The rise and fall of the Lakota Empire - Pekka Hämäläinen

Translator: Phoebe Clementine Noverico Reviewer: Reno Kanti Riananda

In 1776, a powerful empire was born in North America.

Tahun 1776, sebuah kerajaan yang kuat terlahir di Amerika Utara.

The Lakotas had reached the Black Hills,

Bangsa Lakota telah sampai di Black Hills,

the most sacred place and most coveted buffalo hunting grounds

tempat paling suci dan tempat berburu kerbau yang paling didambakan

in the western plains.

di dataran barat.

Located in what is now South Dakota, control of the Black Hills, or Paha Sapa,

Terletak di lokasi South Dakota saat ini, kendali atas Black Hills, atau Paha Sapa,

marked the Lakotas as the dominant power in the American West.

menandai bangsa Lakota sebagai kekuatan yang dominan di Amerika Barat.

Just a few decades before, they were vying for power in the eastern woodlands—

Beberapa dekade sebelumnya, mereka berlomba untuk menguasai hutan di Timur—

and losing.

dan kalah.

One of seven nations, or seven council fires,

Satu dari tujuh bangsa, atau “seven council fires”,

that made up the Sioux Alliance,

yang membentuk aliansi Sioux,

the Lakotas had lived in the forests and wetlands

bangsa Lakota sebelumnya hidup di hutan dan rawa-rawa

between the Great Lakes and the Missouri Valley for centuries.

di antara Great Lakes dan Lembah Missouri selama berabad-abad.

In the 1600s, European colonizers destabilized this region.

Tahun 1600-an, kedatangan penjajah Eropa mempengaruhi wilayah ini.

While some tribes profited by trading furs with new France,

Suku lain mendapatkan keuntungan dari berdagang bulu dengan bangsa Prancis,

the Lakotas lived just out of range of the best trade opportunities.

sementara bangsa Lakota hidup terisolir dari perdagangan.

So in the early 1700s, they turned their attention west.

Jadi, di awal tahun 1700-an, mereka mengalihkan pandangan ke barat.

The western plains were much less fertile and abundant than the Lakotas’ homelands.

Dataran barat tidak sesubur dan melimpah seperti tanah air bangsa Lakota.

The only easy access to food and water was immediately alongside the rivers—

Akses termudah untuk makanan dan air berada tepat di samping sungai—

land Arikaras had already claimed.

wilayah yang sudah diklaim oleh bangsa Arikara.

To compete, the Lakotas became skilled buffalo hunters

Untuk bersaing, bangsa Lakota menjadi pemburu kerbau yang handal

dan prajurit berkuda.

and warriors on horseback.

They conquered the farming Arikaras,

Mereka menaklukkan bangsa Arikaras yang hidup bertani,

forcing them to pay tributes of maize and squash.

memaksa mereka untuk membayar upeti dengan jagung dan labu.

When the Spanish arrived expecting to find lucrative trading grounds,

Saat bangsa Spanyol tiba untuk menemukan tempat berdagang yang menguntungkan,

they had to pay tolls to the Lakotas instead.

mereka malah harus membayar biaya kepada bangsa Lakota.

In 1804, a new spectacle came floating up the Missouri River:

Tahun 1804, tantangan baru datang dari Sungai Missouri:

Merriwether Lewis dan William Clark.

Merriwether Lewis and William Clark.

Lakota chief Black Buffalo refused to let them pass until they paid a hefty tribute.

Pemimpin Lakota, Black Buffalo, tak mau membiarkan mereka lewat jika tak membayar.

In spite of this rocky start,

Terlepas dari awal yang sulit ini,

the expedition marked the beginning of a close trade alliance

ekspedisi ini menandai awal dari aliansi perdagangan yang erat

between the Lakotas and the United States.

antara bangsa Lakota dan Amerika Serikat.

Lakota men hunted buffalo, while women processed the hides into robes for trade.

Pria Lakota memburu kerbau,

dan para wanita mengolah kulitnya menjadi jubah untuk dijual.

The US government supplied guns, ammunition, and other goods,

Pemerintah AS memasok senjata api, amunisi, dan barang lainnya,

even providing Lakotas with smallpox vaccines that protected them

bahkan memberikan vaksin cacar untuk bangsa Lakota

yang melindungi mereka dari wabah mematikan

from the deadly epidemics that ravaged other Native American nations.

yang menyerang suku Amerika asli lainnya.

On paper, the United States had acquired the Lakotas’ lands from France

Di atas kertas, Amerika Serikat memperoleh tanah Lakota dari Prancis

in the Louisiana Purchase.

saat Pembelian Louisiana.

Namun, bangsa Lakota tak akan menyerahkan tanah mereka

But the Lakotas would not cede their lands

because of an agreement between two foreign powers.

hanya karena perjanjian antara dua kekuatan asing.

Though there were 15,000 Lakotas and 23 million Americans,

Meskipun ada 15.000 bangsa Lakota dan 23 juta orang Amerika,

the bulk of US population and military might was concentrated on the east coast.

mayoritas populasi dan tenaga militer AS terkonsentrasi di pesisir timur.

Just getting an army to Lakota territory presented a huge expense,

Mobilisasi pasukan ke wilayah Lakota saja memakan biaya besar,

and once there they would face formidable warriors

ditambah lagi harus menghadapi pejuang tangguh

with deep local knowledge and alliances.

dengan pengetahuan lokal dan banyak sekutu.

To avoid a war it couldn’t afford and wouldn’t win,

Untuk menghindari perang yang tidak dapat dimenangkan,

the US government attempted to appease the Lakotas,

pemerintah AS mencoba untuk memenuhi tuntutan bangsa Lakota,

paying steep tributes of ammunition and rations demanded by Lakota leaders.

yaitu sejumlah besar amunisi dan ransum yang disyaratkan oleh pemimpin Lakota.

So while almost all the Native Americans in North America

Jadi, ketika hampir semua penduduk asli Amerika di Amerika Utara

were being forced off their lands and onto reservations,

dipaksa untuk meninggalkan tanah mereka dan dikirim ke cagar budaya,

the Lakota Empire was still expanding.

Kerajaan Lakota terus berkembang.

By 1850, they controlled some 500,000 square kilometers.

Pada tahun 1850, mereka menguasai sekitar 500.000 kilometer persegi tanah.

They were spread thinly across this vast area,

Mereka hidup tersebar di area yang luas ini,

moving their villages in pursuit of Buffalo.

berpindah-pindah untuk berburu kerbau.

Walaupun tidak ada otoritas pusat,

Though there was no central authority,

para pemimpin kelompok, atau oyates, berkumpul saat acara Sun Dance tahunan

the leaders of bands, or oyates, came together at annual Sun Dances

to strategize and coordinate complex diplomatic operations.

untuk menyusun strategi dan mengatur upaya diplomatik yang rumit.

Lasting a few weeks each summer,

Berlangsung beberapa minggu setiap musim panas,

Sun Dances were spiritual ceremonies that reaffirmed communal ties,

Sun Dance adalah perayaan spiritual yang menegaskan kembali ikatan komunal,

appeased Wakan Tanka, the Great Spirit, and kept the world in balance.

menenangkan Wakan Tanka, Roh Agung, dan menjaga keseimbangan dunia.

Starting in 1849, the California gold rush brought hordes of white settlers west,

Tahun 1849, demam emas California membawa gerombolan kulit putih ke barat,

encroaching on Lakota territory and disturbing the buffalo herds.

melanggar teritorial bangsa Lakota dan mengganggu kawanan kerbau.

Lakota leaders correctly interpreted this migration as a signal

Para pemimpin Lakota menafsirkan migrasi ini sebagai tanda

that the US no longer intended to respect their claim to the land.

bahwa AS sudah tidak lagi menghormati klaim mereka atas tanah itu.

In retaliation, they attacked wagon trains and government offices.

Sebagai balasan, mereka menyerang kereta berkuda dan kantor pemerintah.

Seiring perkembangan konflik, kepala suku Red Cloud bernegosiasi di Washington DC.

As the conflict grew, Chief Red Cloud negotiated in Washington DC.

While back in Lakota territory, chiefs Sitting Bull, Crazy Horse, and others

Sedangkan di wilayah Lakota, kepala suku Sitting Bull, Crazy Horse, dan yang lain

prepared for battle.

bersiap-siap untuk berperang.

Mereka menggerakkan para sekutu dari bangsa Cheyenne dan Arapaho,

They mobilized their Cheyenne and Arapaho allies

and almost all the other Sioux nations against the US.

dan hampir semua bangsa Sioux untuk melawan AS.

In 1876, exactly 100 years after the Lakotas’ arrival,

Tahun 1876, tepat setelah 100 tahun kedatangan bangsa Lakota di sana,

gold prospectors occupied the sacred Black Hills.

para pencari emas menduduki Black Hills yang keramat.

For many Lakotas, this was the final straw.

Bagi kebanyakan bangsa Lakota, ini sudah keterlaluan.

Mengikuti visi Sitting Bull, Crazy Horse memimpin pasukan Lakota

Following a vision by Sitting Bull, Crazy Horse led Lakota forces

to decisively defeat the Americans in the Battle of the Little Bighorn.

mengalahkan Amerika secara meyakinkan di pertempuran Little Bighorn.

After this victory, the Lakotas faced an even graver threat:

Setelah kemenangan ini, bangsa Lakota menghadapi ancaman yang lebih besar:

wagon travel and railroad construction had decimated buffalo populations,

kereta berkuda dan konstruksi jalan raya membinasakan populasi kerbau,

dan mereka berhadapan dengan kelaparan.

and they faced starvation.

Untuk bertahan hidup, mereka pindah ke cagar budaya,

To survive, they moved on to reservations,

tempat pejabat AS membunuh Sitting Bull dan Crazy Horse

where the authorities murdered Sitting Bull and Crazy Horse

and attempted to dismantle their culture, prohibiting the Sun Dance on reservations.

dan mencoba menghancurkan budaya mereka, melalui pelarangan kegiatan Sun Dance.

The Lakotas started a protest movement called the Ghost Dance.

Bangsa Lakota memulai aksi protes yang disebut Ghost Dance.

Alarmed by this resistance, in 1890, the US Army massacred hundreds of Lakotas,

Khawatir dengan perlawanan ini, tahun 1980 tentara AS membunuh ratusan bangsa Lakota,

many of them women and children, at Wounded Knee Creek.

sebagian besar perempuan dan anak-anak, di sungai Wounded Knee.

Today, Lakotas continue to fight for their culture and their land.

Saat ini, bangsa Lakota masih memperjuangkan budaya dan tanah mereka.

Tahun 2016, mereka menarik dukungan dari seluruh dunia untuk memprotes

In 2016, they drew supporters worldwide to protest construction

konstruksi akses pipa Dakota melalui cagar budaya mereka,

of the Dakota Access Pipeline through their reservation,

continuing a long history of resistance

melanjutkan sejarah panjang perlawanan

terhadap pemerintahan yang terkenal kerap ingkar janji.

to a government known for breaking its promises.