The fall of the House of Cadmus - Iseult Gillespie

Translator: zahra putri Reviewer: Regina Gunadi

When Cadmus walked the earth,

Ketika Cadmus berjalan menyusuri bumi,

just a few generations separated him from his divine ancestors.

hanya beberapa generasi yang memisahkannya dari para leluhurnya.

From atop Mount Olympus, they scrutinized and meddled with mortals like himself.

Dari puncak Gunung Olympus, mereka mengamati dan mencampuri

urusan manusia biasa sepertinya.

Cadmus was a skilled warrior and heir to the Phoenician throne.

Cadmus adalah prajurit yang terampil dan pewaris takhta Fenisia.

But he wouldn't stay in the gods' favor for long.

Namun ia tidak akan bertahan lama dalam karunia para dewa.

First, Zeus coveted Cadmus' sister, Europa.

Awalnya, Zeus mendambakan saudara perempuan Cadmus, Europa.

So, he snuck into the palace garden in the form of a bull and stole her away.

Jadi, dia menyelinap ke taman istana dalam wujud banteng dan menculiknya.

Their father tasked Cadmus and his men with the impossible duty

Ayah mereka memberi Cadmus dan pasukannya tugas yang mustahil

of bringing Europa back.

untuk membawa Europa kembali.

Cadmus journeyed to the sacred Oracle of Delphi to plead for help,

Cadmus berkelana ke tempat peramal suci dari Delphi untuk meminta bantuan,

where he was told to find and follow a sacred, wild cow.

di mana ia diperintahkan untuk menemukan dan mengikuti seekor sapi liar yang suci.

At the spot where the cow rested, he was to found a new city.

Di tempat sapi itu beristirahat, dia akan menemukan sebuah kota baru.

Cadmus and his men did as the oracle said,

Mereka melakukan seperti yang dikatakan si peramal,

then ventured into the nearby forest for supplies.

lalu menjelajahi hutan terdekat untuk mencari persediaan.

But a giant serpent soon appeared.

Tapi seekor ular raksasa muncul.

It choked some of Cadmus' men and blasted others with venom.

Ia mencekik beberapa anak buah Cadmus dan menyerang yang lain dengan racun.

Cadmus leapt into action, hurled his javelin,

Cadmus beraksi, melontarkan tombaknya,

and pinned the snake to a tree.

dan menancapkan ular itu ke pohon.

Without knowing it, he had just slain Ares', the god of war's, precious serpent—

Tanpa sadar, dia baru saja membunuh ular berharga milik Ares, dewa perang—

and sealed tragedy into his own fate along with it.

dan menyegel tragedi ke dalam takdirnya sendiri dengan itu.

Suddenly, a disembodied voice boomed:

Tiba-tiba, sebuah suara tanpa wujud terdengar:

"You too shall be a serpent to be gazed on."

“Kau pun harus menjadi ular yang ditatap.”

Taking pity on the prince,

Merasa kasihan pada sang pangeran,

the goddess Athena instructed Cadmus to till the earth

dewi Athena memerintahkan Cadmus untuk membajak tanah

using the serpent's teeth.

menggunakan gigi ular.

As he nestled its fangs into the soil,

Saat dia menancapkan taringnya ke dalam tanah,

a band of warriors sprouted from the ground.

sekelompok prajurit muncul dari tanah.

Together, they built the magnificent city of Thebes.

Bersama-sama, mereka membangun kota Thebes yang megah.

And eventually, Cadmus fell in love with Harmonia,

Dan akhirnya, Cadmus jatuh cinta pada Harmonia,

daughter of Ares and Aphrodite, and the two married.

putri Ares dan Aphrodite, dan keduanya pun menikah.

As years passed, and his city and family grew,

Seiring waktu berlalu, dan kota serta keluarganya berkembang,

hope that all strife might be forgotten between Cadmus and the gods

harapan bahwa semua pertikaian antara Cadmus dan para dewa bisa dilupakan

glimmered briefly.

sekilas muncul.

But, soon enough, his family's luck began souring once more.

Namun, tak lama kemudian, nasib keluarganya kembali memburuk.

Tragedy struck when Cadmus' grandson, Actaeon,

Tragedi melanda ketika cucu Cadmus, Actaeon,

was tracking a stag in the forest with his hunting hounds.

sedang melacak seekor rusa di hutan dengan anjing pemburunya.

The young man unwittingly infringed on the sacred grove of Artemis,

Tanpa disadari, pemuda itu memasuki hutan suci Artemis,

goddess of the hunt, as she was bathing.

dewi perburuan, saat dia sedang mandi.

Artemis punished Actaeon, transforming him into a skittish stag.

Artemis menghukum Actaeon, mengubahnya menjadi rusa yang penakut.

And in this form Actaeon's own hounds could no longer distinguish him

Dan dalam wujud ini, anjing-anjing Actaeon tidak bisa lagi membedakannya

from the object of the hunt— and they went in for the kill.

dengan objek buruan— dan mereka pun membunuhnya.

Then, Zeus visited again—

Kemudian, Zeus berkunjung lagi—

this time taking advantage of Semele, one of Cadmus' four daughters.

kali ini memanfaatkan Semele, salah satu dari empat putri Cadmus.

When Zeus' wife Hera learned that he'd been unfaithful yet again

Ketika istri Zeus Hera mengetahui bahwa dia lagi-lagi tidak setia

and that Semele was pregnant,

dan bahwa Semele hamil,

she tricked Zeus into revealing himself to Semele in his divine form.

dia menipu Zeus untuk mengungkapkan dirinya kepada Semele dalam wujud dewanya.

But even the feeblest of his thunderstorms was too much for a mortal to witness,

Tetapi bahkan petirnya yang paling lemah sekalipun

terlalu berat untuk disaksikan oleh manusia biasa,

and Semele perished.

dan Semele pun binasa.

Zeus managed to save their unborn child, who grew into Dionysus, god of wine.

Zeus berhasil menyelamatkan anak mereka yang belum lahir,

yang tumbuh menjadi Dionysus, dewa anggur.

His wild, revelrous rituals drew devoted followers.

Ritualnya yang liar dan meriah menarik pengikut yang setia.

But they eventually got out of hand.

Namun mereka akhirnya menjadi tidak terkendali.

Pada satu kesempatan, dua dari empat putri Cadmus,

On one occasion, two of Cadmus' four daughters,

Agave and Autonoë— Dionysus' own aunts—

Agave dan Autonoë— bibi Dionysus sendiri—

had a hallucinatory fit and killed Agave's own son,

berhalusinasi dan membunuh putra Agave sendiri,

believing he was a lion.

mengira bahwa dia adalah seekor singa.

Next, Hera targeted the family again.

Kemudian, Hera kembali mengincar keluarga itu.

Alongside the Furies, the goddesses of vengeance,

Bersama Furies, para dewi pembalasan,

she cursed Cadmus' fourth daughter, Ino,

dia mengutuk putri keempat Cadmus, Ino,

with an intolerable madness that drove her into the sea.

dengan kegilaan yang tak tertahankan yang mendorongnya ke laut.

Besieged by bad luck and overcome with grief,

Diliputi oleh nasib buruk dan kesedihan,

Cadmus and Harmonia wandered the wilderness.

Cadmus dan Harmonia mengembara di hutan belantara.

They considered the many tragic turns their lives had taken—

Mereka memikirkan hal-hal tragis yang telah terjadi dalam hidup mereka—

which Cadmus traced back to the time he killed the serpent.

yang Cadmus telusuri kembali ke saat dimana ia membunuh ular itu.

Realizing that the animal could have been sacred

Menyadari bahwa hewan tersebut mungkin saja suci

and that his act might have incited the unabating wrath of the gods,

dan tindakannya mungkin telah menyulut kemarahan para dewa yang tak kunjung reda,

Cadmus prayed to recompense his error.

Cadmus pun berdoa untuk menebus kesalahannya.

Suddenly, he felt his body change and he embraced Harmonia.

Tiba-tiba, dia merasakan tubuhnya berubah dan dia memeluk Harmonia.

The two melted to the ground and shed their human skins,

Keduanya melebur ke tanah dan kulit manusia mereka terkelupas,

until finally, two snakes were left coiled in the field.

sampai akhirnya, tersisa dua ular bergelung di tanah.

Cadmus' debt was at last repaid—

Hutang Cadmus pun akhirnya terbayar-

to the snake he slayed in a desperate moment,

kepada ular yang ia bunuh di tengah keputusasaan,

and to the gods, who guarded their grudges

dan kepada para dewa, yang menyimpan dendam mereka

and dispensed of their punishments liberally.

dan memberi hukuman dengan murah hati.