Can you outsmart the slippery slope fallacy? - Elizabeth Cox

Translator: Farah Krisna Dewi Reviewer: Maria Nainggolan

On the plains of the Serengeti, a dung beetle

Di dataran Serengeti, seekor kumbang

rolls his perfectly sculpted ball of dung away from competitors.

menggulingkan bola kotoran yang terpahat sempurna dari para saingannya.

In this Canadian river, a beaver rushes to reinforce her dam

Di sungai Kanada ini, seekor berang-berang bergegas untuk memperkuat bendungannya

as it threatens to burst.

yang dikhawatirkan akan meledak.

As the snowball thunders down the mountainside,

Saat bola salju berguling di lereng gunung,

gaining momentum, the arctic foxes run for cover—

saat mendapatkan momentum, rubah kutub berlari untuk berlindung--

I can't stand these nature programs.

Aku tidak tahan dengan berita alam ini.

Always the same story, and not a rational actor in sight. What else is on?

Selalu cerita yang sama, dan tidak ada aktor yang masuk akal. Ada acara apa lagi?

It’s April 1954, and Vietnamese nationalists are on the verge of victory

Pada April tahun 1945, nasionalis Vietnam sedang berada di ambang kemenangan

against French forces fighting for control of Vietnam.

melawan pasukan Perancis berjuang untuk mengontrol Vietnam.

Their victory could lead to an independent Vietnam

Kemenangan mereka dapat membawa kemerdekaan Vietnam

under communist leader Ho Chi Minh.

dibawah pemimpin komunis Ho Chi Minh.

The United States President, Dwight D. Eisenhower,

Presiden Amerika Serikat, Dwight D. Eisenhower,

is holding a press conference to comment on these developments.

mengadakan konferensi pers untuk mengomentari perkembangan ini.

Well, if you really must.

Yah, kalau itu memang perlu.

Eisenhower claims that by virtue of what he calls the “falling domino principle,”

Eisenhower mengklaim bahwa berdasarkan apa yang ia sebut “prinsip domino jatuh,”

communist control of Vietnam would be the “beginning of a disintegration”

kontrol komunis di Vietnam akan menjadi “awal dari kehancuran”

that would be certain to cause “incalculable loss.”

yang akan menjadi penyebab dari “kerugian yang tak terhitung.”

The beetles and beavers may be beyond my reach,

Berita kumbang dan berang-berang tadi mungkin kurang menarik,

but surely here's someone I can reason with.

tetetapi yang ini bisa merubah pikiranku.

Now, Mr. President, let’s take a deep breath, shall we?

Sekarang, Tuan Presiden, cobalah tarik napas dalam-dalam.

It’s a big leap—or, one might say, a long slide—

Hal itu adalah sebuah lompatan besar -atau mungkin orang menyebutnya slide panjang-

from communist governance of Vietnam

dari pemerintah komunis Vietnam

to the global spread of authoritarian communist regimes.

terhadap penyebaran otoriter rezim komunis di seluruh dunia.

It’s as if we were to say you were clothed,

Misalnya seperti kau yang tadinya berpakaian,

now you’re in your underwear,

lalu sekarang kau memakai baju dalam,

so soon everyone in the world will be completely naked.

dan segera semua orang di dunia akan benar-benar telanjang.

Don’t worry, I may have that power, but I promise not to use it.

Tenang saja, aku mungkin memiliki kekuatan itu, namun aku janji tidak menggunakannya.

Now, as I was saying, this kind of argument,

Sekarang, sebagaimana yang aku katakan, argumen semacam ini,

where one step, let’s call it A, kicks off a string of events

di mana satu tahapan, misalnya A, meluncurkan serangkaian acara

that inevitably culminates in an extreme scenario,

yang pasti akan berujung pada skenario ekstrim,

let’s call it Z, is known as a slippery slope.

misalnya Z, hal ini diketahui sebagai logika yang cacat.

Many such arguments focus on catastrophe,

Banyak argumen yang fokus pada malapetaka,

but the slope to an extreme positive outcome can be just as slippery.

tetapi pikiran ke arah hasil yang terlalu positif bisa sama bahayanya.

The trouble with this kind of argument is that,

Masalah dengan argumen semacam ini adalah,

in presenting Z is the inevitable outcome of A,

saat menjelaskan Z adalah hasil yang pasti dari A,

it almost always overstates the likelihood that Z will happen

hal itu selalu melebih-lebihkan kemungkinan bahwa Z pasti akan terjadi

if A happens.

jika A terjadi.

Why?

Kenapa?

Allow me to trouble you with some math.

Izinkan aku untuk merepotkan kalian dengan matematika.

Let’s assume for the sake of argument that, taken individually,

Mari kita asumsikan demi sebuah argumen pribadi,

each step between A and Z is independent from the others

bahwa setiap tahapan antara A dan Z berbeda dari satu sama lain

and very likely— 99%.

dan kemungkinan terjadinya hampir-- 99%.

So the probability that A causes B, that B causes C,

Jadi kemungkinan A menyebabkan B, dan B menyebabkan C,

that C causes D, and so on, is each 99%.

lalu C menyebabkan D, dan seterusnya, masing-masing adalah 99%.

Even so, each additional step adds an opportunity to alter the outcome,

Meskipun begitu, setiap tahapan menambah kesempatan membuat hasil yang berbeda,

and A is only 78% likely to lead to Z—

dan kemungkinan A menjadi Z berubah menjadi 78%--

far from an inevitability.

jauh dari kepastian sebelumnya.

If there’s a 95% likelihood of each step,

Jika kemungkinan setiap tahapan sebesar 95%,

the chance that A leads to Z plummets to about 28%.

kemungkinan A akan mengarah ke Z akan turun menjadi 28%.

If there’s a 90% likelihood at each step—

Jika kemungkinan setiap tahapan sebesar 90%--

still very likely by most standards—

masih mengikuti standar yang sebelumnya--

the chance that A leads to Z is only 7%.

kemungkinan A akan mengarah ke Z hanya 7%.

And if 24 of the 25 steps between A and Z are 99% likely,

Dan jika kemungkinan 24 dari 25 tahapan antara A dan Z itu 99%,

and one is 50% likely,

dan yang satunya sebesar 50%,

the chance that A leads to Z

kemungkinan A akan mengarah ke Z

goes down from 78% to 39%.

turun dari 78% menjadi 39%.

Back to your situation.

Kembali lagi pada situasi mu.

I won’t deny you have reason to be concerned.

Aku tidak akan menyangkal kau memiliki alasan untuk khawatir.

You’re warily watching as powerful authoritarian communist regimes

Kau melihat dengan hati-hati sebagaimana otoriter rezim komunis yang kuat

in the Soviet Union and China try to spread their form of governance.

di Uni Soviet dan Cina mencoba menyebarkan formasi pemerintahan mereka.

But let’s take a look at the chain of events you suggest:

Tetapi coba lihat rantai acara yang kau katakan:

You say that the countries surrounding Vietnam

Kau mengatakan bahwa negara di sekitar Vietnam

would all soon fall under communist rule;

akan segera jatuh di bawah aturan komunis;

that this would result in a loss of essential trade

dan akan mengakibatkan kerugian dalam perdagangan penting

with these countries for others;

dengan negara-negara ini;

that with no non-communist nations left to trade with,

bahwa dengan tidak adanya negara non-komunis untuk melakukan perdagangan,

Japan would be pressured towards communism

Jepang akan terpaksa mengikuti komunisme

and that this, in turn, would threaten Australia and New Zealand.

dan akibatnya akan mengancam Australia dan Selandia Baru.

Your ultimate fear, if I may presume,

Ketakutan terbesarmu, jika boleh aku simpulkan,

is that this will in turn threaten the United States.

adalah pada akhirnya semua ini akan merugikan Amerika Serikat.

Is this a possibility? Sure.

Apakah ini sebuah kemungkinan? Tentu saja.

Where I take issue is with your comparison to dominos.

Yang aku permasalahkan adalah perbandingan dengan domino.

These complex real-world events are not, in fact, like dominoes,

Peristiwa kompleks yang terjadi di dunia nyata bukanlah seperti domino,

where when the first one falls,

di mana ketika domino pertama jatuh,

it becomes a certainty that the last will fall.

hal itu menjadi pasti bahwa domino terakhir akan jatuh.

For any one of these events, a number of possible outcomes could result,

Untuk salah satu dari peristiwa ini, sejumlah kemungkinan dapat terjadi,

each affecting the other events in different ways.

dan masing-masing bisa mempengaruhi peristiwa lain dengan cara yang berbeda.

The possibilities are not a chain, they’re a web.

Kemungkinan-kemungkinan itu bukanlah rantai, tetapi sebuah jaring.

It’s 1975, and after 20 years of conflict, and several million lives lost,

Pada tahun 1975, dan setelah 20 tahun konflik, dan beberapa juta nyawa hilang,

North Vietnamese forces have taken control of the capital of South Vietnam.

Pasukan Vietnam Utara telah mengambil alih ibukota Vietnam Selatan.

The war is over, and all of Vietnam is under communist control.

Perang telah berakhir, dan seluruh Vietnam berada di bawah kontrol komunis.

Communist regimes have come to power in neighboring Laos and Cambodia,

Rezim komunis telah berkuasa di negara tetangga yaitu Laos dan Kamboja,

where the regime will be responsible

di mana rezim itu akan bertanggung jawab

for the deaths of an estimated quarter of all Cambodians.

kepada kematian sekitar seperempat penduduk Kamboja.

Wait, there's more.

Tunggu, masih ada lagi.

That first step you were trying to avoid happened,

Tahap pertama yang kau coba hindari memang terjadi,

but the end result you predicted did not.

tetapi hasil akhir yang kau prediksi tidak terjadi.

As for the steps between, a few happened; many did not.

Dan untuk tahapan di antaranya itu, beberapa terjadi; dan banyak yang tidak.

Decades afterward, your fellow humans are still debating

Satu dekade setelahnya, kalian manusia masih berdebat

why events unfolded the way they did.

mengapa peristiwa itu terjadi seperti itu.

And this is the trouble with slippery slope arguments.

Dan ini merupakan masalah pada argumen logika yang cacat.

They focus exclusively on extreme outcomes,

Mereka sangat fokus pada hasil yang ekstrim,

assigning those outcomes a degree of certainty or inevitability

mengharapkan hasil tersebut dalam derajat kepastian

that rarely corresponds to reality.

yang jarang sesuai dengan kenyataan.

They divert attention from other, more likely possibilities,

Mereka mengalihkan perhatian dari hal lain, misalnya kemungkinan lain,

foreclosing discussions that might be more productive.

menolak diskusi yang mungkin lebih produktif.

And that’s when they’re made in good faith.

Dan itulah ketika mereka beritikad baik.

Slippery slope arguments can also be intentionally structured

Argumen logika yang cacat juga dapat sengaja dibuat

to take advantage of people’s fears—

untuk memanfaatkan ketakutan orang-orang--

whatever your position on an issue,

apapun posisi mu di sebuah masalah,

it’s easy to come up with an extreme outcome that suits your aims.

mudah untuk mengatakan sebuah hasil ekstrim sesuai dengan tujuanmu.

Best to avoid them entirely, eh?

Lebih baik untuk menghindar sepenuhnya, ’kan?