Not all scientific studies are created equal - David H. Schwartz

Translator: Dian Pusparani Reviewer: Intan Andini

Studies have shown that

Penelitian menunjukkan bahwa minum vitamin baik bagi kesehatan

taking vitamins is good for your health

and bad for your health.

serta buruk bagi kesehatanmu.

That newly discovered herb can improve your memory

Tanaman yang baru ditemukan itu bisa meningkatkan daya ingat

or destroy your liver.

atau menghancurkan hatimu.

Berita utama mengumumkan pengobatan kanker baru yang menjanjikan

Headlines proclaim a promising new cancer treatment

and never mention it again.

lalu tidak membahasnya lagi.

On a daily basis,

Sehari-hari, kita dibombardir dengan berita yang menarik perhatian,

we are bombarded with attention-grabbing news,

backed up by scientific studies,

didukung oleh penelitian ilmiah,

but what are these studies?

Tapi penelitian apa itu? Bagaimana penelitiannya dilakukan?

How are they performed?

And how do we know whether they're reliable?

Bagaimana kita tahu jika mereka bisa diandalkan?

When it comes to dietary or medical information,

Jika menyangkut makanan atau informasi medis,

the first thing to remember

pertama yang harus diingat

is that while studies on animals or individual cells

adalah meski penelitian pada sel hewan atau individu

can point the way towards further research,

bisa mengarah ke penelitian lebih lanjut,

the only way to know how something will affect humans

cara mengetahui bagaimana ia akan memengaruhi manusia

is through a study involving human subjects.

ialah melalui penelitian yang melibatkan manusia.

And when it comes to human studies,

Dan jika menyangkut penelitian manusia,

the scientific gold standard is

standar emas ilmiahnya yaitu

uji klinis acak, atau RCT (Randomized Clinical Trial).

the randomized clinical trial, or RCT.

The key to RCTs is that the subjects are randomly assigned

Kunci RCT adalah subjek ditetapkan secara acak pada kelompok penelitiannya.

to their study groups.

They are often blinded to make them more rigorous.

Kelompoknya sering dirahasiakan agar lebih akurat.

This process attempts to ensure

Proses ini memastikan bahwa satu-satunya perbedaan di antara kelompok itu

that the only difference between the groups

is the one the researchers are attempting to study.

hanyalah pada hal yang peneliti coba pelajari.

For example,

Contohnya,

when testing a new headache medication,

saat menguji obat sakit kepala baru,

a large pool of people with headaches

kelompok besar yang sakit kepala

would be randomly divided into two groups,

akan dibagi secara acak menjadi dua kelompok,

one receiving the medication

yang menerima obat

and another receiving a placebo.

dan satu lagi menerima plasebo.

With proper randomization,

Dengan pengacakan yang tepat,

the only significant overall difference

satu-satunya perbedaan keseluruhan yang signifikan antar 2 kelompok

between the two groups

will be whether or not they received the medication,

bergantung pada mereka menerima obat atau tidak,

rather than other differences that could affect results.

bukan perbedaan lain yang dapat memengaruhi hasil.

Randomized clinical trials are incredible tools,

Uji klinis acak adalah alat yang luar biasa,

and, in fact, the US Food and Drug Administration

dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS

often requires at least two to be conducted

sering membutuhkan setidaknya dua penelitian

before a new drug can be marketed.

sebelum obat baru dapat dipasarkan.

But the problem is that an RCT is not possible

Tapi masalahnya adalah RCT tidak memungkinkan di banyak kasus,

in many cases,

either because it's not practical

entah karena tidak praktis

atau akan butuh terlalu banyak sukarelawan.

or would require too many volunteers.

In such cases,

Untuk kasus seperti itu,

scientists use an epidemiological study,

ilmuwan menggunakan penelitian epidemiologi,

which simply observes people going about their usual behavior,

yang hanya mengamati orang-orang melakukan perilaku mereka yang biasa,

rather than randomly assigning active participants

daripada secara acak menugaskan peserta aktif

to control invariable groups.

untuk mengontrol kelompok yang tidak berubah.

Let's say we wanted to study

Misal, kita ingin meneliti apakah bahan herbal di pasaran menyebabkan mual.

whether an herbal ingredient on the market

causes nausea.

Rather than deliberately giving people something

Daripada sengaja memberi orang sesuatu yang bisa membuat mereka mual,

that might make them nauseated,

we would find those who already take the ingredient

kita mencari mereka yang sudah mengkonsumsinya di kehidupan sehari-hari

in their everyday lives.

This group is called the cohort.

Kelompok ini disebut kohort.

We would also need a comparison group

Kita juga butuh kelompok pembanding berisi mereka yang tak terpapar unsur itu.

of people who do not have exposure to the ingredient.

And we would then compare statistics.

Lalu, kita akan membandingkan statistik.

If the rate of nausea is higher in the herbal cohort,

Jika tingkat mual lebih tinggi pada kelompok herbal,

it suggests an association

ia menunjukkan asosiasi antara suplemen herbal dan mual.

between the herbal supplement and nausea.

Epidemiological studies are great tools

Studi epidemiologi bagus untuk meneliti efek kesehatan dari hampir semua hal,

to study the health effects of almost anything,

without directly interfering in people's lives

tanpa mencampuri kehidupan orang secara langsung

or assigning them to potentially dangerous exposures.

atau memaparkan mereka pada potensi berbahaya.

So, why can't we rely on these studies

Jadi, mengapa penelitian ini tidak andal

to establish causal relationships

untuk membangun hubungan antara zat dan pengaruhnya terhadap kesehatan?

between substances and their effects on health?

The problem is

Permasalahannya adalah

that even the best conducted epidemiological studies

bahkan penelitian epidemiologi terbaik yang diterapkan punya kekurangan bawaan.

have inherent flaws.

Precisely because the test subjects

Justru karena subjek tes

tidak secara acak ditugaskan ke kelompok mereka.

are not randomly assigned to their groups.

For example, if the cohort in our herbal study

Contoh, jika kohort di penelitian herbal kita adalah

consisted of people who took the supplement

mereka yang konsumsi suplemen

untuk alasan kesehatan,

for health reasons,

mereka mungkin sudah memiliki tingkat mual yang lebih tinggi

they may have already had higher rates of nausea

than the other people in the sample.

dibanding orang lain dalam sampel.

Or the cohort group could've been composed of

Atau kelompok kohort bisa saja terdiri dari

people who shop at health food stores

mereka yang belanja di toko makanan kesehatan

and have different diets

dan memiliki diet berbeda

or better access to healthcare.

atau punya akses layanan kesehatan lebih baik.

These factors that can affect results,

Faktor-faktor ini yang bisa memengaruhi hasil,

in addition to the factor being studied,

juga faktor yang tengah dipelajari,

are known as confounding variables.

dikenal sebagai variabel pengganggu.

These two major pitfalls,

Dua perangkap utama ini,

combined with more general dangers,

ditambah dengan bahaya lebih umum,

such as conflicts of interest or selective use of data,

seperti konflik kepentingan atau penggunaan data secara selektif,

can make the findings of any particular epidemiological study suspect,

bisa membuat temuan suatu penelitian epidemiologi dicurigai.

and a good study must go out of its way

Penelitian baik harus dilakukan secara maksimal

to prove that its authors have taken steps

untuk buktikan bahwa penulisnya sudah ambil langkah untuk

to eliminate these types of errors.

menghilangkan jenis kesalahan ini.

But even when this has been done,

Tapi bahkan saat itu telah dilakukan,

the very nature of epidemiological studies,

sifat penelitian epidemiologi,

which examine differences between preexisting groups,

yang menguji perbedaan antara kelompok yang sudah ada sebelumnya,

rather than deliberately inducing changes within the same individuals,

daripada sengaja mendorong perubahan dalam individu yang sama,

means that a single study

can only demonstrate a correlation

artinya satu penelitian

hanya bisa menunjukkan korelasi

between a substance and a health outcome,

antara zat dan hasil kesehatan,

rather than a true cause and effect relationship.

bukannya hubungan sebab dan akibat yang sebenarnya.

At the end of the day,

Pada akhirnya,

epidemiological studies have served as excellent guides to public health,

penelitian epidemiologi telah menjadi panduan yang sangat baik

untuk kesehatan masyarakat,

alerting us to critical health hazards,

such as smoking, asbestos, lead, and many more.

memperingatkan kita akan bahaya kesehatan yang kritis,

seperti rokok, asbes, timbal, dan masih banyak lagi.

But these were demonstrated through

Tapi ini ditunjukkan melalui

multiple, well-conducted epidemiological studies,

beberapa penelitian epidemiologi yang dilakukan baik,

all pointing in the same direction.

semua menunjuk ke arah yang sama.

So, the next time you see a headline

Jadi, lain kali ada berita utama

about a new miracle cure

tentang obat ajaib baru

or the terrible danger posed by an everyday substance,

atau bahaya mengerikan yang timbul dari zat sehari-hari,

try to learn more about the original study

cobalah pelajari lebih lanjut penelitian aslinya

and the limitations inherent in any epidemiological study or clinical trial

dan keterbatasan yang melekat di tiap penelitian epidemiologi atau uji klinis

before jumping to conclusions.

sebelum buru-buru ambil kesimpulan.