A campaign for period positivity | Ananya Grover

Translator: Arjun Saputra Reviewer: Laksmi Wijayanti

Menstruation.

Menstruasi

A simple word describing a natural biological process,

Kata yang sederhana untuk mendeskripsikan proses biologis alami

weighed down by centuries of stigma,

yang terbebani oleh stigma selama berabad-abad

has been transformed into something most of us can only speak about

telah berubah menjadi sesuatu yang selalu kita bicarakan

in whispers.

sambil berbisik.

But why?

Tapi, kenapa?

As I speak to you right now,

Selagi ceramah saya berlangsung sekarang,

more than 800 million women around the world

ada lebih dari 800 juta wanita di dunia

are having a period.

yang sedang mengalami menstruasi.

None of us would exist without it,

Tanpanya kita tak mungkin ada di sini,

and yet it remains an "embarrassing" subject to broach.

namun menstruasi tetap menjadi topik yang "memalukan" untuk dibicarakan.

From my experience and that of the women around me,

Menurut pengalaman saya dan wanita-wanita di sekitar saya,

I can tell you that it's exhausting.

ini memang sangatlah melelahkan.

It's exhausting to carefully take out a brown paper bag hiding a pad,

Lelah rasanya selalu berhati-hati mengeluarkan kertas pembungkus pembalut,

stuffing it into your pocket in the middle of a class

memasukannya ke dalam saku di tengah-tengah pelajaran

dan diam-diam bergegas menuju toilet.

and rushing to the washroom as discreetly as possible.

It's exhausting to sit through lessons and meetings

Lelah rasanya mengikuti pelajaran dan rapat

pretending to be absolutely normal,

berpura-pura menjadi sangat normal

while internally crying out from intense period cramps.

sementara kita menangis dalam hati karena kram menstruasi yang sangat menyakitkan.

It's exhausting to be dismissively told that you’re PMSing

Lelah rasanya saat kita tidak digubris dan sekadar dibilang "sedang PMS"

or suffering from "that time of the month,"

atau "sedang sakit bulanan,"

and it's exhausting to continuously fight back against age-old traditions

dan lelah rasanya untuk terus-menerus berjuang melawan tradisi kuno

that ask you not to pray,

yang melarang doa,

visit temples, cook, touch pickle and the list goes on and on,

mengunjungi kuil, masak, menyentuh acar dan seterusnya,

while you're just trying to bleed and be left in peace.

padahal kita hanya berusaha mengeluarkan darah kotor dengan tenang.

(Laughter)

(Tawa)

But you know what the worst part is?

Tapi Anda tahu apa yang terburuk?

The worst part is that the things that seem tiring to us

Hal-hal tersebut yang terasa sangatlah buruk

are merely the tip of the iceberg,

hanyalah puncak dari gunung es saja,

because we in this room are privileged enough

karena kita di sini memiliki cukup hak istimewa

to be able to afford sanitary napkins every month,

untuk mampu membayar pembalut setiap bulan,

to be able to visit a gynecologist in case of any problem,

dan mengunjungi ginekologis apabila ada masalah,

to be able to tell what's normal and abnormal with our monthly cycle.

untuk tahu apa yang normal dan abnormal di siklus bulanan kita.

We have access to water, sanitation and toilets

Kita memiliki akses ke air, sanitasi dan toilet

that help us maintain our privacy and hygiene.

yang membantu kita menjaga privasi dan kebersihan kita.

But what about those who don't?

Bagaimana dengan mereka yang tak memilikinya?

What about 335 million girls around the world

Bagaimana dengan 335 juta gadis di seluruh dunia

who go to school without even having access to water and soap

yang berangkat ke sekolah tanpa memiliki akses ke air dan sabun

to wash their hands?

untuk mencuci tangan mereka?

What about 15-year-old schoolgirls in Kenya

Bagaimana dengan seorang siswi berusia 15 tahun di Kenya

who have to sell their bodies to be able to buy sanitary napkins?

yang harus menjual tubuh mereka agar bisa membeli pembalut wanita?

What about two-thirds of rural high school girls in India

Bagaimana dengan dua per tiga siswi SMA di pedesaan di India

who don't even understand what their bodies are going through

yang bahkan tak mengerti perubahan di dalam tubuh mereka

at menarche?

di masa menstruasi pertama?

And right now, we are all gathered here in the USA.

Dan sekarang, kita semua berkumpul di sini di AS.

So what about 64 percent of women in St. Louis, Missouri,

Jadi bagaimana dengan 64 persen wanita di St. Louis, Missouri,

who weren't able to afford menstrual hygiene supplies

yang tak mampu membayar pasokan kebersihan menstruasi

in the previous year?

di tahun sebelumnya?

What about the struggles of homeless, transgender,

Bagaimana dengan perjuangan para tunawisma, transgender,

intersex and displaced people

kaum interseksual dan pengungsi

yang mengalami menstruasi?

who menstruate?

What about them?

Bagaimana dengan mereka?

The scale of the problem,

Besarnya masalah ini,

stemming in part from the deep-rooted stigma attached to menstruation,

yang sebagian berasal dari akar stigma akan menstruasi,

is unimaginable.

tidak bisa dibayangkan.

And the desire to voice this frustration

Dan kefrustrasian untuk berbicara inilah

led me, along with three other teammates,

yang menuntun saya, 3 rekan di tim saya,

to initiate a campaign that calls for change,

untuk memulai kampanye yang menuntut perubahan,

questions the taboos surrounding menstruation

mempertanyakan tabu seputar menstruasi

and spreads period positivity.

dan menyebarkan stigma positif akan menstruasi.

The name of our campaign, "Pravahkriti,"

Nama kampanye kami, "Pravahkriti,"

was born from the message that we want to convey to the world.

tercetus dari pesan yang ingin kami sebarkan ke dunia luas.

"Pravah" means "flow,"

"Pravah" artinya "mengalir,"

and "kriti" means "a beautiful creation."

dan "kriti" artinya "penciptaan nan indah."

Because how could the monthly cycle that ultimately gives rise to all creation

Karena mengapa siklus bulanan yang kemudian dapat menciptakan kehidupan

be anything less than beautiful?

adalah sesuatu yang tidak indah?

Now, as a social issue, menstruation has several facets to it

Nah, menstruasi sebagai masalah sosial memiliki beberapa sisi

that overlap, reinforce and worsen the situation.

yang saling tumpang tindih, yang memperkuat dan memperburuk situasi.

So we based our campaign on four fundamental pillars:

Jadi kami mendasarkan kampanye kami di empat pilar:

health, hygiene, awareness and spreading positivity.

kesehatan, kebersihan, kesadaran dan penyebaran stigma positif.

But how did we actually implement this?

Tapi bagaimana kami dapat mengimplementasikannya?

Well, we started within the walls of our school classroom.

Kami mulai dari kelas-kelas di sekolah kami.

Instead of simply explaining menstruation to children

Kami tidak menjelaskan perihal menstruasi ke para siswa

from a textbook or biological standpoint,

melalui buku pelajaran atau dari perspektif biologis,

we adopted an innovative approach.

kami menggunakan pendekatan yang inovatif.

We conducted an activity where students strung together a bracelet

Kami mengadakan aktivitas untuk para siswa bersama-sama merangkai gelang

consisting of 28 beads signifying the length of the menstrual cycle,

yang terdiri dari 28 manik-manik menandakan lamanya siklus menstruasi,

out of which four to seven beads were of a different color,

dan empat sampai tujuh manik-manik tersebut memiliki warna berbeda,

demonstrating the days a woman bleeds.

menandakan hari-hari seorang wanita mengeluarkan darah.

And in this way, we not only explained what periods are

Dengan demikian, kami tidak hanya menjelaskan apa itu menstruasi

in a manner that was educational

dengan cara yang mendidik

but also approachable and engaging.

tapi juga menarik dan interaktif.

To offer another example,

Contoh lainnya adalah

we explored various ways of alleviating cramps,

dengan membahas berbagai cara untuk mengurangi kram,

including preparing some natural remedies in school itself.

termasuk meracik sendiri beberapa obat alamiah di sekolah.

And we didn't just stop at involving girls in our campaign.

Dan kami tidak hanya melibatkan para gadis di kampanye kami,

In fact, boys were equally involved,

tapi juga para anak lelaki,

and one of our co-team members,

dan satu anggota tim kami,

as you saw,

seperti yang Anda lihat,

is also a boy.

juga seorang laki-laki.

Through internal conversations

Melalui percakapan internal

where girls could freely share their personal experiences

para gadis dapat dengan bebas berbagi akan pengalaman pribadi mereka

and boys could just ask questions, no matter how "dumb" they might seem,

dan anak lelaki dapat bertanya apa pun, meski pertanyaan mereka terkesan "bodoh",

our male volunteers quickly got over their awkwardness,

dan para sukarelawan pria kami segera mengatasi kecanggungan mereka,

not just supporting but also leading educational sessions.

tidak hanya untuk mendukung tapi memimpin sesi tersebut.

Clearly, starting an inclusive conversation,

Tentu saja dengan memulai percakapan inklusif

including members of all genders

yang mengikutsertakan semua jenis kelamin,

and listening to and supporting each other,

dan saling mendengarkan dan mendukung,

can go a long way.

dapat berdampak jangka panjang.

Now, to make our campaign successful, we conducted extensive research,

Untuk mensukseskan kampanye kami, penelitian yang ekstensif dilakukan,

interviewed gynecologists,

dengan mewawancarai para ginekologis,

surveyed people to gauge public opinion on periods

mencari tahu opini orang-orang mengenai menstruasi melalui survey,

and conducted a panel discussion with professionals working in this field.

dan mengadakan diskusi panel dengan para ahli di bidang ini.

And then we undertook the journey to create change.

Dan kami melakukan perjalanan menuju perubahan.

We organized a stall at Shilpotsav, a local fair,

Kami mengorganisir sebuah kios di Shilpotsav, sebuah pameran lokal,

where we distributed sanitary napkin-shaped envelopes

dimana kami mendistribusikan amplop berbentuk pembalut

and bookmarks containing period-positive messages.

dan pembatas buku bertuliskan pesan yang positif mengenai menstruasi.

We donated hundreds of pads that we had collected

Kami menyumbang ratusan pembalut yang sudah kami kumpulkan

through a pad donation drive at school.

melalui mobil sumbangan pembalut di sekolah-sekolah.

Interacting with young girls in government and charitable schools,

Saat berinteraksi dengan para siswi di sekolah-sekolah negeri dan swasta,

we explained periods to them through a game of hopscotch

kami menjelaskan tentang menstruasi melalui permainan engklek

and distributed period kits that we had made ourselves

dan mendistribusikan alat menstruasi yang kami buat sendiri,

that consisted of a pad and other items like a paper soap

terdiri dari pembalut dan lainnya seperti sabun kertas

and sanitizer for maintaining hygiene,

dan cairan pembersih untuk menjaga kebersihan,

a piece of dark chocolate just to lift their mood,

coklat untuk membuat mereka merasa lebih baik,

a sachet of ginger tea and so on.

satu sachet teh jahe dan seterusnya.

In whatever we did, we strived to think beyond the norm and break barriers,

Apapun itu, kami berusaha mengatasi hambatan dan berpikir di luar standar,

be it by creating a physical period tracker

baik dengan membuat pelacak menstruasi

to help girls without access to the internet

untuk menolong mereka yang tak memiliki akses internet

to record their monthly cycle,

untuk mencatat siklus bulanan mereka,

or sensitizing the masses by performing street plays,

atau menyadarkan masyarakat dengan mengadakan sandiwara jalanan

or even developing a video game called "Crimson Crusade" --

atau bahkan membuat video game bernama "Perang Salib Merah" --

(Laughter)

that introduces both boys and girls

(Tawa)

yang memperkenalkan masalah menstruasi

to problems faced by menstruating women globally

yang dihadapi wanita di seluruh dunia ke para gadis

and players progress in the game

dan anak lelaki, dan pemain naik level saat monster menstruasi dikalahkan.

by defeating menstrual monsters.

(Laughter)

(Tawa)

To sustain this effort,

Untuk mempertahankan upaya ini,

we've installed 10 sanitary napkin dispensers in several schools.

kami memasang 10 dispenser untuk pembalut wanita di beberapa sekolah.

Secara bertahap, pola pikir orang-orang mulai berubah.

Gradually, people's mindsets are changing.

But does change come so easily?

Tapi sungguhkah ini semudah itu?

At a school for the underprivileged,

Di satu sekolah untuk yang kurang mampu,

we encountered a girl who had just got her first period

kami bertemu dengan seorang siswi yang baru pertama kali mengalami menstruasi

but wasn't wearing anything to absorb the flow.

tanpa mengenakan apa pun untuk menyerap darahnya.

Imagine being her,

Bayangkan Anda adalah dia,

sitting in class feeling embarrassed and uncomfortable,

duduk di kelas, merasa malu dan tidak nyaman,

looking down and seeing red,

melihat ke bawah dan melihat darah,

asking your parents for help, asking what was going on with you

meminta tolong kepada orang tuanya, menanyakan apa yang terjadi

and being dismissed.

dan tidak digubris.

Imagine the shame, fear and embarrassment for being "caught" doing something wrong

Bayangkan rasa malu dan takut apabila di-"dapati" melakukan sesuatu yang salah

that forces you into living in ignorance and silence

yang memaksa Anda untuk hidup dalam keacuhan dan diam

at the cost of your health and dignity.

dengan cara mengorbankan kesehatan dan martabat Anda.

While we do our part, our endeavors will only be successful

Meski kami telah melakukan bagian kami, upaya ini hanya akan sukses apabila

if each one of you internalizes and spreads onward

masing-masing Anda menginternalisasi dan menyebarkan

the idea that menstruation is completely normal,

paham bahwa menstruasi adalah sesuatu yang sungguh normal,

if each one of you conveys this message to every person you know.

jika tiap orang di sini menyebarkan pesan ini ke semua orang yang Anda tahu.

When we can discuss digestion, blood circulation and respiration --

Kita dapat mendiskusikan pencernaan, sirkulasi darah dan pernapasan --

all natural, biological processes --

semua proses biologis yang alamiah --

why should menstruation be off-limits?

jadi mengapa menstruasi menjadi topik tabu?

And you, too, can help make it less taboo,

Dan Anda pun dapat membantu untuk menghilangkan tabu

simply by being more open with male friends and family members,

dengan membuka diri ke teman-teman dan anggota keluarga lelaki Anda,

supporting local and international organizations

mendukung organisasi lokal dan internasional

working to improve menstrual hygiene management,

bekerja untuk memperbaiki penanganan kebersihan menstruasi,

making menstrual bracelets with middle school kids in your area

merangkai gelang menstruasi dengan siswa-siswi di lingkungan sekitar Anda,

or even by playing Crimson Crusade with your friends.

atau bahkan memainkan "Perang Salib Merah" dengan teman Anda.

Every small steps counts, because brushing this topic under the carpet

Apa pun yang Anda lakukan berarti, karena dengan menghindari topik ini

perpetuates lack of access to sanitary absorbents,

justru terus melanggengkan langkanya akses ke pembalut,

ignorance of menstrual health issues,

keacuhan mengenai isu kesehatan terkait menstruasi,

school absenteeism, infection and so much more.

terbatasnya akses ke sekolah, infeksi, dan sebagainya.

I'd like to end with a few lines a volunteer wrote for us:

Saya ingin mengakhiri dengan pesan dari seorang sukarelawan kami:

"Let the crimson tide turn.

"Biarkan gelombang merah menyala,

Let there be waves of positivity,

biarkan gelombang kepositifan terjadi,

thundering applause,

tepuk tangan yang meriah,

villages full of women who bleed with pride.

desa-desa penuh dengan wanita yang mengalami menstruasi dengan bangga.

Let there be a scent of education

Biarlah pendidikan

drifting through the oxygen inhaled by men, women and children.

mengalir melalui oksigen yang dihirup oleh para pria. wanita, dan anak-anak.

Let all know the marvels of menstruation

Biarlah mereka mempelajari keajaiban menstruasi

and celebrate Pravahkriti."

dan merayakan "Pravahkriti."

Thank you.

Terima kasih

(Applause)

(Tepuk tangan)