The most colorful gemstones on Earth - Jeff Dekofsky

Translator: Mutia Bida Reviewer: Reno Kanti Riananda

On an auspicious day in November of 1986,

Pada suatu hari yang penuh harapan di bulan November 1986,

5 Australian miners climbed Lunatic Hill—

Lima penambang Australia mendaki Bukit Lunatic—

so named for the mental state anyone would be in to dig there.

diberi nama sesuai dengan kondisi mental yang dialami orang yang menambang di sana.

While their competitors searched for opals at a depth of 2 to 5 meters,

Pada saat para kompetitornya mencari opal di kedalaman dua sampai lima meter,

the Lunatic Hill Syndicate bored 20 meters into the earth.

Sindikat Bukit Lunatic mengebor sejauh 20 meter ke dalam tanah.

And for their audacity, the earth rewarded them

Karena keberanian mereka, Bumi pun menghadiahi mereka

with a fist-sized, record breaking opal.

dengan opal seukuran kepalan tangan yang memecahkan rekor.

They named it the Halley’s Comet opal,

Mereka menamakannya Opal Komet Halley,

after the much larger rocky, icy body flying by the earth at that time.

berdasarkan batuan yang jauh lebih besar, yang terbang melintasi Bumi kala itu.

The Halley’s Comet opal is a marvel, but its uniqueness is, paradoxically,

Opal Komet Halley adalah sebuah mukjizat, tetapi keunikannya, anehnya,

the most usual thing about it.

adalah hal yang paling biasa.

While diamonds, rubies, emeralds, and other precious stones

Pada saat berlian, rubi, zamrud dan batu permata lainnya

are often indistinguishably similar,

sering kali terlihat serupa,

no two opals look the same,

tidak ada opal yang serupa,

thanks to a characteristic called "play of color."

berkat karakteristiknya yang disebut "permainan warna".

This shimmering, dazzling, dancing display of light

Cahaya mengkilap dan menyilaukan yang tampak menari-nari ini

comes about from a confluence of chemistry, geology, and optics

dihasilkan dari sebuah ikatan kimia, geologi, dan optik

that define opals from their earliest moments, deep underground.

yang membentuk opal dari momen pertama mereka, jauh di bawah tanah.

It’s there that an opal begins its life as something surprisingly abundant: water.

Di sanalah opal memulai hidupnya sebagai sesuatu yang ternyata umum: air.

Trickling down through gaps in soil and rock,

Menetes turun melalui celah di antara tanah dan bebatuan,

water flows through sandstone, limestone, and basalt,

air mengalir melalui batuan pasir, batuan kapur, dan batuan basal,

picking up a microscopic compound called silicon dioxide.

sambil menyerap senyawa mikroskopis yang disebut silikon dioksida.

This silica-enriched water enters the voids inside pieces of volcanic rock,

Air yang kaya akan silika itu masuk ke ruang di dalam batuan vulkanik,

prehistoric river beds, wood and even the bones of ancient creatures.

dasar sungai prasejarah, kayu, dan bahkan tulang belulang dari makhluk purba.

Gradually, the water starts to evaporate,

Sedikit demi sedikit, air pun mulai menguap,

and the silica-solution begins forming a gel,

dan larutan silika mulai menjadi gel,

within which millions of silica spheres form layer by layer

di dalamnya terdapat jutaan bola silika yang membentuk lapisan demi lapisan

as a series of concentric shells.

secara terus menerus dan menjadi sebuah kerangka konsentri.

The gel ultimately hardens into a glass-like material,

Gel tersebut pada akhirnya mengeras menjadi material yang menyerupai kaca,

and the spheres settle into a lattice structure.

dan bola tersebut pun menjadi sebuah struktur kisi.

The vast majority of the time, this structure is haphazard,

Seringnya, struktur ini tidak beraturan,

resulting in common, or potch, opals with unremarkable exteriors.

yang menghasilkan opal common atau potch, yaitu opal dengan tampilan biasa saja.

The tiny, mesmerizing percentage we call precious opals

Sejumlah kecil persentase yang kita sebut permata opal

have regions where silica beads of uniform size form orderly arrays.

memiliki area di mana bola-bola silika berukuran sama tersusun teratur.

So why do those structures produce such vibrant displays?

Jadi kenapa struktur itu dapat menghasilkan tampilan yang begitu indah?

The answer lies in a principle of wave physics called interference.

Jawabannya terletak pada prinsip gelombang yang dalam fisika disebut interferensi.

For the sake of simplicity,

Sederhananya,

let’s look at what happens when a single color of light—

mari kita simak apa yang terjadi jika satu warna cahaya—

green, with a wavelength of 500 nanometers— hits a precious opal.

hijau, dengan panjang gelombang 500 nanometer— mengenai permata opal.

The green light will scatter throughout the gemstone

Cahaya hijau itu akan terurai ke seluruh permata

and reflect back with varying intensities—

dan dipantulkan kembali dengan intensitas yang beragam—

from most angles suffused, from some entirely dimmed,

dari kebanyakan sudut warnanya rata, dari sebagian sudut warnanya redup,

and others dazzlingly bright.

dan sebagian sudut lainnya amat terang.

What’s happening is, some of the green light reflects off of the top layer.

Yang sebenarnya terjadi adalah, beberapa cahaya itu dipantulkan di lapisan teratas.

Some reflects off of the layer below that.

Ada juga yang dipantulkan di lapisan bawahnya.

And so on.

Dan seterusnya.

When the additional distance it travels from one layer to the next, and back,

Ketika jarak tempuh cahaya dari lapisan ke lapisan dan kembali lagi dijumlahkan,

is a multiple of the wavelength— such as 500 or 1000 extra nanometers—

panjang gelombangnya menjadi kelipatan— seperti ditambah 500 atau 1000 nanometer—

the crests and valleys of the waves match each other.

masing-masing puncak dan lembah gelombang-gelombang itu saling bertepatan.

This phenomenon is called constructive interference,

Fenomena ini disebut dengan interferensi konstruktif,

and it amplifies the wave, producing a brighter color.

yaitu peristiwa penguatan gelombang, yang menghasilkan warna lebih cerah.

So if you position your eye at the correct angle,

Jika kamu memposisikan matamu di sudut yang tepat,

the green light reflecting from many layers adds together.

cahaya hijau yang dipantulkan dari banyak lapisan itu akan bersatu.

Shift the angle just a bit,

Geser sudut pandangmu sedikit saja,

and you change the distance the light travels between layers.

dan artinya kamu mengganti jarak yang ditempuh cahaya.

Change it enough, and you’ll reach a point where the crests match the valleys,

Ubah sudut pandangmu lagi, dan kamu akan membuat puncak bertepatan dengan lembah,

making the waves cancel each other out— that’s destructive interference.

membuat gelombang saling menghilangkan— itulah interferensi destruktif.

Different colors have different wavelengths,

Warna yang berbeda memiliki panjang gelombang berbeda,

which translates to varying distances they have to travel

yang berarti jarak yang ditempuh setiap warna untuk menghasilkan

to constructively interfere.

interferensi konstruktif akan berbeda.

That’s why colors roughly correspond to silica bead sizes.

Itulah sebabnya warna yang dihasilkan bergantung pada ukuran bola silika.

The spaces between 210 nanometer beads are just right to amplify blue light.

Jarak 210 nanometer antar bola adalah jarak tepat untuk menguatkan cahaya biru.

For red light, with its long wavelengths,

Untuk cahaya merah, yang ukuran gelombangnya lebih panjang,

the silica beads must be close to 300 nanometers.

jarak antara bola silika harus mendekati 300 nanometer.

Those take a very long time to form, and because of that,

Peristiwa itu memakan waktu yang lama, karena itulah,

red is the rarest opal color.

merah adalah warna opal yang paling langka.

The differences in the arrangements of the gel lattices

Perbedaan susunan pada kisi-kisi gel

within a particular stone result in a wide range of color patterns—

pada batu tertentu menghasilkan pola warna yang beragam—

everything from broad flash to pin-fire to the ultra-rare harlequin.

mulai dari broad flash, pin-fire sampai yang paling langka, harlequin.

The circumstances that lead to the formation of precious opal

Sejumlah kondisi yang berujung pada pembentukan permata opal itu

are so uncommon that they only occur in a handful of places.

sangatlah jarang, sehingga mereka hanya muncul di beberapa tempat.

About 95% come from Australia,

Sekitar 95% opal berasal dari Australia,

where an ancient inland sea created the perfect conditions.

di mana laut pedalaman tua menjadi kondisi yang sempurna.

It was there that the Halley’s Comet opal formed some 100 million years ago.

Di sanalah Opal Komet Halley terbentuk sekitar 100 juta tahun lalu.

Which raises the question: in the next 100 million years,

Kemudian timbul pertanyaan selanjutnya: 100 juta tahun yang akan datang,

silica-rich water will percolate through the nooks and crannies

air yang kaya silika akan meresap melalui banyak sudut dan celah

of some of the discarded artifacts of human civilization.

dari artefak terbengkalai hasil peradaban manusia.

What opalescent plays of light will one day radiate

Suatu hari, permainan warna seperti apa yang akan terpancar

from the things we forget in the darkness?

dari benda-benda yang kita lupakan dalam kegelapan?