What’s a squillo, and why do opera singers need it? - Ming Luke

Reviewer: Intan Andini

Gripped with vengeful passion,

Dikuasai nafsu dendam,

The Queen of the Night tears across the stage.

sang Ratu Malam bergegas melintasi panggung.

She begins to sing her titular aria,

Ia mulai melantunkan tituler arianya,

one of the most famous sections from Mozart’s beloved opera,

salah satu babak paling terkenal dalam opera kegemaran Mozart.

"The Magic Flute."

The orchestra fills the hall with music,

Orkestra memenuhi aula dengan musik,

but the queen’s voice soars above the instruments.

tetapi suara sang ratu berkumandang mengalahkan suara alat musik.

Its melody rings out across thousands of patrons,

Melodinya menggema melalui ribuan pengunjung,

reaching seats 40 meters away—

mencapai kursi 40 meter jauhnya—

all without any assistance from a microphone.

semua tanpa dibantu mikrofon.

How is it possible that this single voice can be heard so clearly,

Bagaimana mungkin satu suara dapat terdengar begitu jelas,

above the strains of dozens of instruments?

melebihi alunan lusinan alat musik?

The answer lies in the physics of the human voice,

Jawabnya ada di fisika suara manusia,

and the carefully honed technique of an expert opera singer.

dan teknik terasah seorang penyanyi opera profesional.

All the music in this opera house originates from the vibrations

Semua alunan musik di gedung opera bersumber dari getaran

created by instruments—

yang ditimbulkan alat musik—

whether it’s the strings of a violin or the vocal folds of a performer.

baik dawai biola atau lipatan suara sang penampil.

These vibrations send waves into the air, which our brains interpret as sound.

Getaran ini mengirim gelombang ke udara yang ditafsirkan otak sebagai suara.

The frequency of these vibrations––

Frekuensi getaran ini––

specifically, the number of waves per second––

khususnya, jumlah gelombang per detik––

is how our brains determine the pitch of a single note.

adalah cara otak menentukan titinada sebuah not.

But in fact, every note we hear

Namun sebenarnya, setiap not yang kita dengar

is actually a combination of multiple vibrations.

merupakan kombinasi banyak getaran.

Imagine a guitar string vibrating at its lowest frequency.

Bayangkan dawai gitar bergetar di frekuensi terendah.

This is called the fundamental,

Ini disebut fundamental,

and this low pitch is what our ears mostly use to identify a note.

titinada rendah yang biasa digunakan telinga kita untuk mengenali not.

But this lowest vibration triggers additional frequencies called overtones,

Namun getaran terendah ini memicu frekuensi bernama nada atas,

which layer on top of the fundamental.

yang terletak di lapisan atas fundamental.

These overtones break down into specific frequencies

Nada atas ini terpecah menjadi beberapa frekuensi spesifik

called harmonics, or partials—

yang disebut harmonik, atau parsial—

and manipulating them is how opera singers work their magic.

yang dimanipulasi para penyanyi opera dalam nyanyiannya.

Every note has a set of frequencies that comprise its harmonic series.

Setiap not memiliki satu set frekuensi yang berupa rangkaian harmonik.

The first partial vibrates at twice the frequency of the fundamental.

Parsial pertama bergetar dua kali frekuensi fundamental.

The next partial is three times the fundamental’s frequency, and so on.

Parsial berikutnya tiga kali frekuensi fundamental, begitu seterusnya.

Virtually all acoustic instruments produce harmonic series,

Sebenarnya semua alat musik akustik menghasilkan rangkaian harmonik,

but each instrument’s shape and material changes the balance of its harmonics.

tetapi tiap bentuk dan bahan alat musik mengubah keseimbangan harmoninya.

For example, a flute emphasizes the first few partials,

Contohnya, seruling mempertegas beberapa parsial awal,

but in a clarinet’s lowest register,

tetapi di tingkat nada terendah klarinet,

the odd-numbered partials resonate most strongly.

parsial berjumlah ganjil bergetar paling kuat.

The strength of various partials

Kekuatan beragam parsial

is part of what gives each instrument its unique sonic signature.

adalah yang memberi ciri sonik unik pada setiap alat musik.

It also affects an instrument’s ability to stand out in a crowd,

Ia juga memengaruhi kemampuan alat musik menonjol di keramaian,

because our ears are more strongly attuned to some frequencies than others.

karena telinga kita lebih selaras dengan beberapa frekuensi dibanding lainnya.

This is the key to an opera singer’s power of projection.

Inilah kunci kekuatan proyeksi seorang penyanyi opera.

An operatic soprano—

Penyanyi sopran di opera—

the highest of the four standard voice parts—

suara tertinggi dari empat bagian suara standar—

can produce notes with fundamental frequencies

dapat menghasilkan not dengan frekuensi fundamental

ranging from 250 to 1,500 vibrations per second.

berkisar antara 250 hingga 1.500 getaran per detik.

Human ears are most sensitive to frequencies

Telinga manusia paling sensitif pada frekuensi

between 2,000 and 5,000 vibrations per second.

antara 2.000 dan 5.000 getaran per detik.

So if the singer can bring out the partials in this range,

Jadi jika sang penyanyi bisa menghasilkan parsial pada tingkat nada ini,

she can target a sensory sweet spot where she’s most likely to be heard.

dia bisa membidik titik indra di mana suaranya paling terdengar.

Higher partials are also advantageous

Parsial tinggi juga menguntungkan

because there’s less competition from the orchestra,

karena lebih unggul dari orkestra,

whose overtones are weaker at those frequencies.

yang nada atasnya lebih rendah pada frekuensi tersebut.

The result of emphasizing these partials

Hasil penekanan parsial ini adalah

is a distinctive ringing timbre called a singer’s squillo.

deringan warna nada yang khas bernama squillo penyanyi.

Opera singers work for decades to create their squillo.

Penyanyi opera bekerja puluhan tahun untuk menciptakan squillo mereka.

They can produce higher frequencies

Mereka menghasilkan frekuensi tinggi

by modifying the shape and tension in their vocal folds and vocal tract.

dengan memodifikasi bentuk dan tekanan dalam lipatan dan saluran vokalnya.

And by shifting the position of their tongues and lips,

Dengan mengubah posisi lidah dan bibir,

they accentuate some overtones while dampening others.

mereka menonjolkan beberapa nada atas seraya meredam yang lainnya.

Singers also increase their range of partials with vibrato—

Penyanyi juga menaikkan tingkat nada parsial mereka dengan vibrato—

a musical effect in which a note slightly oscillates in pitch.

efek musikal di mana titinada sebuah not sedikit berombang-ambing.

This creates a fuller sound that rings out

Hal ini menimbulkan bunyi penuh yang berkumandang

over the instruments’ comparatively narrow vibratos.

lebih keras dari alat musik yang vibratonya lebih sempit.

Once they have the right partials,

Begitu mendapat parsial yang tepat,

they employ other techniques to boost their volume.

mereka menggunakan teknik itu untuk mengencangkan volume.

Singers expand their lung capacity and perfect their posture

Penyanyi memperbesar kapasitas paru-paru dan menyempurnakan postur

for consistent, controlled airflow.

demi aliran udara yang konsisten dan terkendali.

The concert hall helps as well,

Ruang konser juga berperan,

with rigid surfaces that reflect sound waves towards the audience.

lewat permukaan keras yang memantulkan gelombang suara ke arah penonton.

All singers take advantage of these techniques,

Semua penyanyi memanfaatkan teknik-teknik ini,

but different vocal signatures demand different physical preparation.

tetapi ciri vokal yang berbeda butuh persiapan fisik yang berbeda.

A Wagnerian singer needs to build up stamina

Seorang penyanyi Wagnerian harus membangun stamina

to power through the composer’s four-hour epics.

untuk menyanyi selama empat jam pertunjukan epik sang komposer.

Sementara penyanyi bel canto membutuhkan lipatan vokal serba guna

While bel canto singers require versatile vocal folds

to vault through acrobatic arias.

untuk melompat-lompat melalui aria yang akrobatik.

Biology also sets some limits—

Biologi juga menetapkan batasan—

not every technique is feasible for every set of muscles,

tak semua teknik cocok untuk semua set otot,

and voices change as singers age.

dan suara berubah seiring usia penyanyi.

But whether in an opera hall or a shower stall,

Namun baik di gedung opera atau kamar mandi,

these techniques can turn un-amplified voices

teknik ini bisa mengubah suara yang tidak kuat

into thundering musical masterpieces.

menjadi mahakarya musikal yang membahana.