How do we experience time? - Matt Danzico

Transcriber: Andrea McDonough Reviewer: Jessica Ruby

Translator: Zitta Arlivia Reviewer: Bias Ayu

Hello, humans.

Halo, para manusia.

My name is Matt

Namaku Matt

and for the next several moments,

dan untuk beberapa waktu selanjutnya,

you are going to listen to me.

kamu akan mendengarkanku.

Mwah, ha, ha, ha, ha.

Mwah, ha, ha, ha, ha.

Sorry. I'm just joking.

Maaf. Aku hanya bercanda.

This is my normal voice.

Ini suara normalku.

Have you ever taken direction

Pernahkah kamu menuruti perintah

from a mysterious voice on the computer before?

dari suara misterius di komputer sebelumnya?

No? Perfect!

Belum? Bagus!

I want to try an experiment with you,

Aku ingin melakukan percobaan denganmu,

but I can't tell you what that experiment entails

tapi aku tidak bisa bicara lebih lanjut

because if I do,

karena jika iya,

it won't work.

percobaannya akan gagal.

You'll just have to trust me.

Kamu hanya perlu percaya padaku.

This will all make sense soon,

Ini semua akan segera masuk akal,

hopefully.

semoga saja.

If you're sitting down,

Jika kamu duduk,

stand up from your chair and take a step back.

berdirilah dan ambil satu langkah ke belakang.

In a moment, I'm going to have you twirl around,

Setelah ini, aku akan memintamu untuk berputar

so give yourself a bit of space.

jadi pastikan kamu punya cukup ruang.

Need to move some furniture around?

Perlu memindahkan beberapa perabot?

Take your time.

Silahkan saja.

I'll wait.

Aku akan menunggumu.

On the count of three,

Dalam hitungan ketiga,

you're going to start hopping on one foot.

aku ingin kamu melompat dengan satu kaki.

Are you ready?

Sudah siap?

One,

Satu,

two,

dua,

three!

tiga!

Hop,

Lompat!

hop,

Lompat!

hop,

Lompat!

hop,

Lompat!

hop.

Lompat!

Nice work!

Kerja bagus!

OK, while you're still hopping,

Oke, selagi kamu masih melompat.

I now want you to begin barking like a dog.

Sekarang aku ingin kamu untuk mulai menggonggong seperti anjing.

Ruff, ruff;

Guk guk!

ruff, ruff;

Guk guk!

ruff, ruff.

Guk guk!

Wow, that's quite a bark!

Wow, gonggongan yang hebat!

And a few more.

Sedikit lagi.

Ruff, ruff, ruff.

Guk, guk, guk!

And three,

Tiga,

two,

one,

dua,

satu,

stop!

stop!

Feel free to relax and sit back down.

Silahkan istirahat dan kembali duduk.

Now, I want you think about how much time passed

Sekarang, coba pikirkan berapa lama waktu yang berlalu

between the moment I said, "Go!"

antara saat aku bilang, "Mulai!"

and you began hopping on one foot

dan kamu mulai lompat dengan satu kaki

to the moment I said, "Stop!"

hingga saat aku bilang, "Stop!"

Take a guess.

Coba tebak.

I'm looking for an exact number of seconds or minutes.

Jawablah dengan tepat menit dan detiknya.

Now, with a pen and paper, write that number down.

Sekarang, dengan kertas dan pulpen, tulislah angka tersebut.

All done?

Selesai?

The exact time was actually 26 seconds.

Jawabannya adalah 26 detik.

Did you overestimate?

Apa jawabanmu lebih dari itu?

Chances are that you did.

Kemungkinannya adalah iya.

So, what was the culprit?

Lalu, apa penyebabnya?

The culprit was time perception.

Penyebabnya adalah persepsi waktu.

Although we can make shockingly precise time estimates,

Meskipun kita bisa mengira-ngira waktu dengan tepat,

when we experience something new, unusual, or dynamic,

ketika kita mengalami hal yang baru, tidak biasa, atau dinamis,

seperti melompat dengan satu kaki

like hopping on one foot

while taking instructions from a voice on the computer,

selagi menuruti perintah dari suara di komputer,

atau bahkan melompat dari pesawat,

or, say, jumping out of an airplane,

we often miscalculate how much time has passed.

seringkali kita keliru menghitung waktu yang telah berlalu.

Meaning, if you bungee jump for the first time,

Dengan kata lain, jika kamu terjun lenting untuk pertama kali

your fall to the bottom may seem like it lasted for 10 seconds

kamu akan merasa seakan kamu jatuh dalam 10 detik

while the recorded time may actually show

meskipun waktu aslinya bisa menunjukkan

that the jump only lasted for 5.

bahwa kamu jatuh hanya dalam 5 detik.

The reason for this difference is

Alasan untuk perbedaan ini yaitu

unlike your body's physical drop to the bottom,

berbeda dengan jatuhnya tubuhmu secara fisik,

your brain's perception of time does not follow

persepsi waktu otakmu tidak mengikuti garis lurus

a straight line between two points.

antara dua titik.

Some scientists even believe

Beberapa ilmuwan bahkan percaya bahwa

your brain follows more of a curved path

otakmu mengikuti garis edar yang cenderung melengkung

that is dependent on the amount of information

yang bergantung pada jumlah informasi

you take in as you fall downwards.

yang kamu terima di saat kamu jatuh.

For example, David Eagleman,

Contohnya, David Eagleman,

a neuroscientist at Baylor College of Medicine,

ahli saraf di Baylor College of Medicine,

believes time perception is heavily influenced

percaya bahwa persepsi waktu sangat dipengaruhi oleh

by the number of memories and data

jumlah memori dan data

you record onto your brain.

yang kamu rekam ke otakmu.

When you have a new experience,

Jika kamu mengalami hal baru,

like jumping off a high dive for the first time,

seperti lompat dari ketinggian untuk pertama kali,

your senses are heightened.

kesadaranmu meningkat.

You're taking in more details

Kamu memproses lebih banyak detail

about sights, sounds, and smells

tentang penglihatan, suara, dan bau

than you normally would.

dari biasanya.

And you store more data onto your brain

Dan, kamu menyimpan lebih banyak data ke otakmu

in the form of memories.

dalam bentuk ingatan.

So, the more data you store in your brain,

Jadi, semakin banyaknya data tersimpan di otakmu,

like the smell of chlorine as you leapt from the high dive

seperti bau klorin saat kamu terjun ke kolam

or the color of the water,

atau warna airnya,

semakin lama persepsimu tentang pengalaman itu.

the longer your perception of that experience.

Meaning, the number of memories

Artinya, jumlah ingatan

and data you record on your brain

dan data yang kamu rekam ke otakmu

has a direct impact on how long

memiliki dampak langsung terhadap berapa lama

you believe that experience to have lasted.

kamu mengira pengalaman itu berlangsung.

Have you ever heard a person recount

Apa kamu pernah mendengar cerita orang

what it's like to be in a car accident?

tentang bagaimana rasanya mengalami kecelakaan lalu lintas?

Although automotive accidents typically last seconds,

Meskipun kecelakaan lalu lintas umumnya terjadi dalam hitungan detik,

those involved often say they felt

mereka yang terlibat sering merasa

the accident lasted far longer.

bahwa kecelakaannya terjadi dalam durasi yang lebih lama.

Time perception can also account for

Persepsi waktu juga menjadi penyebab

why your childhood may have seem to have lasted forever.

mengapa masa kecilmu terasa sangat lama.

By adulthood, a year can slip by in a heartbeat,

Saat sudah dewasa, satu tahun bisa berlalu dalam sekejap,

but children record more data onto their brains.

tetapi anak-anak merekam lebih banyak data ke dalam otak mereka.

This occurs because many of the experiences

Hal ini terjadi karena banyaknya hal yang kita alami semasa kecil

we have as children are new and unfamiliar to us.

adalah sesuatu yang baru dan asing bagi kita.

The stack of encoded memories on your brain

Tumpukan ingatan dalam otakmu sangatlah padat

is so dense that reading them back makes you believe

sehingga melihatnya kembali membuatmu percaya bahwa

your experiences must have taken forever.

dibutuhkan waktu yang lama untuk melalui apa yang telah kamu alami.

Additionally, when you're 5 years old,

Selain itu, ketika kamu berumur lima tahun,

one year is 1/5 of your life.

satu tahun adalah 1/5 dari hidupmu.

But, when you're 25, one year makes up 1/25,

Tapi, ketika usiamu 25, satu tahun adalah 1/25 dari hidupmu,

further altering your perception of time.

lagi-lagi mengubah persepsi waktumu.

And, if you're an adult,

Dan, jika kamu orang dewasa,

think about a trip that you may have taken

coba pikirkan tentang perjalananmu

to a far-away land for the first time.

ke tempat yang jauh untuk pertama kali.

Didn't those two weeks you spent exploring your surroundings

Bukankah dua minggu waktu yang dihabiskan untuk berjelajah

seem to have lasted far longer than 14 days?

terasa lebih lama dari 14 hari?

Though time perception is rooted

Meskipun persepsi waktu berakar

in both hard science and theory,

dari sains dan teori,

it provides a great lesson for us

hal itu memberikan pelajaran hebat bagi kita

on how to live our lives.

tentang cara menjalani hidup.

I'm sure you have all heard

Aku yakin kalian pernah

that a person shouldn't sit on a couch

mendengar ucapan tentang

and let life pass them by.

jangan sia-siakan waktu.

Well, time perception tells us why that is.

Persepsi waktu lah yang menjelaskan mengapa demikian.

If you get up and engage with the world

Jika kamu bangun dan berinteraksi dengan dunia

and have new experiences,

dan mendapat pengalaman baru,

and maybe even hop around on one foot

dan mungkin lompat dengan satu kaki

and bark like a dog,

sambil menggonggong seperti anjing,

you will literally perceive your own life

kamu akan menganggap hidupmu

to have lasted for a longer period of time.

berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama.