Why is Alzheimer’s disease so difficult to treat? - Krishna Sudhir

Translator: Arvin Novyan Benardi Reviewer: Regina Gunadi

Around the world, tens of millions of people have Alzheimer's disease,

Di seluruh dunia, puluhan juta orang menderita penyakit Alzheimer,

a debilitating brain disorder that gradually destroys a person's memory

gangguan otak yang melemahkan

yang secara bertahap menghancurkan ingatan seseorang

and other cognitive abilities.

It takes a heavy toll on both patients and families,

Ini sangat merugikan baik bagi pasien maupun keluarga,

as caring for a loved one with Alzheimer's can be emotionally overwhelming

karena merawat orang yang dicintai dengan Alzheimer

sangat melelahkan secara emosional

and financially difficult.

dan sulit secara finansial.

While doctors have studied Alzheimer's for decades,

Meski dokter telah meneliti Alzheimer selama beberapa dekade,

conducting hundreds of clinical trials,

melakukan ratusan uji klinis,

there is still no effective preventive treatment or cure.

masih belum ada cara pencegahan atau pengobatan yang efektif.

So, why is Alzheimer's disease so difficult to treat?

Jadi, mengapa penyakit Alzheimer begitu sulit untuk diobati?

Alzheimer's accounts for 60 to 80% of all dementia patients worldwide.

Alzheimer menyumbang 60 hingga 80% dari semua pasien demensia seluruh dunia.

Dementia is a broader term, used to describe a variety of conditions

Demensia adalah istilah yang lebih luas,

digunakan untuk menggambarkan beragam kondisi

that affect a patient's memory, thinking skills, and everyday functions.

yang memengaruhi ingatan pasien, daya berpikir, dan fungsi sehari-hari.

Most Alzheimer's patients first notice symptoms in their 60s,

Kebanyakan pasien Alzheimer pertama kali merasakan gejala di usia 60-an,

experiencing mild memory problems,

mengalami masalah ingatan ringan,

seperti melupakan tanggal

like losing track of dates or forgetting what they just learned.

atau melupakan apa yang baru mereka pelajari.

Some experience other changes, like frequent shifts in mood,

Beberapa mengalami perubahan lain, seperti perubahan mood yang sering,

increased anxiety and agitation,

peningkatan kecemasan dan agitasi,

and problems with coping in new situations.

dan masalah dalam mengatasi situasi baru.

Symptoms typically progress gradually over years

Gejala biasanya berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun

and eventually a person with Alzheimer's may require constant care.

dan akhirnya seseorang dengan Alzheimer mungkin memerlukan perawatan konstan.

Some rare forms of Alzheimer's are caused by a single inherited gene variant.

Beberapa bentuk langka Alzheimer terjadi karena varian gen tunggal yang diwariskan.

But most of the time Alzheimer's is due to the complex interaction

Namun, sebagian besar Alzheimer disebabkan oleh interaksi kompleks

of multiple genes in combination with lifestyle and environmental factors,

dari beberapa gen dalam kombinasi dengan gaya hidup dan faktor lingkungan,

so it's impossible to predict who will develop the disease.

sehingga tidak mungkin untuk memprediksi siapa yang akan terjangkit penyakit ini.

Alzheimer's involves a long, chronic process,

Alzheimer melibatkan proses yang panjang dan kronis,

resulting in many changes to the brain,

menghasilkan banyak perubahan pada otak,

that likely starts to unfold at least 1 to 2 decades before symptoms first appear.

yang kemungkinan mulai berkembang setidaknya 1 hingga 2 dekade

sebelum gejala pertama kali muncul.

So it's been difficult for scientists to pinpoint

Jadi sulit bagi para ilmuwan untuk menentukan dengan tepat

exactly what triggers this process

apa yang memicu proses ini

and what causes the many symptoms of Alzheimer's.

dan apa yang menyebabkan gejala Alzheimer yang beragam.

But thanks to continued research, they're beginning to put this puzzle together.

Tetapi berkat penelitian lanjutan, mereka mulai menyelesaikan teka-teki ini.

Initially, scientists noticed that the brains of Alzheimer's patients

Awalnya, para ilmuwan memperhatikan bahwa otak pasien Alzheimer

display an abnormal buildup of a compound called beta-amyloid.

menunjukkan penumpukan abnormal senyawa yang disebut beta-amiloid.

Beta-amyloid is created when a large protein,

Beta-amiloid dibuat ketika protein besar,

amyloid-beta precursor protein, or APP, is broken down.

protein prekursor amyloid-beta, atau APP, dipecah.

APP plays an essential role in the brain, aiding in neural growth and repair.

APP memainkan peran penting di otak, membantu pertumbuhan dan perbaikan saraf.

However, in Alzheimer's patients, it's thought that APP is improperly cleaved,

Namun, pada pasien Alzheimer, diperkirakan APP tak terbelah dengan benar

creating sticky beta-amyloid byproducts, which easily clump together.

menciptakan produk sampingan beta-amiloid lengket,

yang mudah menggumpal bersama.

These plaques can build up in the spaces between neurons,

Plak ini dapat menumpuk di ruang antara neuron,

and interfere with normal brain signaling.

dan mengganggu pensinyalan otak normal.

But this likely isn't the full story.

Tapi ini mungkin bukan cerita lengkapnya.

While all patients with Alzheimer's have plaques,

Meskipun semua pasien dengan Alzheimer memiliki plak,

not all people with plaques have or will develop dementia.

tidak semua orang dengan plak memiliki atau akan mengembangkan demensia.

And Alzheimer's symptoms don't always become more severe

Dan gejala Alzheimer tidak selalu berubah menjadi lebih parah

as plaques accumulate in the brain.

karena plak menumpuk di otak.

In the 1980s, another protein, tau, emerged as a possible contributor.

Pada 1980-an, protein lain, tau, muncul sebagai kontributor yang mungkin.

Tau's normal role is as a scaffolding protein,

Peran normal tau adalah sebagai protein perancah,

to help reinforce the internal structure of neurons and give them their shape.

membantu memperkuat struktur internal neuron

dan memberi mereka bentuknya.

But in Alzheimer's patients, tau is modified and misfolded,

Tetapi pada pasien Alzheimer, tau dimodifikasi dan salah terlipat,

causing it, like beta-amyloid, to become sticky and to clump.

sehingga, seperti beta-amiloid, menjadi lengket dan menggumpal.

These tau tangles accumulate within neurons and are toxic,

Kekusutan tau ini menumpuk di dalam neuron dan beracun,

menyebabkan sel-sel akhirnya mati.

causing the cells to eventually die.

In patients, plaques normally appear before tangles,

Pada pasien, plak biasanya muncul sebelum kusut,

yet questions still remain.

tetapi pertanyaan tetap timbul.

Do amyloid plaques trigger tau dysfunction?

Apakah plak amiloid memicu disfungsi tau?

And why exactly do these abnormal proteins lead to such specific disease symptoms?

Dan mengapa tepatnya protein abnormal ini menyebabkan gejala spesifik seperti itu?

To make matters more complex,

Untuk membuat masalah lebih kompleks,

recent studies have found that Alzheimer's is closely linked to changes

penelitian terbaru menemukan bahwa Alzheimer terkait erat dengan perubahan

in the way immune cells, called microglia, function in the brain.

cara sel-sel kekebalan tubuh, yang disebut mikroglia, berfungsi di otak.

Others have found that Alzheimer's may also be caused by problems

Selain itu, telah ditemukan bahwa Alzheimer dapat disebabkan oleh masalah

in the junctions between neurons, called synapses.

di persimpangan antara neuron, yang disebut sinapsis.

And alterations in the way the brain produces and burns energy

Dan perubahan dalam cara otak memproduksi dan membakar energi

may also be an underlying factor.

juga bisa menjadi faktor yang mendasari.

Together, all this suggests that Alzheimer's is likely caused

Keseluruhan, semua ini menunjukkan bahwa Alzheimer kemungkinan disebabkan

by a complex cascade of events.

oleh serangkaian peristiwa yang kompleks.

And teasing out the order of events, and how to stop it once it starts,

Mencari urutan peristiwa,

dan bagaimana menghentikan ketika itu terjadi,

will take more research.

membutuhkan penelitian lebih lanjut.

But there are things patients can do to better manage symptoms.

Namun, ada hal yang dapat dilakukan pasien untuk mengelola gejala dengan lebih baik.

Staying active, learning new skills,

Tetap aktif, mempelajari keterampilan baru,

and even participating in daily activities,

dan bahkan berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari,

like household chores,

seperti pekerjaan rumah tangga,

seems to slow disease progression.

tampaknya memperlambat perkembangan penyakit.

Medications that target neurotransmitters, the brain's signaling molecules,

Obat yang menargetkan neurotransmiter, molekul pensinyalan otak,

can slow memory loss and help with learning and reasoning.

dapat memperlambat hilangnya ingatan dan membantu pembelajaran dan penalaran.

And scientists continue to develop new therapies.

Dan para ilmuwan terus mengembangkan terapi baru.

For example, drugs that target beta-amyloid have shown promise

Misal, obat yang menargetkan beta-amiloid telah menunjukkan potensi

in slowing the disease and reducing plaque accumulation in the brain.

dalam memperlambat penyakit dan mengurangi akumulasi plak di otak.

Alzheimer's disease won't go away anytime soon.

Penyakit Alzheimer tidak akan hilang dalam waktu dekat.

Dementia cases are expected to double in the next 20 years.

Kasus demensia diperkirakan akan berlipat ganda dalam 20 tahun ke depan.

But continued research holds the promise of better treatment

Tapi. penelitian lanjutan menjanjikan pengobatan yang lebih baik

dan mungkin suatu hari, pencegahan,

and perhaps one day, prevention,

as scientists piece the Alzheimer's puzzle together.

ketika para ilmuwan memecahkan teka-teki tentang Alzheimer bersama-sama.