How the Normans changed the history of Europe - Mark Robinson

Translator: Elda Indria Sari Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

In the year 1066,

Pada tahun 1066, 7.000 infanteri dan kesatria Normandia

7000 Norman infantry and knights sailed in warships across the English Channel.

berlayar melintasi Selat Inggris dengan kapal perang.

Their target: England, home to more than a million people.

Sasaran mereka: Inggris, rumah bagi lebih dari satu juta orang.

Theirs was a short voyage with massive consequences.

Pelayaran mereka yang singkat berdampak besar.

And around the same period of time,

Pada sekitar periode waktu yang sama,

other groups of Normans were setting forth all across Europe,

kelompok orang Normandia lain bertolak ke seluruh penjuru Eropa,

going on adventures that would reverberate throughout that continent’s history.

menempuh petualangan yang akan bergaung dalam sejarah benua itu.

So who were these warriors

Jadi siapakah para kesatria ini

and how did they leave their mark so far and wide?

dan bagaimana mereka bisa meninggalkan jejaknya di banyak tempat?

Our story begins over 200 years earlier,

Kisah ini bermula lebih dari 200 tahun sebelumnya

when Vikings began to settle on the shores of northern France

ketika bangsa Viking mulai mendiami pesisir Prancis utara

as part of a great Scandinavian exodus across northern Europe.

sebagai bagian eksodus besar-besaran bangsa Skandinavia ke Eropa utara.

The French locals called these invaders Normans,

Penduduk Prancis menyebut penjajah ini sebagai orang Normandia,

named for the direction they came from.

sesuai asal mereka.

Eventually, Charles, the king of the Franks,

Nantinya, Charles, raja Franka,

negotiated peace with the Viking leader Rollo in 911,

merundingkan perdamaian dengan pimpinan Viking, Rollo, di tahun 911,

granting him a stretch of land along France’s northern coast

dan memberikannya sebidang tanah di sepanjang pesisir utara Prancis

that came to be known as Normandy.

yang kini dikenal sebagai Normandia.

The Normans proved adaptable to their newly settled life.

Bangsa Normandia terbukti dapat beradaptasi dengan kehidupan barunya.

They married Frankish women,

Mereka menikahi wanita Franka,

adopted the French language,

menggunakan bahasa Prancis,

and soon started converting from Norse paganism to Christianity.

dan tak lama beralih dari paganisme Nordik ke agama Kristen.

But though they adapted,

Walaupun sudah beradaptasi,

they maintained the warrior tradition

mereka tetap memegang tradisi kesatria

and conquering spirit of their Viking forebears.

dan jiwa penakluk warisan leluhur Viking mereka.

Before long, ambitious Norman knights were looking for new challenges.

Tak lama, para kesatria Normandia yang ambisius mencari tantangan baru.

The Normans’ best-known achievement was their conquest of England.

Pencapaian bangsa Normandia yang paling terkenal adalah penaklukan Inggris.

In 1066, William, the Duke of Normandy,

Pada tahun 1066, William, Adipati Normandia,

disputed the claim of the new English king, Harold Godwinson.

menentang klaim raja Inggris yang baru, Harold Godwinson.

Soon after landing in England,

Tak lama setelah berlabuh di Inggris,

William and his knights met Harold’s army near the town of Hastings.

William dan para kesatrianya bertemu tentara Harold di dekat kota Hastings.

The climactic moment in the battle

Momen klimaks dalam pertempuran itu

is immortalized in the 70-meter-long Bayeux Tapestry,

diabadikan dalam Permadani Bayeux sepanjang 70 meter,

where an arrow striking Harold in the eye seals the Norman victory.

saat anak panah yang menghunjam mata Harold

menandakan kemenangan Normandia.

William consolidated his gains with a huge castle-building campaign

William memperkukuh kemenangannya dengan kampanye pembangunan kastel besar

and a reorganization of English society.

dan penyusunan ulang tatanan masyarakat Inggris.

He lived up to his nickname "William the Conqueror"

Dia memenuhi julukannya sebagai "William sang Penakluk"

through a massive survey known as the Domesday Book,

lewat survei besar-besaran yang dikenal sebagai Buku Domesday

which recorded the population and ownership

yang mencatat populasi dan kepemilikan

of every piece of land in England.

setiap jengkal tanah di Inggris.

Norman French became the language of the new royal court,

Norman-Prancis menjadi bahasa kerajaan yang baru,

while commoners continued to speak Anglo-Saxon.

sementara rakyat biasa tetap menggunakan bahasa Anglo-Saxon.

Over time, the two merged to give us the English we know today,

Seiring waktu, keduanya bergabung menjadi bahasa Inggris yang kita kenal,

though the divide between lords and peasants can still be felt

walaupun perbedaan antara bangsawan dan rakyat biasa

masih ada dalam pasangan sinonim seperti "cow" dan "beef."

in synonym pairs such as cow and beef.

By the end of the 12th century,

Di akhir abad ke-12,

the Normans had further expanded into Wales,

bangsa Normandia telah memperluas ekspansinya sampai Wales,

Scotland,

Skotlandia,

and Ireland.

dan Irlandia.

Meanwhile, independent groups of Norman knights

Sementara itu, kelompok independen kesatria Normandia

traveled to the Mediterranean,

menempuh perjalanan ke Mediterania

inspired by tales of pilgrims returning from Jerusalem.

karena terilhami kisah kembalinya para peziarah dari Yerusalem.

There, they threw themselves into a tangled mass of conflicts

Di sana, mereka terlibat banyak konflik berbelit-belit

among the established powers all over that region.

antara para penguasa di seluruh wilayah tersebut.

They became highly prized mercenaries,

Mereka menjadi tentara bayaran berharga tinggi,

and during one of these battles,

dan dalam salah satu pertempuran,

they made the first recorded heavy cavalry charge with couched lances,

mereka memakai serangan kavaleri dengan ganjur untuk pertama kalinya,

a devastating tactic that soon became standard in medieval warfare.

taktik efektif yang kelak menjadi standar dalam perang abad pertengahan.

The Normans were also central to the First Crusade of 1095-99,

Bangsa Normandia juga berperan penting dalam Perang Salib Pertama tahun 1095-99,

a bloody conflict that re-established Christian control

konflik berdarah yang memulihkan kuasa kaum Nasrani

in certain parts of the Middle East.

di beberapa wilayah Timur Tengah.

But the Normans did more than just fight.

Namun bangsa Normandia tak hanya bertarung.

As a result of their victories,

Sebagai hasil kemenangannya,

leaders like William Iron-Arm and Robert the Crafty

pemimpin semacam William si Tangan Besi dan Robert yang Cerdik

secured lands throughout Southern Italy,

menguasai tanah di sepanjang wilayah Italia Selatan,

eventually merging them to form the Kingdom of Sicily in 1130.

dan menyatukannya menjadi Kerajaan Sisilia pada tahun 1130.

Under Roger II,

Di bawah pimpinan Roger II,

the kingdom became a beacon of multicultural tolerance

kerajaan itu menjadi standar toleransi multibudaya

in a world torn apart by religious and civil wars.

di dunia yang terpecah akibat perang agama dan perang saudara.

Muslim Arab poets and scholars served in the royal court

Penyair dan cendekiawan Muslim Arab mengabdi di kerajaan

alongside Byzantine Greek sailors and architects.

bersama para pelaut dan arsitek Yunani Bizantium.

Arabic remained an official language along with Latin, Greek, and Norman French.

Bahasa Arab tetap jadi bahasa resmi dengan bahasa Latin, Yunani, dan Norman-Prancis.

The world’s geographical knowledge was compiled in The Book of Roger,

Pengetahuan geografis dunia dikompilasi dalam Kitab Roger,

whose maps of the known world

yang peta dunianya

would remain the most accurate available for 300 years.

tetap menjadi yang paling akurat selama 300 tahun.

And the churches built in Palermo combined Latin-style architecture,

Gereja di Palermo menggabungkan arsitektur bergaya Latin,

Arab ceilings,

langit-langit bergaya Arab,

and Byzantine domes,

dan kubah Bizantium,

all decorated with exquisite golden mosaics.

seluruhnya dihiasi oleh mozaik emas yang indah.

So if the Normans were so successful, why aren’t they still around?

Jika bangsa Normandia begitu berjaya, kenapa mereka tak ada lagi?

In fact, this was a key part of their success:

Justru, di sinilah letak kejayaan mereka:

not just ruling the societies they conquered,

mereka tak hanya memerintah masyarakat yang ditaklukkan,

but becoming part of them.

tetapi menjadi bagian dari mereka.

Although the Normans eventually disappeared as a distinct group,

Walaupun bangsa Normandia akhirnya lenyap sebagai kelompok berbeda,

their contributions remained.

kontribusi mereka tak akan hilang.

And today, from the castles and cathedrals that dot Europe’s landscape

Saat ini, mulai dari kastel dan katedral yang bertebaran di Eropa

to wherever the English language is spoken,

sampai di mana pun bahasa Inggris digunakan,

the Norman legacy lives on.

warisan bangsa Normandia terus berlanjut.