How tall can a tree grow? - Valentin Hammoudi

Translator: Edelweis Dwi Kusuma Dewi Reviewer: Made Pramana

Reaching heights of over 100 meters,

Mencapai tinggi lebih dari 100 meter,

Californian sequoias tower over Earth’s other estimated 60,000 tree species.

pohon sequoia California menjulang di atas 60.000 spesies pohon lainnya di Bumi.

Growing in the misty Sierra Nevada mountains,

Tumbuh di Pegunungan Sierra Nevada yang berkabut,

their massive trunks support the tallest known trees in the world.

batang pohonnya yang sangat besar membuat ia sebagai pohon tertinggi di dunia.

But even these behemoths seem to have their limits.

Bahkan raksasa ini pun juga memiliki batasan.

No sequoia on record has been able to grow taller than 130 meters –

Tidak ada pohon sequoia yang pernah tumbuh lebih dari 130 meter -

and many researchers say these trees won’t beat that cap

dan banyak peneliti berkata bahwa pohon ini tidak akan mengalahkan rekor itu

even if they live for thousands of years to come.

meskipun pohon itu hidup untuk ribuan tahun yang akan datang.

So what exactly is stopping these trees from growing taller, forever?

Apa yang sebenarnya menghentikan pertumbuhan pohon ini untuk selamanya?

It all comes down to sap.

Ini bermula dari getah.

In order for trees to grow,

Agar pohon dapat tumbuh,

they need to bring sugars obtained from photosynthesis

mereka harus membawa gula dari hasil fotosintesis

and nutrients brought in through the root system to wherever growth is happening.

dan zat dibawa masuk melalui sistem akar ke bagian manapun yang tengah tumbuh.

And just like blood circulates in the human body,

Seperti sirkulasi darah pada tubuh manusia,

trees are designed to circulate two kinds of sap throughout their bodies –

pohon dirancang untuk mengalirkan dua jenis getah dalam tubuhnya –

carrying all the substances a tree’s cells need to live.

membawa semua zat yang diperlukan sel-sel pohon untuk tetap hidup.

The first is phloem sap.

Yang pertama adalah getah floem.

Mengandung gula yang dihasilkan oleh daun selama fotosintesis berlangsung,

Containing the sugars generated in leaves during photosynthesis,

phloem sap is thick, like honey,

getah floem itu kental, seperti madu,

and flows down the plant’s phloem tissue to distribute sugar throughout the tree.

dan mengalir dari jaringan floem agar gulanya diedarkan ke seluruh bagian pohon.

By the end of its journey,

Di akhir perjalanannya,

the phloem sap has thinned into a watery substance,

getah floem menjadi encer,

pooling at the base of the tree.

berkumpul di bagian dasar pohon.

Right beside the phloem is the tree’s other tissue type: the xylem.

Di sebelah floem ada jaringan lain: xilem.

This tissue is packed with nutrients and ions like calcium, potassium, and iron,

Jaringan ini kaya akan zat gizi dan ion seperti kalsium, kalium, dan zat besi,

which the tree has absorbed through its roots.

yang diserap oleh pohon melalui akar.

Here at the tree’s base,

Di bagian dasar pohon,

there are more of these particles in one tissue than the other,

ada lebih banyak partikel ini di suatu jaringan daripada lainnya,

so the water from the phloem sap is absorbed into the xylem

jadi air dari getah floem diserap ke dalam xilem

to correct the balance.

agar seimbang.

This process, called osmotic movement,

Proses ini disebut pergerakan osmosis,

creates nutrient-rich xylem sap,

membetuk getah xilem yang kaya akan zat gizi,

which will then travel up the trunk to spread those nutrients through the tree.

lalu akan beredar ke batang untuk menyebarkan zat tersebut.

But this journey faces a formidable obstacle: gravity.

Tapi perjalanan ini berhadapan dengan kesulitan yang hebat: gravitasi.

To accomplish this herculean task, the xylem relies on three forces:

Untuk menyelesaikan tugas ini, xilem bergantung pada tiga gaya:

transpiration, capillary action, and root pressure.

transpirasi, aksi kapilaritas, dan tekanan akar.

As part of photosynthesis, leaves open and close pores called stomata.

Dalam fotosintesis, daun membuka dan menutup pori-pori yang disebut stomata.

These openings allow oxygen and carbon dioxide in and out of the leaf,

Pembukaan ini membuat oksigen dan karbon dioksida masuk dan keluar dari daun,

but they also create an opening through which water evaporates.

namun celah tersebut juga membuka jalan untuk evaporasi air.

This evaporation, called transpiration,

Evaporasi ini disebut transpirasi,

creates negative pressure in the xylem, pulling watery xylem sap up the tree.

menyebabkan tekanan negatif pada xilem, menarik getah xilem yang encer ke atas.

This pull is aided by a fundamental property of water called capillary action.

Tarikan ini dibantu oleh sifat dasar air yang disebut kapilaritas.

In narrow tubes,

Dalam tabung yang sempit,

the attraction between water molecules

daya tarik antar molekul air

and the adhesive forces between the water and its environment can beat out gravity.

gaya adhesi antara air dengan lingkungan sekitar dapat mengalahkan gravitasi.

This capillary motion is in full effect in xylem filaments

Gerak kapiler ini berada dalam efek penuh di dalam filamen xilem

thinner than human hair.

lebih tipis dibanding rambut manusia.

And where these two forces pull the sap,

Saat kedua gaya ini menarik getah,

the osmotic movement at the tree’s base creates root pressure,

pergerakan osmosis di dasar pohon membuat tekanan akar,

pushing fresh xylem sap up the trunk.

mendorong getah segar xilem ke batang.

Together these forces launch sap to dizzying heights,

Ketiga gaya ini meluncurkan getah itu ke ketinggian yang memusingkan,

distributing nutrients, and growing new leaves to photosynthesize –

mengedarkan zat gizi dan menumbuhkan daun untuk fotosintesis -

far above the tree’s roots.

jauh di atas akar pohon tersebut.

But despite these sophisticated systems,

Meskipun sistem ini canggih,

every centimeter is a fight against gravity.

setiap sentimeter adalah perjuangan melawan gravitasi.

As trees grow taller and taller,

Ketika pohon tumbuh semakin tinggi,

the supply of these vital fluids begins to dwindle.

suplai cairan penting ini mulai berkurang.

At a certain height,

Pada tinggi tertentu,

trees can no longer afford the lost water that evaporates during photosynthesis.

pohon tidak mampu menahan hilangnya air yang menguap saat fotosintesis.

And without the photosynthesis needed to support additional growth,

Tanpa adanya fotosintesis yang diperlukan untuk melanjutkan pertumbuhan,

the tree instead turns its resources towards existing branches.

sebagai gantinya pohon membawa sumber dayanya ke cabang.

This model, known as the “hydraulic limitation hypothesis,”

Model ini disebut "hipotesis batasan hidrolik,"

is currently our best explanation for why trees have limited heights,

penjelasan terbaik saat ini tentang mengapa pohon punya batasan tinggi,

even in perfect growing conditions.

bahkan dalam kondisi pertumbuhan yang sempurna.

And using this model alongside growth rates

Menggunakan model ini di samping kecepatan pertumbuhan,

and known needs for nutrients and photosynthesis,

dan kebutuhan akan zat yang diketahui, dan fotosintesis,

researchers have been able to propose height limits for specific species.

peneliti telah mampu memperkirakan batasan tinggi untuk spesies tertentu.

So far these limits have held up –

Sejauh ini batasan itu telah dikumpulkan -

even the world’s tallest tree still falls about fifteen meters below the cap.

bahkan pohon tertinggi di dunia masih 15 meter di bawah target itu.

Researchers are still investigating the possible explanations for this limit,

Peneliti masih mencari tahu penjelasan yang mungkin tentang batasan ini,

and there may not be one universal reason why trees stop growing.

dan mungkin tidak ada satu alasan universal mengapa pohon berhenti tumbuh.

But until we learn more,

Hingga kita tahu lebih jauh,

the height of trees is yet another way that gravity,

tinggi pohon adalah suatu cara lain dari gravitasi,

literally, shapes life on Earth.

dalam membentuk kehidupan di Bumi ini.