These animals are also plants … wait, what? - Luka Seamus Wright

Translator: alvin horas Reviewer: Maria Nainggolan

Take a good look at this slug.

Perhatikan siput ini.

No, not that— that’s a leaf.

Tidak, bukan itu— itu adalah daun.

This slug.

Siput ini.

There we go.

Itu dia.

Elysia chlorotica may not look like much—

Elysia cholortica mungkin tidak mirip—

okay, it looks like a bright green leaf—

oke, itu mirip seperti daun hijau cerah—

but it’s one of the most extraordinary creatures around.

tapi itu salah satu makhluk yang paling luar biasa di sekitar.

Living in salt marshes along the east coast of North America,

Hidup di rawa-rawa garam di sepanjang pantai timur Amerika utara,

it can go about a year without eating.

itu bisa pergi selama setahun tanpa makan.

During that time, it lives like a plant.

Selama itu, ia hidup seperti tumbuhan.

Generally speaking, animals are what are called heterotrophs,

Secara umum, hewan yang disebut heterotrof,

meaning they can’t produce their own food— they’re consumers of other life.

berarti tak bisa membuat makanan sendiri— mereka konsumen dari kehidupan lain.

Plants, meanwhile, are autotrophs, or producers:

Sementara, tanaman, adalah autotrof, atau penghasil:

they can synthesize their own fuel from sunlight, CO2,

mereka bisa mensintesis bahan bakar mereka dari sinar matahari, CO2,

and other inorganic compounds.

dan senyawa anorganik lainnya.

Plants do this by using organelles called chloroplasts,

Tanaman melakukan ini dengan organel yang disebut kloroplas,

which give them their bright colors

yang dimana memberinya warna cerah

and convert sunlight into food through photosynthesis.

dan mengubah sinar matahari jadi makanan melalui fotosintesis.

Elysia is what’s called a mixotroph:

Elysia disebut juga mixotrof:

it can both consume food, like animals,

Ia dapat memakan, seperti hewan,

and produce its own through photosynthesis, like plants.

dan memproduksinya sendiri melalui fotosintesis, seperti tanaman.

In fact, Elysia steals its ability to photosynthesize

Faktanya, Elysia mencuri kemampuan untuk berfotosintesis

from the algae it eats by piercing the algal cells

dari alga yang dimakannya dengan menusuk sel-sel alga

with specialized pointy teeth, called radula.

dengan gigi runcing khusus, yang disebut radula.

It sucks the cell empty and digests most of its contents,

Ia menyedot sel kosong dan mencerna sebagian besar isinya,

but the chloroplasts remain intact.

tapi kloroplasnya tetap utuh.

They’re incorporated into the epithelial cells lining Elysia’s digestive system

Mereka dimasukkan ke dalam sel epitel yang melapisi sistem pencernaan Elysia

that branches throughout its flat body.

yang bercabang di seluruh tubuh ratanya.

This makes the slug look even more leaflike,

Ini membuat siputnya terlihat bahkan lebih seperti daun,

providing camouflage as well as food.

menyediakan kamuflase yang bagus serta makanan.

As incredible as this adaptation is,

Betapa luar biasanya adaptasi ini,

there are more than 70 species of slug that steal chloroplasts from their food.

ada lebih dari 70 spesies siput yang mencuri kloroplas dari makanannya.

What makes Elysia and a few closely related species

Apa yang membuat Elysia dan beberapa spesies yang terkait

in the Mediterranean and Pacific unique

di Mediterania dan Pasifik unik

is how long they can hold onto chloroplasts—

ialah berapa lama mereka bisa bertahan pada kloroplas—

most other slugs keep them for a few weeks at most.

kebanyakan siput lain menyimpannya selama beberapa minggu saja.

This longevity seems to be due to the survival abilities

Umur panjang ini tampaknya karena kemampuan bertahan hidup

of both plastids and slugs.

dari kedua plastida dan siput.

Specifically, the chloroplasts of certain algae

Secara khusus, kloroplas dari alga tertentu

can repair their own light-harvesting systems,

bisa memperbaiki sistem pemanenan ringannya sendiri,

while most chloroplasts are thought to rely on their host cell

sementara kebanyakan kloroplas dianggap mengandalkan sel inangnya

and its genes for repairs.

dan gennya untuk untuk perbaikan.

This makes the chloroplasts able to sustain themselves

Ini membuat kloroplas mampu untuk mempertahankan dirinya

for longer inside the slug.

lebih lama di dalam siput.

Meanwhile, the slug adjusts its gene expression

Sementara itu, siput menyesuaikan ekspresi gennya

to improve its relationship with the chloroplasts

untuk meningkatkan hubungannya dengan kloroplas tersebut

and removes damaged plastids

dan menghilangkan plastida yang rusak

to avoid accumulation of potentially damaging chemicals.

untuk menghindari akumulasi bahan kimia yang berpotensi merusak.

Though few species can steal organelles from another species’ cell,

Meskipun beberapa spesies mencuri organel dari sel spesies lain,

these slugs are far from alone in getting an assist from plants.

siput ini tidak sendirian dalam mendapatkan bantuan dari tanaman.

Organisms as diverse as corals,

Organisme yang beragam seperti karang,

giant clams and sponges have symbiotic algae living inside their cells,

kerang raksasa dan bunga karang punya alga simbiosis yang hidup di dalam selnya,

supplying them with organic compounds through photosynthesis.

memasok mereka dengan senyawa organik melalui fotosintesis.

In turn, they supply their little helpers with shelter and inorganic compounds.

Sebaliknya, ia menyediakan pembantu mereka tempat tinggal dan senyawa anorganik.

Some of these mixotrophs even transmit the algae to their offspring.

Beberapa dari mixotrof ini bahkan menularkan alga ke keturunannya.

Without the aid of these algae,

Tanpa bantuan dari alga ini,

filter-feeding corals, clams, and sponges would not gain enough nutrition

filter makanan karang, kerang, dan bunga karang tidak mendapat cukup nutrisi

in the nutrient-poor tropical ocean,

di laut tropis yang miskin nutrisi,

and the dazzling coral reefs they build simply would not exist.

dan terumbu karang mempesona yang mereka bangun tidak akan pernah ada.

Mixotrophy even cuts both ways:

Mixotrof bahkan memotong dua arah:

an alga called Tripos furca can consume several microscopic animals a day,

alga yang disebut Tripos furca bisa memakan beberapa mikroskopis dalam sehari,

allowing it to survive in darkness for weeks.

membuatnya dapat bertahan dalam kegelapan selama berminggu-minggu.

Tripos is in turn eaten by other mixotrophic algae,

Tripos pada gilirannya dimakan oleh alga mixotrof lainnya,

providing frequent opportunity for exchange of organelles

memberi kesempatan yang sering untuk pertukaran organel

such as chloroplasts.

seperti kloroplas.

This seems to allow some algae to survive in parts of the dark ocean

Ini sepertinya memungkinkan alga untuk bertahan di bagian lautan yang gelap

such as the Mariana Trench,

seperti Palung Mariana,

which plants otherwise wouldn't be able to inhabit.

yang dimana tanaman lain tidak dapat menghuninya.

The processes by which Elysia becomes photosynthetic

Proses dimana Elysia menjadi fotosintetik

and Tripos switches between feeding modes

dan Tripos beralih di antara mode makan

are reminiscent of what scientists believe led to the origin of all plants.

mengingatkan apa yang diyakini ilmuwan menuju asal usul dari semua tanaman.

Single-celled animals preyed on cyanobacteria.

Hewan bersel satu memangsa sianobakteri.

Some of these tiny plants were not digested and lived on in the animal cells,

Beberapa dari tanaman kecil ini tidak dicerna dan hidup di dalam sel hewan,

eventually giving rise to chloroplasts.

pada akhirnya membentuk kloroplas.

But these first eukaryotic plants were soon consumed by other animals,

Tapi tanaman eukariota pertama ini akan dikonsumsi oleh hewan lain,

which hijacked the precious chloroplast, just like Elysia.

yang membajak kloroplas yang berharga, seperti Elysia.

And following the example of eating and being eaten,

Dan berdasarkan contoh dari makan dan dimakan,

we’ve seen in the case of Tripos,

kita telah melihat kasus Tripos,

this chloroplast heist happened up to three times,

pencurian kloroplas ini terjadi hingga tiga kali,

giving rise to plastids with four membranes

menghasilkan plastida dengan empat membran

and the ocean’s most productive plants and forests.

serta tumbuhan dan hutan paling produktif di lautan.