Robert A. Belle: The emotions behind your money habits | TED

Transcriber:

Translator: Devina Christiana Reviewer: Maria Nainggolan

I am an accountant with a numbers problem.

Saya seorang akuntan yang punya masalah dengan angka.

I mean, I'm good with numbers and using them to report what's happening,

Maksudnya, saya jago dengan angka dan membuat laporan tentang apa yang terjadi,

but I'm also concerned with the full story behind those numbers,

namun saya juga khawatir dengan cerita lengkap dibalik angka-angka itu,

the part that gets lost in translation,

bagian yang tidak terlihat,

the part that numbers can't quite tell,

bagian yang tidak dijelaskan oleh angka-angka tersebut,

the story that goes deeper

cerita yang lebih mendalam

than mere strategies for saving and earning money.

daripada sekedar stategi untuk menabung dan menghasilkan uang.

And without that story, I don't think I'm doing my job well.

Dan tanpa cerita itu, saya rasa saya tidak melakukan pekerjaan saya dengan baik.

That's why I've dedicated my career

Karena itulah saya mendedikasikan karir saya

to figuring out how my work as an accountant

untuk menemukan bagaimana karirku sebagai seorang akuntan

can tell stories about people,

dapat bercerita tentang orang,

stories that will ultimately help them improve their lives.

cerita-cerita yang pada akhirnya membantu meningkatkan taraf hidup mereka.

Let me explain.

Biar saya jelaskan.

It all started when someone told me, "You're obsessed with chocolate."

Semuanya bermula ketika seseorang berkata kepada saya, “Kamu kecanduan cokelat.”

And I was like, "What? No, I'm not."

Dan saya merasa, “Masa sih? Saya tidak begitu.”

But then I wondered, could I be in denial about my own obsession?

Namun saya bertanya-tanya, mungkinkah saya dalam penyangkalan tentang obsesi saya?

Was I actually spending a lot of money on chocolate but blind to it?

Apakah saya menghabiskan banyak uang membeli cokelat tapi tidak menyadarinya?

Well, here was a chance for me to test this theory.

Baiklah, inilah kesempatan saya untuk menguji teori ini.

Using my accountant lens,

Dengan perspektif saya sebagai akuntan,

off I went tracking my spending on chocolate --

mulailah saya mendaftar semua pengeluaran saya untuk cokelat--

and there it was,

dan terlihat jelas,

my love for chocolate.

kecintaan saya untuk cokelat.

I was spending about 50 dollars a month on chocolate,

Saya menghabiskan sekitar 50 dollar setiap bulan hanya untuk cokelat

especially in months when I was overstressed

khususnya di bulan-bulan saat saya banyak tekanan

and months when I was overjoyed.

dan bulan-bulan saat saya sangat gembira.

Analyzing my expenses helped me to understand

Menganalisa pengeluaran membantu saya memahami

that I had an emotional pattern where when I'm struggling or celebrating,

bahwa ada pola emosional dimana saat saya sedang susah atau senang,

I binge on chocolate.

Saya makan banyak cokelat.

I had struggled with my weight for a very long time

Sudah lama saya memiliki masalah berat badan

and I was convinced that my diet was not the problem.

dan saya sebelumnya yakin bahwa asupan makanan saya bukan penyebabnya.

I was convinced that it was my lack of effort in exercise,

Saya yakin bahwa kurangnya niat saya berolahraga adalah alasannya,

and certainly not chocolate.

dan tentunya pasti bukan karena cokelat.

Tracking my spending on chocolate, though,

Melacak pengeluaran saya untuk coklat,

helped me realize that I was afraid of facing myself in the mirror,

membuat saya sadar bahwa ibaratnya saya takut melihat diri saya di cermin,

literally and figuratively,

ibaratnya dan juga secara harafiah,

and that I lack the courage to deal with the real problem, my diet.

dan bahwa saya takuti untuk menghadapi masalah yang nyata, yaitu pola makan saya,

So I continued to exercise,

Jadi saya tetap berolahraga,

but devoted less time to it

meskipun waktunya lebih singkat

and instead shifted my focus and energy towards developing a more healthful diet.

dan saya mengalihkan fokus dan energi ke mengembangkan pola makan yang lebih sehat.

That year I lost 50 pounds.

Tahun itu berat badan saya turun 50 pound.

Our relationship with money represents our relationship with life.

Hubungan kita dengan uang mencerminkan hubungan kita dengan kehidupan.

The accounting of my own chocolate behavior

Menghitung pengeluaran saya tentang cokelat

told me the story of my own denial.

membuka mata saya tentang penyangkalan saya selama ini.

I realized that perhaps I could also help my clients

Saya sadar bahwa saya mungkin dapat membantu klien-klien saya

see what they were overlooking in their own lives

melihat apa yang mereka abaikan dalam kehidupan mereka

and help them realize their own emotional patterns

dan membantu mereka menyadari pola-pola emosi yang mereka miliki

through their tracking and spending of their expenses.

dengan melacak pengeluaran yang mereka lakukan.

So I started to pay close attention to the story behind my clients' expenses

Jadi saya mulai memperhatikan cerita dibalik pengeluaran klien saya

that may be hidden to them.

yang mungkin tidak mereka sadari.

One of my clients, a critical care nurse,

Salah satu klien saya, seorang perawat UGD,

was convinced that her personal budget was reasonable

yakin bahwa anggarannya proporsional

and expenses justifiable.

dan pengeluarannya sudah benar.

She had struggled to build up her savings

Dia kesulitan untuk mengumpulkan tabungan

and I noticed that she had minimal records of her expenses.

dan saya perhatikan dia jarang mencatat pengeluarannya,

I suggested to her that her lack of savings

Saya menyampaikan kepadanya bahwa tabungannya yang kecil

could be due to more than just a gap in her financial knowledge

bisa jadi karena kurangnya finasial literasi

and offered to help identify the problem.

dan menawarkan untuk membantu menemukan masalahnya

I encouraged her to start tracking and charting her expenses.

Saya mendorong dia untuk mulai mendaftar dan memetakan pengeluarannya.

After a few months, her financial records revealed

Setelah beberapa bulan, laporan keuangannya menunjukkan

that most of her spending was on expensive clothing and shoes.

bahwa sebagian besar pengeluarannya untuk membeli baju dan sepatu mahal.

As we sat together, she was genuinely surprised

Saat kita duduk bersama, dia sungguh terkejut

to see just how much of her budget was going towards fashion.

melihat seberapa banyak anggaran yang dihabiskan untuk gaya berpakaian saja.

She remarked, "Wow, these are impulsive purchases, aren't they?

Dia berkomentar. “Wow, semua ini saya beli secara impulsif kan?

I guess I didn't realize that."

Saya rasa saya tidak menyadarinya.”

She analyzed further and realized that she was buying clothes

Dia menganalisa lebih jauh dan menyadari bahwa dia membeli baju

in an attempt to impress and appear successful to her friends.

karena berusaha membuat kagum dan terlihat sukses ke teman-temannya

And also when her confidence was low, buying clothes temporarily boosted it.

Dan ketika rasa percaya dirinya rendah, membeli baju untuk sesaat meningkatkannya.

She told me that buying clothing was her attempt

Dia memberi tahu saya bahwa membeli baju adalah caranya

to find meaning in life and feel valued.

untuk memaknai hidup dan merasa dihargai.

She sighed, and she set a goal for herself and her finances.

Dia mendesah, dan dia menentukan sebuah tujuan untuk diri dan keuangannya.

Six months later, she called me to tell me she had saved a bunch of money

Enam bulan kemudian, dia menelepon saya dan berkata dia telah menghemat banyak

by reducing her spending on shopping

dengan cara mengurangi pengeluaran belanjanya

and instead choosing to exercise when she felt the urge to shop.

dan lebih memilih berolahraga ketika ada godaan untuk belanja.

She's much happier around her friends.

Dia merasa lebih bahagia bersama teman-temannya.

Three years later, home ownership is on the horizon.

Tiga tahun kemudian, kepemilikan rumah sudah direncanakan.

Sometimes, though,

Namun terkadang,

charting expenses may not reveal something specific,

memetakan pengeluaran mungkin tidak menunjukkan sesuatu secara spesifik.

as a chocolate addiction or shopping problem,

seperti kecanduan cokelat atau masalah dengan belanja,

but what it reveals can be just as valuable.

namun apa yang ditunjukkan tetap sama berharganya.

A marketing strategist and upcoming musician

Seorang ahli strategi pemasaran dan calon musisi

needed help with her taxes.

membutuhkan bantuan dengan pajaknya.

When I met with her, I immediately took note of the fear in her face

Ketika saya berjumpa dengannya, langsung terlihat ketakutan di wajahnya

as she looked through her records and expenses.

saat dia melihat keseluruhan laporan keuangan dan pengeluarannya.

I checked in with her and she expressed to me

Saya bertanya kepadanya dan dia memberi tahu saya

that some things in her life didn't quite seem to work out,

bahwa beberapa hal di kehidupannya tidak berjalan lancar,

including her relationships.

Termasuk juga hubungan-hubungannya.

She was afraid of facing how much money she was about to lose after taxes.

Dia takut melihat berapa banyak uangnya yang hilang setelah terkena pajak.

As we continued talking about her finances,

Selagi kami berbicara tentang keuangannya,

she started to notice a connection between her fear of losing money

dia mulai memperhatikan sebuah koneksi antara ketakutannya kehilangan uang

and her fear of losing relationships.

dan ketakutannya putus hubungan.

She went on to tell me that she was afraid of committing to anyone

Dia lanjut bercerita bahwa dia takut untuk berkomitmen ke siapa saja

because she didn't want to get hurt.

karena dia tidak ingin terluka.

She expressed that she had not been close to anyone in over seven years

Dia mengaku bahwa sudah tujuh tahun lebih dia tidak dekat dengan siapapun

because she feared failure.

karena dia takut hubungannya gagal.

And maybe she might have an avoidance strategy

Dan mungkin saja dia punya strategi untuk menghindari

around both her money and her relationships.

berhadapan dengan kondisi keuangan dan hubungannya.

It's been six years since I first help her chart her finances,

Sudah enam tahun sejak pertama kalinya saya membantu dia memetakan keuangannya,

and she's still consistently keeping up with her spreadsheet.

dan sampai saat ini dia konsisten untuk memantau keuangannya.

As she confronted her personal accounting

Ketika dia berani menghadapi keuanganya

and grew her savings in advance of each tax season,

dan mengembangkan tabungannya di muka setiap musim pajak,

she developed less fear of loss and grew more open to relationships.

ketakutannya akan kehilangan berkurang dan dia lebih terbuka membangun hubungan.

She tells me that she even has the courage

Dia berkata bahwa dia sekarang bahkan berani

to walk away from a relationship when it's not serving her.

untuk meninggalkan sebuah hubungan ketika hubungan tersebut merugikannya.

She recently told me,

Baru saja dia berkata kepada saya,

"My spreadsheet is basically a story of my life's progression

“Laporan keuanganku pada dasarnya adalah cerita perjalanan hidupku

and I can see it through the numbers.”

dan semuanya terpampang dari angka- angka tersebut.”

I believe we can all do this type of audit of our own financial behavior

Saya yakin kita semua bisa mengaudit kebiasaan keuangan kita masing-masing

and that we can learn surprising things about ourselves

dan kita bisa belajar hal mengejutkan tentang diri kita sendiri

through tracking and charting our expenses.

dengan cara melacak dan memetakan pengeluaran kita.

Here's how.

Begini caranya.

Number one, take a look at your bank statement

Pertama, lihatlah mutasi rekening Anda

for the last six months

selama enam bulan terakhir

and categorize the expenses by type

dan kategorikan pengeluaran berdasarkan tipenya

for a more holistic view.

untuk pengamatan sepenuhnya.

For example,

Contohnya,

your spending on shopping versus transport versus entertainment.

bandingkan pengeluaran Anda antara untuk belanja atau transportasi atau hiburan.

Number two, when an expensive pattern emerges,

Kedua, ketika terdapat pola pengeluaran yang tinggi,

see what that pattern says about yourself.

lihat apa yang bisa disimpulkan pola itu tentang diri anda.

Be curious and inquisitive.

Jadilah orang yang ingin tahu dan berani bertanya.

At first, it may not be that obvious,

Awalnya, pola tersebut tidak begitu jelas,

but asking yourself what led you to make that choice in a given moment

namun bertanya pada diri sendiri mengenai alasan dibalik keputusanmu saat itu

can provide some clues.

dapat memberi beberapa petunjuk.

Do you buy pizza every Wednesday night

Apakah Anda membeli pizza setiap Rabu malam?

because that's when you're too tired to cook after a stressful weekly meeting?

karena saat itu Anda terlalu lelah untuk memasak setelah rapat seharian?

Number three, observe if there are any line items

Ketiga, perhatikan jika ada hal

that you are shocked by in terms of value or volume

yang harga atau jumlahnya membuat Anda terkejut

and see what patterns emerge.

dan lihatlah pola apa yang muncul.

For example, did you buy that new smartphone

Contohnya, apakah Anda membeli smartphone baru itu

just before a major function or event

persis sebelum acara penting

so that your friends would notice?

supaya teman-teman Anda memperhatikannya?

Or do you tell yourself you only take taxis late at night,

Atau Anda berkata kepada diri sendiri Anda hanya naik taksi di larut malam,

but then realize that you're taking way more taxes every month

namun kemudian sadar bahwa Anda naik taksi jauh lebih sering tiap bulannya

than you thought?

lebih dari perkiraan Anda?

Are you working late more than you thought?

Apakah Anda kerja lembur lebih sering dari yang dikira?

There's so much that we can learn about ourselves

Banyak hal yang bisa kita pelajari tentang diri kita

if we take the time to look.

jika kita berhenti dan melihat.

And sometimes our money knows us better than we know ourselves.

Dan terkadang uang kita mengenal diri kita lebih baik daripada diri kita sendiri.

Tracking our finances can reveal what we are in denial of,

Melacak keuangan kita dapat menunjukkan hal yang tidak mau kita akui,

our hidden biases,

hal-hal bias yang tersembunyi,

our fears and what might be holding us back.

ketakutan kita dan batu sandungan kita.

Though it can be difficult and uncomfortable

Walaupun sulit dan tidak nyaman

to take a good, hard look at our financial behavior,

untuk mengamati kebiasaan finansial kita dengan sungguh-sungguh,

it can reveal some deep emotional truths.

hal tersebut dapat mengungkap kebenaran emosional yang mendalam.

Some truths that can help us re-evaluate our careers,

Bukti yang dapat membantu kita mengevaluasi karir kita,

our relationships and our priorities.

hubungan kita dan prioritas kita.

So give it a try. The payoff could be huge.

Jadi cobalah hal itu. Imbalannya bisa jadi sangat besar.

Thank you.

Terima kasih.