Why good ideas get trapped in the valley of death— and how to rescue them

Translator: Rabiana Nur Awalia Reviewer: Maria Nainggolan

They’ve passed every test, cleared every hurdle, jumped through every hoop.

Mereka telah lewati setiap tes, selesaikan rintangan, lompati lingkaran.

Now, all that remains is to unleash them on the world.

Sekarang, waktunya meriliskan mereka ke dunia.

But wait— what’s this?

Tunggu, apa ini?

Ah, yes, there’s one more challenge. They must now across the valley of death.

Rupanya, ada satu tantangan lagi.

Sekarang mereka harus melewati lembah kematian.

All new products must pass through here before they reach the market.

Semua produk baru harus lewat sini sebelum pemasaran.

Many never make it out, and sometimes that’s OK—

Banyak yang tidak sampai, dan terkadang itu tidak masalah

if they don’t work, don’t fill a need, or for any number of other reasons.

jika mereka tidak berhasil, tidak memenuhi kebutuhan

ataupun alasan lainnya.

But inventions that could help address massive global issues also face this risk.

Penemuan yang dapat mengatasi masalah tingkat global

juga menghadapi risiko ini.

That’s because a technology’s potential isn’t the only factor

Ini karena potensi teknologi bukanlah faktor utama

that determines whether it will succeed.

yang menentukan keberhasilan.

The valley of death is especially risky for innovations

Lembah kematian sangat berisiko untuk inovasi

involving complex physical objects as opposed to software,

yang berkaitan objek fisik rumit yang berlawanan dengan piranti lunak

and for those in highly regulated industries,

dan mereka yang ada di industri dengan peraturan

like medicine, building materials, and transportation.

seperti obat-obatan, bahan bangunan dan transportasi.

Regulations and other obstacles aren’t inherently bad—

Peraturan dan hambatan lainnya tidaklah buruk

they’re often designed to keep people safe—

mereka sering dirancang untuk keamanan orang-orang

but they do tend to scare off investors,

tetapi cenderung menakuti para investor

and that’s what traps good ideas in the valley of death:

dan itulah yang membuat ide brilian

terperangkap dalam lembah kematian:

their funding dries up before they can become profitable.

pendanaannya habis sebelum menghasilkan keuntungan.

One of the fields where this problem is most pressing today

Salah satu area di mana masalah ini sangat mendesak adalah

is zero-carbon technologies.

teknologi nol karbon.

They’re essential to our future

Mereka penting untuk masa depan kita

because they will help us eliminate greenhouse gas emissions

karena akan mengeliminasi emisi gas rumah kaca

and stabilize our climate.

dan menstabilkan iklim bumi.

But they also have features that make them particularly vulnerable

Namun, mereka memiliki fitur yang membuatnya rentan

in the valley of death.

di dalam lembah kematian.

Let’s look at why that is, and how we can change it.

Mari lihat alasannya, dan bagaimana kita mengubahnya.

All new technologies must go through a development phase

Semua teknologi baru harus melalui fase pengembangan

before they can become profitable.

sebelum mereka menghasilkan keuntungan.

For zero-carbon technologies,

Untuk teknologi nol karbon,

the costs of this phase are high, the timelines are long,

biaya pada fase ini tinggi, pengerjaan tidak sebentar

and, in spite of the good they can do,

dan meskipun ada kebaikan yang diberikan

demand is often low because they can require big changes

permintaannya kadang rendah karena mereka butuh perubahan besar

in both infrastructure and consumer behavior.

dalam infrastruktur dan perilaku konsumen.

For example, electric heat pumps don’t burn fossil fuels and,

Misalnya, pompa panas listrik tidak membakar bahan bakar fosil,

when you factor in savings on energy use,

dan ketika dihitung penghematan penggunaan energi,

are cost-competitive with gas furnaces,

harganya bersaing dengan tungku gas,

but homeowners only change their heating and cooling systems every few decades.

namun pemilik rumah hanya mengganti sistem pemanas dan pendingin

di setiap beberapa dekade.

Direct air capture technologies, meanwhile,

Sementara itu, teknologi penangkapan udara langsung

remove CO2 directly from the atmosphere.

dapat menghilangkan karbon dioksida dari atmosfer dengan instan.

We need these technologies to reach our emissions goals,

Kita membutuhkan teknologi ini untuk mencapai tujuan nol emisi

and several of them have already been proven to work,

dan beberapa diantaranya sudah terbukti berhasil,

but they’re at risk of getting trapped in the valley of death

tapi mereka berisiko terjebak di lembah kematian karena biayanya mahal.

because they're expensive.

This creates a vicious cycle because the best way to lower costs

Ini membuat siklus tak berujung karena cara terbaik untuk menurunkan biaya

is by, well, practicing: making more of a product and refining it.

adalah dengan membuat lebih banyak produk dan menyempurnakannya.

But high initial costs scare off investors,

Tetapi biaya awal yang tinggi menakuti para investor,

and without their money,

dan tanpa uang mereka,

companies can’t continue to develop their technologies—

perusahaan tidak dapat melanjutkan pengembangan teknologi

and can't ultimately decrease costs.

dan pada akhirnya tidak dapat mengurangi biaya.

Fortunately, there’s a way to break this cycle:

Untungnya, ada cara untuk mengakhiri siklus ini:

governments can help close the gap,

pemerintah dapat membantu menutup kesenjangan,

when private investors won’t fund technologies

ketika investor swasta tidak bisa mendanai

with such a high potential for social benefit.

teknologi dengan potensi yang tinggi untuk keuntungan sosial.

This isn’t just theoretical:

Ini bukan hanya teori:

in the 1990s, functioning solar panels existed,

pada tahun 1990-an, panel surya mulai berfungsi

but weren’t widely adopted because of their cost.

namun tidak diadopsi secara luas karena biayanya.

To change this, Germany offered government loans to companies creating solar panels,

Untuk mengubah ini, Jerman menawarkan pinjaman pemerintah

kepada perusahaan yang membuat panel surya,

and legally obligated utility companies

dan secara hukum mewajibkan perusahaan utilitas

to buy electricity produced using renewable energy.

untuk membeli listrik yang dihasilkan oleh energi terbarukan.

The U.S. and China followed suit by financing major solar panel projects.

AS dan Tiongkok mengikutinya dengan membiayai proyek besar panel surya.

The cost of solar has dropped almost 90% since 2009,

Biaya solar telah turun hampir 90% sejak 2009,

making it much easier to adopt.

membuatnya lebih mudah untuk diadopsi.

A similar thing happened for wind energy:

Hal serupa terjadi dengan energi angin:

during the oil crisis of the 1970s, Denmark invested in wind power

selama krisis minyak tahun 1970-an, Denmark berinvestasi dalam tenaga angin

and started taxing winds’ fossil fuel-based competitors.

dan membebani pajak untuk kompetitor berbasis bahan bakar fosil.

Other countries took similar steps,

Negara lainnya mengambil langkah serupa,

and as more wind power was generated worldwide,

dan lebih banyak tenaga angin yang dihasilkan di seluruh dunia,

the costs of this technology dropped dramatically.

sehingga biaya teknologi ini turun drastis.

These success stories tell us that government initiatives work—

Kisah sukses ini memberi tahu kita bahwa inisiatif pemerintah berhasil

initiatives like boosting spending on research and development,

seperti meningkatkan pengeluaran pada penelitian dan pengembangan,

offering tax and loan incentives to startups

menawarkan insentif pajak dan pinjaman kepada startup

that want to develop zero-carbon technologies

yang ingin mengembangkan teknologi nol karbon

and consumers who want to buy them, and putting a price on carbon emissions.

dan konsumen yang ingin membelinya dan menaruh harga pada emisi karbon.

We need governments to do what they did for solar and wind

Pemerintah perlu langkah serupa

seperti pada solar dan tenaga angin

for many more innovations.

untuk banyak inovasi lainnya.

At the end of the day, ideas and inventions alone

Pada akhirnya, ide dan penemuan saja

can’t solve our most daunting problems—

tidak dapat memecahkan masalah tersulit kita,

policies and markets have to be shaped

kebijakan dan pasar harus dibentuk

so the most promising technologies can succeed.

agar teknologi yang paling menjanjikan dapat berhasil.