Gravity vs. Pressure: The battle that formed the universe - Fabio Pacucci

Translator: Rizka Anjani Reviewer: Reno Kanti Riananda

Welcome one and all!

Selamat datang para hadirin!

It’s time to grab your seat for the biggest battle

Inilah waktunya menonton pertarungan terbesar

in the soon-to-be-formed universe.

di semesta yang-segera-terbentuk.

That’s right— the Big Bang is about to go down!

Benar— Big Bang akan dimulai!

In one corner is the force that brings all matter together.

Di sudut sini ada kekuatan yang menyatukan semua benda.

It acts on any particle with mass, and its range is infinite—

Ia bereaksi pada setiap partikel bermassa dan jangkauannya tak terhingga—

give it up for gravity!

sambutlah, gravitasi!

In the other corner, our contender can push matter away

Di sudut sana, penantang kita yang bisa mendorong benda

with spectacular strength.

dengan kekuatan luar biasa.

When the going gets tough, this fighter just gets tougher.

Saat keadaan semakin berat, petarung ini semakin kuat.

That’s right, it’s pressure!

Tepat sekali, inilah tekanan!

Over the next several hundred thousand years,

Lebih dari beberapa ratus ribu tahun kemudian,

these two contenders will be wrestling for the fate of the universe.

dua kompetitor ini akan bertarung untuk menentukan takdir semesta.

That’s right folks, the ripple effects of this historic match

Benar pemirsa, efek riak dari pertandingan bersejarah ini

will shape the structure of the universe as we know it today.

akan membentuk struktur semesta yang kita ketahui saat ini.

But what are these powers fighting over?

Namun, apa yang mereka permasalahkan?

We’ll find out when the Big Bang hits right... now!

Kita akan tahu saat Big Bang bertabrakan... sekarang!

Let’s zoom in for the play-by-play.

Ayo perbesar untuk detail pertandingan.

This epic event has brought three components into our infant universe.

Acara hebat ini telah membawa tiga komponen ke semesta yang muda belia.

Dark matter, which only interacts with gravity.

Materi gelap, yang hanya berinteraksi dengan gravitasi.

Baryonic matter, which makes up all matter you’ve ever seen,

Materi barionik, penyusun semua materi yang pernah kalian lihat,

is affected by both gravity and pressure.

dipengaruhi oleh gravitasi dan tekanan.

And radiation composed of innumerable particles of light,

Dan radiasi yang tersusun dari partikel cahaya tak terhingga,

also known as photons.

yang juga dikenal sebagai foton.

In the moments just after the Big Bang,

Segera setelah peristiwa Big Bang,

all three components are in equilibrium,

ketiga komponen berada di ekuilibrium,

meaning no one location is denser than another.

artinya kepadatan lokasi ketiganya sama.

But as the universe starts expanding, differences in density start to emerge.

Seiring dimulainya perluasan semesta, perbedaan kepadatan mulai timbul.

Gravity immediately gets to work pulling matter together.

Gravitasi segera menarik semua materi.

Dark matter begins to collect at the center

Materi gelap mulai berkumpul di pusat

of these increasingly dense regions,

kawasan-kawasan yang kepadatannya meningkat,

forming the foundations of future galaxies.

membentuk dasar dari galaksi di masa depan.

Meanwhile, pressure begins gathering its strength.

Sementara itu, tekanan mulai mengumpulkan kekuatan.

In this hot, high-energy environment,

Di lingkungan dengan energi panas dan tinggi,

protons and electrons can’t come together to form atoms,

proton dan elektron tidak bisa bergabung dan membentuk atom,

so these loose particles zip around, freely interacting with ambient photons.

jadi partikel lepas berkeliaran, berinteraksi dengan foton di sekeliling.

The result is almost a fluid of baryonic matter and radiation.

Hasilnya hampir menjadi cairan dari materi barionik dan radiasi.

But the closer these baryonic particles get, the hotter the fluid becomes,

Namun, cairan ini semakin panas jika semakin dekat partikel barionik,

pushing photons to ping around with incredible force.

mendorong foton untuk berkeliling dengan gaya yang luar biasa.

This is the power of pressure, specifically radiation pressure,

Inilah kekuatan tekanan, terutama tekanan radiasi,

battling to push things apart.

yang berjuang untuk memisahkan benda-benda.

With each of gravity’s vicious tugs squeezing photons and matter together,

Tarikan ganas dari gravitasi yang menekan foton dan materi bersamaan

pressure exerts a forceful shove back.

membuat tekanan memberi dorongan kuat ke belakang.

And as the two giants struggle, they heave this fluid back and forth—

Sembari berjuang, dua raksasa itu bolak-balik mengayunkan cairan—

creating massive waves called baryonic acoustic oscillations.

membuat gelombang besar yang disebut osilasi akustik barionik atau OAB.

Moving at almost two thirds the speed of light

Dalam gerakan dengan hampir dua pertiga kecepatan cahaya,

these BAOs ripple across space,

OAB melintasi angkasa

impacting the universe on the biggest scale imaginable.

dan memengaruhi jagat raya dalam skala terbesar yang sulit dibayangkan.

These rolling waves determine the distribution of matter throughout space,

Gelombang yang bergulung ini menentukan pembagian materi di angkasa,

meaning that today— almost 14 billion years after this fight began—

artinya saat ini—hampir 14 miliar tahun setelah pertarungan dimulai—

we're more likely to find galaxies at their peaks

kemungkinan kita meilhat galaksi di titik puncaknya

and empty space in their troughs.

dan ruang kosong di titik terendahnya.

And that’s not all.

Bukan itu saja.

We can still see these ripples in the background radiation of the universe,

Kita masih bisa melihat lintasan di radiasi alam dari jagat raya,

a permanent reminder of this epic brawl.

suatu pengingat permanen dari pertikaian hebat ini.

But after being locked in a stalemate for roughly 370,000 years,

Pertikaian seimbang ini mereda selama sekitar 370.000 tahun,

the tide of our battle finally begins to turn.

tetapi akhirnya arah pertarungan mulai berubah.

After all this time, the heat from the Big Bang has dissipated significantly,

Setelah sekian lama, panas dari Big Bang hilang secara signifikan,

cooling the universe down to a temperature

mendinginkan temperatur alam semesta

at which loose electrons start to pair up with protons.

hingga elektron lepas mulai berpasangan dengan proton.

Known as the “era of recombination,”

Dikenal sebagai “masa rekombinasi,”

this stops electrons from recklessly pinging around.

elektron pun berhenti berkeliling kesana kemari.

This allows light to stream freely for the first time,

Untuk pertama kalinya, cahaya bisa mengalir bebas,

illuminating the universe.

menerangi alam semesta.

These photons now only exert a tiny force on the neutral atoms they interact with,

Foton kini hanya memberi gaya kecil pada atom netral

yang berinteraksi dengan mereka,

gradually reducing the power of pressure.

perlahan mengurangi kekuatan tekanan.

And with that, it’s time to crown our champion!

Oleh karena itu, saatnya menobatkan pemenang kita!

The undefeated force, the most pervasive power in the universe:

Kekuatan tak terkalahkan yang banyak tersebar di alam semesta:

it’s gravity!

inilah gravitasi!

And yet, this rivalry isn’t over.

Namun, pertikaian ini belum berakhir.

A similar battle continues between these two sworn enemies today,

Pertarungan yang sama berlanjut antar dua musuh bebuyutan itu sekarang,

within every single star.

di dalam setiap bintang.

As gravity pulls a star’s gas inward,

Seiring dengan tarikan gravitasi pada gas bintang,

pressure increases and pushes the matter back outward.

tekanan meningkatkan dan mendorong materi kembali ke belakang.

This push and pull keeps the Sun, and all other stars,

Tarik-menarik ini menjaga Matahari dan semua bintang lainnya

stable for billions of years.

tetap stabil selama miliaran tahun.

In fact, this clash of the titans is the same reason

Faktanya, benturan para raksasa ini adalah penyebab

Earth’s atmosphere doesn’t collapse to the ground.

atmosfer Bumi tidak runtuh ke tanah.

So while their greatest fight might have ended,

Meski pertarungan terbesar mungkin telah berakhir,

these two warriors are still to be locked in combat—

dua petarung ini masih terus berseteru—

even as a new challenger approaches.

meski penantang lainnya kian mendekat.