How do animals see in the dark? - Anna Stöckl

Bagaimana binatang melihat dalam gelap? - Anna Stöckl

Translator: Ngalim Siregar Reviewer: Deera Army Pramana

To human eyes, the world at night is a formless canvas of grey.

Bagi mata manusia, dunia di malam hari adalah kanvas abu-abu tak berbentuk.

Many nocturnal animals, on the other hand,

Banyak hewan malam, di lain sisi,

experience a rich and varied world bursting with details, shapes, and colors.

mengalami dunia yang kaya dan beragam, penuh detail, bentuk, dan warna.

What is it, then, that separates moths from men?

Apa yang membedakan ngengat dari manusia?

Moths and many other nocturnal animals see at night

Ngengat dan hewan malam lainnya melihat di malam hari

because their eyes are adapted to compensate for the lack of light.

karena mata mereka beradaptasi untuk mengkompensasi kurangnya cahaya.

All eyes, whether nocturnal or not,

Semua mata, baik nokturnal maupun tidak,

depend on photoreceptors in the retina to detect light particles,

bergantung pada fotoseptor di retina untuk mendeteksi partikel cahaya,

known as photons.

yang disebut foton.

Photoreceptors then report information about these photons to other cells

Fotoseptor mengirim informasi tentang foton ke sel-sel lain

in the retina and brain.

di retina dan otak.

The brain sifts through that information and uses it to build up an image

Otak mengolah informasi tersebut dan membangun pencitraan

of the environment the eye perceives.

yang dilihat mata.

The brighter the light is, the more photons hit the eye.

Semakin terang cahaya, semakin banyak foton diterima oleh mata.

On a sunny day,

Di hari yang cerah,

upwards of 100 million times more photons are available to the eye

mata bisa menerima 100 juta foton lebih banyak

than on a cloudy, moonless night.

dibanding saat malam berawan tanpa sinar bulan.

Photons aren't just less numerous in darkness,

Selain jumlahnya lebih sedikit dalam kegelapan,

but they also hit the eye in a less reliable way.

foton juga mengenai mata dengan tidak tepat.

This means the information that photoreceptors collect

Ini artinya informasi yang dikumpulkan fotoseptor

will vary over time,

akan berbeda dari waktu ke waktu,

as will the quality of the image.

begitupun kualitas citra yang dihasilkan.

In darkness, trying to detect the sparse scattering of randomly arriving photons

Di kegelapan, mencoba mendeteksi foton yang tersebar secara acak

is too difficult for the eyes of most daytime animals.

terlalu sulit bagi mata hewan siang pada umumnya.

But for night creatures, it's just a matter of adaptation.

Tapi untuk makhluk malam, ini hanya masalah adaptasi.

One of these adaptations is size.

Salah satu bentuk adaptasi adalah ukuran.

Take the tarsier, whose eyeballs are each as big as its brain,

Contohya tarsius, yang bola matanya sebesar otaknya,

giving it the biggest eyes compared to head size of all mammals.

tarsius mempunya rasio mata dan kepala terbesar dibanding semua mamalia.

If humans had the same brain to eye ratio, our eyes would be the size of grapefruits.

Jika manusia memiliki rasio yang sama, mata kita akan seukuran buah jeruk.

The tarsier's enlarged orbs haven't evolved to make it cuter, however,

Bola mata besar tarsius ini bukan untuk membuatnya kelihatan imut,

but to gather as much light as possible.

tapi untuk mengumpulkan sebanyak mungkin cahaya.

Bigger eyes can have larger openings, called pupils,

Mata besar akan memiliki pupil lebih besar

and larger lenses,

dan lensa yang lebih besar,

allowing for more light to be focused on the receptors.

sehingga lebih banyak cahaya bisa difokuskan pada reseptor.

While tarsiers scan the nocturnal scene with their enormous peepers,

Jika tarsius memindai pandangan malam dengan mata besarnya,

cats use gleaming eyes to do the same.

kucing menggunakan mata gemerlap untuk fungsi yang sama.

Cats' eyes get their shine from a structure called the tapetum lucidum

Mata kucing bersinar dari struktur yang disebut tapetum lucidum

that sits behind the photoreceptors.

yang berada di belakang fotoseptor.

This structure is made from layers of mirror-like cells containing crystals

Struktur ini terbuat dari lapisan sel yang mengandung kristal seperti cermin

that send incoming light bouncing back towards the photoreceptors

yang mengirim cahaya yang datang memantul ke fotoseptor

and out of the eye.

dan keluar dari mata.

This results in an eerie glow,

Ini menghasilkan cahaya seram,

and it also gives the photoreceptors a second chance to detect photons.

dan juga memberi fotoseptor kesempatan kedua untuk mendeteksi foton.

In fact, this system has inspired the artificial cats' eyes we use on our roads.

Bahkan, sistem ini mengilhami 'mata kucing buatan' yang dipakai di kendaraan.

Toads, on the other hand, have adapted to take it slow.

Kodok, di sisi lain, beradaptasi untuk melihat dengan perlahan.

They can form an image

Mereka dapat membentuk citra

even when just a single photon hits each photoreceptor per second.

meskipun setiap fotoseptor hanya menerima satu foton per detik.

They accomplish this with photoreceptors

Kodok melakukannya dengan fotoseptor

that are more than 25 times slower than human ones.

yang 25 kali lebih lambat dari fotoseptor manusia.

This means toads can collect photons for up to four seconds,

Ini artinya kodok dapat mengumpulkan foton hingga 4 detik,

allowing them to gather many more than our eyes do

memungkinkan pengumpulan lebih banyak foton dari mata kita

at each visual time interval.

pada rentang waktu visual tertentu.

The downside is that this causes toads to react very slowly

Kelemahannya, ini menyebabkan kodok bereaksi sangat lambat

because they're only receiving an updated image every four seconds.

karena mereka baru menerima perbaruan citra setiap empat detik sekali.

Fortunately, they're accustomed to targeting sluggish prey.

Untungnya, kodok diciptakan untuk mengincar mangsa yang lamban.

Meanwhile, the night is also buzzing with insects,

Di malam hari juga ada banyak serangga yang berkeliaran,

such as hawk moths,

misalnya ngengat raksasa,

which can see their favorite flowers in color, even on a starlit night.

yang dapat melihat warna bunga favorit mereka, meski di malam hari.

They achieve this by a surprising move -

Mereka melakukannya dengan cara mengejutkan -

getting rid of details in their visual perception.

dengan mengabaikan detail pada persepsi visual mereka.

Information from neighboring photoreceptors is grouped in their brains,

Informasi dari fotoseptor yang berdekatan dikelompokkan pada otak mereka,

so the photon catch of each group is higher

sehingga tangkapan foton tiap kelompok lebih tinggi

compared to individual receptors.

daripada reseptor tunggal.

However, grouping photoreceptors loses details in the image,

Sayangnya, mengelompokkan fotoseptor menghilangkan detail pada citra,

as fine details require a fine grid of photoreceptors,

karena detail kecil memerlukan jarak fotoseptor yang rapat,

each detecting photons from one small point in space.

agar satu fotoreseptor bisa mendeteksi satu titik kecil di lingkungan.

The trick is to balance the need for photons with the loss of detail

Solusinya adalah menyeimbangkan kebutuhan foton dengan hilangnya detail

to still find their flowers.

untuk menemukan bunga yang dituju.

Whether eyes are slow, enormous, shiny, or coarse,

Baik mata itu lambat, besar, berkilau, maupun kasar,

it's the combination of these biological adaptations

kombinasi dari adaptasi biologi inilah

that gives nocturnal animals their unique visual powers.

yang memberikan hewan malam kemampuan visual unik mereka.

Imagine what it might be like to witness through their eyes

Bayangkan seandainya kita bisa melihat dengan mata mereka,

the world that wakes up when the Sun goes down.

kehidupan yang dimulai saat matahari terbenam.