An ER doctor on triaging your "crazy busy" life | Darria Long

Translator: Adinda Wulan Reviewer: Yolanda Raintina

Raise your hand, and be honest,

Angkat tangan Anda dan jujurlah,

if you've used the phrase "crazy busy"

jika Anda pernah menggunakan frasa "super sibuk"

to describe your day, your week, your month.

untuk menggambarkan hari, minggu, atau bulan Anda.

I'm an emergency-room doctor,

Saya seorang dokter UGD,

and "crazy busy" is a phrase you will never hear me use.

dan "super sibuk" adalah frasa yang tidak akan pernah saya gunakan.

And after today,

Dan setelah hari ini,

I hope you'll stop using it, too.

saya harap Anda juga akan berhenti menggunakannya.

Here's why you cannot afford to use "crazy"

Inilah alasan mengapa Anda tidak boleh menggunakan kata "super"

to describe your busy.

untuk mengungkapkan kesibukan Anda.

Because when we are in what I refer to as Crazy Busy Mode,

Saat kita berada di saat apa yang saya sebut Mode Super Sibuk,

we are simply less capable of handling the busy.

kita menjadi kurang mampu mengatasi kesibukan itu.

Here's what happens.

Inilah yang terjadi.

Your stress hormones rise and stay there,

Hormon stres Anda naik dan tetap tinggi,

your executive function in the prefrontal cortex declines.

fungsi korteks prefrontal Anda menurun.

That means your memory, your judgment, your impulse control deteriorate,

Artinya ingatan, penilaian, dan kontrol impuls Anda memburuk,

and the brain areas for anger and anxiety are activated.

lalu bagian otak untuk kemarahan dan kegelisahan aktif.

Do you feel that?

Apa Anda merasakannya?

Here's the thing.

Ini masalahnya.

You can be as busy as an emergency department

Anda bisa sesibuk UGD

without feeling like you're crazy busy.

tanpa merasakan kalau Anda super sibuk.

How?

Caranya?

Dengan taktik yang kami gunakan.

By using the same tactics that we use.

Our brains all process stress in similar fundamental ways.

Otak kita memproses stres dengan cara yang mirip.

But how we react to it

Tetapi cara kita mengatasi dan mengubahnya sudah ditunjukkan oleh penelitian,

has been shown by research to be modifiable,

whether it's emergencies or just daily, day-in, day-out stress.

baik itu darurat atau hanya stres harian.

Now contrast Crazy Busy Mode

Sekarang bedakan Mode Super Sibuk

with how I think of us in the ER -- Ready Mode.

dengan apa yang kami hadapi di UGD saat Mode Siap.

Ready Mode means whatever comes in through those doors,

Mode Siap artinya apa pun yang datang dari pintu itu,

whether it's a multiple-car pileup,

baik itu kecelakaan kendaraan,

or a patient having chest pain while stuck in an elevator,

atau pasien yang mengalami nyeri dada saat terjebak di lift,

or another patient with an item stuck where it shouldn't be.

atau pasien lain dengan benda menyangkut di tempat yang tidak seharusnya.

When you're know you're dying to ask.

Anda pasti sangat penasaran.

(Laughter)

(Tawa)

Even on those days when you would swear you were being punked,

Bahkan pada saat Anda sedang ditindas,

we're not afraid of it.

kami tidak takut akan itu.

Because we know that whatever comes in through those ER double doors,

Karena kami tahu bahwa apapun yang muncul melalui pintu UGD itu,

that we can handle it.

kami yakin bisa mengatasinya.

That we're ready.

Kami siap.

That's Ready Mode.

Itulah Mode Siap.

We've trained for it,

Kami terlatih untuk itu

and you can, too.

dan Anda juga bisa.

Here's how.

Begini caranya.

Step one to go from Crazy Mode to Ready Mode

Langkah pertama beralih dari Mode Super ke Mode Siap

is to relentlessly triage.

adalah lakukanlah triase tanpa henti.

In Crazy Mode, you're always busy, always stressed,

Dalam Mode Super, Anda selalu sibuk dan stres

because you're reacting to every challenge with the same response.

karena Anda mengatasi setiap masalah dengan respon yang sama.

Contrast that with Ready Mode,

Bandingkan itu dengan Mode Siap.

where we triage,

Saat kita triase,

which means we prioritize by degree of urgency.

artinya kita memprioritaskan berdasarkan tingkat kepentingan.

This isn't just a nice way to get your to-do list done.

Cara ini tidak hanya bagus dalam menyelesaikan tugas Anda.

Work by Dr. Robert Sapolsky

Hasil penelitian Dr. Robert Sapolsky menyatakan

shows that individuals who cannot differentiate threat from non-threat

individu yang tidak bisa membedakan bahaya dari hal yang tak berbahaya

and react to everything with the same response

dan mengatasi semuanya dengan respon yang sama

have double the level of stress hormones.

akan memiliki tingkat hormon stres dua kali lipat.

Which is why this is the first skill to learn.

Itulah alasan bahwa kemampuan pertama perlu dipelajari.

You can't take care of them all at once,

Anda tidak bisa mengerjakannya sekaligus,

but you don't have to.

Anda tidak harus melakukannya.

Because we triage.

Karena kita punya triase.

Red -- immediately life-threatening.

Merah, kondisi segera mengancam hidup.

Yellow -- serious, but not immediately life-threatening.

Kuning, kondisi serius, tapi tak seketika mengancam hidup.

Green -- minor.

Hijau, kondisi ringan.

And we focus our efforts first on the reds.

Dan kita memfokuskan diri pada warna merah.

Now hear this.

Coba dengarkan ini.

Part of the problem in Crazy Mode

Sebagian masalah dari Mode Super

is that you are reacting to everything

adalah Anda mengurus semuanya seakan itu warna merah.

as if it is red.

So start by triaging correctly.

Jadi, terapkan triase dengan benar.

Know your reds.

Pahami warna merah Anda.

They're what is most important and where you can most move the needle.

Itulah kondisi terpenting dan terbanyak yang dapat Anda ubah.

Now it's easy to be confused by noise,

Mudah dibingungkan oleh kebisingan,

but what it noisiest is not always what is most red.

tetapi hal yang terbising tidak selalu yang paling merah.

In fact, my severe asthmatic patient is most at risk when he's quiet.

Padahal, pasien saya dengan asma berat paling beresiko saat dia diam.

But my patient over here, demanding that I bring her flavored coffee creamer,

Tapi pasien lainnya, meminta saya membawakannya krimer kopi berperisa,

she's noisy, but she's not red.

dia berisik, tapi tidak merah.

I'll give you an example from my own life.

Contoh lainnya dari kehidupan saya.

Last spring, my house flooded,

Musim semi lalu, rumah saya kebanjiran,

my one-year-old was in the ER,

anak saya yang berusia satu tahun di UGD,

I was supposed to do a fundraiser for my four-year-old's school

saya harus mencari dana untuk sekolah anak saya berusia empat tahun

and the final chapter of my book was beyond late.

dan bab terakhir buku saya sudah terlambat.

Maybe not ironically, that was the chapter on stress.

Tidak ironi, karena bab itu tentang stres.

(Laughter)

(Tawa)

My red tasks were getting my one-year-old better

Tugas merah saya adalah mengurus anak saya yang berusia satu tahun

and finishing my book.

dan menyelesaikan buku saya.

That was it.

Itu saja.

Remember, relentlessly triage.

Ingat, untuk selalu triase.

The house flood repair?

Perbaiki rumah yang kebanjiran?

Well, once we had stopped and stabilized the damage,

Saat kerusakannya sudah berhenti dan stabil,

it was no longer a red.

warnanya tidak lagi merah.

It felt red,

Rasanya seperti merah,

but it was in fact just noise.

tapi sebenarnya itu hanya kebisingan.

No, no really, it was quite noisy,

Tidak juga, sesungguhnya cukup berisik,

this picture on the far right is me wearing earplugs

gambar di kanan adalah saat saya memakai penutup telinga

to focus on my book,

agar saya fokus pada bukunya,

while the floor is being mechanically dried around me.

sementara lantainya sedang dikeringkan.

Know your reds,

Pahami warna merah Anda

and do not let your non-reds distract you from them.

dan jangan biarkan apa yang bukan merah bagi Anda.

By the way, it is liberating with a green task

Lagi pula, membiarkan tugas hijau kadang dapat mengingatkan diri Anda,

to, every once in a while, be able to remind yourself,

"Itu hanya tugas hijau. Tidak ada yang akan mati."

"That's a green task. No one's going to die."

(Laughter)

(Tawa)

It's OK if it's not perfect.

Tidak apa-apa jika tidak sempurna.

Now there's one last triage level that we use in the worst scenarios.

Ada juga satu tingkatan triase yang kami gunakan di kondisi terburuk,

And that is black.

dan itu adalah hitam.

Those patients for whom there is nothing we can do.

Para pasien yang tidak bisa kami tangani.

Where we must move on.

Di saat kami harus berpindah.

And although it is gut-wrenching,

Jika saya katakan meskipun rasanya menyakitkan,

I mention it,

because you each have your own equivalent black tasks in your life.

Anda pasti memiliki tugas hitam di kehidupan Anda.

These are items that you must take off your list.

Ini adalah hal yang harus Anda hapus dari daftar.

And I think many of you know what I'm talking about.

Dan kebanyakan dari Anda mengerti apa maksud saya.

For me, this was the fundraiser.

Bagi saya, daftar ini adalah penggalangan dana.

I had to step down.

Saya harus mundur.

Because as we in the ER know,

Seperti yang kita ketahui di UGD,

if you try to do everything,

jika Anda mencoba melakukan semuanya,

you have no hope of saving your reds.

Anda tidak memiliki harapan untuk menyelamatkan yang merah.

Step two to go from Crazy Mode into Ready Mode

Langkah kedua untuk beralih dari Mode Super ke Mode Siap

is to expect and design for crazy.

adalah memperkirakan dan merancang secara super.

Half of handling crazy is how you prepare for it.

Sebagian cara mengatasi kegilaan ini adalah bagaimana Anda mempersiapkannya.

So if step one we triage,

Langkah pertama kita lakukan triase,

step two, we design to make those tasks easier to do.

di langkah kedua, kita membuat tugas itu menjadi lebih mudah dilakukan.

Science shows us that the more options we have,

Sains menyatakan bahwa semakin banyak pilihan kita,

then the longer each decision takes.

maka pengambilan keputusan semakin lama.

And the more decisions we have to make, the more exhausted our brain gets

Dan semakin banyak keputusan yang dibuat, semakin lelah otak kita

dan kemampuan untuk membuat keputusan pun berkurang.

and the less it is capable of making good decisions.

Which is why this step two

Pada langkah kedua ini

is about finding ways to reduce your daily decisions.

adalah tentang cara mengurangi keputusan harian Anda.

Here are four easy examples you can use in your daily lifestyle.

Ada empat contoh mudah yang dapat Anda gunakan sehari-hari.

Plan.

Rencana.

Rencanakan makanan mingguan Anda di akhir pekan

Plan your entire week's meals on the weekend,

so that when it's Wednesday at 6pm

agar pada Rabu pukul 6 sore saat semuanya lapar dan meminta pizza,

and everyone's hangry and requesting pizza,

you have no decisions to make to get a healthy meal on the table.

Anda tidak punya pilihan untuk membuat makanan sehat.

Automate.

Otomatisasi.

Never leave anything to remember that you could automate,

Jangan tinggalkan apapun yang dapat Anda otomatisasikan,

whether it's scheduling it as recurring or saved list, or recurrent purchases.

baik itu jadwal, daftar tunggu, atau pembelian berulang.

Colocate.

Kelompokkan.

When it comes to exercise,

Ketika waktunya berolahraga,

store all the equipment that you need for a certain activity together,

simpan semua alat yang diperlukan untuk aktivitas tertentu di tempat yang sama

charged and ready,

yang terisi daya dan siap pakai,

so you don't spend energy looking for it.

agar Anda tidak buang energi saat mencarinya.

And decrease temptations,

Dan kurangi godaan,

for anyone driven by sugar cravings.

bagi siapa pun yang tergoda oleh gula.

Anyone?

Adakah?

Say aye, go ahead.

Katakan ya, silakan.

That itself is its own form of Crazy Mode

Itu adalah bentuk dari Mode Super

and self-medication for Crazy Mode,

dan pengobatan untuk Mode Super

but stop working your willpower.

tapi, berhentilah menginginkannya.

Design differently.

Rancang hal yang berbeda.

If a food is out of immediate reach,

Jika makanan ada di luar jangkauan,

such that you have to use a stool to reach it,

sehingga Anda membutuhkan alat untuk meraihnya

even when it's chocolate,

walaupun itu coklat,

study participants ate 70 percent less without thinking about it.

peserta akan makan 70% lebih sedikit tanpa memikirkannya.

I know.

Saya tau.

Let that sit for a second.

Sebentar.

(Laughter)

(Tawa)

Design to make the choices you wish to make easier.

Rancanglah agar Anda dapat lebih mudah memilih.

Which bring us to the third step to go from Crazy Mode to Ready Mode,

Itu membawa kita ke langkah ketiga untuk beralih dari Mode Super ke Mode Siap,

and that is to get out of your head.

dan itu ada di pikiran Anda.

Come with me.

Dengarkan saya

Different story.

dengan cerita yang berbeda.

I'm working in a small, satellite ER,

Saya bekerja di UGD satelit kecil,

when a woman comes in in labor.

lalu seorang wanita datang saat akan melahirkan.

I realize that the cord is wrapped not once

Saya sadar bahwa tali pusat bayi itu melingkari lehernya tidak hanya sekali

but twice around the baby's neck.

tetapi dua kali.

And I'm the only doctor.

Saat itu hanya saya satu-satunya dokter.

I was scared.

Saya takut.

But I couldn't let it derail me.

Tetapi itu tidak boleh menggagalkan saya.

Because, you see, we all get nervous.

Anda tahu, kita semua gugup.

We all get scared,

Kita semua takut,

but it's what you do next that matters.

tetapi yang penting adalah apa yang Anda lakukan selanjutnya.

That first feeling isn't the problem.

Perasaan pertama bukanlah masalahnya.

Ini bisa menjadi pertanda penting.

It can be an important sign.

The problem comes when we let it derail us.

Masalahnya muncul saat membiarkannya menjatuhkan kita.

When that internal monologue starts

Ketika monolog internal itu muncul

and we catastrophize and we start to get that tunnel vision.

dan kita membuat bencana, lalu berpikiran sempit.

That's how you think when you're in Crazy Mode,

Itulah yang Anda pikirkan saat dalam Mode Super,

and you cannot solve anything that way.

dan Anda tidak bisa menyelesaikan apa pun dengan cara itu.

Now I promise to come back to the story,

Kini saya kembali lagi ke ceritanya,

but first, how do I get out of my own head?

pertama-tama, bagaimana saya keluar dari pikiran saya sendiri?

There are many tactics that you may hear,

Ada banyak taktik yang mungkin Anda tahu,

but for me, I find it best in the moment to actively put my focus on someone else.

tetapi bagi saya, yang terbaik adalah memfokuskan diri saya pada orang lain.

To deliberately make myself see the person in front of me,

Saya sengaja melihat orang di depan saya,

see myself in the arena with them --

melihat diri saya bersama mereka di arena,

what do they need, what do they fear

apa yang mereka butuhkan, apa yang mereka takutkan

and how can I help?

dan bagaimana saya membantunya?

This may sound like a whole lot of warm and fuzzy to you,

Mungkin ini terdengar tidak jelas bagi Anda,

but it's not.

dan ternyata tidak.

In fact, research shows that when you prime your brain

Faktanya, penelitian menyatakan

jika Anda memfokuskan pikiran terhadap apa yang disebut belas kasih,

with what is, essentially, compassion,

itu akan menghancurkan pikiran sempit dan monolog internal Anda.

we disrupt that tunnel vision and internal monologue.

You widen your perception,

Anda akan memperluas persepsi Anda,

so your brain can actually take in broader information,

sehingga otak Anda dapat menerima informasi yang lebih luas,

so you see more possibilities and can make better decisions.

melihat banyak kemungkinan, dan membuat pilihan yang lebih baik.

Try it.

Cobalah.

Know that your internal monologue can derail you.

Ketahuilah bahwa monolog internal Anda dapat menggagalkan Anda.

And realize that when you get out of your own head,

Sadarilah ketika Anda keluar dari pikiran Anda sendiri,

you get out of your own way.

artinya Anda keluar dari jalan Anda sendiri.

Now what happened to that baby?

Kini apa yang terjadi pada bayi itu?

I focused not on my fear,

Saya tidak berfokus pada ketakutan saya,

but on the mother and the baby and what they needed me to do.

tetapi pada ibu, bayinya, dan hal yang harus saya lakukan.

And got the cord off of the baby's neck,

Saat tali leher bayi itu dilepaskan,

and a healthy screaming, kicking baby arrived,

akhirnya bayi itu menjerit dan menendang,

tepat saat ayahnya berlari masuk dari tempat parkir,

just as the dad ran in from the parking lot,

"Hi, you have a son, I'm Dr. Darria.

"Anda memiliki seorang putra, saya dr. Daria.

Congratulations, you want to cut the cord?"

Selamat, Anda ingin memotong tali pusarnya?"

(Laughter)

(Tawa)

And for a moment,

Untuk sesaat,

the strong cries of a newborn

tangisan yang kuat dari bayi yang baru lahir

drowned out the beeps and the sirens that are the normal sounds of the ER.

meredam suara sirine yang biasanya ada di UGD.

But there was also something else.

Tapi, ada hal lainnya.

Because when I walked back out of that mother's room,

Saat saya berjalan keluar dari kamar ibu itu,

I saw several of my other patients hovering nearby.

saya melihat beberapa pasien sedang menunggu di dekat situ.

I suddenly realized that despite their own problems

Tiba-tiba saya sadar bahwa walaupun mereka mempunyai masalah

that had brought them to the emergency room,

yang membawa mereka ke ruang gawat darurat,

they had all come together to root for this baby.

mereka semua hadir untuk bayi itu.

And they now together shared in the joy.

Dan mereka semua berbagi kegembiraan.

Because that is what happens when you go from Crazy Mode to Ready Mode.

Itulah yang terjadi ketika Anda keluar dari Mode Super ke Mode Siap.

Others notice.

Orang lain melihatnya.

Mereka menginginkannya juga, tetapi tidak tahu caranya,

They want it too, they just don't know how,

they just need one example.

mereka hanya perlu satu contoh.

Which could be you.

Anda bisa jadi contohnya.

Own the busy.

Kuasai kesibukan itu.

But stop calling it crazy.

Tapi berhentilah menyebutnya super.

You've always had that ability.

Anda selalu memiliki kemampuan itu.

But now ...

Tapi sekarang...

you're ready.

Anda siap

Thank you.

Terimakasih

(Applause)

(Tepuk tangan)