How Ethics Can Help You Make Better Decisions | Michael Schur | TED

Translator: Kalaivani Kalaivani Reviewer: Maria Nainggolan

I've been a television comedy writer for almost 25 years.

Aku menjadi penulis komedi televisi selama hampir 25 tahun.

I have written sketches and animated shows

Aku telah menulis sketsa dan acara animasi

and sitcoms,

dan juga komedi situasi,

but for the last decade,

tapi di dekade terakhir,

my real passion has been the study of ethics.

kegemaranku yang sebenarnya adalah mempelajari etika.

It's a classic cautionary tale, right?

Kisah peringatan klasik, bukan?

You move to Hollywood,

Kamu pindah ke Hollywood,

you get seduced by the bright lights and the fast cars,

kamu dirayu lampu benderang dan mobil kencang,

dan sebelum kamu sadar,

and before you know it,

kamu sedang membaca filsafat Jerman abad ke-18.

you're reading 18-century German philosophy.

(Laughter)

(Tertawa)

I've always been an intense rule follower.

Aku orang yang selalu patuh pada aturan.

When I was in kindergarten,

Di taman kanak-kanak,

our teacher would tell everyone to line up,

guru kami meminta semuanya untuk berbaris,

and I would immediately line up

dan aku segera berbaris

and then I would look at all the other kids

dan saat aku melihat anak-anak lainnya yang masih berkeliaran,

who were still goofing off,

pikirku, “Apa yang mereka lakukan?”

and I would think, "What are they doing?

Tidakkah mereka dengar guru, dia suruh berbaris,”

Did they not hear her, she said to line up."

I rinsed my mouth with mouthwash for at least 30 seconds every night,

Aku berkumur dengan pencuci mulut selama 30 detik tiap malam,

because on the label, it says "Use for 30 seconds."

karena di labelnya tertulis “Gunakan selama 30 detik.”

I know, I'm irritated by me, too.

Aku tahu, aku juga kesal dengan diriku.

(Laughter)

(Tertawa)

But the real reason that I became interested in ethics

Namun, alasan sebenarnya aku tertarik dengan etika

is because in 2005,

karena pada tahun 2005,

I royally and epically screwed something up.

aku mengacaukan sesuatu dengan sangat buruk.

So, 2005, my wife JJ,

Jadi, di tahun 2005, istriku JJ,

driving along in slow-moving traffic bumps into the guy in front of her.

yang sedang berkendara di macet pelan menabrak mobil pria di depannya.

Police officer looks everything over, doesn't see any damage,

Polisi melihat dengan seksama, dan tidak menemukan kerusakan,

they exchange numbers and they go on their way.

mereka bertukar nomor lalu pergi.

A couple days later,

Beberapa hari kemudian,

we get a notice that the guy wants 836 dollars

kami dapat pesan bahwa pria itu ingin 836 dollar

because, according to him, the entire fender needs to be replaced.

karena, menurutnya, seluruh spakbor harus diganti.

This is happening during Hurricane Katrina.

Kejadian ini terjadi saat Badai Katrina.

JJ and I had just been to New Orleans on a trip,

Aku dan JJ baru saja mengunjungi New Orleans,

we had really fallen in love with this beautiful city,

kami jatuh cinta dengan kota yang cantik itu,

which was now literally under water.

yang saat itu beneran tenggelam.

I was very riled up.

Aku sangat kesal.

This was hitting me really hard.

Hal ini membuatku berduka.

So I went and I looked at the guy's car,

Jadi, aku melihat mobilnya,

and if I got very close,

dan saat aku berdiri dekat sekali

and I strained my eyes,

dan memaksa mataku melihat,

I could just barely see this little line on the crease.

aku hanya hampir bisa melihat garis kecil di lipatan.

It looked like the mark you make with a pencil on the wall

Itu seperti tanda yang kamu buat di dinding dengan pensil

when you're trying to hang a picture.

saat ingin menggantung lukisan.

And I told the guy, essentially, that he shouldn't care about this.

Aku bilang kepadanya, seringkasnya, bahwa dia seharusnya gak mengkhawatirkan ini.

I told him that things like this

Aku bilang padanya, inilah alasan

were why car insurance rates in LA were so expensive.

mengapa biaya asuransi di LA menjadi sangat mahal.

I told him that cars get little dings and dents all the time,

Aku bilang kepadanya, mobil bisa tergores kapan saja

and he was stupid to care about that.

dan dia bodoh untuk memedulikan hal itu.

I told him that there were more important things in life than this,

Aku juga bilang, ada hal yang lebih penting dalam hidup selain ini,

like Hurricane Katrina.

seperti Badai Katrina.

And then I made him an offer.

Lalu, aku membuat penawaran padanya.

I said that I would donate 836 dollars to the Red Cross Katrina relief fund

Aku bilang, aku akan mendonasikan $836 ke dana bantuan Palang Merah Katrina

in his name,

atas namanya,

if he agreed not to file this claim and fix his car.

jika dia setuju untuk tidak menuntut klaim dan memperbaiki mobilnya.

He said he would think it over.

Dia akan memikirkannya, katanya.

So I went back to work,

Aku kembali ke kantor,

and as very confident people want to do,

dan seperti yang ingin dilakukan orang yang sangat percaya diri

I started telling all my friends about how awesome I was being.

aku bercerita kepada teman-temanku betapa menganggumkan aku.

(Laughter)

(Tertawa)

And then they jumped in

Lalu mereka pun ikut

and started pledging more and more money

dan berjanji untuk memberi lebih banyak uang

if this guy would agree not to fix his car.

jika dia setuju tidak memperbaiki mobilnya.

So suddenly, it was 2,000 dollars,

Tiba-tiba, jumlahnya menjadi 2,000 dolar,

then it was 5,000 dollars.

lalu 5,000 dolar.

In like, a day and a half,

Dalam satu setengah hari,

I had pledges from hundreds of people, all across the country,

aku dapat janji dari ratusan orang, dari seluruh penjuru negara,

of more than 25,000 dollars

sebanyak lebih dari 25,000 dolar

if this guy would agree not to file an insurance claim and fix his car.

jika pria ini setuju tidak menuntut klaim asuransi dan memperbaiki mobilnya.

And by the way, he has no idea this is happening.

Dan omong-omong, dia tidak tahu tentang kejadian ini.

He is completely in the dark.

Dia tidak tahu sama sekali.

I started a blog,

Aku membuat sebuah blog,

where I gave people hourly updates -- yeah.

dimana aku memberikan orang kabar baru setiap jam.

(Laughter)

(Tertawa)

It's beginning to dawn on you what a bad idea this is, right?

Kalian mulai mengerti ini ide yang buruk, bukan?

I started a blog, gave people updates,

Aku buat blog, memberikan orang kabar baru,

I got media inquires from news programs, from NPR.

aku mendapatkan perbincangan media dari program berita, dari NPR.

I had a dream of rescuing New Orleans by myself,

Aku memimpikan aku menyelamatkan New Orleans sendirian,

(Laughter)

(Tertawa)

with nothing more than my computer

dengan hanya komputerku

and a fire hose of self-righteous anger.

dan semburan kemarahan yang aku yakin benar.

And then I started to feel sick to my stomach.

Lalu,

aku mulai merasa mual.

And so did JJ, at the exact same moment.

Begitu juga JJ, pada saat yang sama.

We both were suddenly overcome with this awful feeling

Kami tiba-tiba dilandai sebuah perasaan mengerikan;

that there was something very bad and wrong

ada sesuatu yang sangat buruk dan salah dengan apa yang telah kami lakukan,

about what we were doing,

but we could not pinpoint what it was.

tetapi kami tidak tahu apa itu.

I just remember thinking,

Aku hanya ingat aku berpikir,

"Alright, I don't care about cars getting little dings and dents,

“Baik, aku tak peduli tentang mobil lecet dan penyok,

but this guy does.

tapi pria ini peduli.

Is that wrong somehow?

Apakah itu salah?

I don't think that's wrong.

Aku rasa tidak.

And also, is this little, tiny negotiation that we're in

Lalu, apakah negosiasi pendek yang kami lakukan

really worth all of this fury and rage and shame

sepadan dengan amarah dan rasa malu

that I'm whipping up and sending in his direction?

yang aku ciptakan dan kirimkan padanya?

I don't think it is."

Aku rasa tidak.”

So I did what any rational person would do in this situation.

Jadi, aku melakukan hal yang orang waras akan lakukan di situasi seperti ini.

I started crying, and I hid under my bed.

Aku menangis, dan sembunyi di kolong tempat tidur.

(Laughter)

(Tertawa)

And then, I started reading philosophy.

Lalu, aku mulai membaca filsafat.

And I started calling philosophy professors

Aku menelepon para profesor filsafat

and asking them to talk this out with me.

dan meminta mereka untuk mendiskusikan ini dengan aku.

And in the process --

Dan dalam proses ini --

yeah, and they all, by the way, did it,

Iya, dan mereka semua, omong-omong, setuju

because philosophy professors love talking about philosophy.

karena profesor filsafat gemar berbicara tentang filsafat.

The drop of a hat,

Tanpa dorongan,

they will all talk about philosophy with you.

mereka akan berbicara tentang filsafat denganmu.

So in the process,

Jadi, dalam proses ini

I learn all of these incredibly wonderful theories

aku mempelajari semua teori-teori luar biasa ini

that the smartest people who have ever lived

yang telah dikembangkan oleh orang-orang terpintar yang pernah hidup

have developed over the last 2,500 years

selama 2.500 tahun terakhir

that help us make better decisions and become better people.

yang membantu kita mengambil keputusan dan menjadi orang yang lebih baik.

For example, I learned about Immanuel Kant

Contohnya, aku mempelajari Immanuel Kant

and the categorical imperative.

dan imperatif kategoris.

So Kant says, when we're about to do something

Kant berkata, saat kita akan melakukan sesuatu

we have to design a rule or a maxim

kita harus merancang sebuah aturan atau maksim

that we could will to be universal.

yang dapat kita jadikan universal.

Meaning, we have to imagine,

Artinya, kita perlu membayangkan,

what if everyone did what we're about to do,

jika semua orang melakukan apa yang akan kita lakukan,

what would happen to the world?

apa yang akan terjadi dengan dunia?

Would it be OK or would it get all screwed up?

Apakah baik-baik saja atau kacau?

So the maxim I'm designing here is something like,

Maka maksim yang kurancang disini kira-kira sebagai berikut

anytime two people are in any kind of negotiation,

setiap kali dua orang melakukan negosiasi tentang apa pun

one of them can drag into the negotiation

salah satu dari mereka dapat menarik ke dalam negosiasi itu

an entirely unrelated global calamity

sebuah bencana global yang tidak berhubungan sama sekali

(Laughter)

(Tertawa)

and tell the other person

dan berkata kepada yang satunya lagi untuk tidak mempedulikan yang mereka pedulikan

that they shouldn't care about whatever they care about,

because they should care about that instead.

karena seharusnya mempedulikan bencana itu.

That world would suck, right?

Dunia itu parah, bukan?

Like, your sister borrows five dollars from you,

Seperti, adik kamu meminjam lima dolar dari kamu,

you ask for it back,

kamu meminta balik uangnya,

she says, "How dare you care about five dollars

dia berkata, “Kok tega kamu mementingkan lima dolar

when the polar ice caps are melting?"

saat es di kutub lagi meleleh?”

No one wants to live in this world, right?

Tidak ada yang mau seperti itu, bukan?

Kant also says, by the way,

Oh ya, Kant juga berkata,

that you should treat people as ends in themselves,

seharusnya kamu memperlakukan orang sebagai tujuan

and not a means to an end,

dan bukan sarana untuk tujuan,

meaning, you shouldn't use people to get what you want.

artinya, janganlah gunakan orang untuk mencapai keinginanmu.

Well, that's what I was doing.

Yah, itulah yang telah kulakukan.

I also learned about Aristotle and the study of virtue ethics.

Aku juga mempelajari Aristoteles dan studi etika keutamaan.

So Aristotle says there's certain qualities we should all have.

Aristoteles berkata, kita semua memerlukan kualitas-kualitas tertentu.

Things like generosity and courage

Kualitas seperti kemurahan hati dan keberanian

and friendliness and mildness,

dan keramahan dan kesabaran,

and he wants us to practice them every day

dan dia ingin kita melatih kualitas itu setiap hari

so that we not only have them,

agar kita memilikinya

we have them in the exact right amount.

dan memilikinya pada kuantitas yang tepat.

We don't have a deficiency of them,

Kita tidak kekurangan suatu kualitas,

and we don't have an excess of them.

dan tidak juga kelebihan.

Now virtue ethics can be kind of, maddeningly imprecise,

Yah, etika keutamaan bisa agak samar yang menggilakan,

but at the very least, it was pretty clear that I was exhibiting an excess of anger

tetapi paling tidak, sangat jelas bahwa aku menunjukkan kemarahan yang kelebihan

and maybe a deficiency of friendliness.

dan mungkin keramahan yang kekurangan.

I wasn't nailing it, is the point.

Aku gak berjaya, intinya.

Like, I definitely was not getting it exactly right.

Yah, aku pastinya tidak begitu benar dalam hal ini.

Then I learned about utilitarianism,

Lalu aku mempelajari utilitarianisme,

made famous by Jeremy Bentham and John Stuart Mill.

yang dipopulerkan oleh Jeremy Bentham dan John Stuart Mill.

And this one actually gave me a shred of hope

Dan yang ini sesungguhnya memberiku secuil harapan

that I was doing something good,

bahwa aku melakukan sesuatu yang baik,

because utilitarians only care about the results of our actions,

karena utilitarian hanya peduli tentang akibat dari aksi kita,

they only care that we are creating more happiness and pleasure

mereka hanya peduli kita menciptakan lebih banyak kebahagiaan dan kesenangan

dibandingkan penderitaan dan kesengsaraan.

than we are pain and suffering.

So yes, I'm being obnoxious and moralistic,

Yah benar, aku bersikap memuakkan dan moralis,

and I hand it to this guy, causing him some amount of pain,

dan kuarahkan ini pada pria ini, menyebabkan dia sedikit penderitaan,

but an enormous amount of money

tetapi besar-bersaran uang

is going to be given to people in great need.

akan diberikan kepada orang yang membutuhkan.

So the amount of happiness I’m creating

Maka jumlah kebahagiaan yang aku ciptakan

outweighs the amount of pain and suffering.

lebih besar dibandingkan jumlah penderitaan dan kesengsaraan.

But the utilitarians also said

Tetapi utilitarian juga berkata

that when we're calculating the amount of happiness

saat memperhitungkan jumlah kebahagian atau penderitaan yang kita ciptakan,

or pain we've created,

we can't just think about the one person we're dealing with,

kita tidak bisa hanya memikirkan satu orang yang kita hadapi,

we have to think about the fact that everybody in our society

kita harus memikirkan bahwa semua orang di komunitas kita

will now both know this happened

akan mengetahui ini terjadi

and will fear that it could someday happen to them.

dan akan takut suatu hari itu bisa terjadi pada mereka.

And since we've already seen what a terrible, stinky world

Dan karena kita sudah melihat betapa parah dan busuknya dunia

I was trying to create,

yang kucoba ciptakan,

everyone in our society would become a little bit bummed out and sad

semua orang di komunitas kita akan menjadi sedikit terbebani dan sedih

by what I did,

dengan yang kuperbuat,

and so the total amount of pain and suffering I've created

sehingga jumlah penderitaan dan kesengsaraan yang kuciptakan

might actually outweigh the happiness.

bisa jadi melebihi jumlah kebahagian.

Aku sama sekali gak dapat jawaban sederhana, jelas itu,

I never got a straightforward answer, obviously,

because Aristotle never wrote

karena Asristoteles tidak pernah menulis

about, like, fender benders involving horse-drawn carriages

tentang, yah, kecelakaan motor minor yang melibatkan kereta kencana

in ancient Athens.

di Athena kuno.

But at the very least,

Tetapi paling tidak,

it sure felt like Jeremy Bentham

ini terasa seperti Jeremy Bentham

and John Stuart Mill would be a little disappointed in me.

dan John Stuart Mill akan sedikit kecewa padaku.

And it sure felt like Aristotle would be a little annoyed,

Dan tentunya ini terasa seperti Aristoteles akan sedikit kesal

and it sure felt like Immanuel Kant would wave a disapproving finger at me.

dan pastinya terasa seperti Immanuel Kant akan mengibaskanku jari ketidak-setujuan.

And if all of the world's greatest philosophers

Dan jika semua filsuf terhebat di dunia

are on one side of a debate,

berada pada satu sisi di suatu debat

and you are on the other side ...

dan kamu di sisi lain ...

(Laughter)

(Tertawa)

You fucked up, OK.

Kacau. Oke.

(Laughter)

(Tertawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

So I called the guy.

Jadi, aku menelepon pria itu.

Aku minta maaf berulang-ulang,

I apologized profusely,

I told him the entire story.

Aku ceritakan ke dia seluruh ceritanya.

He was very kind and forgiving,

Dia sangat baik hati dan pemaaf,

which was an enormous relief to me.

yang merupakan kelegaan besar untukku.

I told him I had already cut him a check, which was in the mail.

Aku berkata kepadanya, aku telah menuliskannya cek, yang lagi dikirimkan.

I went back to the blog, I told everybody the outcome.

Aku kembali ke blog itu, aku beritakan ke semua orang hasilnya.

Most people, not all, but most of them,

Kebanyakan orang, tidak semua,

thought it was a pretty happy outcome.

menganggap itu hasil yang cukup bahagia.

I encouraged them to give money to the Red Cross anyway,

Aku mengimbau mereka untuk tetap memberi uang ke Palang Merah,

because giving money to hurricane victims is a nice thing to do,

karena memberi uang kepada korban topan adalah hal yang baik,

and in the end,

dan akhirnya,

more than 25,000 dollars was indeed donated

lebih dari 25,000 dolar benaran didonasikan

to the Red Cross Hurricane Katrina relief efforts.

kepada upaya bantuan Palang Merah untuk Topan Katrina.

Ah, jangan tepuk tangan untuk itu,

Don't applaud that,

because that's the happy result of a bad event.

karena itu adalah hasil bahagia dari peristiwa buruk.

So why did this embarrassing, miserable mistake that I made

Jadi mengapa kesalahan memalukan, menyedihkan yang telah kubuat ini

make me want to continue to study moral philosophy?

membuatku ingin meneruskan belajar filsafat moral?

If I told you that you were going to be on Jeopardy,

Jika aku berkata kepadamu bahwa kamu akan masuk Jeopardy,

how would you prepare?

bagaimana kamu bersiap?

You would read some trivia books and flip through a world atlas.

Kamu akan membaca beberapa buku trivia dan membalik-balik atlas dunia.

If I told you that you were going to take a half-court shot

Jika aku berkata kepadamu bahwa kamu akan melakukan lemparan paruh-lapangan

at an NBA game

di suatu pertandingan NBA

for the chance to win 50,000 dollars,

demi peluang memenangkan 50.000 dolar,

how would you prepare?

bagaimana kamu bersiap?

You would get a basketball,

Kamu akan ambil bola basket,

you would go to the YMCA

kamu akan pergi ke YMCA

and you would practice hucking up half-court shots.

dan melatih melempar bola untuk lemparan paruh-lapangan.

Well, you're probably never going to be on Jeopardy.

Yah, kamu mungkin gak akan pernah masuk Jeopardy.

Kamu mungkin gak akan pernah melakukan lemparan paruh-lapangan

You are probably never going to take a half-court shot

di suatu pertandingan NBA

at an NBA game

for a chance to win 50,000 dollars.

demi peluang memenangkan 50.000 dolar,

But you will, I guarantee it,

Tetapi kamu akan,

saya jamin,

at some point,

pada suatu saat,

become embroiled in a complicated,

terlibat di suatu dilema moral yang rumit, membingungkan, buruk, dan menyayat hati.

confusing, ugly, gut-wrenching moral dilemma.

That is just a fact of life on Earth.

Itu adalah fakta kehidupan di Bumi.

There will be a dilemma in which there is no clear rule to follow.

Akan ada dilema dimana aturan jelas yang dapat diikuti tidak ada.

There is only a kind of, vague investigation

Yang ada hanya semacam penyelidikan samar

and everything you do seems like it might be wrong.

dan semua yang kamu lakukan sepertinya salah.

So how do you prepare for that?

Jadi, bagaimana kamu bersiap menghadapi itu?

By reading theories of ethics

Dengan membaca teori-teori etika

and understanding what they say,

dan memahami apa yang dikatakannya,

what they mean,

apa maksudnya,

how they purport to help us make better decisions

bagaimana mereka berencana membantu kita

membuat keputusan dan menjadi orang yang lebih baik.

and become better people.

And by the way,

Dan omong-omong,

just reading these theories is no guarantee

hanya membaca teori-teori ini bukan jaminan

that you will actually make the right choice

kamu akan membuat keputusan yang benar

when you're inside one of these complicated

saat kamu di dalam salah satu dilema yang rumit dan kalut ini.

and tangled ethical dilemmas.

You can take all the practice half-court shots you want

Kamu bisa mengulang-ulang mengambil lemparan paruh-lapangan

at the YMCA,

di YMCA,

but when you set foot on the floor of the NBA arena,

tetapi saat kamu memijak lantai arena NBA,

and there are 15,000 screaming fans,

dan disana ada 15.000 fan menjerit,

you're probably still going to throw up an air ball, right?

kamu mungkin masih bisa meleset sepenuhnya, bukan?

But if you've prepared,

Tetapi jika kamu sudah bersiap,

you will increase your odds of success.

peluang suksesmu akan bertambah.

You will increase the chances that you sink the shot

Kamu akan menambahkan peluang bolanya masuk

or that you at least get the ball close enough to the rim

atau paling tidak kamu membuat bolanya mendekati tepi ring

that you don't embarrass yourself and become a meme.

agar kamu tidak memalukan dirimu sendiri dan menjadi meme.

(Laughter)

(Tertawa)

Understanding ethical theories

Memahami teori-teori etika

is how we increase our chances of success at simply being human beings

adalah cara kita menambahkan peluang kesuksesan kita menjadi sewajarnya manusia

who have to negotiate with other human beings.

yang harus bernegosiasi dengan manusia lain.

And to me, there is nothing more important than that.

Dan bagiku, tidak ada yang lebih penting dari itu.

Terima kasih.

Thank you.

(Tepuk tangan)

(Applause)