Should you switch to solar? - Shannon Odell

Translator: Abdul Halim Reviewer: Hafizh Alfarisi

In the spring of 1954,

Musim semi tahun 1954,

the press excitedly gathered around Bell Laboratories’ latest invention—

awak media mengerubungi penemuan terbaru dari Bell Laboratories,

a silicon-based solar cell that could efficiently convert

sel surya silikon yang secara efisien mengubah energi dari matahari

the sun's energy into electrical current.

menjadi arus listrik.

The creation was celebrated as the dawn of a new era,

Penemuan ini dirayakan sebagai awal zaman baru.

as reporters touted that civilization would soon

Wartawan menyerukan

bahwa peradaban akan ditenagai energi tak terbatas dari matahari.

run on the sun’s limitless energy.

But the dream had a catch, as this first commercially sold solar cell

Namun, ada satu kekurangan.

Panel surya komersial pertama ini dihargai sekitar $300 per watt.

cost around $300 per watt,

meaning at its current rate,

Jika dengan harga sekarang, butuh lebih dari sejuta dolar

it would cost well over a million to buy a unit large enough

untuk membeli panel surya yang mampu menenagai satu rumah.

to power a single home.

But today in many countries

Namun sekarang, di banyak negara, tenaga surya adalah energi paling murah,

solar is the cheapest form of energy to produce,

surpassing fossil fuel alternatives like coal and natural gas.

mengalahkan alternatif bahan bakar fosil seperti batu bara dan gas alam.

Millions of homes are equipped with rooftop solar,

Jutaan rumah dilengkapi atap panel surya,

with most units paying for themselves in their first 7 to 12 years

yang kebanyakan akan balik modal dalam 7 hingga 12 tahun pertama,

and then generating further savings.

lalu menghasilkan energi untuk terus digunakan.

So how did solar become so affordable?

Bagaimana tenaga surya bisa semurah ini?

A turning point in solar’s price history occurred

Titik balik dalam sejarah harga tenaga surya

terjadi di tingkat parlemen Jerman.

on the floor of Germany’s parliament, where in 2000,

Pada tahun 2000, Herman Scheer mengajukan UU Sumber Energi Terbarukan.

Herman Scheer introduced the Renewable Energy Sources Act.

This legislation laid out a vision for the country’s energy future

UU ini memberi rancangan masa depan energi di Jerman

in solar and wind.

dalam tenaga surya dan angin.

Hal ini memberi alasan bagi masyarakat untuk membeli panel surya

It incentivized citizens to personally invest in rooftop solar panels

karena dijaminkan pembayaran atas energi terbarukan

by guaranteeing payment to homeowners for the renewable energy they generated

yang mereka hasilkan dan jual ke jaringan listrik.

and sold to the grid.

The pay rate for this electricity was highly subsidized,

Nilai jual energi ini diganjar subsidi besar,

at times reaching four times the market price.

bahkan sempat mencapai empat kali lipat harga pasaran.

Tak lama kemudian, negara lain mulai mengikuti langkah Jerman.

Several other countries soon followed Germany’s example,

implementing similar policies and incentives

Mereka menerapkan peraturan dan insentif serupa

to drive their country’s solar use.

untuk mendorong tingkat penggunaan energi surya.

This created unprecedented demand for solar panels worldwide.

Ini meningkatkan permintaan panel surya di seluruh dunia secara tak terduga.

Pabrik-pabrik mampu meningkatkan produksi dan berinovasi untuk menurunkan harga.

Manufacturers were able to scale up production

and innovate in ways that cut costs.

As a result, solar panel prices dropped, while efficiency grew.

Hasilnya, harga panel surya turun dan tingkat efisiensinya naik.

Kini, panel surya seluas 46 meter sudah cukup untuk menenagai satu rumah.

Today, a 46-square-meter rooftop solar unit is often efficient enough

to fully power a home,

and this residential unit no longer costs millions—

Harga panelnya pun tidak semahal dulu.

Di AS pada tahun 2022, harga rata-rata atap panel surya

in the US in 2022, the average consumer cost of a rooftop solar unit

ranged from around $17,000 to $23,000.

berkisar antara $17.000 hingga $23.000.

These prices dropped by over 60% between 2010 and 2020 alone.

Harga ini turun sebesar 60% antara 2010 sampai 2020.

So how much money can you save by switching to solar?

Lalu, berapa banyak uang yang kau hemat dengan beralih ke tenaga surya?

US solar equipped homeowners can save around $1,500 per year

Pemilik rumah bertenaga surya di AS

bisa menghemat sekitar $1.500 per tahun untuk tagihan listrik.

on their energy bills,

equating to a net savings of $10,000 to $30,000 during the unit’s lifetime.

Jika ditotal, menghemat sekitar $10.000 hingga $30.000 sampai panelnya rusak.

Month-to-month savings tend to vary,

Energi yang didapat per bulan berbeda-beda

tergantung seberapa banyak cahaya matahari yang didapat panelmu,

based on the amount of direct sunlight your panel receives,

weather conditions, and the price of electricity where you live.

kondisi cuaca, dan biaya listrik di daerahmu.

But not everyone can get solar.

Namun, tidak semua orang bisa seperti ini.

Adopting solar can be difficult for renters, and in many countries,

Hal ini terbilang sulit bagi penyewa hunian.

Di banyak negara, lebih dari 25% penduduk dewasa tidak punya rumah.

more than 25% of adults don’t own their own homes.

Kalaupun punya, atapmu harus menghadap dan condong ke arah tertentu

Even if you do, your roof must meet certain orientation and tilt requirements

to make solar a worthwhile investment.

agar panel surya bisa dimanfaatkan dengan baik.

Walau panel surya memangkas biaya hingga cukup untuk balik modal,

And while units often pay for themselves through offset energy costs,

biaya pembelian dan pemasangan panel surya masih mahal.

the initial purchase and installation price for solar can be expensive.

But several companies have adopted solar leasing models,

Beberapa perusahaan menawarkan sistem sewa guna panel surya,

where they finance the material costs,

di mana mereka menanggung biaya material,

installation, and upkeep of the rooftop systems.

pemasangan, dan pemeliharaan sistem panel surya.

Pemilik rumah kemudian membeli listrik yang dihasilkan panel itu

Homeowners can then buy the panel’s generated electricity

at a fixed rate that’s generally lower than the local utility’s price.

dengan harga yang lebih murah dari harga pasaran.

Still, many are working towards community-based solutions,

Namun, masih banyak yang mengusahakan solusi berbasis komunitas,

which would enable entire neighborhoods to profit from solar use.

yang akan menguntungkan seluruh permukiman melalui energi surya.

Europe is home to more than 7,000 community energy associations,

Ada lebih dari 7.000 asosiasi komunitas energi di Eropa.

where local members collectively invest in wind turbines and solar panels

Anggotanya bersama-sama membangun turbin angin dan panel surya

to power their local grid.

untuk menghidupkan jaringan listriknya.

In 2005, the German town of Wolfhagen created an 800 member citizens co-op,

Pada tahun 2005, 800 warga Kota Wolfhagen di Jerman bekerja sama

which communally invested $2.84 million

dan mengumpulkan dana sebesar $2,84 juta

to buy up 25% of the local energy company

untuk membeli 25% saham perusahaan energi setempat

and expand its renewables program.

dan memperluas program energi terbarukannya.

Today, its turbines and panels generate enough energy

Kini, turbin dan panel itu menghasilkan energi

to meet the town’s needs and then some.

yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan kota itu.

Surplus energy is sold to neighboring towns,

Kelebihan energinya dijual ke kota sekitar

and profits are reinvested back into the community.

dan keuntungannya kembali ke masyarakat.

For many, the appeal of solar goes beyond just savings.

Bagi kebanyakan, tenaga surya lebih dari sekadar penghematan.

Rumah yang memilikinya lebih tahan perubahan iklim

Homes equipped with it are more climate resilient,

because they can be protected from utility grid outages and brownouts.

karena bebas dari pemadaman listrik total dan sebagian.

Not to mention solar’s key role in decarbonizing the energy grid.

Ditambah peran penting tenaga surya dalam menekan emisi karbon jaringan listrik.

By working together with larger-scale wind and solar farms,

Dengan bekerja bersama PLTB dan PLTS skala besar,

rooftop solar units help reduce our reliance on fossil fuels,

panel surya membantu mengurangi ketergantungan pada energi fosil,

paving the way for a cleaner and more reliable energy future.

membuka jalan untuk masa depan energi yang lebih bersih dan andal.