Why Black girls are targeted for punishment at school -- and how to change that | Monique W. Morris

Translator: Adlina Putri Reviewer: Azfa Adid

When I was in the sixth grade, I got into a fight at school.

Ketika saya kelas enam, saya berkelahi di sekolah.

It wasn't the first time I'd been in a fight,

Itu bukan pertama kalinya saya berkelahi,

but it was the first time one happened at school.

tapi itu pertama kalinya terjadi di sekolah.

It was with a boy who was about a foot taller than me,

Dengan seorang bocah laki-laki yang lebih tinggi sekitar satu kaki dari saya,

who was physically stronger than me

yang secara fisik lebih kuat dari saya.

and who'd been taunting me for weeks.

dan yang sudah mengejek saya berminggu-minggu.

Saat pelajaran olahraga, dia menginjak sepatu saya dan menolak untuk minta maaf.

One day in PE, he stepped on my shoe and refused to apologize.

So, filled with anger, I grabbed him and I threw him to the ground.

Jadi, dengan amarah, saya pegang dia, dan melemparnya ke tanah.

I'd had some previous judo training.

Saya memiliki beberapa gerakan judo.

(Laughter)

(Tertawa)

Our fight lasted less than two minutes,

Perkelahian kami terjadi kurang dari dua menit,

but it was a perfect reflection of the hurricane

tapi itu bayangan yang sempurna dari badai

that was building inside of me

yang sedang dibangun dalam diri saya

as a young survivor of sexual assault

sebagai pejuang muda dari pelecehan seksual

and as a girl who was grappling with abandonment

dan sebagai seorang gadis yang sedang bergulat dengan pengabaian

and exposure to violence in other spaces in my life.

dan kekerasan di sisi lain dalam hidup saya.

I was fighting him,

Saya sedang berkelahi dengannya,

but I was also fighting the men and boys that had assaulted my body

tapi saya juga berkelahi dengan laki-laki yang sudah melecehkan tubuh saya

and the culture that told me I had to be silent about it.

dan kebudayaan yang mengatakan saya harus diam tentang itu.

A teacher broke up the fight

Seorang guru melerai perkelahian

and my principal called me in her office.

dan kepala sekolah memanggil saya untuk ke kantor.

But she didn't say, "Monique, what's wrong with you?"

Tapi dia tidak bertanya, "Monique, ada apa denganmu?"

She gave me a moment to collect my breath

Dia memberi saya waktu untuk menarik nafas

and asked, "What happened?"

dan bertanya, "Apa yang terjadi?"

The educators working with me led with empathy.

Para pengajar saya merasa empati.

They knew me.

Mereka tahu saya.

They knew I loved to read, they knew I loved to draw,

Mereka tahu saya suka membaca, mereka tahu saya suka melukis,

they knew I adored Prince.

mereka tahu saya mengagumi pangeran.

And they used that information to help me understand

Dan mereka memakai informasi itu untuk membantu saya mengerti

why my actions, and those of my classmate, were disruptive

kenapa tindakan saya, dan teman-teman kelas saya, mengganggu

to the learning community they were leading.

komunitas belajar yang mereka pimpin.

They didn't place me on suspension;

Mereka tidak menskors saya;

they didn't call the police.

mereka tidak memanggil polisi.

My fight didn't keep me from going to school the next day.

Perkelahian saya tidak menahan saya untuk bersekolah keesokan harinya.

It didn't keep me from graduating; it didn't keep me from teaching.

Tidak menahan saya dari kelulusan; tidak menahan saya dari mengajar.

But unfortunately, that's not a story that's shared by many black girls

Tapi sayangnya, itu bukan cerita yang dibagi oleh banyak gadis kulit hitam

in the US and around the world today.

di Amerika dan seluruh dunia saat ini.

We're living through a crisis in which black girls

Kita hidup melalui krisis di mana gadis kulit hitam

are being disproportionately pushed away from schools ---

dikesampingkan dengan tidak proposional dari sekolah---

not because of an imminent threat they pose to the safety of a school,

bukan karena ancaman yang akan terjadi demi keamanan sekolah,

but because they're often experiencing schools

tapi karena mereka sering menemui sekolah

as locations for punishment and marginalization.

sebagai tempat hukuman dan marjinalisasi.

That's something that I hear from black girls around the country.

Itu sesuatu yang saya dengar dari gadis kulit hitam di seluruh negeri.

But it's not insurmountable.

Tapi bukan berarti tidak bisa diatasi.

We can shift this narrative.

Kita bisa menggeser narasi ini.

Let's start with some data.

Mari mulai dengan beberapa data.

According to a National Black Women's Justice Institute analysis

Menurut analisis dari Institut Keadilan Perempuan Kulit Hitam Nasional

of civil rights data

dari data hak sipil

collected by the US Department of Education,

yang dikumpulkan oleh Departemen Pendidikan di Amerika,

black girls are the only group of girls who are overrepresented

gadis kulit hitam adalah kelompok perempuan yang sering diwakili

along the entire continuum of discipline in schools.

sepanjang seluruh kontinum disiplin di sekolah.

That doesn't mean that other girls aren't experiencing exclusionary discipline

Tidak berarti bahwa gadis-gadis lain tidak mengalami disiplin eksklusif

and it doesn't mean that other girls aren't overrepresented

dan tidak berarti bahwa gadis lain tidak sering diwakili

at other parts along that continuum.

di bagian lain sepanjang kontinum.

But black girls are the only group of girls

Tapi gadis kulit hitam adalah satu-satunya kelompok

who are overrepresented all along the way.

yang sering diwakili sepanjang jalan.

Black girls are seven times more likely than their white counterparts

Gadis kulit hitam tujuh kali lebih mungkin dari rekan-rekan putih mereka

to experience one or more out-of-school suspensions

untuk mengalami satu atau lebih penskorsan dari sekolah

and they're nearly three times more likely than their white and Latinx counterparts

dan mereka hampir tiga kali lebih mungkin dari rekan kulit putih dan latin mereka

to be referred to the juvenile court.

untuk dirujuk ke pengadilan remaja.

A recent study by the Georgetown Center on Poverty and Inequality

Sebuah penelitian terbaru oleh Georgetown pada Pusat Kemiskinan dan Keselarasan

partially explained why this disparity is taking place

menjelaskan sebagian mengapa perbedaan ini terjadi

when they confirmed that black girls experience

saat mereka mengkonfirmasi bahwa gadis kulit hitam

a specific type of age compression,

mengalami jenis tekanan usia tertentu,

where they're seen as more adult-like than their white peers.

di mana mereka terlihat lebih dewasa dari rekan-rekan putih mereka.

Among other things, the study found

Antara lain, penelitian tersebut menemukan

that people perceive black girls to need less nurturing,

bahwa orang melihat gadis kulit hitam butuh lebih sedikit pengasuhan,

less protection, to know more about sex

kurang perlindungan, untuk tahu lebih banyak tentang seks

and to be more independent than their white peers.

dan untuk lebih mandiri dari rekan kulit putih mereka.

The study also found

Penelitian tersebut juga menemukan

that the perception disparity begins when girls are as young as five years old.

bahwa perbedaan persepsi dimulai ketika anak perempuan lima tahunan.

And that this perception and the disparity increases over time

Dan bahwa persepsi serta perbedaan ini meningkat dari waktu ke waktu

and peaks when girls are between the ages of 10 and 14.

dan puncaknya ketika anak perempuan berusia antara 10 dan 14.

This is not without consequence.

Ini bukan tanpa konsekuensi.

Believing that a girl is older than she is can lead to harsher treatment,

Percaya bahwa gadis lebih tua darinya bisa membawa perlakuan yang lebih kejam,

immediate censure when she makes a mistake

celaan langsung saat dia melakukan kesalahan

and victim blaming when she's harmed.

dan menyalahkan korban ketika dia terluka.

Itu juga bisa membuat seorang gadis berpikir ada sesuatu yang salah dengannya,

It can also lead a girl to think that something is wrong with her,

rather than the conditions in which she finds herself.

daripada kondisi di mana dia menemukan dirinya sendiri.

Black girls are routinely seen as too loud, too aggressive,

Gadis kulit hitam sering terlihat terlalu keras, terlalu agresif,

too angry, too visible.

terlalu marah, terlalu terlihat.

Qualities that are often measured in relation to nonblack girls

Kualitas yang sering diukur tentang kaitannya dengan gadis non kulit hitam

and which don't take into consideration what's going on in this girl's life

dan tidak mempertimbangkan apa yang terjadi dalam kehidupan gadis ini

or her cultural norms.

atau norma budayanya.

And it's not just in the US.

Dan tidak hanya di Amerika saja.

In South Africa,

Di Afrika Selatan,

black girls at the Pretoria Girls High School

perempuan kulit hitam di SMA Wanita Pretoria

were discouraged from attending school with their hair in its natural state,

tidak disarankan bersekolah dengan rambut alami mereka,

without chemical processing.

tanpa adanya proses kimia.

What did those girls do?

Apa yang dilakukan para gadis ini?

They protested.

Mereka protes.

And it was a beautiful thing to see the global community for the most part

Dan itu hal yang indah untuk melihat komunitas global untuk sebagian besar

wrap its arms around girls as they stood in their truths.

merangkul lengannya di sekitar mereka ketika mereka berdiri pada kebenaran.

But there were those who saw them as disruptive,

Tapi masih ada yang melihat mereka sebagai pengganggu.

largely because they dared to ask the question,

sebagian besar karena mereka berani mengajukan pertanyaan,

"Where can we be black if we can't be black in Africa?"

"Di mana lagi kami bisa menjadi hitam kalau bukan di Afrika?"

(Laughter)

(Tertawa)

(Applause)

(Tepuk tangan)

It's a good question.

Itu pertanyaan yang bagus.

Around the world,

Seluruh dunia,

black girls are grappling with this question.

gadis kulit hitam bergulat dengan pertanyaan ini.

And around the world,

Seluruh dunia,

black girls are struggling to be seen, working to be free

gadis kulit hitam berjuang untuk terlihat, bekerja untuk bebas

and fighting to be included

dan berjuang untuk termasuk.

in the landscape of promise that a safe space to learn provides.

Dengan bentangan perjanjian, bahwa ruang aman untuk belajar disediakan.

In the US, little girls, just past their toddler years,

Di Amerika, gadis kecil, yang baru saja melewati masa balita mereka,

are being arrested in classrooms for having a tantrum.

ditangkap di ruang kelas karena mengamuk.

Middle school girls are being turned away from school

Gadis sekolah menengah diusir dari sekolah

because of the way they wear their hair naturally

karena cara mereka menggunakan rambut alami mereka

or because of the way the clothes fit their bodies.

atau karena cara pakaian melekat di tubuh mereka,

High school girls are experiencing violence

Gadis sekolah menengah atas mengalami kekerasan

at the hands of police officers in schools.

di tangan polisi petugas sekolah.

Where can black girls be black without reprimand or punishment?

Di mana gadis hitam bisa menjadi hitam tanpa teguran atau hukuman?

And it's not just these incidents.

Dan bukan hanya kasus ini saja.

In my work as a researcher and educator,

Dalam pekerjaan saya sebagai peneliti dan pendidik,

I've had an opportunity to work with girls like Stacy,

Saya berkesempatan bekerja dengan gadis seperti Stacy,

a girl who I profile in my book "Pushout,"

seorang gadis yang saya sebut di buku saya "Pushout,"

who struggles with her participation in violence.

yang berjuang dengan partisipasinya dalam kekerasan.

She bypasses the neuroscientific and structural analyses

Dia melewati ilmu saraf dan analisis struktural

that science has to offer

ilmu yang ditawarkan

about how her adverse childhood experiences inform

tentang bagaimana pengalaman masa kecil yang merugikannya menginformasikan

why she's participating in violence

kenapa dia terlibat dalam kekerasan

and goes straight to describing herself as a "problem child,"

dan langsung menggambarkannya sebagai "anak yang bermasalah,"

largely because that's the language that educators were using

sebagian besar karena itulah bahasa yang digunakan pendidik

as they routinely suspended her.

karena mereka secara rutin menskorsnya.

But here's the thing.

Tapi ini masalahnya.

Disconnection and the internalization of harm grow stronger in isolation.

Pemutusan dan internalisasi yang buruk tumbuh lebih kuat dalam isolasi.

Jadi ketika mereka mendapat masalah, kita seharusnya tidak menjauhi mereka,

So when girls get in trouble, we shouldn't be pushing them away,

we should be bringing them in closer.

kita harus merangkul mereka.

Education is a critical protective factor

Pendidikan adalah faktor pelindung yang kritis

against contact with the criminal legal system.

terhadap kontak dengan sistem hukum pidana.

So we should be building out policies and practices

Jadi kita harus membangun kebijakan dan praktik

that keep girls connected to their learning,

yang membuat mereka tetap terhubung dalam pembelajaran,

rather than pushing them away from it.

daripada mendorong mereka.

It's one of the reasons I like to say that education is freedom work.

Ini juga alasan kenapa saya bilang pendidikan adalah pekerjaan kebebasan.

When girls feel safe, they can learn.

Saat mereka merasa aman, mereka bisa belajar.

When they don't feel safe, they fight,

Ketika merasa tidak aman, mereka berkelahi,

they protest, they argue, they flee, they freeze.

mereka protes, mereka berargumen, mereka melarikan diri, mereka membeku.

Otak manusia terhubung untuk melindungi ketika kita merasa terancam.

The human brain is wired to protect us when we feel a threat.

And so long as school feels like a threat,

Dan selama sekolah terasa seperti sebuah ancaman,

or part of the tapestry of harm in a girl's life,

atau bagian dari bahaya dalam kehidupan seorang gadis,

she'll be inclined to resist.

dia akan cenderung menolak.

But when schools become locations for healing,

Tapi saat sekolah menjadi tempat penyembuhan,

they can also become locations for learning.

mereka bisa menjadi tempat untuk belajar pula.

So what does this mean for a school to become a location for healing?

Jadi apa artinya ini bagi sekolah? untuk menjadi lokasi penyembuhan?

Well, for one thing, it means that we have to immediately discontinue

Ya, untuk satu hal, artinya bahwa kita harus segera menghentikan kebijakan

the policies and practices that target black girls for their hairstyles or dress.

dan praktik yang menargetkan gadis hitam untuk gaya rambut atau pakaian mereka.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Let's focus on how and what a girl learns

Mari fokus pada bagaimana dan apa yang seorang gadis pelajari

rather than policing her body in ways that facilitate rape culture

daripada menjaga tubuhnya dengan cara yang memfasilitasi budaya pemerkosaan

or punish children for the conditions in which they were born.

atau menghukum anak-anak karena karakter diri mereka.

This is where parents and the community of concerned adults can enter this work.

Di sinilah orang tua dan masyarakat yang peduli bisa memasuki pekerjaan ini.

Start a conversation with the school

Mulai percakapan dengan sekolah

and encourage them to address their dress code

dan yakinkan mereka untuk menangani pakaian mereka

and other conduct-related policies as a collaborative project,

dan kebijakan terkait perilaku lainnya sebagai proyek kolaborasi,

with parents and students,

dengan orangtua dan murid,

so as to intentionally avoid bias and discrimination.

sehingga untuk menghindari prasangka dan diskriminasi.

Keep in mind, though,

Perlu diingat,

that some of the practices that harm black girls most are unwritten.

beberapa praktik yang membahayakan gadis kulit hitam sering tidak tertulis.

So we have to continue to do the deep, internal work to address the biases

Jadi kita harus terus melakukannya, pekerjaan untuk mengatasi prasangka

that inform how, when and whether we see black girls for who they actually are,

tentang bagaimana, kapan, dan apakah kita melihat gadis kulit hitam

or what we've been told they are.

untuk siapa mereka sebenarnya, atau apa yang diberitahu tentang mereka.

Volunteer at a school

Relawan di sekolah

and establish culturally competent and gender responsive discussion groups

dan membangun kompeten berbudaya dan kelompok diskusi responsif gender

with black girls, Latinas, indigenous girls

dengan gadis kulit hitam, orang asli

and other students who experience marginalization in schools

dan siswa lain yang mengalami marginalisasi di sekolah

to give them a safe space

untuk memberi mereka tempat yang aman

to process their identities and experiences in schools.

untuk memproses identitas mereka dan pengalaman di sekolah.

And if schools are to become locations for healing,

Dan jika sekolah ingin menjadi lokasi untuk penyembuhan,

we have to remove police officers

kita harus menghapus petugas polisi

and increase the number of counselors in schools.

dan meningkatkan jumlah konselor di sekolah-sekolah.

(Applause)

(Tepuk tangan)

Education is freedom work.

Pendidikan adalah tentang kebebasan.

And whatever our point of entry is, we all have to be freedom fighters.

Dan apa pun titik masuk kita, kita semua harus menjadi pejuang kebebasan.

The good news is that there are schools

Berita baiknya ada sekolah yang

that are actively working to establish themselves

bekerja secara aktif untuk menetapkan mereka sendiri

as locations for girls to see themselves as sacred and loved.

sebagai tempat untuk para gadis agar melihat diri mereka sebagai yang dicintai.

The Columbus City Prep School for Girls in Columbus, Ohio, is an example of this.

Sekolah Persiapan Kota Columbus untuk Anak Perempuan di Columbus, Ohio, contohnya.

They became an example the moment their principal declared

Mereka menjadi contoh saat kepala sekolah mereka menyatakan

that they were no longer going to punish girls for having "a bad attitude."

bahwa mereka tidak akan lagi menghukum gadis karena memiliki "sifat buruk"

In addition to building --

Selain membangun --

Essentially, what they did is they built out a robust continuum

Intinya, yang mereka lakukan adalah membangun kontinum yang kuat

of alternatives to suspension, expulsion and arrest.

pada alternatif untuk suspensi, pengusiran dan penangkapan.

In addition to establishing a restorative justice program,

Selain membangun program keadilan restoratif,

they improved their student and teacher relationships

mereka meningkatkan hubungan siswa dan guru

by ensuring that every girl has at least one adult on campus

dengan memastikan setiap gadis punya setidaknya satu orang dewasa di kampus

that she can go to when she's in a moment of crisis.

sebagai tempat mengadu saat dia punya masalah.

They built out spaces along the corridors of the school and in classrooms

Mereka membangun ruang di sepanjang koridor sekolah dan di ruang kelas

for girls to regroup, if they need a minute to do so.

tempat perempuan berkumpul, jika mereka butuh waktu.

And they established an advisory program that provides girls with an opportunity

Dan mereka mendirikan program penasihat yang memberi perempuan kesempatan

to start every single day with the promotion of self-worth,

untuk memulai setiap hari dengan mendukung harga diri,

communication skills and goal setting.

keterampilan komunikasi dan penetapan tujuan.

At this school,

Di sekolah ini,

they're trying to respond to a girl's adverse childhood experiences

mereka berusaha merespons pengalaman masa kecil yang merugikan para gadis

rather than ignore them.

daripada mengabaikan mereka.

They bring them in closer; they don't push them away.

Mereka mendekati, tidak mendorong.

And as a result, their truancy and suspension rates have improved,

Dan sebagai hasilnya, pembolosan mereka dan tingkat suspensi telah meningkat,

and girls are arriving at school increasingly ready to learn

dan anak perempuan yang tiba di sekolah semakin siap untuk belajar

because they know the teachers there care about them.

karena mereka tahu bahwa para guru peduli.

That matters.

Itu penting.

Schools that integrate the arts and sports into their curriculum

Sekolah yang mengintegrasikan seni dan olahraga ke dalam kurikulum mereka

or that are building out tranformative programming,

atau yang sedang membangun pemrograman transformatif,

such as restorative justice, mindfulness and meditation,

seperti keadilan restoratif, perhatian dan meditasi,

are providing an opportunity for girls to repair their relationships with others,

memberi kesempatan anak perempuan untuk memperbaiki hubungannya dengan orang lain,

but also with themselves.

juga dengan mereka sendiri.

Responding to the lived, complex and historical trauma

Menanggapi trauma yang ada, kompleks dan berbekas

that our students face

yang dihadapi murid kita

requires all of us who believe in the promise of children and adolescents

membutuhkan kita semua yang percaya pada janji anak-anak dan remaja

to build relationships, learning materials,

untuk membangun hubungan, materi pembelajaran,

human and financial resources and other tools

sumber daya manusia dan keuangan dan alat lainnya

that provide children with an opportunity to heal, so that they can learn.

yang memberi anak-anak peluang untuk menyembuhkan, sampai mereka bisa belajar.

Our schools should be places where we respond to our most vulnerable girls

Sekolah kita harus menjadi tempat di mana kita menanggapi gadis-gadis yang rentan

as essential to the creation of a positive school culture.

sama pentingnya dengan penciptaan dari budaya sekolah yang positif.

Our ability to see her promise should be at its sharpest

Kemampuan kita untuk melihat janjinya harus kuat

when she's in the throws of poverty and addiction;

saat dia dalam pergolakan kemiskinan dan kecanduan;

when she's reeling from having been sex-trafficked

ketika dia terguncang dari perdagangan seks

or survived other forms of violence;

atau selamat dari bentuk kekerasan lainnya;

when she's at her loudest,

ketika dia berada di tempat yang paling lantangnya,

or her quietest.

atau tempat yang paling tenangnya.

We should be able to support her intellectual

Kita harus bisa mendukung kecerdasannya

and social-emotional well-being

dan kesejahteraan sosial-emosional

whether her shorts reach her knees or stop mid-thigh or higher.

entah celana pendeknya mencapai lututnya, berhenti di tengah paha atau lebih tinggi.

It might seem like a tall order in a world

Ini mungkin tampak seperti urutan tinggi di dunia

so deeply entrenched in the politics of fear

begitu mengakar dalam politik ketakutan

to radically imagine schools as locations where girls can heal and thrive,

membayangkan sekolah sebagai lokasi di mana mereka bisa sembuh dan berkembang,

but we have to be bold enough to set this as our intention.

tetapi kita harus cukup berani untuk mengatur ini sebagai niatan.

If we commit to this notion of education as freedom work,

Jika kita berkomitmen terhadap pendidikan sebagai kebebasan,

we can shift educational conditions

kita dapat mengubah kondisi pendidikan

so that no girl, even the most vulnerable among us,

sampai tidak ada gadis, bahkan yang paling rentan di antara kita,

will get pushed out of school.

akan dikeluarkan dari sekolah.

And that's a win for all of us.

Dan itu adalah kemenangan kita.

Thank you.

Terima kasih.

(Applause)

(Tepuk tangan)