The myth of Loki and the deadly mistletoe - Iseult Gillespie

Translator: Mutia Bida Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

Baldur— son of All Father Odin and Queen Frigg,

Baldur— putra dari Bapa Odin dan Ratu Frigg,

husband of Nanna the Peaceful, and God of truth and light—

suami dari Nanna yang Tenang, dan Dewa kebenaran dan cahaya—

was the gentlest and most beloved being in all of Asgard.

adalah makhluk paling rendah hati dan paling dicintai di seluruh Asgard.

In his great hall of Breidablik,

Di balai agungnya di Breidablik,

Baldur’s soothing presence eased his subject’s woes.

kehadiran Baldur mampu menghapus duka rakyatnya.

But lately, he was plagued by troubles of his own.

Namun belakangan, ia dihantui oleh masalahnya sendiri.

Every night, Baldur had gruesome visions foretelling his own imminent death.

Setiap malamnya, Baldur bermimpi buruk tentang ajalnya yang sudah dekat.

Determined to protect her son from these grim prophecies,

Untuk melindungi anaknya dari ramalan mengerikan ini,

Queen Frigg travelled across the nine realms,

Ratu Frigg berkelana menyeberangi sembilan dunia,

begging all living things not to harm Baldur.

memohon kepada semua makhluk hidup agar tidak menyakiti Baldur.

Her grace moved each being she encountered.

Sikap santunnya itu meluluhkan setiap makhluk yang ia temui.

Every animal and element, every plague and plant, every blade and bug

Setiap hewan dan unsur, setiap wabah dan tumbuhan, setiap pedang dan serangga

gladly gave their word.

dengan senang hati mengucap sumpah mereka.

Frigg returned to Breidablik, and threw a great feast to celebrate.

Frigg kembali ke Breidablik dan mengadakan perjamuan besar untuk merayakan.

Wine flowed freely, and soon the gods took turns testing Baldur’s immunity.

Anggur disajikan, kemudian para dewa bergantian menguji kekebalan Baldur.

Lurking in the corner, Loki rolled his eyes.

Bersembunyi di pojokan, Loki memutar matanya.

The trickster god had never cared for Baldur the Bright,

Dewa penipu itu tidak pernah peduli pada Baldur yang Gemilang,

and found his new gift profoundly irritating.

dan merasa bakat barunya amatlah menjengkelkan.

Surely there was a flaw in Frigg’s plan.

Tentu saja ada ketidaksempurnaan pada rencana Frigg.

Taking the form of an old woman,

Dengan mengubah dirinya menjadi wanita tua,

Loki crept to Frigg’s side and feigned confusion.

Loki bergerak perlahan ke samping Frigg dan berpura-pura bingung.

Why were the gods attacking sweet Baldur, whom they all loved so dearly?

Kenapa para dewa itu menyerang Baldur yang amat mereka cintai?

Frigg told her of the oaths, but the old woman pressed on.

Frigg menjelaskan tentang sumpah itu, namun sang wanita tua bersikeras.

Surely you didn’t receive a vow from everything, she asked.

Kau pasti tidak mendapatkan sumpah dari semua makhluk kan, tanya wanita itu.

Frigg shrugged.

Frigg mengangkat bahunya.

The only being she hadn’t visited was mistletoe.

Satu-satunya makhluk yang belum ia temui adalah mistletoe.

After all, what god could fear a trifling weed?

Lagi pula, dewa macam apa yang menakuti sebuah rumput liar kecil?

At this, Loki dashed outside to find a sprig of mistletoe.

Loki pun kemudian bergegas keluar untuk mencari setangkai mistletoe.

When he returned, the festivities had grown even rowdier.

Ketika ia kembali, perjamuan menjadi semakin meriah.

But not every god was enjoying the party.

Namun, tidak semua dewa menikmati perjamuan tersebut.

Baldur’s brother Hodur, who was blind and weapon-less, sat dejected.

Saudara Baldur, Hodur, yang buta dan tak bersenjata, duduk dengan murung.

Seeing his opportunity,

Melihat kesempatannya,

the trickster slyly offered Hodur a chance to participate.

sang penipu dengan liciknya menawari Hodur untuk turut serta.

Loki armed him with mistletoe, guided his aim towards his brother,

Loki mempersenjatainya dengan mistletoe, mengarahkan bidikannya kepada saudaranya,

and told Hodur to hurl with all his might.

dan menyuruh Hodur untuk memanah sekuat tenaga.

The mistletoe pierced Baldur’s chest with deadly force.

Mistletoe itu menusuk dada Baldur dengan kekuatan mematikan.

The god’s light quickly flickered out, and despair swept over the crowd.

Cahaya sang dewa kemudian meredup, dan keputusasaan menjalari orang-orang.

Within moments, the impact of Baldur’s death could be felt

Dalam sekejap, dampak dari kematian Baldur dapat dirasakan

across the nine realms.

di seluruh sembilan dunia.

But from the weeping masses, Hermod the Brave stepped forward.

Dari sekian banyak rakyat yang menangis, Hermod sang Pemberani melangkah maju.

The warrior god believed that with the help of Odin’s mighty steed,

Dewa pejuang tersebut yakin bahwa dengan bantuan dari kuda perkasa milik Odin,

there was no plane he could not reach.

tak ada tempat yang tak bisa ia tuju.

He would travel to halls of Hel herself, and bring Baldur home.

Ia bersedia pergi ke balai milik Hel dan membawa pulang Baldur.

The god rode for nine days and nine nights,

Sang dewa berkuda selama sembilan hari dan sembilan malam,

past halls of corpses and over paths paved with bone.

melewati lahan dengan mayat bergelimpangan dan melintasi jalan yang tertutup tulang.

When he finally reached the Queen of the Underworld,

Ketika ia akhirnya sampai di tempat Ratu Neraka,

Hermod begged her to return Baldur to his family.

Hermod memohon padanya untuk mengembalikan Baldur kepada keluarganya.

Hel considered taking pity, but she wanted to know the extent of the gods’ mourning.

Hel berpikir untuk berbelas kasihan, namun ia ingin tahu seburuk apa duka para dewa.

She agreed to relinquish Baldur’s soul—

Ia setuju untuk melepaskan jiwa Baldur

if Hermod could prove that every living thing wept at Baldur’s death.

jika Hermod dapat membuktikan bahwa semua makhluk hidup menangisi kematian Baldur.

Hermod shot back to the land of the living.

Hermod bergegas kembali ke dunia makhluk hidup.

He met with every creature that Frigg visited earlier—

Ia bertemu dengan semua makhluk yang sebelumnya sudah Frigg temui—

all of which cried for Baldur and begged for his return.

semuanya menangisi Baldur dan memohon agar Baldur dikembalikan.

Meanwhile, Loki watched Hermod’s mission with disdain.

Sementara itu, Loki mengawasi misi Hermod dengan jijik.

He would not let his work be so easily undone,

Ia tak akan membiarkan usahanya menjadi sia-sia begitu saja,

but if he interfered too boldly it might reveal his hand in Baldur’s murder.

namun jika ia terlalu ikut campur, ulahnya membunuh Baldur bisa terungkap.

Disguising himself as a ferocious giant, he hid himself at Hermod’s final stop.

Dengan menyamar menjadi raksasa buas, ia bersembunyi di tujuan terakhir Hermod.

When the warrior came,

Ketika sang pejuang tiba,

the howling wind and craggy rocks each declared their love for Baldur.

angin yang menderu dan bebatuan terjal menyatakan rasa cintanya pada Baldur.

But the giant within spewed only contempt for the deceased.

Namun, sang raksasa hanya menghina sang almarhum.

No matter how much Hermod begged, she would not shed a single tear.

Tak peduli berapa kali Hermod memohon, ia tak rela menangisinya.

With his last hope dashed, the god began to mourn Baldur a second time.

Seiring pudarnya harapan terakhirnya, sang dewa mulai meratapi Baldur lagi.

But an echo from the cave rang out above his sobs.

Namun, sebuah gema terdengar dari dalam gua.

Loki’s twisted cackle was well-known to every Asgardian,

Tawa cekikik Loki dikenali semua Asgardian,

and Hermod realized he’d been tricked.

Hermod pun sadar ia telah ditipu.

As he leapt to accost the trickster,

Ketika ia melompat untuk menegur si penipu,

Loki took the form of a salmon and wriggled into the waterfall.

Loki mengubah dirinya menjadi ikan salmon dan menggeliat masuk ke air terjun.

His escape was guaranteed, until Thor arrived at the scene.

Ia yakin dapat kabur dengan mudah, sampai Thor datang.

Dragging Loki back to the cave, the gods bound him with a poisonous serpent.

Mereka pun menyeret Loki ke dalam gua dan mengikatnya dengan ular berbisa.

Here, Loki would remain chained until the end of days—

Di sinilah Loki dibelenggu sampai hari kiamat—

the serpent dripping venom on his brow as punishment

dengan ular berbisa yang meneteskan bisa di alisnya sebagai bentuk hukuman

for dousing Asgard’s brightest light.

karena sudah melenyapkan cahaya tercerah Asgard.