An Olympic Champion's Mindset for Overcoming Fear | Allyson Felix | TED

Translator: Maria Nainggolan Reviewer: Reno Kanti Riananda

One of the scariest moments of my career

Salah satu momen paling menakutkan dari karir saya

started on a dark October morning in 2018.

dimulai pada pagi hari yang kelam di bulan Oktober tahun 2018.

I’m a professional athlete, and my training schedule can be a lot.

Saya adalah seorang atlet profesional, dan jadwal latihan saya sangat padat.

Six days a week, five hours a day.

Enam hari dalam seminggu, lima jam dalam sehari.

It's intense.

Sangat intens.

Still, I never train that early.

Namun, saya tidak pernah berlatih terlalu pagi.

But on this day,

Tetapi pada hari itu,

a special type of fear brought me out at 4am before the sun.

ada rasa takut yang membangunkan saya pada jam 4 pagi sebelum matahari terbit.

A fear that someone might discover a secret I'd been keeping.

Ketakutan bahwa seseorang akan mengetahui rahasia yang selama ini saya simpan.

I was six months pregnant.

Saya tengah hamil enam bulan.

I was pregnant, and I was scared enough to train in the dark

Saya hamil dan saya sungguh takut, sehingga saya berlatih saat fajar supaya

so that no one would see the life that was growing inside of me.

tidak ada yang melihat sosok kehidupan yang sedang bertumbuh di dalam saya.

I feared that if a fan or someone posted a photo,

Saya takut bahwa seorang penggemar atau seseorang menyebarkan foto

that my sponsor would immediately change their mind

yang membuat sponsor saya mengubah pikiran tentang

about wanting to work with me.

melanjutkan kontrak dengan saya.

I feared that I would be forced to choose between motherhood

Saya takut bahwa saya akan dipaksa memilih antara menjadi ibu

and being a competitive athlete.

atau menjadi atlet kompetitif.

I feared that the career I worked so hard to build

Saya takut bahwa karir yang sangat sulit saya bangun

would disappear just like that.

akan lenyap begitu saja.

You think I'm exaggerating, right?

Anda berpikir saya terlalu berlebihan, bukan?

How could a six-time Olympic champion, a 16-time world champion,

Bagaimana seorang juara Olimpiade enam kali, juara dunia 16 kali,

a world record holder,

pemegang rekor dunia,

possibly think that her career might be over by doing something

mungkin berpikir bahwa karirnya akan berhenti hanya karena melakukan

as natural as having a baby?

sesuatu yang natural seperti mengandung bayi?

Well, I'm not exaggerating.

Saya tidak melebih-lebihkan.

Getting pregnant in track and field has been called the “kiss of death.”

Mengandung, bagi seorang atlet, sering disebut “ciuman kematian”.

And it comes with a lot of fear,

Dan hal itu datang dengan ketakutan,

just like for women in many professions.

seperti wanita di berbagai profesi.

I have been watching women that I respect

Saya telah melihat banyak wanita yang saya hormati

and teammates of mine hide pregnancies

dan rekan satu tim saya menyembunyikan kehamilan mereka

since I was 19 years old.

sejak saya berusia 19 tahun.

I've seen women have to make gut-wrenching decisions

Saya telah melihat banyak wanita mengambilan keputusan sulit

like deciding whether to recover their health

seperti memutuskan antara pulih dari kesehatan

or return to the sport.

atau kembali ke bidang olahraga.

Deciding whether to stay in the hospital with a sick child or go to a race

Memutuskan antara menemani anak yang sakit di rumah sakit atau pergi berlomba

so that they don't receive a further pay reduction.

supaya mereka tidak menerima pengurangan gaji.

I know what some of you might be thinking.

Saya tahu apa yang Anda sedang pikirkan.

We all choose to get pregnant, right?

Kita semua memilih untuk hamil, bukan?

If a sponsor doesn't want to pay an athlete

Jika sponsor tidak ingin membayar atlet

who's not out on the track winning,

yang sedang tidak berlomba untuk menang,

that's just part of the deal, right?

itu adalah bagian dari kontrak, bukan?

Well, I think the deal's rigged.

Baik, saya berpikir kontraknya dimanipulasi.

I think that companies want to have it both ways.

Saya berpikir bahwa sponsor ingin memiliki keduanya.

And I think it's time we change.

Dan saya kira inilah saatnya kita berubah.

Sports companies love to tell women that they can have it all.

Perusahaan olahraga senang mengatakan bahwa wanita bisa memiliki segalanya.

They can do it all, they can be it all.

Mereka bisa melakukan segalanya, menjadi siapapun.

We've all seen those inspirational ads.

Kita mungkin sering melihat iklan-iklan inspirasional.

I remember meeting with Nike leadership in 2010,

Saya ingat ketika bertemu atasan Nike di tahun 2010,

and they told me about an initiative they sponsored called the Girl Effect.

mereka menceritakan akan mensponsori sebuah inisiatif, Efek Perempuan.

They promoted adolescent girls as the key to improving societies

Mereka mempromosikan gadis remaja sebagai kunci dari meningkatkan masyarakat

around the globe.

di seluruh dunia.

They said they believed in women and girls.

Mereka percaya pada wanita dan gadis.

And if I joined Nike,

Jika saya bergabung ke Nike,

I could empower them.

saya dapat memberdayakan mereka.

And I believed that.

Dan saya percaya itu.

But guess what?

Namun, tebak apa?

Girls come from somewhere.

Perempuan datang dari seseorang.

(Laughter)

(Tertawa)

And women having babies during childrearing years

Wanita yang sedang mengandung selama masa kesuburan

is something that should be celebrated, not punished.

adalah sesuatu yang harus dirayakan, bukan dihukum.

It should be a part of a normal, thriving, professional, athletic career.

Itu harusnya menjadi karir atlet yang normal, berkembang, profesional.

And women in all fields should never feel the need

Semua wanita di semua bidang harusnya tidak merasakan desakan

to hide a pregnancy, at 4am, in the dark,

untuk menyembunyikan kehamilan, di jam 4 pagi, di tengah kegelapan,

so that they won't be photographed doing that thing that they love.

supaya mereka tidak difoto saat melakukan sesuatu yang mereka senangi.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Remember how scared I told you I was when I was on the track that day?

Ingat betapa takutnya saya saat di lintasan pada hari itu?

My mind was racing with the consequences of my decision to start a family.

Otak saya sedang berpacu dengan konsekuensi memulai sebuah keluarga.

I had already been going through

Saya tengah menjalani proses renegosiasi yang sulit dengan Nike,

a difficult renegotiation period with Nike,

and they were already offering me 70 percent less

dan mereka menawarkan 70% lebih sedikit

than what I had previously been making.

dari apa yang sebelumnya saya dapatkan.

And that was even before they knew about the baby.

Dan itu adalah sebelum mereka tahu tentang kandungan saya.

Don't even get me started with the ageism

Belum lagi momok umur yang melekat dalam mimpi kapitalis.

that is embedded in the capitalist dream.

So when I told them about my pregnancy,

Ketika saya memberitahu mereka tentang kandungan ini,

I asked for a clause in the contract

saya menanyakan klausa mana dalam kontrak

that specified they wouldn't reduce my pay

yang menjelaskan bahwa mereka tidak akan mengurangi gaji saya

within 12 months of giving birth.

selama 12 bulan persalinan.

They said yes.

Mereka mengizinkan hal itu.

But -- you knew there was going to be a "but", right?

Anda tahu akan ada “tetapi”, bukan?

But it was only a yes for me.

Namun, mereka hanya mengizinkan saya.

They weren't ready to offer that same protection for all female athletes.

Mereka belum siap menawarkan proteksi serupa untuk semua atlet wanita.

They weren't ready to set the precedent.

Mereka belum siap menjadi pengawal.

A couple of days later, my agent called me.

Beberapa hari kemudian, agen saya menelepon.

Nike wanted to use me in a commercial for the Women's World Cup.

Nike ingin memakai saya dalam iklan untuk Piala Dunia Wanita.

I couldn't believe it.

Saya tidak bisa percaya.

Nike wanted to use me to tell women and girls

Nike ingin memakai saya untuk memberitahu wanita dan gadis

that they could do anything,

bahwa mereka bisa melakukan apapun,

even though the contract before me said the exact opposite.

walaupun kontrak berkata sebaliknya.

I knew what I had to do.

Saya tahu apa yang harus saya lakukan.

I knew I had to leave.

Saya tahu saya harus pergi.

I knew I was afraid,

Saya tahu saya takut,

but I did it anyways.

tetapi saya tetap melakukannya.

I wrote an op-ed in "The New York Times"

Saya menulis sebuah kolom di ”The New York Times“,

calling out Nike's maternity policy,

mengkritik kebijakan persalinan Nike,

and I wasn't the only one.

dan saya bukan satu-satunya.

(Applause)

(Tepuk tangan)

My teammates and I, we helped turn the tide.

Rekan kerja saya dan saya, kami membalikkan keadaan.

Now, Nike offers eighteen months maternity protection

Sekarang, Nike menawarkan 18 bulan proteksi persalinan

and other sponsors --

dan sponsor lain --

(Applause)

(Tepuk tangan)

And other sponsors like Altra, Nuun, Brooks and Burton,

Sponsor lain seperti Altra, Nuun, Brooks, dan Burton,

they came forward and they announced their new guarantees for female athletes

mengeluarkan garansi baru untuk para atlet wanita

who start families while being sponsored.

yang sedang memulai keluarga saat sedang disponsori.

Too late for me,

Terlalu lambat untuk saya,

but amazing for the women coming up now.

tetapi luar biasa untuk wanita lainnya.

I didn't resign with Nike, and I'm here to tell the tale.

Saya tidak keluar dari Nike, dan saya disini untuk bercerita.

But more than that,

Namun lebih dari itu,

I'm here to tell you that you can do it, too.

saya disini untuk mengatakan bahwa Anda juga bisa.

Once you find the courage to believe in yourself,

Ketika Anda menemukan keberanian untuk percaya pada dirimu,

your own worth, your own values,

kemampuanmu, nilaimu,

it gets easier.

semua akan lebih mudah.

It's when you take a stand

Ketika Anda bertindak untuk memahami cara mengalahkan ketakutan

that you start to understand how to overcome that fear

and how to make a change for yourself and sometimes for others.

dan menciptakan perubahan untukmu dan orang lain.

I went on to find a new sponsor

Saya menemui sponsor baru

in the female-led, female-focused Athleta,

yang dipimpin oleh wanita, Athleta,

and they helped me --

dan mereka menolong saya --

(Applause)

(Tepuk tangan)

And they helped me challenge

Mereka membantu saya menantang

the International Olympic Committee's childcare policy.

kebijakan penitipan anak Komite Olimpiade Internasional.

Together, we raised 200,000 dollars

Kami menggalang $200.000

for female athletes to be able to afford childcare when they go to races.

untuk para atlet wanita supaya bisa menitipkan anak mereka saat bertanding.

Because women have babies,

Wanita melahirkan,

and these children don't disappear when the races begin.

dan anak-anak ini tidak hilang ketika pertandingan dimulai.

I made it back to the Olympics two years after giving birth.

Saya kembali bertanding di Olimpiade setelah 2 tahun melahirkan.

I won a gold and a bronze.

Saya mendapatkan medali emas dan perunggu.

(Applause and cheers)

(Tepuk tangan dan sorakan)

And I became the most decorated American track and field athlete of all time.

Saya menjadi atlet Amerika yang paling dianugerahi medali sepanjang masa.

All while my daughter was watching.

Anak perempuan saya pun menonton.

Audience: Aww.

(Ohh)

AF: I was running for so much more than for medals

Saya berlari bukan hanya untuk medali

or for a time on the track.

atau kepuasan di lintasan.

I was running as a representation for women and for mothers

Saya berlari untuk merepresentasikan wanita dan ibu

and for anybody who had been told that their story was over.

dan semuanya yang pernah diberitahu bahwa cerita mereka telah usai.

I remember crossing that line in Tokyo and having such a sense of fulfillment.

Saya masih ingat saat menyebrangi jalan di Tokyo dan merasa puas.

I looked down at my feet

Saya melihat ke bawah, dan pertama kalinya dalam karir saya,

and for the first time in my entire career,

I wasn't wearing Adidas,

saya tidak memakai Adidas,

I wasn't wearing Nike.

saya tidak memakai Nike.

I was wearing Saysh,

Saya memakai Saysh,

the women's footwear brand that I founded,

merk sepatu wanita yang saya ciptakan,

designed for and by women,

didesain untuk dan oleh wanita, ketika saya ditinggal tanpa sponsor.

when I was left without a footwear sponsor.

Because I was tired of not being valued or able to show up fully as myself.

Saya lelah tidak dihargai atau tidak bisa sepenuhnya menjadi diri saya.

I learned that my voice has power,

Saya belajar bahwa suara saya memiliki kekuatan,

and when I bet on myself, change is possible.

dan saat saya yakin pada diri saya, perubahan itu mungkin.

During the pandemic,

Selama pandemi,

we all saw what happens when that thin line

kita melihat apa yang terjadi ketika garis tipis

between our professional and personal lives permanently blurs.

antara kehidupan profesional dan pribadi secara permanen memudar.

We have seen women step back, give up, drop out,

Kita melihat banyak wanita yang mundur, menyerah, keluar,

as having it all became doing it all,

memiliki menjadi melakukan,

and doing it all became impossible.

dan melakukan menjadi tidak memungkinkan.

We have got to stop forcing people to choose between parenting

Kita harus berhenti memaksakan orang memilih antara membesarkan anak

dan melakukan pekerjaan yang mereka cintai.

and doing the work that they love.

And we've got to stop pretending that we're not making those decisions

Kita harus berhenti berpura-pura bahwa kita bukanlah yang memutuskan

because the results affect us all.

karena hasilnya mempengaruhi kita semua.

Not just women, but men and our children, too.

Bukan hanya wanita, tetapi juga pria, serta anak-anak kita,

By creating the environment that we all live, work,

dengan menciptakan lingkungan tempat kita tinggal, bekerja,

love and raise our families in.

mencintai, dan membesarkan keluarga.

Isn't it past time that we call out the hypocrisy

Bukankah sudah saatnya kita menghentikan kemunafikan

and create a new normal?

dan menciptakan kenormalan yang baru?

One with real generosity, humanity and truth at the center,

Yang berisi kemurahan hati, kemanusiaan, dan kebenaran dalam hati,

not some misplaced sense of what business is or does.

bukan sebuah makna bisnis yang salah.

We should say what we will tolerate.

Kita berkata kita akan menolerir.

And as we all recover from the pandemic that has flattened us,

Saat kita pulih dari pandemi yang telah meratakan kita,

let's just not rebuild the same version of the broken system that we had before.

mari bukan hanya membangun versi yang sama dari sistem rusak sebelumnya.

But let's learn and create something new.

Namun, mari belajar dan menciptakan sesuatu yang baru.

Each one of us has a role to play.

Setiap dari kita memiliki sebuah peran.

Anda tidak harus menjadi seorang petanding Olimpiade

And you don’t have to be an Olympian

to create change for yourself or for others.

untuk menciptakan sebuah perubahan untukmu dan orang lain.

Everyone in this room can bet on themselves.

Semuanya di ruangan ini bisa bertaruh pada diri sendiri.

It will typically happen in moments of fear

Hal itu biasanya muncul pada momen ketakutan

when you don't see the path forward.

saat Anda tidak melihat jalan ke depan.

In my own experience, it was a terrifying decision,

Dalam pengalaman saya sendiri, itu adalah sebuah keputusan yang menakutkan,

but that will be your first clue.

tetapi itu juga menjadi petunjuk pertama.

That feeling of being terrified is your invitation to create change.

Perasaan takut itu adalah sebuah undangan untuk menciptakan perubahan.

You have to acknowledge those feelings,

Anda harus mengakui perasaan tersebut,

you have to brave them, and you have to fight to move forward.

Anda harus mengalahkannya dan bertarung untuk maju ke depan.

It won't be easy.

Itu tidak akan mudah.

You will be afraid.

Anda akan takut.

Your voice will shake.

Suara Anda akan terguncang.

But what I can absolutely promise you

Namun, apa yang bisa saya janjikan

is that it will be worth it.

bahwa semua usaha itu layak dilakukan.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)