How we experience awe -- and why it matters | Beau Lotto and Cirque du Soleil

Translator: Richard Ellis Reviewer: Irvandy Ilza N

Sebelum saya mulai,

Before I get started:

saya senang berada di sini

I'm really excited to be here

to just actually watch what's going to happen, from here.

dan tak sabar untuk melihat apa yang akan terjadi dari sini.

So with that said, we're going to start with:

Kalau begitu, kita akan mulai dengan:

What is one of our greatest needs,

Apa salah satu kebutuhan terbesar kita,

one of our greatest needs for our brain?

salah satu kebutuhan otak kita?

And instead of telling you, I want to show you.

Daripada mendikte Anda, saya mau tunjukkan.

Saya ingin Anda merasakannya.

In fact, I want you to feel it.

There's a lot I want you to feel in the next 14 minutes.

14 menit ke depan saya akan tunjukkan banyak hal

Jadi, kalau boleh semuanya berdiri.

So, if we could all stand up.

We're all going to conduct a piece of Strauss together.

Kita akan melakukan sedikit percobaan Strauss bersama-sama.

Alright? And you all know it.

OK? Anda semua pasti tahu ini.

Alright. Are you ready?

OK. Siap?

Audience: Yeah!

Penonton: Ya!

Beau Lotto: Alright. Ready, one, two, three!

Beau Lotto: OK. Siap. Satu, dua, tiga!

It's just the end.

Ini hanya akhirannya.

(Music: Richard Strauss "Also Sprach Zarathustra")

(Musik: Richard Strauss "Also Sprach Zarathustra")

Right?

OK?

You know where it's going.

Anda tahu arahnya ke mana.

(Music)

(Musik)

Oh, it's coming!

Oh, ini dia!

(Music stops abruptly)

(Musik berhenti tiba-tiba)

Oh!

Oh!

(Laughter)

(Tertawa)

Right?

Terasa?

Collective coitus interruptus.

Gabungan coitus interruptus.

OK, Anda bisa duduk sekarang.

OK, you can all sit down.

(Laughter)

(Tertawa)

We have a fundamental need for closure.

Kita punya dasar akan penutupan.

(Laughter)

(Tertawa)

We love closure.

Kita cinta penutupan.

(Applause)

(Tepuk tangan)

I was told the story that Mozart, just before he'd go to bed,

Saya pernah diceritakan bahwa Mozart, sebelum dia tidur,

he'd go to the piano and go,

dia bermain piano dan pergi,

"da-da-da-da-da."

"da-da-da-da-da."

His father, who was already in bed, would think, "Argh."

Ayahnya yang sudah tertidur, akan berpikir, "Argh."

He'd have to get up and hit the final note to the chord

Dia harus bangun dan membunyikan not terakhir pada akor

before he could go back to sleep.

sebelum dia bisa kembali tidur.

(Laughter)

(Tertawa)

So the need for closure leads us to thinking about:

Jadi kebutuhan akan penutupan membawa kita ke pemikiran:

What is our greatest fear?

Apa ketakutan terbesar kita?

Think -- what is our greatest fear growing up, even now?

Pikirkan. Apa ketakutan terbesar kita bahkan sampai sekarang?

And it's the fear of the dark.

Itu adalah ketakutan akan gelap.

We hate uncertainty.

Kita benci ketidakpastian.

We hate to not know.

Kita benci ketidaktahuan.

We hate it.

Kita benci itu semua.

Think about horror films.

Bayangkan film-film horor.

Horror films are always shot in the dark,

Film horor selalu diambil di kegelapan,

in the forest,

di hutan,

at night,

di malam hari,

in the depths of the sea,

di dalamnya lautan,

the blackness of space.

di kegelapan ruangan.

And the reason is because dying was easy during evolution.

Dan alasannya karena sekarat itu mudah terjadi ketika evolusi.

If you weren't sure that was a predator,

Jika Anda belum yakin ada predator,

it was too late.

itu sudah terlambat.

Your brain evolved to predict.

Otak anda berputar untuk memprediksi.

And if you couldn't predict, you died.

Dan kalau Anda tidak bisa memprediksi, Anda mati.

And the way your brain predicts is by encoding the bias and assumptions

Cara otak Anda memprediksi adalah dengan mengodekan bias dan asumsi

that were useful in the past.

yang terpatri dari masa lalu.

But those assumptions just don't stay inside your brain.

Tapi asumsi-asumsi itu tidak hanya bertahan di kepala Anda.

You project them out into the world.

Anda memproyeksikannya ke dunia.

There is no bird there.

Tidak ada burung di sana.

You're projecting the meaning onto the screen.

Anda memproyeksikan maknanya ke layar ini.

Everything I'm saying to you right now is literally meaningless.

Semua yang saya katakan pada Anda betul-betul tak bermakna.

(Laughter)

(Tertawa)

You're creating the meaning and projecting it onto me.

Anda memaknainya dan memproyeksikannya ke saya.

And what's true for objects is true for other people.

Apa yang benar untuk objek benar pula untuk orang lain.

While you can measure their "what" and their "when,"

Anda mungkin dapat memperkirakan "Apa" dan "Kapan"

you can never measure their "why."

tapi tidak dengan "Mengapa".

So we color other people.

Jadi kita melabelkannya.

We project a meaning onto them based on our biases and our experience.

Kita memproyeksikan makna ke mereka berdasarkan bias dan pengalaman kita.

Which is why the best of design is almost always about decreasing uncertainty.

Makanya desain terbaik hampir selalu tentang meminimalisir ketidakpastian.

So when we step into uncertainty,

Jadi ketika kita melangkah dalam ketidakpastian,

our bodies respond physiologically and mentally.

tubuh kita merespon secara fisiologis dan mental.

Your immune system will start deteriorating.

Sistem imun Anda akan mulai bergejolak.

Your brain cells wither and even die.

Sel otak Anda melemah dan bahkan mati.

Your creativity and intelligence decrease.

Kreativitas dan kecerdasan menurun.

We often go from fear to anger, almost too often.

Kita kerap beralih dari takut jadi marah, bahkan keseringan.

Why? Because fear is a state of certainty.

Kenapa? Karena ketakutan adalah bagian dari ketidakpastian.

You become morally judgmental.

Anda jadi suka menghakimi moralitas.

You become an extreme version of yourself.

Anda jadi versi ekstrim dari diri Anda.

If you're a conservative, you become more conservative.

Kalau Anda konservatif, akan jadi lebih konservatif.

If you're a liberal, you become more liberal.

Kalau Anda liberal, akan jadi lebih liberal.

Because you go to a place of familiarity.

Karena Anda butuh sesuatu yang familier.

The problem is that the world changes.

Masalahnya, dunia terus berganti.

And we have to adapt or die.

Kita harus bisa beradaptasi atau mati.

And if you want to shift from A to B,

Jika Anda mau beralih dari A ke B,

the first step is not B.

langkah pertama bukan B.

The first step is to go from A to not A --

Langkah awalnya adalah pergi dari A ke yang bukan A --

to let go of your bias and assumptions;

untuk menghilangkan bias dan asumsi Anda

to step into the very place that our brain evolved to avoid;

untuk menjejak di tempat yang dihindari otak kita

to step into the place of the unknown.

untuk menjejak di ketidaktahuan.

But it's so essential that we go to this place

Tapi sangatlah lumrah jika kita pergi ke tempat

that our brain gave us a solution.

yang memberikan otak kita penyelesaian.

Evolution gave us a solution.

Evolusi memberikan kita jawaban.

And it's possibly one of the most profound perceptual experiences.

Bahkan mungkin salah satu pengalaman spiritual yang mendalam.

And it's the experience of awe.

Dan itu adalah pengalaman takjub.

(Music)

(Musik)

(Applause)

(Tepuk tangan)

(Music)

(Musik)

(Applause)

(Tepuk tangan)

(Music)

(Musik)

(Applause)

(Tepuk tangan)

(Music)

(Musik)

(Applause)

(Tepuk tangan)

(Cheers)

(Penonton bersorak sorai)

(Applause)

(Tepuk tangan)

Beau Lotto: Ah, how wonderful, right?

Beau Lotto: Indah sekali, bukan?

So right now, you're probably all feeling, at some level or another, awe.

Sekarang, mungkin Anda merasakan sesuatu yang disebut takjub.

Right?

Betul?

So what's happening inside your brain right now?

Jadi apa yang terjadi di kepala Anda sekarang?

And for thousands of years,

Sudah ribuan tahun,

we've been thinking and writing and experiencing awe,

kita sudah memikirkan, menulis dan merasakan takjub,

and we know so little about it.

tapi hanya sedikit yang kita tahu tentang ini.

And so to try to understand what is it and what does it do,

Jadi untuk memahami apa itu dan apa yang dilakukannya,

my Lab of Misfits had just the wonderful opportunity and the pleasure

Lab of Misfit saya baru dapat kesempatan luar biasa dan kehormatan

to work with who are some of the greatest creators of awe that we know:

untuk bekerja dengan yang paling hebat pencipta kekaguman yang kita tahu:

the writers, the creators, the directors, the accountants,

penulis, pencipta, direktur, akuntan,

the people who are Cirque Du Soleil.

orang-orang yang adalah Cirque Du Soleil.

And so we went to Las Vegas,

Jadi kami pergi ke Las Vegas,

and we recorded the brain activity of people

dan kami merekam aktivitas otak manusia

while they're watching the performance,

saat mereka sedang menonton pertunjukan,

over 10 performances of "O,"

lebih dari 10 pertunjukan "O,"

which is iconic Cirque performance.

yang merupakan kinerja Cirque ikonik.

And we also measured the behavior before the performance,

Dan kami juga mengukur perilaku sebelum pertunjukan,

as well as a different group after the performance.

serta kelompok yang berbeda setelah pertunjukan.

And so we had over 200 people involved.

Jadi kami melibatkan lebih dari 200 orang.

So what is awe?

Jadi apa yang terpesona?

What is happening inside your brain right now?

Apa yang terjadi di dalam otakmu sekarang?

It's a brain state. OK?

Ini adalah kondisi otak. BAIK?

The front part of your brain, the prefrontal cortex,

Bagian depan otak Anda, korteks prefrontal,

which is responsible for your executive function,

yang bertanggung jawab untuk fungsi eksekutif Anda,

your attentional control,

kontrol perhatian Anda,

is now being downregulated.

sekarang sedang penurunan regulasi.

The part of your brain called the DMN, default mode network,

Bagian otak Anda disebut DMN, jaringan mode default,

which is the interaction between multiple areas in your brain,

yang merupakan interaksi antara beberapa area di otak Anda,

which is active during, sort of, ideation,

yang aktif selama, semacam, membuat ide,

creative thinking in terms of divergent thinking and daydreaming,

berpikir kreatif dalam istilah pemikiran yang berbeda dan melamun,

is now being upregulated.

sekarang sedang diregulasi.

And right about now,

Dan sekarang juga,

the activity in your prefrontal cortex is changing.

aktivitas di korteks prefrontal berubah.

It's becoming asymmetrical in its activity,

Itu menjadi asimetris dalam aktivitasnya,

biased towards the right,

condong ke kanan,

which is highly correlated when people step forward into the world,

yang sangat berkorelasi ketika orang melangkah maju ke dunia,

as opposed to step back.

sebagai lawan untuk mundur.

In fact, the activity across the brains of all these people was so correlated

Bahkan, aktivitas melintasi otak dari semua orang ini sangat berkorelasi

that we're able to train an artificial neural network

bahwa kita dapat melatih jaringan saraf tiruan

to predict whether or not people are experiencing awe

untuk memprediksi apakah orang mengalami kekaguman

to an accuracy of 75 percent on average,

ke akurasian rata-rata 75 persen,

with a maximum of 83 percent.

dengan maksimal 83 persen.

So what does this brain state do?

Jadi apa yang dilakukan kondisi otak ini?

Well, others have demonstrated,

Nah, yang lain sudah menunjukkan,

for instance, Professors Haidt and Keltner,

misalnya, Profesor Haidt dan Keltner,

have told us that people feel small but connected to the world.

telah memberi tahu kami bahwa orang merasa kecil tetapi terhubung ke dunia.

And their prosocial behavior increases,

Dan perilaku prososial mereka meningkat,

because they feel an increased affinity towards others.

karena mereka merasakan peningkatan afinitas terhadap orang lain.

And we've also shown in this study

Dan kami juga telah menunjukkan dalam penelitian ini

that people have less need for cognitive control.

bahwa orang memiliki kebutuhan lebih sedikit untuk mengontrol kognitif.

They're more comfortable with uncertainty without having closure.

Mereka lebih nyaman dengan ketidakpastian tanpa penutupan.

And their appetite for risk also increases.

Dan nafsu makan mereka untuk risiko juga meningkat.

They actually seek risk, and they are better able at taking it.

Mereka benar-benar mencari risiko, dan mereka lebih mampu mengambilnya.

And something that was really quite profound

Dan sesuatu itu benar-benar sangat mendalam

is that when we asked people,

ketika kita bertanya kepada orang,

"Are you someone who has a propensity to experience awe?"

"Apakah Anda seseorang yang memiliki kecenderungan mengalami kekaguman? "

They were more likely to give a positive response

Mereka lebih mungkin untuk memberikan respons positif

after the performance than they were [before].

setelah pertunjukan dari mereka [sebelumnya].

They literally redefined themselves and their history.

Mereka mendefinisikan ulang diri mereka sendiri dan sejarah mereka.

So, awe is possibly the perception that is bigger than us.

Jadi, kekaguman mungkin persepsi itu lebih besar dari kita.

And in the words of Joseph Campbell,

Dan dalam kata-kata Joseph Campbell,

"Awe is what enables us to move forward."

"Kekaguman itulah yang memungkinkan kita untuk bergerak maju."

Or in the words of a dear friend,

Atau dalam kata-kata teman baik,

probably one of our greatest photographers,

mungkin salah satu dari kami fotografer terbaik

still living photographers, Duane Michaels,

fotografer yang masih hidup, Duane Michaels,

he said to me just the other day

katanya beberapa hari yang lalu

that maybe it gives us the curiosity to overcome our cowardice.

bahwa mungkin itu memberi kita rasa ingin tahu untuk mengatasi kepengecutan kami.

So who cares? Why should we care?

Jadi siapa yang peduli? Kenapa kita harus peduli?

Well, consider conflict,

Nah, pertimbangkan konflik,

which seems to be so omnipresent in our society at the moment.

yang tampaknya sangat di mana-mana dalam masyarakat kita saat ini.

If you and I are in conflict,

Jika Anda dan saya berada dalam konflik

it's as if we're at the opposite ends of the same line.

seolah-olah kita berada di seberang ujung garis yang sama.

And my aim is to prove that you're wrong and to shift you towards me.

Dan tujuan saya adalah membuktikan Anda salah dan bergeser ke arahku.

The problem is, you are doing exactly the same.

Masalahnya, Anda lakukan persis sama.

You're trying to prove that I'm wrong and shift me towards you.

Anda mencoba membuktikan bahwa saya salah dan geser aku ke arahmu.

Notice that conflict is the setup to win but not learn.

Perhatikan bahwa konflik adalah pengaturan untuk menang tetapi tidak belajar.

Your brain only learns if we move.

Otakmu hanya belajar jika kita bergerak.

Life is movement.

Hidup adalah gerakan.

So, what if we could use awe, not to get rid of conflict --

Jadi, bagaimana jika kita gunakan rasa - kagum untuk tidak menghilangkan konflik -

conflict is essential, conflict is how your brain expands,

konflik sangat penting, konflik adalah bagaimana otak Anda mengembang,

it's how your brain learns --

itulah cara otak Anda belajar -

but rather, to enter conflict in a different way?

melainkan, untuk memasuki konflik dengan cara yang berbeda?

And what if awe could enable us to enter it

Dan bagaimana jika rasa kagum bisa memungkinkan kita untuk memasukinya

in at least two different ways?

dalam dua cara yang berbeda?

One, to give us the humility and courage to not know.

Satu, untuk memberi kita kerendahan hati dan keberanian untuk tidak tahu.

Right? To enter conflict with a question instead of an answer.

Baik? Untuk memasuki konflik dengan pertanyaan alih-alih jawaban.

What would happen then?

Lalu apa yang akan terjadi?

To enter the conflict with uncertainty instead of certainty.

Untuk memasuki konflik dengan ketidakpastian bukannya kepastian.

And the second is, in entering conflict that way,

Dan yang kedua adalah, dalam memasuki konflik seperti itu,

to seek to understand, rather than convince.

untuk berusaha memahami, daripada meyakinkan.

Because everyone makes sense to themselves, right?

Karena semua orang masuk akal untuk diri mereka sendiri, bukan?

And to understand another person,

Dan untuk memahami orang lain,

is to understand the biases and assumptions

adalah untuk memahami bias dan asumsi

that give rise to their behavior.

yang memunculkan perilaku mereka.

And we've actually initiated a pilot study

Dan kami sebenarnya telah memulai studi percontohan

to look to see whether we could use art-induced awe

untuk melihat apakah kita bisa gunakan kekaguman yang disebabkan oleh seni

to facilitate toleration.

untuk memfasilitasi toleransi.

And the results are actually incredibly positive.

Dan hasilnya sebenarnya sangat positif.

We can mitigate against anger and hate

Kita bisa mengurangi kemarahan dan kebencian

through the experience of awe generated by art.

melalui pengalaman takjub dihasilkan oleh seni.

So where can we find awe,

Jadi di mana kita dapat menemukan rasa kagum,

given how important it is?

mengingat betapa pentingnya itu?

So, what if ...

Jadi, bagaimana jika ...

A suggestion:

Sebuah saran:

that awe is not just to be found in the grandeur.

kekaguman itu tidak hanya ditemukan dalam kemegahan.

Awe is essential.

Kekaguman sangat penting.

Often, it's scale -- the mountains, the sunscape.

Seringkali, ini skalanya - gunung, pemandangan matahari.

But what if we could actually rescale ourselves

Tapi bagaimana kalau kita sebenarnya bisa menimbang ulang diri kita sendiri

and find the impossible in the simple?

dan menemukan yang mustahil secara sederhana?

And if this is true,

Dan jika ini benar,

and our data are right,

dan data kami benar,

then endeavors like science,

kemudian berusaha seperti sains,

adventure, art, ideas, love,

petualangan, seni, ide, cinta,

a TED conference, performance,

konferensi TED, kinerja,

are not only inspired by awe,

tidak hanya terinspirasi oleh kekaguman,

but could actually be our ladders into uncertainty

tetapi sebenarnya bisa menjadi tangga kita dalam ketidakpastian

to help us expand.

untuk membantu kami berkembang.

Thank you very much.

Terima kasih banyak.

(Applause)

(Bersulang)

Please, come up.

Tolong, ayo maju.

(Applause)

(Bersulang)

(Cheers)

(Bersulang)

(Applause)

(Tepuk Tangan)