4 Ways to Make Hybrid Work Better for Everyone | The Way We Work, a TED series

People keep talking

Translator: Reno Kanti Riananda Reviewer: Rizka Anjani

Orang terus berbicara

about how remote work is part of the future of work.

tentang bekerja jarak jauh adalah bagian dari masa depan.

Well, I have news: that future is here.

Coba tebak? Masa depan itu telah tiba.

Remote and hybrid work are the new reality.

Bekerja jarak jauh serta hibrida adalah realita baru.

And now we have to figure out how to make them work for all of us.

Sekarang kita harus mencari cara agar hal itu berhasil bagi semua orang.

[The Way We Work]

CARA KITA BEKERJA

DIDUKUNG OLEH UPWORK

In March 2020, when the COVID pandemic hit,

Bulan Maret 2020, saat pandemi COVID terjadi,

remote work went into hyperspeed.

bekerja jarak jauh langsung terwujud.

Work routines that were tied to commutes and buildings

Rutinitas pekerjaan terkait komuter dan tempat kerja,

where people shared time and space went away.

tempat orang berbagi ruang dan waktu, lenyap seketika.

Many people wondered

Banyak pertanyaan,

what would become of teamwork, collaboration and productivity?

seperti apa jadinya kerja tim, kolaborasi, dan produktivitas?

They soon found that they could accomplish more at home

Mereka lantas menyadari, lebih banyak hal tercapai saat di rumah

and find the best work-life flexibility of their careers.

dan menemukan fleksibilitas kerja-hidup terbaik sepanjang karir mereka.

Today, the verdict is in.

Saat ini, hal itu menjadi resmi.

Using surveys, polls and meta analyses,

Berdasarkan survei, jajak pendapat, dan analisis meta,

I found that over 70 percent of employees in most global surveys

saya menemukan lebih dari 70% karyawan dalam sebagian besar survei global

want a mix of in-person and remote formats moving forward.

ke depannya menginginkan gabungan pertemuan langsung dan bekerja jarak jauh.

This makes us multimodal workers.

Ini menjadikan kita karyawan multimoda.

What does this mean?

Apa artinya?

It means we have to be awesome in person.

Artinya, kita harus luar biasa saat tatap muka.

We have to be awesome remotely.

Luar biasa saat bekerja jarak jauh.

And we have to be awesome when we’re in hybrid mode.

Dan juga luar biasa saat bekerja dengan mode hibrida.

While that might sound like a lot,

Terdengar sulit,

with some new thinking and new skills,

tetapi dengan cara pikir dan keterampilan yang baru,

we can use the office as one of our many work tools.

kantor hanya salah satu pilihan dari sekian banyak alat bantu kerja.

I've been doing research and advisory work on distributed work

Saya melakukan riset dan jasa konsultansi tentang pembagian kerja

for over 20 years

selama lebih dari 20 tahun

and have spoken with over 300 companies around the world.

dan telah berdiskusi dengan lebih dari 300 perusahaan di seluruh dunia.

Here are four things we know work well.

Ini empat hal yang terbukti berhasil:

First, coordinate anchor days.

Pertama, koordinasikan hari-hari utama.

When we go to the office,

Saat masuk kantor,

let's make sure we overlap with our colleagues and collaborators.

samakan jadwal dengan kolega yang bekerja sama dengan kita.

That’s why we call these “anchor” days.

Itu sebabnya disebut hari utama.

Otherwise, we'll find ourselves in the office with no one around.

Jika tidak, kita hanya akan di kantor sendirian.

No use in gathering at the water cooler if we're the only ones there.

Tak ada gunanya ke kantor jika kita hanya sendirian.

Second, plan spontaneity.

Kedua, rencanakan spontanitas.

In my work,

Di pekerjaan saya,

I've heard over and over again

saya dengar berulang kali

that while people prize the flexibility of hybrid work,

bahwa meskipun orang menghargai fleksibilitas bekerja hibrida.

they long for informal and spontaneous interactions with their colleagues.

mereka merindukan interaksi informal dan spontan dengan kolega mereka.

This is a classic paradox,

Ini paradoks klasik,

but it's quite solvable through what we call structuring unstructured time.

tetapi mudah diselesaikan dengan cara mencadangkan waktu bebas.

One thing to try is to set aside the initial six to seven minutes

Salah satunya dengan menyisihkan 6-7 menit pertama

of an hour-long meeting for informal chat about non-work matters,

dari setiap rapat berdurasi 1 jam untuk diskusi informal di luar pekerjaan,

just to talk or even complain.

untuk mengobrol atau bahkan mengeluh.

You can also ask people the one word

Anda juga dapat bertanya pada orang-orang tentang satu kata

that describes how they're doing, verbally or in chat.

yang menggambarkan kondisi mereka, secara lisan maupun tulisan.

You can have informal contact by scheduling virtual

Anda dapat melakukan kontak informal dengan menjadwalkan

makan siang daring atau tatap muka dengan para kolega,

or in-person lunches with your colleagues,

breaks for coffee, tea or a snack,

istirahat untuk kopi, teh, atau camilan,

bahkan bermain tebak-tebakan untuk mencairkan suasana.

and even happy hour trivia challenge.

If you're a leader,

Jika Anda pimpinan,

you should demonstrate the value of informal talk

Anda harus menunjukkan nilai dari diskusi informal

by initiating it yourself.

dengan menginisiasinya.

Third, use the right tools to communicate.

Ketiga, gunakan perangkat yang tepat untuk berkomunikasi.

The key here is to match our digital tools with our communication objectives,

Kuncinya, menggunakan peralatan digital yang sesuai dengan tujuan komunikasi,

which means we have to mix it up.

yang artinya kita harus bisa memadukannya.

If we have to solve a really complicated problem,

Saat harus memecahkan masalah yang sangat rumit,

the best digital tool to use is one that allows real-time discussion.

perangkat digital terbaik adalah yang bisa mendukung diskusi waktu nyata.

If we need to process complex information,

Saat membutuhkan waktu untuk mencerna informasi yang kompleks,

sending an email might be the best option,

mengirimkan surel mungkin pilihan terbaik,

giving people time to review and absorb the content.

karena memberi waktu orang lain untuk meninjau dan menyerap isinya.

Video can be great

Video bisa jadi pilihan yang baik

when we need our communication to include emotional cues.

saat perlu berkomunikasi dengan menyertakan emosi.

It helps to see someone’s face when discussing tricky topics.

Melihat wajah seseorang saat membahas topik yang sulit dapat membantu.

It also increases immediacy and intimacy. But it can be exhausting.

Ini juga meningkatkan kesegeraan dan kedekatan, tetapi melelahkan.

Many people reporting tech exhaustion, but it doesn't have to be that way.

Banyak orang mengalami kelelahan teknologi, tetapi tak mesti seperti itu.

We need to know when to take a break.

Kita harus tahu kapan harus beristirahat.

For one-on-ones,

Untuk diskusi satu-satu,

try audio and keep the cameras off.

coba gunakan audio dan matikan kamera.

This last takeaway is for management, but it affects all of us.

Poin terakhir ini untuk manajemen, tetapi memengaruhi kita semua.

Commit to the new culture.

Berkomitmen pada budaya baru ini.

Top leaders have to avoid sending mixed messages.

Pimpinan harus menghindari mengirimkan pesan yang campur aduk.

Too many are saying they're all for hybrid

Terlalu banyak yang bilang mendukung bekerja hibrida

while signaling that they prefer everyone to be in the office

tetapi sebenarnya lebih suka jika semua orang hadir di kantor,

or saying, "This conversation is so important,

atau bilang, “Percakapan ini sangat penting,

we should have it in person."

lebih baik bertemu langsung.”

Leaders need to make sure that their words, actions and attitudes

Pimpinan harus memastikan bahwa ucapan, tindakan, dan sikap mereka

are aligned with the hybrid arrangements that they've chosen.

selaras dengan kebijakan hibrida yang mereka pilih.

Consistency between hybrid policies and attitudes

Konsistensi antara kebijakan dan sikap dalam bekerja hibrida

is the only way to build an inclusive hybrid culture for everyone.

adalah satu-satunya jalan untuk membangun budaya hibrida yang inklusif untuk semua.