Is this the most beautiful building in the world? - Stephanie Honchell Smith

Translator: Diah Novianti Dewi Reviewer: Made Pramana

It’s 1631 in Burhanpur,

Saat itu tahun 1631 di Burhanpur,

and Mumtaz Mahal, beloved wife of Mughal Emperor Shah Jahan,

dan Mumtaz Mahal, istri tercinta dari Kaisar Mughal Shah Jahan,

is giving birth to their 14th child.

melahirkan anak ke-14 mereka.

A healthy girl is born, but not without difficulty.

Lahir seorang anak perempuan yang sehat, tetapi bukan tanpa kesulitan.

Shah Jahan rushes to Mumtaz’s side, but he cannot save her.

Shah Jahan bergegas ke sisi Mumtaz, namun tidak bisa menyelamatkannya.

Sobbing uncontrollably,

Menangis tak terkendali,

the emperor decides to build a tomb worthy of his queen:

kaisar memutuskan untuk membangun sebuah makam yang layak untuk ratunya:

an earthly replica of Paradise to embody their perfect love

replika surga di bumi untuk mewujudkan cinta mereka yang sempurna

and project the power of the Mughal Empire for all time.

dan memproyeksikan kekuatan Kerajaan Mughal sepanjang masa.

Construction of the Taj Mahal began roughly seven months later.

Pembangunan Taj Mahal dimulai kurang lebih tujuh bulan kemudian.

Royal architects worked to bring Shah Jahan’s vision to life

Arsitek kerajaan bekerja untuk mewujudkan visi Shah Jahan

at a site chosen by the emperor in the bustling imperial city of Agra.

di tempat yang dipilih oleh kaisar di kota kekaisaran Agra yang ramai.

The Yamuna riverfront was already dotted with exquisite residences,

Tepi sungai Yamuna sudah dihiasi dengan perumahan yang indah,

gardens, and mausoleums.

taman, dan makam.

But when complete, the Taj Mahal would be the most magnificent structure of all.

Tapi saat selesai, Taj Mahal akan jadi bangunan yang paling megah dari semuanya.

In addition to housing Mumtaz’s mausoleum, the plans included a garden, mosque,

Selain sebagai makam untuk Mumtaz,

rencananya termasuk taman, masjid,

bazaar, and several caravanserais to house visiting merchants and diplomats.

bazar, dan beberapa karavan untuk pedagang dan diplomat yang berkunjung.

Together, this complex would seamlessly blend

Bersama-sama, kompleks ini memadukan

Persian, Islamic, Indian, and European styles,

gaya Persia, Islam, India, dan Eropa,

establishing the Taj Mahal as the culmination

mendirikan Taj Mahal sebagai puncak

of Mughal architectural achievement.

pencapaian arsitektur Mughal.

The entire compound was laid out on a geometric grid,

Seluruh kompleks dibangun pada grid geometris,

incorporating meticulously planned bilateral symmetry.

digabung dan direncanakan secara cermat, simetri bilateral.

To further establish an atmosphere of balance and harmony,

Untuk lebih membangun suasana keseimbangan dan keselarasan,

the architects divided the complex into two spheres,

para arsitek membagi kompleks tersebut menjadi dua wilayah,

representing the spiritual and earthly domains.

mewakili domain spiritual dan duniawi.

Most of the structures were made of brick and red sandstone,

Sebagian besar bangunan dibuat dari batu bata dan batu pasir merah,

with white marble accents.

dengan aksen marmer putih.

This was a common motif in Mughal architecture,

Ini adalah motif yang umum dalam arsitektur Mughal,

inspired by ancient Indian traditions

terinspirasi oleh tradisi India kuno

associating white with spiritual purity and red with warriors and royalty.

menyatukan putih dengan kesucian spiritual dan merah dengan prajurit dan bangsawan.

But the central mausoleum took more inspiration from the Islamic tradition.

Namun pusat makam lebih banyak mengambil inspirasi dari tradisi Islam.

Framed by four minarets,

Dibingkai dengan empat menara,

the structure was covered entirely in white marble

seluruh bangunannya dilapisi marmer berwarna putih

from quarries over 400 kilometers away.

dari tambang yang jaraknya lebih dari 400 kilometer.

Its main dome towered above the skyline,

Kubah utamanya menjulang ke atas langit,

and those within the cavernous chamber experienced

dan mereka yang berada di dalam ruangan mengalami

an otherworldly echo lasting almost 30 seconds.

gema rohani yang berlangsung selama 30 detik.

Perfecting the Italian stone-working technique, pietra dura,

Menyempurnakan teknik pengerjaan batu dari Italia, pietra dura,

craftsmen used all manner of semi-precious stones to create intricate floral designs

pengrajin menggunakan segala macam semi batu mulia

untuk membuat desain bunga yang rumit

representing the eternal gardens of Paradise.

melambangkan taman abadi di Surga.

Calligraphers covered the walls with Quranic inscriptions.

Kaligrafer menutupi dinding dengan ukiran Al-Qur’an.

And because the Islamic depiction of Paradise has eight gates,

Dan karena penggambaran surga dalam Islam memiliki delapan pintu,

the mausoleum’s rooms were designed to be octagonal.

ruangan makam dirancang berbentuk segi delapan.

The garden in front of the mausoleum was split into four parts

Taman di depan makam dibagi menjadi empat bagian

in the Persian style,

dengan gaya Persia,

but its flora reflected the Mughals’ nomadic Central Asian heritage.

tetapi floranya mencerminkan gaya Mughal warisan nomaden Asia Tengah.

Flowers and trees were carefully selected to add color,

Bunga dan pepohonan dipilih dengan hati-hati untuk menambah warna,

sweet scents, and fresh fruit to be sold in the bazaar.

aroma manis, dan buah segar untuk dijual di bazar.

Masons built intersecting walkways, pools, and channels of water

Tukang batu membangun jalan setapak, kolam, dan saluran air

to weave through the lush greenery.

untuk menenun melalui tanaman hijau subur.

Even before its completion,

Bahkan sebelum selesai,

Shah Jahan used the Taj to host the annual commemoration of Mumtaz’s death,

Shah Jahan menggunakan Taj untuk menjadi tuan rumah

peringatan tahunan kematian Mumtaz,

celebrating her reunification with the Divine.

merayakan kembalinya dia dengan Yang Ilahi.

Directly across the river, Shah Jahan built another sprawling garden

Tepat di seberang sungai, Shah Jahan membangun taman luas lainnya

with a central pool that perfectly reflected the mausoleum.

dengan kolam tengah yang sempurna mencerminkan makam.

Building this intricate complex took 12 years

Membangun kompleks yang rumit ini memakan waktu 12 tahun

and employed thousands of skilled craftsmen and artisans,

dan memperkerjakan ribuan pengrajin yang terampil serta seniman,

from masons and bricklayers to masters of pietra dura and calligraphy.

dari tukang batu dan tukang batu untuk master pietra dura dan kaligrafi.

After the Taj was completed in 1643,

Setelah Taj selesai pada tahun 1643,

Shah Jahan retained some of these craftsmen for routine repairs,

Shah Jahan mempertahankan beberapa pengrajin untuk perbaikan rutin,

and hired Quran reciters, caretakers, and other staff to maintain the complex.

dan menyewa qari Quran, pengasuh, dan staf lain untuk menjaga kompleks.

He paid these workers by establishing a vast endowment for the Taj—

Dia membayar para pekerja ini dengan mendirikan sumbangan besar untuk Taj—

a system which remained in place until the early 19th century.

sistem yang tetap pada tempatnya hingga awal abad ke-19.

Since its completion, Shah Jahan’s grand memorial has drawn travelers

Sejak selesai, Tugu Shah Jahan telah menarik para pelancong

from around the world.

dari seluruh dunia.

And every time a visitor is awed by the mausoleum,

Dan setiap kali pengunjung terpesona oleh makam,

the emperor’s goal is achieved anew.

tujuan kaisar tercapai lagi.

Unfortunately, after 15 years of presiding over Mumtaz’s memorial,

Sayangnya, setelah 15 tahun memimpin peringatan Mumtaz,

Shah Jahan fell ill and a war of succession broke out between his sons.

Shah Jahan jatuh sakit dan perang suksesi pecah di antara putra-putranya.

While Shah Jahan eventually recovered, his son, Aurangzeb,

Ketika Shah Jahan akhirnya sembuh, anaknya, Aurangzeb,

had already emerged as the new emperor.

telah muncul sebagai kaisar baru.

For the last eight years of his life,

Selama delapan tahun terakhir hidupnya,

Shah Jahan lived under house arrest in Agra’s Fort,

Shah Jahan hidup dalam tahanan rumah di Benteng Agra,

where he could see the Taj glimmering in the distance.

di mana dia bisa melihat Taj berkilauan di kejauhan.

When he died in 1666, he was buried next to Mumtaz,

Ketika meninggal pada tahun 1666, dia dimakamkan di sebelah Mumtaz,

his grave breaking the complex’s symmetry,

makamnya melanggar kesimetrian kompleks,

so that his wife could remain at the Taj’s center for all eternity.

agar istrinya tetap tinggal di pusat Taj untuk selama-lamanya.

This video was made possible with support from Marriott Hotels.

Video ini dibuat berkat dukungan dari Hotel Marriot.

With over 590 hotels and resorts across the globe,

Dengan lebih dari 590 hotel dan penginapan di seluruh dunia,

Marriott Hotels celebrates the curiosity that propels us to travel.

Hotel Marriott merayakan rasa ingin tahu yang mendorong kita untuk bepergian.

Check out some of the exciting ways TED-Ed and Marriott are working together

Simak beberapa cara menarik TED-Ed dan Marriott bekerja sama

and book your next journey at Marriott Hotels.

dan pesan perjalananmu berikutnya di Hotel Marriot.