This is your brain on air pollution | María Neira

Translator: Shirley Argasetya Reviewer: Nur Shabrina

There is something we desperately need

Ada yang begitu kita butuhkan

that we cannot stop doing:

yang tidak dapat berhenti kita lakukan:

it is breathing.

yaitu, bernapas.

Do you want to try?

Kalian mau mencoba?

Why don't we stop breathing together

Ayo, kita coba berhenti bernapas bersama

for, let's say, even 10 seconds.

sekitar, 10 detik.

Is that OK?

Bagaimana?

Let's do it.

Kita coba bersama.

Get ready ... OK, now!

Siap-siap ... ya, mulai!

Oof, difficult, isn't it?

Ups, sulit, bukan?

Well, this is an incredible number

Nah, ini jumlah yang begitu besar

that will again take your breath away:

yang juga akan membuat kalian menahan napas:

seven.

tujuh.

Seven what?

Tujuh apa?

Seven million premature deaths a year

Tujuh juta kematian prematur dalam setahun

caused by exposure to the bad quality of the air we breathe.

disebabkan oleh paparan

atas buruknya kualitas udara yang kita hirup.

Imagine -- it's like more than the entire population of my dear Madrid

Bayangkan --

lebih dari seluruh populasi Madrid

will be wiped out in one year.

akan hilang dalam satu tahun.

And you may ask:

Dan mungkin Anda bertanya:

Has this information been disclosed?

Sudahkan informasi ini terbuka?

Sudahkah informasi ini diberitakan, disebarkan?

Has this information been publicized, distributed?

Well, yes.

Ya, sudah.

We have at the moment more than 70,000 scientific papers

Kita memiliki lebih dari 70.000 makalah ilmiah

tentang hubungan antara polusi udara dan kesehatan,

examining the relationship between air pollution and our health,

and the global media has been regularly covering this issue.

dan media global terus-menerus meliput masalah ini.

In fact, in a relatively short period of time,

Faktanya, tak butuh waktu lama, sebenarnya

we have come to know

untuk kita mengetahui

bahwa polusi udara berdampak negatif

that air pollution is having a negative impact

terhadap hampir semua organ penting tubuh.

on almost all our major organs.

Kita mulai dari paru-paru.

Let's start by the lungs.

Berbicara tentang polusi udara, pasti terkait dengan paru-paru.

When we think about air pollution, we always think about the lungs.

In fact, every time we take a breath,

Sebenarnya, setiap kali kita bernapas,

kita menghirup polutan beracun,

we are inhaling toxic pollutants,

dan paru-paru kita yang cantik berwarna merah muda ini

and our poor pink and lovely lungs

are suffering all of that.

terpaksa harus menderita.

Selama 10 tahun terakhir,

Over the last 10 years,

we have put together a lot of knowledge about what's happened to that,

ada begitu banyak pengetahuan terkait masalah ini,

tapi, pertama-tama,

but let me tell you first what is air pollution.

kita akan berbicara tentang polusi udara.

OK, air pollution is a very complex mixture

Polusi udara adalah campuran yang sangat rumit

of solid particles,

dari partikel-partikel padatan,

tetesan cair,

liquid droplets

dan bahan kimia berbentuk gas.

and gaseous chemicals.

Imagine all of this mixture

Bayangkan semua campuran ini

that might come from sources like household fuel burning

yang berasal dari sumber seperti pembakaran bahan bakar rumah tangga

or industry or traffic

atau industri, atau lalu lintas jalan

or many other indoor and outdoor sources.

atau sumber di dalam dan luar ruangan lainnya.

And, of course, different sources of pollution

Dan, sudah jelas, sumber polusi yang berbeda

will make different mixtures of pollutants.

pasti akan menghasilkan campuran polutan yang berbeda pula.

Intinya, semua racun ini,

The point is that all of these toxins,

they can be combined in different ways.

dapat digabungkan dalam berbagai cara.

Lihat, contoh, polusi partikulat, atau PM,

Let's take, for instance, the particulate matter, the PM.

It can be a mixture that will include --

dapat berbentuk campuran berisi

coba lihat koktail ini --

look at the cocktail here --

soil and road dust,

tanah dan debu jalanan,

garam laut,

sea salt,

logam beracun,

toxic metals,

diesel smog,

asap diesel,

nitrat dan sulfat,

nitrates and sulfates,

dan semua zat beracun ini, koktail lezat ini

and all of this toxic poison, this delicious cocktail,

is going through our lungs every day,

masuk ke dalam paru-paru kita setiap hari,

dan, kita terus-menerus terpapar oleh polusi udara ini

and we are constantly exposed to this air pollution

because we cannot stop breathing.

karena kita tidak dapat berhenti bernapas.

I mean, we can do it for 10 seconds, but no more than that.

Kita bisa saja tidak bernapas 10 detik, tapi tidak lebih.

Kita tidak bisa berhenti bernapas,

We cannot stop breathing

and, in addition,

selain itu,

we need, every day, around 10,000 liters of air.

setiap hari kita butuh sekitar 10.000 liter udara

So we said that we have seven million deaths

Jadi, tujuh juta kematian

caused by air pollution every year.

disebabkan polusi udara setiap tahun.

Apa kita panik?

Are we panicking?

Are we keeping calm?

Apa kita tetap tenang?

Are we declaring a national disaster, a global emergency?

Apa kita tetapkan bencana nasional, darurat global?

Well, no, and in fact I'm asking myself this question every day:

Tidak, dan tiap hari saya bertanya sendiri:

What is happening?

Apa yang sedang terjadi?

Tapi, ada lagi yang mungkin dapat mendorong kita bergerak lebih cepat.

But here is something that maybe will force us to react more quickly.

Polusi udara tidak hanya mempengaruhi paru-paru saja.

Air pollution is not just affecting our lungs.

Tetapi juga otak.

It's affecting our brain as well.

Inilah otak kita.

This is our brain.

Indah.

Beautiful.

Kita semua memilikinya.

We all have it.

We all need it.

Kita semua membutuhkannya.

Semoga saja, kita semua menggunakannya --

Hopefully, we all use it --

(Laughter)

(Tertawa)

some more than others.

lebih banyak dari yang lain.

And in the last 10 years of history,

Dalam 10 tahun terakhir dalam sejarah,

the research about the relationship between air pollution

penelitian mengenai hubungan antara polusi udara

dan kesehatan otak

and our brain's health

has been increased dramatically,

meningkat pesat,

so maybe now our brain is going up in smoke.

mungkin otak kita akan menjadi asap.

Ini ada bukti,

But let me tell you the evidence,

apa yang kita ketahui sejauh ini mengenai polusi udara di dalam otak.

what we know so far about air pollution in our brain.

First, there is an emerging body of evidence

Pertama, semakin banyak bukti

terkait dampak potensial berbahaya

regarding the potential harmful effects

of air pollutants

dari polutan udara

into our central nervous system.

terhadap sistem syaraf pusat kita.

But let's go back to the toxic particles.

Sekarang, kembali dulu ke partikel beracun.

Masih ingat?

Remember?

Partikel-partikel itu berdiam di dalam paru-paru,

We left them at the lungs,

enjoying life,

menikmati hidup.

polluting everything.

meracuni semuanya.

But now the smallest of them,

Tetapi, partikel yang terkecil,

they can cross into the bloodstream,

dapat masuk ke dalam aliran darah,

and from the bloodstream, pumped by the heart,

dari situ, dipompa oleh jantung,

mencapai ke seluruh tubuh,

they can reach the whole body,

mengancam setiap organ,

threatening every organ,

including the brain.

termasuk otak.

Kita sering berujar, polusi udara tidak memiliki batasan,

We used to say that air pollution has no borders,

and it's true as well within our bodies,

begitu juga yang terjadi di dalam tubuh kita,

because air pollutants will cross the placental barrier

karena polutan udara akan menyeberangi penghalang plasenta,

mencapai janin dan mengubah otak besar anak-anak kita

and reach the fetus and alter the cerebral cortex of our children

even before they take their first breath.

bahkan sebelum mereka bernapas untuk pertama kalinya.

Kedua, beberapa studi menunjukkan

Second, several studies have suggested

that both prenatal and early childhood long-term exposure to air pollution

baik pada masa prenatal atau masa kanak-kanak dini,

paparan jangka panjang terhadap polusi udara

will have a negative influence on neural development,

akan berdampak negatif terhadap perkembangan syaraf,

menyebabkan hasil uji kognitif yang rendah,

will have lower cognitive test outcomes,

and there will be an influence as well, a negative influence,

dan juga dapat berdampak negatif

on some behavioral disorders like autism

terhadap sejumlah gangguan tingkah laku, seperti autisme

and attention deficit hyperactivity disorder.

dan kesulitan untuk fokus dan hiperaktif (ADHD)

In addition to that, some evidence found

Selain itu, beberapa bukti menunjukkan,

that exposing our children's and young adults' brains

paparan jangka panjang polusi partikulat

terhadap otak anak dan remaja

for a long time to particulate matter

menyebabkan reaksi seperti radang otak,

will cause some reactions like brain inflammation,

mengubah respon syaraf

altering the neural response

and [also] leading to the influence of more protein plaques

dan [juga] menyebabkan semakin banyak plak protein

that are accumulating,

yang menumpuk,

and those can increase the risks for diseases

dan itu dapat meningkatkan risiko penyakit

like Alzheimer's and Parkinson's.

seperti Alzheimer dan Parkinson.

Ironis, bukan:

Ironic, isn't it:

we are investing in our children's future,

kita berinvestasi untuk masa depan anak,

menyekolahkan mereka setiap hari untuk memperluas pikiran mereka,

we are sending them to school every day to expand their minds,

the society is investing in their education,

masyarakat berinvestasi di dalam pendidikan mereka,

and yet the air they breathe while waiting for the school bus

tetapi, udara yang mereka hirup saat menunggu bus sekolah

secara negatif mempengaruhi perkembangan otak mereka.

is influencing negatively the development of their brain.

Sekarang, yang ketiga: Bagaimana dengan orang dewasa?

Let's go to the third: What about adults?

According to recent scientific evidence,

Menurut bukti ilmiah baru-baru ini,

paparan jangka panjang terhadap polusi partikulat

long-term exposure to particulate matter will cause a cognitive decline

akan menyebabkan kekurangan kognitif

in study participants as they age.

dalam peserta studi, seiring bertambahnya usia.

Tidak hanya itu,

And not only that,

if you expose them to long-term, very fine particulate matter,

jika terpapar jangka lama, ke partikulat yang sangat kecil

otak mereka akan menua lebih cepat,

their brain will age more rapidly,

dan mereka akan lebih cenderung

and they will have higher odds

of having small, silent strokes.

terkena stroke ringan tanpa gejala.

Terakhir -- saya tidak akan memberi lebih banyak lagi bukti

The last one -- and I will not give you more evidence,

because there is a ton of [it] --

karena ada berton-ton [bukti] --

some epidemiological studies in animal models

sejumlah studi epidemiologis terhadap binatang

have suggested that there might be an increased risk of dementia

menunjukkan adanya peningkatan risiko dementia

with sustained exposure to air pollutants.

akibat paparan terus-menerus terhadap polutan udara.

So, almost everybody is exposed to air pollution.

Jadi, hampir semua orang terpapar polusi udara.

Baik Anda tinggal di desa atau kota,

Whether you live in a rural area or an urban area,

di negara berpendapatan tinggi atau rendah,

whether you live in a high-income country or a low-income country,

semua otak, termasuk otak Anda,

everybody's brains, including yours,

are at risk.

berisiko.

As a medical doctor,

Sebagai dokter medis,

saya sudah mendedikasikan kehidupan profesional saya

I have been dedicating the last more than 20 years now

dalam 20 tahun terakhir

of my professional life

untuk meningkatkan kesadaran atas isu kesehatan publik,

to raise awareness about public health issues,

risiko kesehatan publik,

public health risks,

at the World Health Organization,

di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),

and I know that the knowledge is there and the solutions as well.

dan saya tahu, pengetahuan dan solusinya ada.

Memang, ada tempat yang lebih terpolusi dibanding tempat lainnya,

Sure, some places are more polluted than others,

but this a global issue,

namun ini isu global,

and no individual, no city, no group, no country, no region

tidak ada individu, kota, kelompok, negara, ataupun daerah

will be able to solve it alone.

yang dapat menyelesaikannya sendirian.

Kita membutuhkan komitmen kuat,

We need very strong commitments and very strong action by everyone:

aksi nyata dari setiap orang:

masyarakat sipil,

civil society,

sektor swasta,

private sector,

even individuals.

bahkan individu.

We all have a role to play.

Kita semua berperan.

Yes, we need to influence the way we consume,

Ya, kita harus mempengaruhi bagaimana kita mengkonsumsi,

bagaimana kita bepergian setiap hari,

the way we commute,

the way we use our energy.

bagaimana kita menggunakan energi kita.

Berita baiknya, semua solusi tersebut ada.

And the good thing is that all of those solutions are available.

The question is, if we postpone action by one day,

Pertanyaannya, jika kita menunda aksi satu hari saja,

kemungkinan kita akan kehilangan ribuan nyawa,

there might be thousands of lives that we will lose,

but if we postpone it by one year,

namun, jika kita menunda lagi sampai satu tahun,

kita akan kehilangan tujuh juta nyawa.

we might be losing again seven million.

Nah, setiap pembuat kebijakan, setiap politikus,

So every policy maker, every politician,

harus menyadari dampak terhadap kesehatan manusia

needs to be aware of the consequences on human health

akibat menunda keputusan mereka.

of postponing their decisions.

Faktanya,

In fact,

this is not the first time in history

ini bukan yang pertama dalam sejarah

that we are confronted with the risks of this invisible killer.

kita berhadapan dengan risiko pembunuh yang tak terlihat.

This was London in 1952,

Ini di London tahun 1952,

dan seperti yang dilakukan di London pada tahun 50-an dan 60-an,

and as was done in London in the '50s and the '60s,

pemerintah dan kota,

governments and cities,

they need to take urgent action to stop the terrible impact of air pollution.

mereka harus mengambil tindakan darurat

untuk menghentikan dampak buruk polusi udara.

Every politician must know that delaying what they call the tough actions,

Setiap politikus harus tahu,

menunda apa yang mereka sebut dengan tindakan sulit,

seperti mengurangi lalu lintas di kota atau

like reducing traffic in cities or investing in public transport

berinvestasi dalam transportasi publik

and engaging in promoting cycling in cities,

dan mendukung kebiasaan bersepeda di kota,

investing in renewable energy,

berinvestasi dalam energi yang diperbarui,

promoting cleaner energy for cooking, cooling

mendukung energi yang lebih bersih untuk memasak dan mendinginkan,

and transportation and heating

serta transportasi dan pemanasan

are solutions that are very smart,

merupakan solusi yang sangat cerdas,

because, in fact, they reduce emissions,

karena, faktanya, semua itu mengurangi emisi,

meningkatkan kualitas udara sejalan dengan standar WHO,

they improve air quality in line with WHO standards,

which are the standards that will protect ourselves.

yang merupakan standar untuk melindungi diri kita sendiri.

So in fact, all politicians that we need these very strong political commitments

Jadi faktanya, yang kita butuhkan dari para politikus

adalah komitmen politik yang sangat kuat

dan kemauan politik,

and political will from,

but [we need] all of them now.

namun [kita membutuhkan] semua sekarang.

Those who fail, who postpone action,

Mereka yang gagal, yang menunda aksi,

bahkan telah diminta untuk membela diri di pengadilan.

they have been requested even to defend their position in court.

Dan mulai sekarang,

And from now on,

no politician will be able to say, "I didn't know."

tidak ada politikus yang boleh berkata, "Saya tidak tahu."

So the question here is:

Dan pertanyaannya adalah:

How many lives,

Berapa jiwa,

loss of quality of life

yang harus kehilangan kualitas hidup

and losing our brain power

dan kehilangan kekuatan otak,

are we ready to accept?

siapkah kita menerimanya?

If the answer is "none,"

Jika jawabannya adalah "tidak ada,"

saya meminta agar Anda sekalian,

I will request that you,

while our brains are still functioning, while we are still intelligent,

saat otak kita masih berfungsi, saat kita masih mampu berpikir cerdas,

please exercise your right, put pressure on your politicians

tolong gunakan hak Anda, tekan politikus Anda,

and make sure that they take action to stop the sources of air pollution.

dan pastikan mereka bertindak tegas

untuk menghentikan sumber-sumber polusi udara.

This is the first thing we need to do to protect yourself

Itulah yang pertama harus kita lakukan

untuk melindungi diri kita

and to protect our beautiful brain.

dan melindungi otak kita yang indah ini.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Tepuk tangan)