The life cycle of a t-shirt - Angel Chang

Translator: Ferdyani Atikaputri Reviewer: Pras Haryanto

Mari kita membahas tentang kaos putih.

Consider the classic white t-shirt.

Annually, we sell and buy two billion t-shirts globally,

Dalam setahun, penjualan dan pembelian kaos di dunia mencapai dua miliar kaos,

making it one of the most common garments in the world.

yang menjadikannya garmen terlaris di dunia.

But how and where is the average t-shirt made,

Namun bagaimana dan di mana kaos-kaos tersebut diproduksi,

and what's its environmental impact?

dan apa dampaknya bagi lingkungan?

Clothing items can vary a lot,

Jenis pakaian bermacam-macam,

but a typical t-shirt begins its life on a farm in America, China, or India

tetapi pada umumnya kaos bermula dari pertanian di Amerika, Cina, atau India

where cotton seeds are sown, irrigated and grown for the fluffy bolls they produce.

di mana biji kapas ditanam, teririgasi, dan tumbuh menghasilkan buah kapas halus.

Self-driving machines carefully harvest these puffs,

Mesin-mesin otomatis dengan hati-hati memanen gumpalan-gumpalan kapas,

an industrial cotton gin mechanically separates the fluffy bolls from the seeds,

lalu mesin pemisah biji kapas melepaskan buah-buah kapas halus dari bijinya,

and the cotton lint is pressed into 225-kilogram bales.

dan serat-serat kapas dipadatkan menjadi 225 kg bal kapas.

The cotton plants require a huge quantity of water and pesticides.

Tanaman kapas membutuhkan jumlah air dan pestisida yang sangat banyak.

2,700 liters of water are needed to produce the average t-shirt,

Sebanyak 2.700 liter air diperlukan untuk menghasilkan satu buah kaos,

enough to fill more than 30 bathtubs.

cukup untuk mengisi 30 bak mandi.

Meanwhile, cotton uses more insecticides and pesticides

Kapas membutuhkan lebih banyak insektisisda dan pestisida

than any other crop in the world.

dibandingkan dengan tanaman pertanian lainnya di dunia.

These pollutants can be carcinogenic,

Polutan-polutan ini bersifat karsinogenik,

harm the health of field workers,

membahayakan kesehatan para pekerja di lahan,

and damage surrounding ecosystems.

dan membahayakan ekosistem sekitar.

Some t-shirts are made of organic cotton grown without pesticides and insecticides,

Beberapa kaos berbahan kapas organik yang tumbuh tanpa pestisida dan insektisida,

but organic cotton makes up less than 1%

tetapi produksinya kurang dari 1%

of the 22.7 million metric tons of cotton produced worldwide.

dari 22,7 juta ton kubik produksi kapas dunia.

Once the cotton bales leave the farm,

Setelah meninggalkan lahan pertanian,

textile mills ship them to a spinning facility,

pabrik tekstil mengangkut bal-bal kapas ke tempat pemintalan,

usually in China or India,

yang biasanya terletak di Cina atau India,

where high-tech machines blend,

di mana mesin-mesin canggih mencampur,

card,

memisahkan,

comb,

menyisir,

pull,

menarik,

stretch,

meregangkan,

and, finally, twist the cotton into snowy ropes of yarn called slivers.

dan pada akhirnya mengepang kapas menjadi gulungan tali putih yang disebut kerat.

Then, yarns are sent to the mill,

Gulungan itu dikirim ke pemintalan,

where huge circular knitting machines

di mana mesin rajut yang besar,

weave them into sheets of rough grayish fabric

merangkainya menjadi lembaran kain abu-abu kasar

treated with heat and chemicals until they turn soft and white.

yang dipanaskan dan diberi unsur kimiawi sampai menjadi lembut dan berwarna putih.

Here, the fabric is dipped into commercial bleaches and azo dyes,

Setelah itu, lembaran kain dicelupkan ke dalam pemutih dan pewarna azo,

which make up the vivid coloring in about 70% of textiles.

yang menjadi sumber warna yang tajam di 70% tekstil yang ada.

Unfortunately, some of these contain cancer-causing cadmium,

Sayangnya, beberapa unsur kimia mengandung kadmium yang memicu kanker,

lead,

tembaga,

chromium,

kromium,

and mercury.

dan raksa.

Other harmful compounds and chemicals can cause widespread contamination

Komponen dan zat kimia berbahaya lainnya dapat menimbulkan penyebaran kontaminasi

when released as toxic waste water in rivers and oceans.

ketika dibuang sebagai air limbah ke sungai dan lautan.

Technologies are now so advanced in some countries

Saat ini teknologi di berbagai negara sangat canggih

that the entire process of growing and producing fabric

sehingga keseluruhan proses tanam dan produksi kain

barely touches a human hand.

hampir tidak menggunakan tangan manusia.

But only up until this point.

Namun, hal itu hanya sampai pada proses ini.

After the finished cloth travels to factories,

Setelah pakaian jadi dikirim ke pabrik-pabrik,

often in Bangladesh, China, India, or Turkey,

yang mayoritas terletak di Bangladesh, Cina, India, atau Turki,

human labor is still required to stitch them up into t-shirts,

jasa buruh masih diperlukan untuk menjahitnya menjadi kaos,

intricate work that machines just can't do.

sebuah pekerjaan yang terlalu rumit untuk dilakukan oleh mesin.

This process has its own problems.

Proses ini memiliki masalah tersendiri.

Bangladesh, for example,

Sebagai contoh, di Bangladesh,

which has surpassed China as the world's biggest exporter of cotton t-shirts,

yaitu negara yang lebih unggul dari Cina sebagai eksportir terbesar kaos katun,

employs 4.5 million people in the t-shirt industry,

4,5 juta orang dipekerjakan di industri kaos,

but they typically face poor conditions and low wages.

tetapi pada umumnya mereka memiliki masalah yaitu kemiskinan dan upah rendah.

After manufacture, all those t-shirts travel by ship, train, and truck

Setelah proses manufaktur, semua kaos dikirim dengan kapal, kereta, dan truk

to be sold in high-income countries,

untuk dijual di negara-negara maju,

a process that gives cotton an enormous carbon footprint.

proses yang menjadikan kapas sebagai penghasil emisi karbon yang sangat besar.

Some countries produce their own clothing domestically,

Beberapa negara memproduksi pakaian di dalam negeri,

which cuts out this polluting stage,

sehingga dapat memangkas tingkat polusi,

but generally, apparel production accounts for 10% of global carbon emissions.

tetapi secara umum produksi pakaian menyumbang 10% pada emisi karbon global.

And it's escalating.

Dan itu terus meningkat.

Cheaper garments and the public's willingness to buy

Semakin murahnya garmen dan daya beli masyarakat

boosted global production from 1994 to 2014 by 400%

mendorong produksi global dari tahun 1994 ke 2014 sebesar 400%

to around 80 billion garments each year.

atau sekitar 80 miliar garmen per tahun.

Finally, in a consumer's home,

Pada akhirnya, di rumah para konsumen,

the t-shirt goes through one of the most resource-intensive phases of its lifetime.

kaos memasuki salah satu fase sumber daya yang paling intensif selama siklusnya.

In America, for instance,

Misalnya di Amerika,

the average household does nearly 400 loads of laundry per year

rata-rata rumah tangga mencuci 400 cucian per tahun,

each using about 40 gallons of water.

di mana setiap cucian menghabiskan sekitar 40 galon air.

Washing machines and dryers both use energy,

Mesin cuci dan pengering menyedot energi,

with dryers requiring five to six times more than washers.

di mana pengering membutuhkan 5-6 kali lebih banyak energi daripada mesin cuci

This dramatic shift in clothing consumption over the last 20 years,

Perubahan drastis pada konsumsi pakaian selama 20 tahun terkahir,

driven by large corporations and the trend of fast fashion

didorong oleh perusahan-perusahaan besar dan pesatnya tren mode

has cost the environment,

menimbulkan beban bagi lingkungan,

the health of farmers,

kesehatan para petani,

and driven questionable human labor practices.

dan menimbulkan praktik perburuhan yang dipertanyakan.

It's also turned fashion into the second largest polluter in the world after oil.

Itu juga mengubah mode menjadi penyumbang polusi terbesar kedua di dunia setelah minyak.

But there are things we can do.

Akan tetapi ada hal-hal yang bisa kita lakukan,

Consider shopping secondhand.

Pertimbangkan membeli pakaian bekas

Try to look for textiles made from recycled or organic fabrics.

Kita dapat mencoba untuk memilih tekstil berbahan kain organik atau daur ulang.

Wash clothes less and line dry to save resources.

Kita bisa mengurangi pencucian baju dan menjemurnya guna menghemat energi.

Instead of throwing them away at the end of their life,

Daripada membuang kaos begitu saja,

donate, recycle, or reuse them as cleaning rags.

lebih baik didonasikan, didaur ulang, atau menjadikannya sebagai lap.

And, finally, you might ask yourself,

Akhirnya Anda pun bertanya pada diri sendiri,

how many t-shirts and articles of clothing will you consume over your lifetime,

Berapa banyak kaos dan pakaian yang akan Anda konsumsi selama hidup,

and what will be their combined impact on the world?

dan apa kombinasi dampak yang akan ditimbulkan pada dunia?