Sebastian Deterding: What your designs say about you

Translator: Katherine Kho Reviewer: Rommy Rustami

We are today talking about moral persuasion:

Hari ini kita berbicara tentang persuasi moral.

What is moral and immoral in trying to change people's behaviors

Apa yang termasuk moral dan immoral

dalam usaha untuk mengubah kelakuan orang

by using technology and using design?

dengan menggunakan teknologi dan desain?

And I don't know what you expect,

Dan saya tidak tahu apa yang Anda harap,

but when I was thinking about that issue,

tetapi ketika saya berpikir tentang isu itu,

I early on realized what I'm not able to give you are answers.

saya sadar

bahwa apa yang tidak bisa saya berikan adalah jawaban.

I'm not able to tell you what is moral or immoral,

Saya tidak dapat memberitahukan Anda apakah moral dan immoral itu

because we're living in a pluralist society.

karena kita hidup di masyarakat yang plural.

My values can be radically different from your values,

Nilai-nilai yang saya anut bisa sangat berbeda

dari nilai-nilai yang Anda anut.

which means that what I consider moral or immoral based on that

Yang berarti bahwa apa yang saya anggap moral atau immoral berdasarkan itu

might not necessarily be what you consider moral or immoral.

mungkin bukan apa yang Anda anggap moral atau immoral.

Tapi saya juga sadar bahwa ada satu hal yang bisa saya berikan.

But I also realized there is one thing that I could give you,

Dan itu adalah apa yang pria di belakang saya berikan kepada dunia -

and that is what this guy behind me gave the world --

Socrates.

Socrates.

It is questions.

Yaitu pertanyaan.

What I can do and what I would like to do with you

Apa yang bisa saya lakukan dan apa yang saya ingin lakukan kepada Anda

adalah memberikan pertanyaan awal,

is give you, like that initial question,

seperangkat pertanyaan

a set of questions to figure out for yourselves,

untuk Anda ketahui sendiri

layer by layer, like peeling an onion,

lapis demi lapis,

seperti mengupas bawang,

apa yang sebenarnya Anda percayai

getting at the core of what you believe is moral or immoral persuasion.

sebagai persuasi moral atau immoral.

And I'd like to do that with a couple of examples of technologies

Dan saya akan menggunakan berbagai contoh

di bidang teknologi dimana orang menggunakan elemen game

where people have used game elements to get people to do things.

untuk membuat orang lain melakukan berbagai hal.

Jadi ini pertanyaan pertama yang paling sederhana

So it's at first a very simple, very obvious question

I would like to give you:

yang ingin saya tanyakan:

What are your intentions if you are designing something?

Apa tujuan Anda ketika mendesain sesuatu?

And obviously, intentions are not the only thing,

Dan tentu saja tujuan bukan hal satu-satunya,

jadi ini contoh lain dari salah satu aplikasi-aplikasi ini.

so here is another example for one of these applications.

There are a couple of these kinds of Eco dashboards right now --

Ada beberapa jenis eco-dashboard sekarang ini -

jadi dashboard yang dipasang di mobil ini

dashboards built into cars --

which try to motivate you to drive more fuel-efficiently.

mencoba memotivasi Anda untuk menyetir lebih hemat bensin.

This here is Nissan's MyLeaf,

Ini adalah MyLeaf dari Nissan,

where your driving behavior is compared with the driving behavior

yang dapat membandingkan kebiasan menyetir Anda

dengan kebiasaan menyetir orang lain,

of other people,

so you can compete for who drives a route the most fuel-efficiently.

jadi Anda bisa berlomba untuk mencari tahu

siapa yang paling hemat bensin.

Dan ternyata ini sangat efektif

And these things are very effective, it turns out --

sangat efektif sehingga mereka mendorong orang

so effective that they motivate people to engage in unsafe driving behaviors,

untuk menyetir dengan cara yang tidak aman -

like not stopping at a red light,

seperti tidak berhenti di lampu merah.

because that way you have to stop and restart the engine,

Karena kalau berhenti kamu harus stop dan menyalakan ulang mesin,

dan itu membutuhkan bensin yang lumayan bukan?

and that would use quite some fuel, wouldn't it?

So despite this being a very well-intended application,

Jadi meskipun ini adalah aplikasi yang bermaksud baik,

obviously there was a side effect of that.

ternyata ada efek sampingnya.

Here's another example for one of these side effects.

Dan ini contoh lain dari efek sampingnya.

Commendable: a site that allows parents to give their kids little badges

Commendable:

situs yang membuat orang tua memberikan anaknya lencana kecil

for doing the things that parents want their kids to do,

untuk melakukan hal yang orang tua ingin anaknya lakukan

seperti mengikat tali sepatu mereka.

like tying their shoes.

And at first that sounds very nice,

Pada awalnya ini kelihatan sangat baik,

very benign, well-intended.

sangat aman, bermaksud baik.

Tetapi, kalau Anda membaca riset tentang pola pikiran orang,

But it turns out, if you look into research on people's mindset,

caring about outcomes,

yang peduli tentang hasil,

caring about public recognition,

peduli tentang pengakuan publik,

caring about these kinds of public tokens of recognition

peduli tentang pengakuan publik semacam ini

tidak terlalu membantu

is not necessarily very helpful

for your long-term psychological well-being.

untuk kesehatan psikologis Anda dalam jangka panjang.

It's better if you care about learning something.

Lebih baik jika Anda peduli tentang belajar sesuatu.

It's better when you care about yourself

Lebih baik jika Anda peduli tentang dirimu sendiri

than how you appear in front of other people.

daripada pandangan orang lain.

Jadi alat motivasi yang digunakan seperti itu

So that kind of motivational tool that is used actually, in and of itself,

sebenarnya

memiliki efek jangka panjang.

has a long-term side effect,

in that every time we use a technology

Setiap kali kita memakai teknologi

that uses something like public recognition or status,

yang menggunakan pengakuan publik atau status,

we're actually positively endorsing this

kita sebenarnya mendukungnya secara positif

as a good and normal thing to care about --

sebagai hal yang baik dan normal untuk dipedulikan.

that way, possibly having a detrimental effect

Dengan begitu, ada kemungkinan mendatangkan efek buruk

on the long-term psychological well-being of ourselves as a culture.

pada kesehatan psikologis jangka panjang kita sebagai suatu kebudayaan.

So that's a second, very obvious question:

Jadi itu adalah pertanyaan kedua yang sangat kentara:

What are the effects of what you're doing --

Apa efek dari apa yang Anda lakukan?

the effects you're having with the device, like less fuel,

Efek yang Anda dapati dari alat itu,

seperti hemat bensin,

as well as the effects of the actual tools you're using

dan juga efek dari alat yang Anda gunakan

to get people to do things --

untuk menggerakkan orang lain -

public recognition?

pengakuan publik.

Now is that all -- intention, effect?

Lalu apakah itu saja - tujuan, efek?

Well, there are some technologies which obviously combine both.

Ada beberapa teknologi

yang menggabungkan keduanya.

Both good long-term and short-term effects

Efek jangka pendek dan jangka panjang yang baik

and a positive intention like Fred Stutzman's "Freedom,"

dan dengan tujuan positif seperti Freedom-nya Fred Stutzman,

where the whole point of that application is --

dimana poin dari aplikasi itu adalah

biasanya kita dibombardir

well, we're usually so bombarded with constant requests by other people,

telepon dan permintaan dari orang lain,

with this device,

dengan alat ini Anda bisa mematikan koneksi internet

you can shut off the Internet connectivity of your PC of choice

di komputer Anda dalam jangka waktu tertentu

for a pre-set amount of time,

to actually get some work done.

untuk menyelesaikan pekerjaan Anda.

And I think most of us will agree that's something well-intended,

Dan saya pikir sebagian besar orang akan setuju,

bahwa itu tujuannya baik

and also has good consequences.

dan memiliki konsekuensi yang baik.

Seperti kata Michel Foucault,

In the words of Michel Foucault,

it is a "technology of the self."

"Ini adalah teknologi diri."

It is a technology that empowers the individual

Ini adalah teknologi yang memberdayakan individu

to determine its own life course,

untuk menentukan arahnya,

to shape itself.

membentuk hidupnya sendiri.

But the problem is, as Foucault points out,

Tetapi masalahnya,

seperti yang ditunjukkan Foucault,

that every technology of the self

setiap teknologi diri

has a technology of domination as its flip side.

memiliki teknologi dominasi di sisi lainnya.

As you see in today's modern liberal democracies,

Seperti yang kamu lihat di demokrasi liberal modern,

masyarakat, negara,

the society, the state, not only allows us to determine our self,

tidak hanya memungkinkan kita menentukan diri sendiri, membentuk diri sendiri,

to shape our self,

it also demands it of us.

tetapi juga menuntut kita,

menuntut kita untuk mengoptimalisasi diri,

It demands that we optimize ourselves,

that we control ourselves,

mengontrol diri sendiri,

mengatur diri sendiri dengan terus menerus

that we self-manage continuously,

because that's the only way in which such a liberal society works.

karena itu satu-satunya cara

masyarakat liberal bekerja.

These technologies want us to stay in the game

Teknologi ini ingin kita tetap di dalam permainan

that society has devised for us.

yang dirancang masyarakat untuk kita.

They want us to fit in even better.

Mereka ingin kita menyesuaikan diri lebih baik.

They want us to optimize ourselves to fit in.

Mereka ingin kita mengoptimalisasi diri agar cocok.

Saya tidak bilang bahwa hal ini jelek.

Now, I don't say that is necessarily a bad thing;

Saya hanya berpikir bahwa contoh ini

I just think that this example points us to a general realization,

mengarahkan kita pada realisasi umum,

and that is: no matter what technology or design you look at,

bahwa tidak peduli teknologi atau desain apapun yang Anda lihat,

even something we consider as well-intended

bahkan sesuatu yang kita anggap bertujuan baik dan berefek baik --

and as good in its effects as Stutzman's Freedom,

seperti Freedom-nya Stutzman --

comes with certain values embedded in it.

datang dengan nilai-nilai tertentu yang ikut dengannya.

And we can question these values.

Dan kita bisa mempertanyakan nilai-nilai ini.

Kita bisa mempertanyakan: Apakah

We can question: Is it a good thing

kalau kita terus berusaha mengoptimalisasi diri

that all of us continuously self-optimize ourselves

to fit better into that society?

agar dapat masuk ke masyarakat adalah hal yang bagus?

Or to give you another example:

Atau contoh lain,

What about a piece of persuasive technology

bagaimana dengan teknologi persuasif

yang menyakinkan wanita Muslim untuk menggunakan jilbab mereka?

that convinces Muslim women to wear their headscarves?

Is that a good or a bad technology

Apakah ini teknologi yang bagus atau jelek

dalam tujuannya atau efeknya?

in its intentions or in its effects?

Well, that basically depends on the kind of values you bring to bear

Ini tergantung pada

jenis nilai yang Anda anut

to make these kinds of judgments.

untuk membuat pertimbangan seperti ini.

Jadi itu pertanyaan ketiga:

So that's a third question:

What values do you use to judge?

Nilai-nilai apa yang kamu gunakan untuk menilai?

And speaking of values:

Dan bicara tentang nilai-nilai,

I've noticed that in the discussion about moral persuasion online

saya perhatikan bahwa dalam diskusi persuasi moral di dunia maya,

and when I'm talking with people,

dan ketika saya berbincang-bincang dengan orang,

more often than not, there is a weird bias.

sering kali ada bias yang aneh.

Dan itu bias yang kita tanyakan,

And that bias is that we're asking:

Is this or that "still" ethical?

apakah ini atau itu "masih" etis?

Is it "still" permissible?

ataukah "masih" diperbolehkan?

We're asking things like:

Kita mempertanyakan hal-hal seperti,

apakah formulir donasi Oxfam ini --

Is this Oxfam donation form,

where the regular monthly donation is the preset default,

dimana donasi bulanan ditetapkan pada jumlah tertentu

and people, maybe without intending it,

dan orang-orang, mungkin tanpa ada niat sebelumnya,

are encouraged or nudged into giving a regular donation

dengan cara itu didorong untuk

memberikan donasi regular daripada donasi sekali waktu -

instead of a one-time donation,

is that "still' permissible?

apakah ini masih diperbolehkan?

Apakah ini masih etis?

Is it "still" ethical?

We're fishing at the low end.

Kita memancing pada tingkat bawah.

Tetapi faktanya, pertanyaan itu

But in fact, that question, "Is it 'still' ethical?"

"Apakah ini masih etis?"

hanya satu cara untuk melihat etika.

is just one way of looking at ethics.

Because if you look at the beginning of ethics in Western culture,

Karena jika Anda melihat permulaan etika

di kebudayaan barat,

Anda akan melihat ide yang sangat berbeda

you see a very different idea of what ethics also could be.

tentang etik.

For Aristotle, ethics was not about the question,

Bagi Aristotle, etika bukan tentang pertanyaan,

"Is that still good, or is it bad?"

apakah ini masih baik atau buruk?

Ethics was about the question of how to live life well.

Etika adalah tentang pertanyaan bagaimana hidup dengan baik.

Dan dia memanggilnya sebagai "arete",

And he put that in the word "arête,"

yang berasal dari bahasa Yunani kuno, artinya "kebajikan".

which we, from [Ancient Greek], translate as "virtue."

Tetapi sebenarnya artinya adalah keunggulan.

But really, it means "excellence."

It means living up to your own full potential as a human being.

Artinya hidup dengan menggunakan seluruh potensi yang Anda miliki

sebagai manusia.

And that is an idea that, I think,

Dan itu adalah ide yang, saya pikir,

Paul Richard Buchanan jelaskan dengan bagus dalam essainya

Paul Richard Buchanan put nicely in a recent essay,

where he said, "Products are vivid arguments

dimana dia bilang," Produk adalah argumen nyata

about how we should live our lives."

tentang bagaimana kita harus menjalani hidup kita."

Desain kita bukan etis atau tidak etis dalam arti

Our designs are not ethical or unethical

in that they're using ethical or unethical means of persuading us.

mereka menggunakan cara yang etis atau tidak etis untuk membujuk kita.

They have a moral component

Ada komponen moral

dalam visi dan aspirasi tentang kehidupan yang baik

just in the kind of vision and the aspiration of the good life

yang mereka tampilkan kepada kita.

that they present to us.

And if you look into the designed environment around us

Dan jika kamu mempehatikan lingkungan yang didesain di sekitar kita

with that kind of lens,

dengan sudut pandang seperti itu,

asking, "What is the vision of the good life

bertanya, "Apa visi kehidupan yang baik

that our products, our design, present to us?",

yang produk, desain kita tampilkan kepada kita?",

then you often get the shivers,

lalu kamu akan sering menggigil,

because of how little we expect of each other,

karena betapa kecilnya harapan kita kepada orang lain,

of how little we actually seem to expect of our life,

atau sebenarnya betapa kecil harapan kita

pada hidup kita dan pandangan kita tentang kehidupan yang baik.

and what the good life looks like.

Jadi itu pertanyaan keempat yang ingin saya tinggalkan untuk Anda:

So that's a fourth question I'd like to leave you with:

What vision of the good life do your designs convey?

Apa visi dari kehidupan yang baik

yang desain Anda sampaikan?

And speaking of design,

Dan ngomong - ngomong tentang desain,

you'll notice that I already broadened the discussion,

Anda perhatikan bahwa saya sudah memperluas diskusi.

because it's not just persuasive technology that we're talking about here,

Karena kita tidak hanya berbicara tentang teknologi persuasif,

tapi desain apa saja yang kita buat.

it's any piece of design that we put out here in the world.

I don't know whether you know

Saya tidak tahu apakah Anda tahu tentang

the great communication researcher Paul Watzlawick who, back in the '60s,

peneliti komunikasi hebat Paul Watzlawick

yang, di tahun 60an, membuat argumen

bahwa kita tidak bisa tidak berkomunikasi.

made the argument that we cannot not communicate.

Bahkan jika kita memilih untuk diam,

Even if we choose to be silent, we chose to be silent,

kita memilih untuk diam. Kita mengkomunikasikan sesuatu dengan memilih untuk diam.

and we're communicating something by choosing to be silent.

And in the same way that we cannot not communicate,

Dan dengan cara yang sama kita tidak bisa tidak berkomunikasi,

kita tidak bisa tidak membujuk.

we cannot not persuade:

whatever we do or refrain from doing,

Apakah yang kita lakukan atau tidak lakukan,

whatever we put out there as a piece of design, into the world,

apapun yang kita taruh di luar sana sebagai

sebuah desain

memiliki komponen yang persuasif.

has a persuasive component.

It tries to affect people.

Dia mencoba mempengaruhi orang.

It puts a certain vision of the good life out there in front of us,

Dia menaruh visi tertentu tentang hidup yang baik

di hadapan kita.

Inilah yang Peter-Paul Verbeek,

which is what Peter-Paul Verbeek,

the Dutch philosopher of technology, says.

filsuf Belanda di bidang teknologi, katakan.

Tidak peduli apakah kita sebagai desainer sengaja atau tidak,

No matter whether we as designers intend it or not,

we materialize morality.

kita menciptakan moralitas.

We make certain things harder and easier to do.

Kita membuat hal tertentu lebih gampang atau susah dilakukan.

We organize the existence of people.

Kita mengorganisir keberadaan orang - orang.

We put a certain vision

Kita meletakkan visi tentang apa yang bagus atau tidak

of what good or bad or normal or usual is

atau normal atau biasa di depan orang

in front of people,

by everything we put out there in the world.

dengan segala yang kita taruh di luar sana.

Bahkan sesuatu yang tidak berbahaya seperti seperangkat kursi sekolah

Even something as innocuous as a set of school chairs

is a persuasive technology,

adalah teknologi persuasif.

Karena itu ada dan menampilkan

because it presents and materializes a certain vision of the good life --

visi tertentu tentang hidup yang baik --

Kehidupan yang baik dimana mengajar dan belajar dan mendengarkan

a good life in which teaching and learning and listening

is about one person teaching, the others listening;

adalah tentang satu orang mengajar, yang lain mendengarkan,

dimana, belajar dilakukan sambil duduk,

in which it is about learning-is-done-while-sitting;

dimana Anda belajar untuk diri sendiri,

in which you learn for yourself;

in which you're not supposed to change these rules,

dimana Anda tidak seharusnya mengganti aturan ini

because the chairs are fixed to the ground.

karena kursi itu dipatok di tanah.

And even something as innocuous as a single-design chair,

Dan bahkan sesuatu yang tidak berbahaya seperti sebuah kursi desain --

like this one by Arne Jacobsen,

seperti yang ini, dibuat Arne Jacobsen --

is a persuasive technology,

adalah teknologi persuasif.

Karena, sekali lagi, itu mengkomunikasikan ide tentang hidup yang baik.

because, again, it communicates an idea of the good life:

a good life -- a life that you, as a designer, consent to by saying,

Hidup yang baik --

adalah hidup yang kamu bilang sebagai desainer

setuju dengan berkata " Di dalam hidup yang baik,

"In a good life, goods are produced as sustainably or unsustainably

barang - barang dihasilkan secara berkelanjutan atau tidak seperti kursi ini.

as this chair.

Workers are treated as well or as badly

Pekerja diperlakukan secara baik atau buruk

as the workers were treated that built that chair."

seperti perlakuan pekerja yang membuat kursi itu."

The good life is a life where design is important

Kehidupan yang baik adalah hidup dimana desain adalah penting

karena seseorang tentu saja menghabiskan waktu dan uang

because somebody obviously took the time and spent the money

untuk kursi yang didesain dengan baik itu,

for that kind of well-designed chair;

where tradition is important,

dimana tradisi itu penting

karena ini adalah klasik tradisional

because this is a traditional classic and someone cared about this;

dan ada yang peduli dengan ini,

dan dimana ada sesuatu seperti konsumsi menyolok,

and where there is something as conspicuous consumption,

dimana menghabiskan uang banyak untuk kursi seperti ini

where it is OK and normal to spend a humongous amount of money

untuk menunjukkan status sosial kamu

on such a chair,

adalah oke dan normal.

to signal to other people what your social status is.

So these are the kinds of layers, the kinds of questions

Jadi lapisan - lapisan ini, pertanyaan seperti ini

I wanted to lead you through today;

yang ingin saya tunjukkan kepada Anda hari ini --

pertanyaan seperti, Apa tujuan Anda

the question of: What are the intentions that you bring to bear

ketika Anda mendesain sesuatu?

when you're designing something?

What are the effects, intended and unintended, that you're having?

Apa akibatnya, disengaja atau tidak?

Apa nilai yang Anda gunakan untuk

What are the values you're using to judge those?

menilainya?

Apa keutamaan, aspirasi

What are the virtues, the aspirations

that you're actually expressing in that?

yang Anda ekspresikan?

And how does that apply,

Dan bagaimana aplikasinya,

not just to persuasive technology,

tidak hanya untuk teknologi persuasif,

but to everything you design?

tetapi untuk semua yang Anda desain?

Do we stop there?

Apa kita berhenti di sini?

I don't think so.

Saya kira tidak.

I think that all of these things are eventually informed

Saya pikir semua ini pada akhirnya diberi tahu

by the core of all of this,

oleh inti dari semuanya --

and this is nothing but life itself.

dan ini bukan lain adalah hidup itu sendiri.

Why, when the question of what the good life is

Mengapa, ketika pertanyaan tentang apa hidup yang baik

informs everything that we design,

memberitahukan segala sesuatu yang kita desain,

should we stop at design and not ask ourselves:

apakah kita harus berhenti pada desain dan tidak bertanya pada diri sendiri,

How does it apply to our own life?

bagaimana kita mengaplikasikannya pada hidup kita?

"Why should the lamp or the house be an art object,

"Kenapa lampu atau rumah menjadi objek seni,

but not our life?"

tetapi bukan hidup kita?"

as Michel Foucault puts it.

seperti yang dikatakan Michel Foucault.

Just to give you a practical example of Buster Benson.

Ini contoh praktis dari Buster Benson.

This is Buster setting up a pull-up machine

Buster sedang merangkai mesin pull-up

at the office of his new start-up, Habit Labs,

di kantor startup barunya Habit Labs,

dimana mereka mencoba membuat aplikasi lain

where they're trying to build other applications like "Health Month"

seperti Health Month untuk orang.

for people.

Dan mengapa dia membuat sesuatu seperti ini?

And why is he building a thing like this?

Well, here is the set of axioms

Ini adalah seperangkat aksioma

that Habit Labs, Buster's start-up, put up for themselves

yang Habit Lab, startup Buster, buat untuk mereka

tentang bagaimana mereka ingin bekerja sebagai tim

on how they wanted to work together as a team

when they're building these applications --

ketika mereka membuat aplikasi ini --

a set of moral principles they set themselves

seperangkat prinsip moral yang mereka buat

untuk bekerja bersama --

for working together --

one of them being,

dan salah satunya adalah,

"We take care of our own health and manage our own burnout."

"Kita menjaga kesehatan kita dan mengatur energi kita."

Karena pada akhirnya bagaimana Anda bisa bertanya

Because ultimately, how can you ask yourselves

and how can you find an answer on what vision of the good life

dan bagaimana Anda bisa menemukan jawaban

tentang apa visi dari hidup yang bagus

you want to convey and create with your designs

yang ingin Anda sampaikan dan buat dengan desain

without asking the question:

tanpa bertanya

What vision of the good life do you yourself want to live?

apa visi tentang hidup yang baik

yang Anda inginkan?

Dan dengan itu, saya berterima kasih.

And with that,

I thank you.

(Applause)

(Tepuk tangan)