"Woman, Life, Freedom" in Iran — and What It Means for the Rest of the World | Golshifteh Farahani

Translator: Nicola Nugroho Reviewer:

I am Mahsa.

Nama saya Mahsa.

I am 22 years old.

Saya berumur 22 tahun.

I am from Kurdistan.

Saya berasal dari Kurdistan.

I came on vacation to Tehran for two days with my brother.

Saya berlibur dengan saudara saya ke Tehran selama dua hari.

I got arrested for not wearing my veil properly.

Saya ditangkap karena tidak mengenakan hijab dengan benar.

Then I was beaten repeatedly

Lalu saya dipukuli berkali-kali

and eventually went into a coma and died.

dan akhirnya jatuh koma dan meninggal.

I am Nika.

Nama saya Nika.

I'm 16 years old.

Saya berusia 16 tahun.

I dressed all in black, took my water bottle

Saya berpakaian serba hitam, saya membawa botol air

and a small towel to protect myself from tear gas.

dan handuk kecil untuk melindungi diri dari gas air mata.

I went on the street to protest.

Saya turun ke jalan untuk berunjuk rasa.

I got kidnapped, tortured.

Saya diculik, disiksa.

I'm Nika's shattered skull.

Saya adalah tengkorak Nika yang remuk.

I am her battered body,

Saya adalah tubuhnya yang babak belur,

delivered to her family 10 days after she got kidnapped.

dikirimkan ke keluarganya 10 hari setelah dia diculik.

Eventually, she was buried without warning

Akhirnya dia dikubur tanpa pemberitahuan

in some faraway cemetery.

di sebuah pemakaman yang jauh.

I am Pouya.

Saya adalah Pouya.

I went to protest with my mother.

Saya pergi berunjuk rasa bersama ibu saya.

She said, "Don't let go of my hand."

Beliau bilang, “Jangan lepaskan tanganku.”

But I did.

Tapi saya melepaskannya.

And I got shot.

Dan saya ditembak.

I died in front of her eyes.

Saya mati di hadapannya.

I'm Kian.

Saya Kian.

I'm only ten years old.

Saya masih berumur sepuluh tahun.

I wanted to become a scientist.

Saya ingin menjadi seorang ilmuwan.

But my body was riddled with bullets.

Namun tubuh saya dipenuhi peluru.

I am the boat on wheels he made with his little hands,

Saya adalah kapal yang dia buat dengan tangan kecilnya,

carrying 70 more children over the rainbow,

mengangkut lebih dari 70 anak-anak yang dibunuh dengan cara serupa,

killed in a similar way.

menuju ke surga.

I am Kian's father who was shot and paralyzed for life.

Saya adalah ayah dari Kian yang ditembak dan lumpuh seumur hidup.

I am Mohammad Mehdi, the Karate Boy.

Saya adalah Mohammad Mehdi, juara karate.

I am the son of a peddler brought up in poverty.

Saya adalah putra pedagang kaki lima yang dibesarkan dalam kemiskinan.

I was hanged at dawn during the morning prayers.

Saya digantung pada waktu salat subuh.

I am one of the last sentences of Mohammad to his father.

Saya adalah kalimat terakhir yang diucapkan Mohammad ke ayahnya.

"Don't tell mom they want to execute me."

“Jangan beri tahu ibu bahwa mereka menjatuhiku hukuman mati.”

I am Toomaj, a rapper.

Saya adalah Toomaj, seorang penyanyi rap.

Tortured and kept in solitary confinement for months and months.

Disiksa dan ditahan di sel isolasi selama berbulan-bulan.

I am Elaheh, I am Niloofar.

Saya adalah Elaheh, Saya adalah Niloofar.

We are journalists who reported on the death of Mahsa.

Kami adalah wartawan yang meliput kematian Mahsa.

We have been in prison since.

Sejak saat itu, kami ditahan di penjara.

I am 537 victims of this revolution in Iran.

Saya adalah 537 orang korban dari revolusi di Iran.

The ones who got executed.

Mereka yang dihukum mati.

The ones who got tortured.

Mereka yang disiksa.

The tens of thousands of wounded and arrested and imprisoned,

Puluhan ribu pria dan wanita tak berdosa, yang terluka, ditangkap, dan dipenjara.

innocent men and women.

I am the raised fist of young girls

Saya adalah acungan tinju anak-anak gadis

with their hair flowing in the wind.

yang rambutnya berkibar tertiup angin.

I am their glorious dance.

Saya adalah tarian semarak mereka.

I am their blood, their sighs, their tears,

Saya adalah darah mereka, desahan mereka, air mata mereka,

their dreams, their eyes,

mimpi mereka, mata mereka,

their lost eyes by rubber bullets.

mata mereka yang hilang akibat peluru karet.

I am the reason they stood up.

Saya adalah alasan mereka melawan.

I am freedom.

Saya adalah kebebasan.

And I'm also Golshifteh.

Dan saya juga adalah Golshifteh.

I'm an artist.

saya seorang seniman.

I'm living a life of exile for the past 15 years.

Saya hidup dalam pengasingan selama 15 tahun terakhir.

I was forced to leave my motherland.

Saya terpaksa meninggalkan tanah air.

But I kept fighting, as a woman, for life, to be free.

Namun saya tetap melawan, sebagai wanita, untuk kehidupan, untuk kebebasan.

My choices and existence as an exiled female artist

Pilihan dan keberadaan saya sebagai seniman wanita yang terasing

was my battle.

adalah pertempuran.

Exist to resist.

Hidup untuk melawan.

But the courageous, fearless Generation Z,

Tapi Generasi Z yang pemberani,

who started this revolution,

yang memulai revolusi ini,

they didn't leave.

mereka tidak pergi.

They stayed.

Mereka tetap bertahan.

And they went on the street and died for woman, life and freedom.

Dan mereka turun ke jalan dan mati untuk wanita, kehidupan, dan kebebasan.

Death breaks the cage

Seperti kata Rumi, kematian menghancurkan sangkar

but doesn't kill the bird, as Rumi says.

tetapi tidak membunuh burungnya.

We carry these birds in us,

Kita membawa burung di dalam diri kita,

let them fly on their way to victory.

biarkan mereka terbang menuju kemenangan.

Wars, discrimination, dictatorships, racism,

Peperangan, diskriminasi, kediktatoran, rasisme,

it is all the same.

semuanya sama saja.

Iran is the rest of the world.

Iran adalah seluruh dunia.

The world is Iran.

Dunia adalah Iran.

Woman, Life, Freedom;

Perempuan, Kehidupan, Kebebasan;

Black Lives Matter;

Nyawa Orang Kulit Hitam Berharga;

Glory to Ukraine.

Ukraina Berjaya.

Ignorance and fear is the cause of it all.

Ketidakpedulian dan ketakutan adalah penyebab segalanya.

We can all decide today to be the bridge to unite rather than separate.

Kita bisa memutuskan untuk jadi jembatan yang menyatukan alih-alih memisahkan.

Any child living in a dictatorship,

Anak-anak yang hidup dalam pemerintahan diktator,

any refugee child being denied help,

pengungsi anak yang tidak diberi pertolongan,

any child being killed in war,

anak-anak yang terbunuh dalam perang,

if we ignore one, we ignore our own children

jika kita mengabaikan satu dari mereka, kita mengabaikan anak-anak kita sendiri

and we deny humanity.

dan kita menyangkal perikemanusiaan.

The poet Saadi once said,

Penyair Saadi pernah berkata,

"Human beings are members of a whole.

“Manusia adalah bagian dari satu keseluruhan.

In creation of one essence and soul.

Dalam penciptaan satu esensi dan jiwa.

If one member is afflicted with pain,

Bila satu anggota tersakiti,

other members uneasy will remain.

yang lain akan merasa tidak nyaman.

If you have no sympathy for human pain,

Bila kamu tidak memiliki simpati terhadap penderitaan manusia,

the name of human you cannot retain."

kamu tidak layak disebut manusia.”

Thank you.

Terima kasih.