Vultures: The acid-puking, plague-busting heroes of the ecosystem - Kenny Coogan

Translator: Rini Anawati Reviewer: Deera Army Pramana

In the grasslands of Mauritania,

Di padang rumput Mauritania,

a gazelle suffering from tuberculosis takes its last breath.

seekor gazel yang menderita TBC mengembuskan napas terakhirnya.

Collapsing near a small pool,

Ia ambruk di dekat kolam kecil

the animal’s corpse threatens to infect the water.

sehingga bangkainya terancam mencemari air.

But for the desert’s cleanup crew, this body isn’t a problem: it’s a feast.

Tetapi, bagi pasukan pembersih gurun, bangkai ini bukan masalah melainkan pesta.

Weighing up to 10 kilograms

Berbobot hingga 10 kilogram

and possessing a wingspan of nearly 3 meters,

dan memiliki bentang sayap yang hampir 3 meter,

the lappet-faced vulture is the undisputed king of the carcass.

Burung Bangkai Nubian adalah raja bangkai yang tidak diragukan.

This bird’s powerful beak and strong neck

Paruh dan leher kuat burung ini

easily tear through tough hide and muscle tissue,

dengan mudah mengoyak kulit serta jaringan otot yang tebal,

opening entry points for weaker vultures to dig in.

membuka jalan masuk

bagi burung bangkai yang lemah untuk bisa makan.

This colossal competition is too dangerous for the tiny Egyptian vulture.

Kompetisi raksasa ini sangat berbahaya bagi Burung Bangkai Mesir yang kecil.

With a wingspan of only 180 centimeters,

Dengan lebar sayap yang hanya 180 sentimeter,

this vulture migrated to Africa from his family nest in Portugal,

burung bangkai ini bermigrasi ke Afrika dari sarang keluarganya di Portugal,

using thermal updrafts to stay aloft for hours at a time.

memanfaatkan arus panas updrafts untuk tetap melayang selama berjam-jam.

But upon arrival, he finds himself near the bottom of the pecking order.

Tetapi setelah tiba, dirinya berada di urutan terbawah kekuasaan.

Fortunately, what he lacks in size, he makes up for in intelligence.

Untunglah, meski kalah dalam segi ukuran, tidak demikian dengan kecerdasannya.

A short distance away, he spots an unguarded ostrich nest,

Tidak jauh, dia melihat sarang burung unta yang tidak dijaga,

full of immense, but impenetrable eggs.

penuh dengan telur yang sangat besar, tetapi keras.

Using a large rock, he smashes one open for a well-earned meal—

Menggunakan batu yang besar,

dia mecahkan satu telur untuk dijadikan santapan.

though he’ll circle back to the gazelle once the larger birds are gone.

Lalu, dia akan kembali memutari gazel tadi setelah para burung besar pergi.

High above the commotion are Ruppell’s Griffon vultures.

Jauh di atas kericuhan itu, burung bangkai Ruppell’s Griffon.

Soaring at an altitude of over 11,000 meters,

Membubung tinggi di ketinggian lebih dari 11.000 meter.

these birds fly higher than any other animal.

Burung ini terbang lebih tinggi dari binatang lain.

At this height, they can’t see individual carcasses.

Di ketinggian ini, mereka tidak mampu melihat bangkainya.

But the sight of their fellow vultures guides them to the feeding.

Tetapi, adanya kawanan burung bangkai lain menjadi petunjuk menuju makanan mereka.

Their featherless heads help them regulate

Kepala mereka yang botak

membantu mengatasi kenaikan suhu yang tiba-tiba

the sudden rise in temperature as they descend—

saat mereka terbang turun,

and keep them clean as they tear into the decaying gazelle.

dan menjadikan mereka tetap bersih saat mengoyak gazel yang membusuk.

The carcass is stripped clean in hours,

Bangkai itu bersih dalam beberapa jam,

well before the rotting meat infects the water supply.

sebelum daging yang membusuk sempat menginfeksi sumber air.

And the tuberculosis doesn’t stand a chance at infecting the vultures.

Dan penyakit TBC tidak akan berhasil menginfeksi burung bangkai.

These birds have evolved the lowest gastric pH in the animal kingdom,

Burung-burung ini mengembangkan lambung dengan pH terendah dalam Kingdom Animalia,

allowing them to digest diseased carrion and waste without becoming sick.

sehingga mereka bisa mencerna bangkai dan sampah berpenyakit tanpa jadi sakit.

In fact, species like the mountain-dwelling bearded vulture

Bahkan, jenis Burung Bangkai Berjenggot yang tinggal di gunung

have stomachs so acidic,

memiliki perut yang sangat asam,

they can digest most bones in just 24 hours.

sehingga mereka mampu mencerna tulang-tulang hanya dalam 24 jam.

This adaptation helps smaller vultures supplement their diet with dung,

Adaptasi ini membantu burung bangkai kecil melengkapi makanan dengan kotoran,

while larger vultures can consume diseased meat up to 3 days old.

dan burung bangkai besar bisa memakan daging berpenyakit yang sudah 3 hari.

Their acidic stomachs protect them from living animals too:

Perut mereka yang asam juga mampu melindungi mereka dari hewan hidup:

their rancid vomit scares off most predators.

muntahan mereka yang asam menakuti kebanyakan pemangsa.

These stomachs of steel are essential to removing pathogens like cholera,

Perut baja ini sangatlah penting menghilangkan patogen

seperti kolera, antraks, dan rabies dari ekosistem Afrika.

anthrax, and rabies from the African ecosystem.

But while vultures can easily digest natural waste,

Tetapi, meskipun burung bangkai dengan mudah mencerna sampah alami,

man-made chemicals are another story.

bahan kimia buatan manusia adalah cerita yang berbeda.

Diclofenac, a common veterinary drug used to treat cattle in India,

Diklofenak, obat hewan yang biasa dipakai untuk mengobati ternak di India,

is fatal to vultures.

sangat mematikan bagi burung bangkai.

And because local religious beliefs prohibit eating beef,

Dan karena kepercayaan agama setempat melarang memakan daging sapi,

scavengers often consume cattle carcasses.

hewan pemakan bangkai sering memakan bangkai ternak.

Since the 1990s, the drug,

Sejak tahun 1990-an,

diklofenak, ancaman dari tiang listrik, serta kerusakan habitat,

along with threats from electricity pylons and habitat loss,

has contributed to a 95% decline in the region’s vulture population.

telah menyumbang penurunan populasi burung bangkai hingga 95% di kawasan ini.

In nearby Africa, poachers intentionally poison carcasses

Di Afrika, para pemburu dengan sengaja meracuni bangkai

to prevent the birds’ presence from alerting authorities to their location.

untuk mencegah kedatangan burung itu

yang bisa membocorkan lokasi perburuan ke pihak berwajib.

One poisoned carcass can kill over 500 vultures.

Satu bangkai beracun bisa membunuh lebih dari 500 burung bangkai.

Today, more than 50% of all vulture species are endangered.

Saat ini, lebih dari 50% spesies burung bangkai terancam punah.

In regions where vultures have gone extinct,

Di kawasan tempat burung bangkai telah punah,

corpses take three times longer to decay.

bangkai membutuhkan waktu tiga kali lebih lama untuk membusuk.

These carcasses contaminate drinking water,

Bangkai-bangkai ini mencemari air minum,

while feral dogs and rats carry the diseases into human communities.

sementara anjing liar dan tikus yang memakannya

menularkan penyakit ke komunitas manusia.

The Asian and African Vulture Crisis has led to an epidemic of rabies in India,

Krisis burung bangkai di Asia dan Afrika telah menyebabkan wabah rabies di India.

where infections kill roughly 20,000 people each year.

Infeksi ini membunuh sekitar 20.000 orang setiap tahun.

Fortunately, some communities have already realized how important vultures are.

Untungnya, beberapa komunitas telah menyadari pentingnya burung bangkai.

Conservationists have successfully banned drugs like Diclofenac,

Konservasionis telah berhasil melarang penggunaan obat-obatan seperti Diklofenak,

while other researchers are working to repopulate vulture communities

sementara peneliti lain berusaha untuk merepopulasi komunitas burung bangkai

through breeding programs.

melalui program pengembangbiakan.

Some regions have even opened vulture restaurants

Beberapa daerah bahkan membuka restoran untuk burung bangkai,

where farmers safely dispose of drug-free livestock.

tempat para petani dapat dengan aman membuang ternak bebas obat-obatan.

With help, vultures will be able to continue their role

Dengan bantuan, burung bangkai akan tetap melanjutkan tugas mereka

conserving the health of our planet— transforming death and decay into life.

menjaga kesehatan planet kita,

mengubah kematian dan pembusukan menjadi kehidupan.