Why do you get a fever when you're sick? - Christian Moro

Translator: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo Reviewer: Azfa A

In 1917, doctors proposed an outlandish treatment for syphilis,

Pada 1917, para dokter menyarankan pengobatan aneh untuk sifilis,

the incurable bacterial infection that had ravaged Europe for centuries.

infeksi bakteri yang tak bisa disembuhkan yang menyerang Eropa selama berabad-abad.

Step 1: Infect patients suffering from the later stages of syphilis

Tahap 1: Menulari para pasien sifilis tahap lanjut

with the parasite that causes malaria,

dengan parasit yang menyebabkan malaria,

the deadly but curable mosquito-borne disease.

penyakit mematikan yang bisa disembuhkan yang disebarkan oleh nyamuk.

Step 2: Hope that malarial fevers clear the syphilis.

Tahap 2: Berharap demam malaria membasmi sifilisnya.

And step 3: Administer quinine to curb the malaria.

Dan tahap 3: Memberi kina untuk menghapus malarianya.

If all went according to plan,

Jika semua berjalan lancar,

their patient would be left alive and free of both diseases.

pasien mereka akan hidup dan bebas dari kedua penyakit.

This killed some 15% of patients, but for those who survived,

Ini membunuh 15% pasiennya, tapi mereka yang selamat menjadi sehat.

it seemed to work.

It actually became the standard treatment for syphilis

Ini menjadi pengobatan standar sifilis

until penicillin was widely used decades later.

hingga penisilin digunakan beberapa dekade kemudian.

And its driving force was fever.

Dan kekuatan pendorongnya adalah demam.

There are many mysteries around fever,

Ada banyak misteri tentang demam,

but what we do know is that all mammals,

tapi yang kami tahu adalah bahwa semua mamalia,

some birds and even a few invertebrate and plant species feel fever’s heat.

beberapa burung, dan bahkan beberapa invertebrata dan tanaman

bisa merasakan demam.

It has persisted for over 600 million years of evolution.

Demam telah bertahan melewati 600 juta tahun evolusi.

But it has a significant cost.

Tapi, biayanya besar.

For every 1 degree Celsius of temperature increase in the human body,

Tiap suhu tubuh naik 1 derajat Celsius, energi yang diperlukan naik 12.5%,

there’s a 12.5 percent increase in energy required,

the equivalent of about 20 minutes of jogging for some.

setara dengan 20 menit berlari santai untuk beberapa orang.

So, why and how does your body produce a fever?

Jadi, mengapa dan bagaimana tubuh kita menghasilkan demam?

Your core temperature is maintained via thermoregulation,

Temperatur inti kita diatur oleh termoregulasi,

a set of processes that usually keep you around 37 degrees Celsius.

sekumpulan proses yang memelihara tubuh kita pada suhu 37 derajat Celsius.

These mechanisms are controlled by the brain’s hypothalamus,

Mekanisme ini dikendalikan oleh hipotalamus otak

which detects minute temperature shifts

yang mendeteksi pergeseran suhu kecil

and sends signals throughout the body accordingly.

dan mengirim sinyal ke seluruh tubuh berdasarkan itu.

If you’re too hot, the hypothalamus produces signals

Jika kamu terlalu panas, hipotalamus memproduksi sinyal

that activate your sweat glands or make your blood vessels dilate,

yang mengaktifkan kelenjar keringatmu atau memperbesar pembuluh darahmu,

moving blood closer to the skin’s surface—

mendekatkan darah ke permukaan kulit--

all of which releases heat and cools you off.

sehingga panasnya keluar dan suhumu menurun.

And if you’re too cold,

Dan jika terlalu dingin,

your blood vessels will constrict and you may start to shiver,

pembuluh darahmu akan mengecil dan kamu mungkin mulai menggigil,

which generates heat.

ini menghasilkan panas.

Your body will disrupt its usual temperature equilibrium to induce a fever,

Tubuhmu akan mengubah ekuilibrium temperatur biasanya

untuk membuat demam

which sets in above 38 degrees Celsius.

yang mulai saat suhu tubuh melebihi 38 derajat Celsius.

Meanwhile, it has mechanisms in place to prevent it

Sedangkan, ada mekanisme untuk mencegahnya

from exceeding 41 degrees Celsius, when organ damage could occur.

melebihi 41 derajat Celsius karena kerusakan organ bisa terjadi.

Immune cells that are fighting an infection can induce a fever

Sel imun yang menyerang infeksi bisa menghasilkan demam

by triggering a biochemical cascade that ultimately instructs

dengan memicu rangkaian peristiwa biokimia yang bertujuan

untuk menginstruksikan hipotalamus untuk meningkatkan suhu dasarmu.

your hypothalamus to increase your baseline temperature.

Your body then gets to work to meet its new “set point” using the mechanisms

Tubuhmu lalu bekerja untuk mencapai suhu tersebut

dengan mekanisme yang sama untuk menghangatkan diri saat dingin.

it would to generate heat when cold.

Until it reaches this new temperature, you’ll feel comparatively cool,

Sebelum suhunya tercapai, kamu akan merasa lebih dingin,

which is why you might experience chills.

inilah mengapa kamu mungkin kedinginan.

But why does your body do this?

Tapi, mengapa tubuhmu melakukan ini?

While the jury's still out on how higher temperatures directly affect pathogens,

Masih belum diketahui bagaimana temperatur tinggi mempengaruhi patogen,

it seems that fever's main effect

sepertinya efek utama demam

is in rapidly inducing a whole-body immune response.

adalah memicu respons imun seluruh-tubuh dengan cepat.

Upon exposure to raised internal temperatures,

Saat suhu internal naik,

some of your cells release heat shock proteins, or HSPs,

beberapa sel mengeluarkan heat shock proteins atau HSPs,

a family of molecules produced in response to stressful conditions.

keluarga molekul yang dihasilkan saat kondisi sulit terjadi.

These proteins aid lymphocytes, one of several kinds of white blood cells

Protein-protein ini membantu limfosit, salah satu jenis sel darah putih

that fight pathogens, to travel more rapidly to infection sites.

yang menyerang patogen, untuk pergi ke daerah infeksi.

HSPs do this by enhancing the “stickiness” of lymphocytes,

HSPs melakukannya dengan meningkatkan "kelekatan" limfosit

enabling them to adhere to and squeeze through blood vessel walls

agar mereka bisa menempel dan keluar dari dinding pembuluh darah

so they can reach the areas where infection is raging.

untuk mencapai daerah di mana infeksi sedang terjadi.

In the case of viral infections,

Dalam kasus infeksi virus,

HSPs help tell nearby cells to dampen their protein production,

HSPs memberi tahu sel di sekitarnya untuk mengurangi produksi protein

which limits their ability to replicate.

agar kemampuan replikasinya terhambat.

This stunts the virus’s spread because they depend on

Ini menghambat penyebaran virusnya karena mereka bergantung pada

their host’s replicative machinery to reproduce.

sistem replikasi inangnya untuk bereproduksi.

It also protects surrounding cells from damage since some viruses spread

Ini juga melindungi sel sekitarnya karena beberapa virus menyebar

by rupturing their host cells, which can lead to large-scale destruction,

dengan memecahkan sel inangnya; kerusakan skala besar bisa terjadi,

the build-up of detritus, and potentially even organ damage.

penumpukan serpihan puing, dan bahkan kerusakan organ.

The ability of HSPs to protect host cells and enhance immune activity

Kemampuan HSPs dalam melindungi sel inang dan meningkatkan aktivitas imun

can limit the pathogen’s path of destruction inside of the body.

bisa membatasi jalur-jalur kerusakan patogen dalam tubuh.

But for all we know about fever’s role in immune activation,

Tapi, meski pengetahuan kami tentang peran demam dalam aktivasi imun,

some clinical trials have shown that fever suppressor drugs

beberapa uji klinis telah membuktikan

bahwa obat peredam demam tidak memperburuk gejala atau penyembuhan.

don’t worsen symptoms or recovery rates.

This is why there’s no definitive rule on whether to suppress a fever

Inilah mengapa tidak ada aturan jelas-- apakah demam diredam atau dibiarkan?

or let it ride.

Doctors decide on a case-by-case basis.

Para dokter memutuskan berdasarkan kasusnya.

The fever’s duration and intensity, as well as their patient’s immune status,

Durasi dan intensitas demam, status imun pasien,

comfort level, and age will all play a role in their choice of treatments.

tingkat kenyamanan, dan usia mempengaruhi pilihan pengobatannya.

And if they do let a fever ride,

Dan jika demamnya akan dibiarkan,

they’ll likely prescribe rest and plenty of fluids to prevent dehydration

mereka mungkin akan menyuruh untuk beristirahat dan banyak minum

untuk mencegah dehidrasi saat tubuhnya berperang dalam panas.

while the body wages its heated battle.