How we conquered the deadly smallpox virus - Simona Zompi

Translator: Reno Kanti Riananda Reviewer: Deera Army Pramana

10,000 years ago,

10.000 tahun yang lalu,

a deadly virus arose in northeastern Africa.

sebuah virus yang mematikan muncul di daerah timur laut Afrika.

The virus spread through the air,

Virus menyebar melalui udara,

attacking the skin cells,

menyerang sel-sel kulit,

bone marrow,

sumsum tulang, limpa,

spleen,

and lymph nodes of its victims.

dan kelenjar getah bening korbannya.

The unlucky infected developed fevers,

Orang yang terinfeksi mengalami demam, muntah-muntah,

vomiting,

and rashes.

dan muncul bintil merah.

30% of infected people died

30% orang yang terinfeksi

during the second week of infection.

meninggal dalam pekan kedua setelah terinfeksi.

Survivors bore scars and scabs

Orang yang bertahan hidup menderita bekas luka bopeng

for the rest of their lives.

seumur hidup mereka.

Smallpox had arrived.

Inilah penyakit cacar.

In 1350 B.C., the first smallpox epidemics

Pada tahun 1530 SM, wabah cacar pertama

hit during the Egypt-Hittite war.

terjadi saat perang Mesir-Het.

Egyptian prisoners spread smallpox

Tawanan Mesir menyebarkan cacar

to the Hittites,

ke bangsa Het,

which killed their king

menyebabkan raja Het wafat

and devastated his civilization.

dan menghancurkan peradaban Het.

Insidiously, smallpox made its way around the world

Diam-diam, cacar menyebar ke seluruh dunia

via Egyptian merchants,

melalui pedagang Mesir,

then through the Arab world with the Crusades,

lalu ke tanah Arab saat Perang Salib,

and all the way to the Americas

dan sampai ke benua Amerika

with the Spanish and Portuguese conquests.

melalui penjajahan Spanyol dan Portugis.

Since then, it has killed billions of people

Sejak itu, cacar telah membunuh miliaran manusia,

with an estimated 300 to 500 million people

dengan perkiraan 300 sampai 500 juta orang

killed in the 20th century alone.

meninggal di abad ke-20.

But smallpox is not unbeatable.

Namun, cacar dapat terkalahkan.

In fact, the fall of smallpox started

Bahkan, penaklukkan cacar

long before modern medicine.

dimulai jauh sebelum munculnya kedokteran modern,

It began all the way back in 1022 A.D.

tepatnya pada tahun 1022.

According to a small book, called

Menurut sebuah buku berjudul "Perawatan Cacar yang Tepat"

"The Correct Treatment of Small Pox,"

a Buddhist nun living in a famous mountain

seorang Biarawati Buddha yang hidup di gunung O Mei Shan,

named O Mei Shan

in the southern providence of Sichuan

yang terletak di provinsi Sichuan,

would grind up smallpox scabs

menggiling keropeng cacar

and blow the powder into nostrils of healthy people.

dan meniupkannya ke lubang hidung orang yang sehat.

She did this after noticing

Ia melakukannya setelah menyadari

that those who managed to survive smallpox

orang yang berhasil sembuh dari cacar

never got it again,

tak pernah menderitanya lagi,

and her odd treatment worked.

dan pengobatan aneh ini berhasil.

The procedure, called variolation,

Metode yang disebut variolasi ini perlahan berkembang

slowly evolved

and by the 1700's,

dan pada tahun 1700-an,

doctors were taking material from sores

para dokter mulai mengambil materi dari luka

and putting them into healthy people

dan memberikannya ke orang yang sehat

through four or five scratches on the arm.

melalui empat sampai lima goresan di lengan.

This worked pretty well

Metode ini cukup berhasil,

as inoculated people would not get reinfected,

karena orang yang menjalaninya tidak terinfeksi lagi.

but it wasn't foolproof.

Tetapi, metode ini belum sempurna.

Up to three percent of people

Hampir tiga persen penerima variolasi

would still die after being exposed to the puss.

tetap meninggal meski sudah dikenai materi dari nanah itu.

It wasn't until English physician Edward Jenner

Setelah dokter dari Inggris, Edward Jenner,

noticed something interesting about dairy maids

menyadari sesuatu yang menarik dari gadis pemerah susu,

that we got our modern solution.

barulah muncul solusi modern untuk cacar.

At age 13, while Jenner was apprentice

Di usia 13 tahun, saat Jenner menjadi asisten

to a country surgeon and apothecary

dokter bedah dan apoteker pemerintah

in Sodbury, near Bristol,

di Sodbury, dekat Bristol,

he heard a dairy maid say,

ia mendengar gadis pemerah susu berkata,

"I shall never have smallpox, for I have had cowpox.

"Aku tak akan terkena cacar, karena sudah kena cacar sapi.

I shall never have an ugly, pockmarked face."

Aku tak akan pernah memiliki wajah buruk dan bopeng."

Cowpox is a skin disease

Cacar sapi adalah penyakit kulit

that resembles smallpox and infects cows.

yang menyerupai cacar dan menginfeksi sapi.

Later on, as a physician,

Di kemudian hari, sebagai dokter, ia menyadari bahwa itu benar,

he realized that she was right,

women who got cowpox didn't develop

wanita yang pernah terkena cacar sapi tidak terserang cacar yang mematikan.

the deadly smallpox.

Smallpox and cowpox viruses are from the same family.

Virus cacar dan cacar sapi termasuk ke dalam familia yang sama.

But when a virus infects an unfamiliar host,

Namun, saat virus menginfeksi inang yang tak dikenal,

in this case cowpox infecting a human,

dalam hal ini cacar sapi menginfeksi manusia,

it is less virulent,

pengaruhnya tak mematikan.

so Jenner decided to test

Jenner memutuskan untuk menguji

whether the cowpox virus could be used

apakah virus cacar sapi dapat digunakan

to protect against smallpox.

untuk memberi perlindungan terhadap virus cacar.

In May 1796, Jenner found a young dairy maid,

Pada bulan Mei 1796, Jenner bertemu seorang gadis pemerah susu

Sarah Nelmes,

bernama Sarah Nelmes,

who had fresh cowpox lesions on her hand and arm

dengan bekas luka cacar sapi yang masih baru di lengannya.

caught from the utters of a cow named Blossom.

Ia tertular dari sapi bernama Blossom.

Using matter from her pustules,

Materi dari bintil luka Sarah

he inoculated James Phipps,

diinokulasi ke James Phipps,

the eight-year-old son of his gardener.

anak tukang kebun Jenner yang berusia delapan tahun.

After a few days of fever and discomfort,

Setelah melalui demam dan meriang selama beberapa hari,

the boy seemed to recover.

James tampak pulih.

Two months later, Jenner inoculated the boy again,

Dua bulan kemudian, inokulasi dilakukan kembali,

this time with matter from a fresh smallpox lesion.

kali ini menggunakan materi dari luka cacar yang masih baru.

No disease developed,

Cacar tidak muncul,

and Jenner concluded that protection was complete.

sehingga Jenner menyimpulkan perlindungannya telah sempurna.

His plan had worked.

Rencananya berhasil.

Jenner later used the cowpox virus

Jenner kemudian menggunakan virus cacar sapi

in several other people

pada beberapa orang lainnya,

and challenged them repeatedly with smallpox,

lalu memaparkan virus cacar kepada mereka berulang kali,

proving that they were immune to the disease.

untuk membuktikan bahwa mereka kebal terhadap cacar.

With this procedure,

Melalui metode ini,

Jenner invented the smallpox vaccination.

Jenner menemukan vaksinasi cacar.

Unlike variolation, which used actual smallpox virus

Berbeda dengan variolasi,

yang menggunakan virus cacar asli untuk membentuk perlindungan,

to try to protect people,

vaccination used the far less dangerous cowpox virus.

vaksinasi menggunakan virus cacar sapi yang tak terlalu mematikan bagi manusia.

The medical establishment,

Lembaga kedokteran,

cautious then as now,

yang dulu juga sangat berhati-hati,

deliberated at length over his findings

berdiskusi panjang membahas penemuan Jenner

before accepting them.

sebelum menerima metode itu.

But eventually vaccination was gradually accepted

Namun akhirnya, vaksinasi diterima secara bertahap

and variolation became prohibited in England in 1840.

dan variolasi mulai dilarang

di Inggris mulai tahun 1840.

After large vaccination campaigns

Setelah kampanye vaksin besar-besaran

throughout the 19th and 20th centuries,

selama abad ke-19 dan ke-20,

the World Health Organization certified

Organisasi Kesehatan Dunia, WHO,

menyatakan cacar telah musnah pada tahun 1979.

smallpox's eradication in 1979.

Jenner is forever remembered

Jenner kemudian dikenang

as the father of immunology,

sebagai bapak imunologi.

but let's not forget the Buddhist nun,

Tetapi, jangan lupakan gadis pemerah susu Sarah Nelmes,

dairy maid Sarah Nelmes, and James Phipps,

Blossom si sapi, dan James Phipps.

all heroes in this great adventure of vaccination

Mereka juga pahlawan dalam petualangan penemuan vaksin

who helped eradicate smallpox.

yang membantu memberantas virus cacar.