mereka.

They traverse the city, pass the Coliseum,

Mereka melintasi kota, melewati Coliseum,

but then turn off to climb up the hill

namun berbelok untuk mendaki bukit

to the Porticus of Livia.

menuju Porticus di Livia.

It was built by Livia, the wife of the first emperor Augustus,

Dibangun oleh Livia, istri dari kaisar pertama Augustus,

on the site of the house of Vedius Pollio.

di bagian rumah milik Vedius Pollio.

He wasn't such a great guy.

Ia bukanlah pria baik.

He once tried to feed a slave

Ia pernah mencoba mengumpankan budaknya

to the eels in his fish pond

pada belut-belut di kolamnya

for simply dropping a dish.

hanya karena menjatuhkan makanan.

Luckily, the emperor was at the dinner

Untungnya, kaisar hadir di makan malam

and tamed his temper.

dan menenangkan amarahnya.

The litters are placed on the ground

Tandu-tandu diletakkan di tanah

and the girls get out

dan anak-anak perempuan keluar

and arm in arm, two by two,

bergandengan, berdua-dua

they ascend the steps

mereka menaiki undakan

into the enclosed garden with many columns.

memasuki taman tertutup dengan banyak pilar.

Domitia III shot off and is drawing on a column.

Domitia III melesat dan menggambar di pilar.

Domitia II joins her

Domitia II bergabung bersamanya

but seeks to read the graffiti higher up on the column.

tapi untuk membaca grafiti di tempat yang lebih tinggi.

She spots a drawing of gladiators

Ia menemukan gambar gladiator

and tries to imagine seeing them fighting,

dan berusaha membayangkan mereka bertarung,

something she will never be permitted to do,

sesuatu yang tidak boleh ia lakukan,

except from the very rear of the Coliseum.

kecuali di bagian paling belakang Coliseum.

From there, she will have a good view

Dari sana, ia bisa melihat jelas

of the 50,000 spectators

50.000 penonton

but will see little by way of blood and gore.

tapi tidak bisa melihat darah dan kekerasan dengan jelas.

If she really wanted a decent view,

Jika ia ingin melihat dengan jelas,

she could become a vestal virgin

ia bisa menjadi perawan vesta

and would sit right down the front.

dan akan duduk tepat di depan.

But a career tending the sacred flame of Vesta

Namun pekerjaan menjaga api suci Vesta

is not to everybody's taste.

bukan selera semua orang.

Domitia I has met another ten year old

Domitia I sudah bertemu anak usia sepuluh tahun lain

also decked out in the insignia of betrothal.

yang juga dihiasi lambang pertunangan.

Home time.

Waktunya pulang.

When they get there after the eighth hour,

Saat mereka sampai di jam kedelapan,

something is up.

sesuatu terjadi.

A smashed dish lies on the floor.

Piring pecah tergeletak di lantai.

All the slaves are being gathered together in the atrium

Para budak dikumpulkan di atrium

and await the arrival of their master.

dan menanti kedatangan majikan mereka.

Dad is going to go mad.

Ayah akan marah.

He will not hit his children,

Ia tidak akan memukul anak-anaknya,

but like many other Romans,

tapi seperti kebanyakan Romawi,

he believes that slaves have to be punished.

ia percaya budak harus dihukum.

The whip lies ready for his arrival.

Cambuk sudah siap saat kepulangannya.

No one knows who smashed the dish,

Tidak ada yang tahu siapa yang memecahkan piring,

but Dad will call the undertaker

tapi Ayah akan memanggil pengurus

to torture it out of them, if he must.

untuk memaksa mereka mengaku, jika harus.

The doorkeeper opens the front door to the house.

Penjaga pintu membuka pintu depan.

A hush comes over the anxious slaves.

Kesunyian menyelubungi para budak yang cemas.

In walks not their master

Yang masuk bukan majikan mereka

but, instead, a pregnant teenager.

melainkan remaja yang sedang mengandung.

It is the master's eldest daughter, age 15,

Ia adalah putri tertua sang majikan, usianya 15 tahun,

who is already a veteran of marriage and child birth.

yang sudah kawakan dalam pernikahan dan melahirkan.

Guess what her name is.

Tebak siapa namanya.

There is a five to ten percent chance

Ada lima sampai sepuluh persen kemungkinan

she won't survive giving birth to her child,

ia tidak akan selamat dalam persalinan,

but, for now, she has come to dinner with her family.

tapi untuk sekarang, ia datang untuk makan malam bersama keluarganya.

As a teenage mother,

Sebagai ibu remaja,

she has proved that she is a successful wife

ia sudah membuktikan dirinya istri yang sukses

by bringing children and descendants for her husband,

dengan melahirkan anak dan keturunan untuk suaminya,

who will carry on his name in the future.

yang akan membawa namanya di masa depan.

The family head off to the dining room

Keluarga itu pun menuju ke ruang makan

and are served dinner.

dan disajikan makan malam.

It would seem Dad has had an invite to dinner elsewhere.

Sepertinya Ayah diundang makan malam di tempat lain.

With dinner concluded, the girls crossed the atrium

Dengan usainya makan malam, anak-anak perempuan menyeberangi atrium

to bid farewell to their older sister

untuk mengucapkan selamat tinggal pada kakak mereka

who is carried home in a litter,

yang pulang dengan tandu,

escorted by some of Dad's bodyguards.

ditemani oleh sebagian pengawal Ayah.

Returning to the house,

Kembali ke rumah,

the girls cross the atrium.

anak-anak perempuan menyeberangi atrium.

The slaves, young and old,

Para budak, tua dan muda,

male and female,

pria dan wanita,

await the return of their owner.

menunggu kedatangan majikannya.

When he returns, he may exact vengeance,

Ketika ia kembali, ia akan menghukum,

ensuring his power over the slaves

memastikan kekuasaannya terhadap budak

is maintained through violence and terror,

dilakukan dengan cara kekerasan dan teror,

to which any slave could be subjected.

dan budak yang manapun bisa jadi sasaran.

But, for the girls, they head upstairs for the night,

Tapi, untuk anak-anak perempuan, mereka naik ke atas,

ready for bed.

siap untuk tidur.