Defining cyberwarfare...in hopes of preventing it - Daniel Garrie

Translator: Dian Pusparani Reviewer: Prameswari Rahmanu

Wars are a tragic part of our history

Perang adalah bagian tragis dari sejarah kita

and will almost certainly be a tragic part of our future.

dan hampir pasti akan menjadi bagian tragis dari masa depan kita.

Since the establishment of the United Nations,

Sejak berdirinya PBB,

wars of aggression have been outlawed

perang agresi telah dilarang

and multilateral conventions refer to armed conflict

dan konvensi multilateral mengacu pada konflik bersenjata,

instead of war.

bukannya perang.

But the wars of the future

Tapi perang masa depan

won't be like the wars of our past.

tidak akan seperti perang masa lalu kita.

Alongside traditional warfare,

Selain perang tradisional,

our future will include cyberwarfare,

masa depan kita akan mencakup perang siber,

remotely fighting our enemies

memerangi musuh kita dari jarak jauh

through the use of a new class of weapons,

melalui penggunaan senjata kelas baru,

including computer viruses

termasuk virus komputer

and programs to alter the enemy's ability to operate.

dan program untuk mengubah kemampuan musuh untuk beroperasi.

And not only is cyberwarfare not covered

Bukan hanya perang siber tidak tercakup

by existing legal frameworks,

dengan kerangka hukum yang ada,

but the question of what exactly constitutes cyberwarfare

tetapi pertanyaan tentang apa sebenarnya yang dimaksud dengan perang siber

is still highly debated.

masih sangat diperdebatkan.

So, how can we deal with cyberwarfare

Jadi, bagaimana kita bisa menghadapi perang siber

if we can't even agree on what it means?

jika kita bahkan tidak bisa menyetujui apa artinya?

One way forward is to envision situations

Salah satu cara untuk maju adalah dengan membayangkan situasi

where new international laws may be needed.

di mana hukum internasional baru mungkin diperlukan.

Imagine a new kind of assassin,

Bayangkan seorang pembunuh jenis baru,

one that could perpetrate a crime

yang bisa melakukan kejahatan

without firing a single shot

tanpa melepaskan satu tembakan

or even being in the same country.

atau bahkan berada di negara yang sama.

For example, an individual working for the government

Misalnya, seorang individu yang bekerja untuk pemerintah

uses a wireless device to send a signal

menggunakan perangkat nirkabel untuk mengirim sinyal

to another foreign leader's pacemaker.

ke alat pacu jantung pemimpin asing lainnya.

This device directs the pacemaker to malfunction,

Perangkat ini menyebabkan malfungsi alat pacu jantung,

ultimately resulting in the foreign leader's death.

akhirnya mengakibatkan kematian pemimpin asing.

Would this cyber assassination

Akankah pembunuhan dunia maya ini

constitute an act of war?

merupakan tindakan perang?

As a second example,

Sebagai contoh kedua,

imagine an allied group of nations

bayangkan sekelompok negara yang bersekutu

cooperatively infiltrating the computer systems

secara kooperatif menyusup ke sistem komputer

of an enemy nation's nuclear warship.

dari kapal perang nuklir negara musuh.

This attack results in a nuclear-powered aircraft carrier

Serangan ini menghasilkan kapal induk bertenaga nuklir

almost melting down,

hampir meleleh,

which was stopped just short

yang dihentikan sebentar saja

of killing thousands of soldiers and civilians.

membunuh ribuan tentara dan warga sipil.

As a defensive measure,

Sebagai tindakan defensif,

the enemy country responds

negara musuh merespon

by unleashing a defensive cyberattack

dengan melepaskan serangan siber defensif

that results in the allied nations' power grids going down.

yang mengakibatkan jaringan listrik negara-negara sekutu turun.

Hospitals can no longer treat patients,

Rumah sakit tidak bisa lagi merawat pasien,

entire regions without heat or clean water,

seluruh wilayah tanpa panas atau air bersih,

all ultimately causing tens of thousands civilian deaths.

semua akhirnya menyebabkan puluhan ribu kematian warga sipil.

The origin of the power failure

Asal mula listrik padam

adalah serangan balik,

was the counterattack,

but the fragile infrastructure,

tetapi infrastruktur yang rapuh,

feeble cybersecurity,

keamanan siber yang lemah,

and the antiquated state of the power grid

dan keadaan jaringan listrik yang kuno

all contributed to the deaths of the civilians.

semua berkontribusi pada kematian warga sipil.

Could the country fight back?

Bisakah negara melawan?

Who would they fight?

Siapa yang akan mereka lawan?

And would their retaliation be considered an act of war?

Dan apakah pembalasan mereka akan dianggap sebagai tindakan perang?

Do they constitute war crimes against humanity?

Apakah mereka merupakan kejahatan perang terhadap kemanusiaan?

Who is to be held responsible?

Siapa yang harus bertanggung jawab?

The computer programmers who wrote the code?

Pemrogram komputer yang menulis kode?

The military project manager

Manajer proyek militer

who oversaw the creation of the code?

yang mengawasi pembuatan kode?

The commander who hit the button,

Komandan yang menekan tombol,

setting off the event?

memulai kejadian itu?

The hardware engineer who created the computers,

Insinyur perangkat keras yang menciptakan komputer,

knowing that they were intended to enable an attack?

mengetahui bahwa mereka dimaksudkan untuk memungkinkan serangan?

Because war has been with us for so long,

Karena perang telah bersama kita begitu lama,

we have laws to deal with figuring out

kita memiliki hukum yang mengurusi cara mencari tahu

who should be held accountable

siapa yang harus bertanggung jawab

for their actions in combat.

atas tindakan mereka dalam pertempuran.

These legal frameworks aim to contain

Kerangka hukum ini bertujuan untuk menahan

and prevent atrocities from being more atrocious.

dan mencegah kekejaman menjadi lebih mengerikan.

Commandeering civilian planes

Memerintahkan pesawat sipil

and using them as weapons,

dan menggunakannya sebagai senjata,

dropping atomic bombs,

menjatuhkan bom atom,

the use of gas chambers or poisonous gas in conflict,

penggunaan kamar gas atau gas beracun dalam konflik,

semua tindakan ini, jika dilakukan,

all of these actions, if committed,

constitute acts of war and war crimes

merupakan tindakan perang dan kejahatan perang

under customary international law

menurut hukum kebiasaan internasional

and the Hague conventions.

dan konvensi Den Haag.

Again, the current legal framework stays silent

Sekali lagi, kerangka hukum saat ini tetap diam

on hypothetical questions and countless others

pada pertanyaan hipotetis dan banyak lagi lainnya

because there are no easy answers,

karena tidak ada jawaban yang mudah,

and there are only two ways

dan hanya ada dua cara

to make progress on these questions:

untuk membuat kemajuan pada pertanyaan-pertanyaan ini:

peace or new laws.

perdamaian atau hukum baru.

So, what hypothetical but plausible scenarios

Jadi, apa skenario hipotetis dan masuk akal

can you imagine falling under

yang dapat Anda bayangkan yang termasuk

the burgeoning definition of cyberwarfare,

definisi perang siber yang sedang berkembang,

and how might you design

dan bagaimana Anda bisa mendesain

an international legal framework

kerangka hukum internasional

to deter these activities?

untuk menghalangi tindakan ini?