The death of the universe

Translator: Sabrina Go Reviewer: Reno Kanti Riananda

Looking up at the night sky,

Memandang langit di malam hari,

we are amazed by how it seems to go on forever.

kita takjub akan hamparannya yang seakan tak berujung.

But what will the sky look like

Namun, seperti apa langit miliaran tahun dari sekarang?

billions of years from now?

A particular type of scientist,

Ilmuwan tertentu, yang disebut kosmolog,

called a cosmologist,

spends her time thinking about that very question.

menghabiskan waktunya memikirkan pertanyaan tersebut.

The end of the universe is intimately linked

Akhir dari semesta erat kaitannya dengan apa yang terkandung di dalamnya.

to what the universe contains.

Over 100 years ago,

Lebih dari 100 tahun lalu,

Einstein developed the Theory of General Relativity,

Einstein mengembangkan Teori Relativitas Umum,

formed of equations that help us

menciptakan persamaan yang membantu kita memahami

understand the relationship

hubungan antara apa yang menjadikan semesta dengan semesta itu sendiri.

between what a universe is made of

and its shape.

It turns out that the universe

Ternyata semesta bisa melengkung seperti bola.

could be curved like a ball or sphere.

We call this positively curved or closed.

Kita menyebutnya melengkung positif atau tertutup.

Or it could be shaped like a saddle.

Atau berbentuk seperti sadel.

We call this negatively curved or open.

Kita menyebutnya melengkung negatif atau terbuka.

Or it could be flat.

Atau bisa juga datar.

Dan masing-masing bentuk menentukan bagaimana semesta akan hidup dan mati.

And that shape determines

how the universe will live and die.

We now know that the universe is very close to flat.

Kita sekarang tahu bahwa semesta berbentuk hampir datar.

However, the components of the universe

Namun, komponen dari semesta masih bisa mempengaruhi nasibnya.

can still affect its eventual fate.

We can predict how the universe

KIta bisa memprediksi bagaimana semesta akan berubah seiring waktu

will change with time

if we measure the amounts or energy densities

jika kita mengukur jumlah atau kepadatan energi

of the various components in the universe today.

dari berbagai komponen semesta saat ini.

So, what is the universe made of?

Jadi, terbuat dari apakah semesta?

The universe contains all the things that we can see,

Semesta mengandung berbagai hal yang bisa kita lihat,

like stars, gas, and planets.

seperti bintang, gas dan planet.

We call these things ordinary or baryonic matter.

Kami menyebutnya materi biasa atau barion.

Even though we see them all around us,

Meski kita melihatnya di sekitar kita,

the total energy density of these components

total kepadatan energi dari komponen- komponen ini sebenarnya sangat kecil,

is actually very small,

around 5% of the total energy of the universe.

sekitar 5% dari total energi semesta.

So, now let's talk about what the other 95% is.

Jadi, mari bicara tentang yang 95% lagi.

Just under 27% of the rest

Sedikit di bawah 27% dari kepadatan energi semesta

of the energy density of the universe

is made up of what we call dark matter.

terbuat dari materi gelap.

Dark matter is only very weakly interacting with light,

Materi gelap sangat rendah interaksinya dengan cahaya,

which means it doesn't shine or reflect light

artinya, tidak bersinar atau merefleksikan cahaya

in the way that stars and planets do,

seperti halnya bintang dan planet.

but, in every other way,

Namun, dari segi lain bersifat seperti materi biasa --

it behaves like ordinary matter --

it attracts things gravitationally.

menarik benda-benda dengan gravitasi.

In fact, the only way we can detect this dark matter

Faktanya, satu-satunya cara untuk mendeteksi materi gelap

is through this gravitational interaction,

adalah melalui interaksi gravitasi, bagaimana benda mengorbit mengelilinginya,

how things orbit around it

and how it bends light

dan caranya membelokkan cahaya saat membengkokkan ruang di sekelilingnya.

as it curves the space around it.

We have yet to discover a dark matter particle,

Kita belum menemukan partikel materi gelap,

but scientists all over the world are searching

tetapi ilmuwan di seluruh dunia sedang mencari

for this elusive particle or particles

partikel yang sulit dipahami ini

and the effects of dark matter on the universe.

dan efek materi gelap pada semesta.

But this still doesn't add up to 100%.

Namun, ini pun belum mencapai 100%.

The remaining 68%

Sebanyak 68% lainnya dari kepadatan energi semesta

of the energy density of the universe

is made up of dark energy,

terdiri dari energi gelap,

which is even more mysterious than dark matter.

yang bahkan lebih misterius daripada materi gelap.

This dark energy doesn't behave

Energi gelap tidak berperilaku seperti zat lain yang kita kenal

like any other substance we know at all

and acts more like anti-gravity force.

dan bertingkah lebih seperti gaya anti gravitasi.

We say that it has a gravitational pressure,

Menurut kami, energi ini memiliki tekanan gravitasi

which ordinary matter and dark matter do not.

yang tidak dimiliki oleh materi biasa maupun materi gelap.

Instead of pulling the universe together,

Alih-alih menarik semesta seperti yang biasa dilakukan gravitasi,

as we would expect gravity to do,

the universe appears to be expanding apart

semesta terlihat semakin melebar dengan kecepatan yang terus meningkat.

at an ever-increasing rate.

The leading idea for dark energy

Ide utama tentang energi gelap adalah ia merupakan sebuah konstanta kosmologis.

is that it is a cosmological constant.

That means it has the strange property

Artinya, ia memiliki sifat aneh di mana ia kian membesar

that it expands as the volume of space increases

seiring dengan meningkatnya volume angkasa

to keep its energy density constant.

untuk menjaga kepadatan energi tetap konstan.

So, as the universe expands

Jadi, seiring membesarnya semesta, seperti yang terjadi sekarang,

as it is doing right now,

there will be more and more dark energy.

akan ada lebih banyak lagi energi gelap.

Dark matter and baryonic matter,

Materi gelap dan materi barion, di sisi lain,

on the other hand,

don't expand with the universe

tidak membesar bersama semesta dan akan menjadi lebih tipis.

and become more diluted.

Because of this property

Karena sifat dari konstanta kosmologis inilah,

of the cosmological constant,

the future universe will be more and more dominated

masa depan semesta akan lebih didominasi oleh energi gelap,

by dark energy,

becoming colder and colder

menjadi lebih dingin, dan membesar lebih cepat.

and expanding faster and faster.

Eventually, the universe will run out of gas

Akhirnya, semesta akan kehabisan tenaga untuk membentuk bintang,

to form stars,

and the stars themselves will run out of fuel

dan bintang sendiri akan kehabisan bahan bakar, lalu mati.

and burn out,

leaving the universe with only black holes in it.

Menyisakan hanya semesta dengan lubang hitam di dalamnya.

Given enough time,

Dengan waktu yang cukup,

even these black holes will evaporate,

bahkan lubang-lubang hitam ini akan menguap,

leaving a universe that is completely cold and empty.

meninggalkan semesta yang benar-benar dingin dan kosong.

That is what we call the heat death of the universe.

Itulah yang kita sebut kematian panas semesta.

While it might sound depressing

Meski terdengar menyedihkan hidup di semesta

living in a universe

that will end its lifetime cold

yang akan berakhir dalam dingin dan hampa akan kehidupan,

and devoid of life,

the end fate of our universe

akhir dari semesta kita sebenarnya memiliki simetri yang indah

actually has a beautiful symmetry

to its hot, fiery beginning.

untuk awal yang panas membara.

We call the accelerating end state

Kami menyebut percepatan kondisi akhir semesta ini sebagai fase de Sitter,

of the universe a de Sitter phase,

named after the Dutch mathematician

dari nama ahli matematika Belanda,

Willem de Sitter.

Willem de Sitter.

However, we also believe

Namun, kami juga percaya bahwa semesta memiliki fase lain dari ekspansi Sitter

that the universe had another phase

of de Sitter expansion

in the earliest times of its life.

pada masa paling awal dari kehidupannya.

We call this early period inflation,

Kami menyebut periode ini sebagai inflasi, di mana tak lama setelah Ledakan Besar,

where, shortly after the Big Bang,

the universe expanded extremely fast

semesta membesar dengan sangat cepat dalam waktu yang singkat.

for a brief period.

So, the universe will end

Jadi, semesta akan berakhir sebagaimana awal mulanya,

in much the same state as it began,

accelerating.

sangat cepat.

We live at an extraordinary time

KIta hidup di era yang luar biasa dalam kehidupan semesta

in the life of the universe

where we can start to understand

di mana kita mulai memahami perjalanan semesta

the universe's journey

and view a history

dan melihat sejarah yang menceritakan dirinya sendiri di langit

that plays itself out on the sky

for all of us to see.

untuk disaksikan oleh kita semua.