Diagnosing a zombie: Brain and body (Part one) - Tim Verstynen & Bradley Voytek

Transcriber: Tom Carter Reviewer: Bedirhan Cinar

Translator: Deera Army Pramana Reviewer: Ade Indarta

(Suara Zombie) Dokter 1: Jadi, kenapa ia jadi begini?

Doctor 1: So, how did it get to be this way?

Doctor 2: Well, it’s my professional opinion that the large gaping bite mark

Dokter 2: Sebagai ahli, aku menduga penyebabnya mungkin gigitan besar itu.

on its shoulder might have something to do with it.

D1: Thanks. I mean, what causes its behavioral abnormalities?

D1: Kalau itu sih jelas. Maksudku, apa penyebab kelainan perilakunya?

D2: Well, we know all behaviors are rooted in the brain,

D2: Semua perilaku berasal dari otak, kan.

so I’d expect that something’s gone terribly wrong, probably in there.

Jadi, aku menduga telah terjadi kesalahan besar di sana.

D1: Thanks again, Doctor Obvious.

D1: Itu juga sudah jelas, Dok.

Let me be more specific.

Kutanya lebih detail lagi.

What changes in the brain would have to occur

Perubahan otak apa yang menyebabkan perilaku seperti itu?

in order to cause this kind of behavior?

D2: Hmm. Well, let's see.

D2: Hem. Mari kita lihat.

The first thing I notice is how it moves.

Pertama, lihat caranya bergerak.

Stiff legged, with long, lumbering steps, very slow and awkward.

Kakinya kaku, langkah panjang dan sulit, sangat lambat dan canggung.

Almost like what you’d see in Parkinson’s disease.

Hampir seperti yang tampak pada penyakit Parkinson.

Mungkin ada yang salah dengan ganglia basalnya,

Maybe something’s wrong with his basal ganglia?

Those are a collection of deep brain regions that regulate movement,

yaitu sekumpulan area di otak dalam yang mengatur pergerakan

through a neurochemical called dopamine.

melalui zat neurokimia yang disebut dopamin.

Although most people think of dopamine as the “happy” chemical of the brain,

Meskipun orang mengenal dopamin sebagai zat kimia "bahagia" di dalam otak,

the dopamine-containing neurons in the basal ganglia

neuron berdopamin di basal ganglia ini mati pada penyakit Parkinson.

die off in Parkinson’s disease— that’s what causes it.

Itulah penyebabnya.

Makes it more and more difficult to initiate actions.

Karenanya, semakin sulit untuk melakukan gerakan.

D1: What?

D1: Apa?!

Look again at how it moves. Stiff legs, long stance.

Lihat kembali caranya berjalan. Kakinya kaku, langkahnya panjang.

These aren’t Parkinsonian movements;

Itu bukan gerakan pada Parkinson.

Parkinson’s patients take short, shuffling steps.

Pasien Parkinson langkahnya pendek terseret,

And the posture’s all wrong.

dan posturnya tidak demikian.

This looks to me like what happens when the cerebellum is damaged.

Menurutku ini karena otak kecil-nya rusak.

The cerebellum’s a little cauliflower shaped area in the back of your head,

Meski kecil, bagian berbentuk kembang kol di belakang kepala itu berfungsi besar.

but don’t let its size fool you.

That little guy contains almost half of the neurons in the entire brain.

Ia mengandung setengah dari keseluruhan neuron di otak.

Patients who suffer degeneration from this region,

Pasien yang mengalami degenerasi pada bagian ini,

something called spino-cerebellar ataxia,

atau disebut sebagai spino-cerebellar ataxia,

show a lack of coordination that results in stiff legs, wide stance,

koordinasi tubuhnya berkurang

sehingga menyebabkan kekakuan kaki, langkahnya lebar dan sulit berjalan.

and a lumbering walk.

My money's on the cerebellum.

Taruhan, otak kecil-lah yang rusak.

D2: Touché. OK. So we’ve nailed its motor problems.

D2: Tepat. Baiklah. Masalah pergerakan telah terjawab.

Now what about that whole groaning, lack of talking thing?

Sekarang, apa penyebab ia mendengus, tak bisa bicara?

D1: Hmm.

D1: Hmm. Ini mirip dengan afasia ekspresif atau afasia Broca,

You know, it sounds kind of like expressive aphasia, or Broca’s aphasia,

which makes producing words difficult.

yang menyebabkan kesulitan berbicara.

This is caused by damage to the inferior frontal gyrus,

Ini disebabkan oleh kerusakan pada gyrus frontal inferior,

atau mungkin pada insula anterior,

or possibly the anterior insula,

both regions behind your temple on the left side of your head.

kedua bagian itu ada di belakang pelipis di sisi kiri kepalamu.

D2: I think you’re only half right.

D2: Aku tak sepenuhnya setuju. Zombie memang tak mampu berkomunikasi.

Zombies definitely can’t communicate, that’s for sure.

But they don’t seem to do a good job of understanding things either.

Tetapi, mereka juga tampak tak memahami hal-hal di sekitarnya.

Watch this. Hey, Walker! Your father smelt of elderberries!

Perhatikan. Hai, Walker! Ayahmu bau elderberry!

See? No reaction.

(Tertawa) Betul, kan. Tidak ada reaksi.

Either it’s not a Monty Python fan, or it can’t understand me.

Mungkin dia bukan penyuka Monty Python, atau dia memang tidak memahamiku.

I’d say this is like spot-on fluent Wernicke’s aphasia:

Menurutku, ini jelas-jelas seperti afasia Wernicke,

damage to an area at the junction of two of the brain’s lobes,

kerusakan pada area persambungan dua belahan otak, temporal dan parietal,

temporal and parietal,

typically on the left side of the brain, is the culprit.

khususnya di sisi kiri otak, itulah penyebabnya.

This area is physically connected to Broca’s area, that you mentioned,

Area ini secara fisik terhubung ke area Broca, yang kamu sebutkan tadi,

by a massive bundle of neurofibers called the arcuate fasciculus.

oleh berkas saraf besar yang disebut arcuate fasciculus.

I hypothesize that this massive bundle of connections

Aku menduga berkas besar penghubung itulah yang rusak total pada zombie.

is completely wiped out in a zombie.

It would be like taking out the superhighway between two cities.

Bayangkan memutuskan jalan utama penghubung dua kota.

One city that manufactures a product,

Satu kota penghasil barang,

and the other that ships it out to the rest of the world.

kota lainnya mengirimkan barang ke seluruh dunia.

Without that highway, the product distribution just shuts down.

Tanpa jalan utama itu, distribusi produk berhenti total.

D1: So, basically it’s a moot point to reason with a zombie,

D1: Jadi, pada dasarnya sia-sia berdebat dengan zombie,

since they can’t understand you, let alone talk back.

karena mereka tak dapat memahamimu, mustahil ia menyanggah.

D2: (Tertawa) silakan kalau kamu mau coba, aku pilih tetap di sini saja.

D2: I mean, you could try, man,

but I’m going to stay on this side of the glass.