How turtle shells evolved... twice - Judy Cebra Thomas

Translator: Michael Yapriadi Reviewer: Ade Indarta

Meet Odontochelys semitestacea.

Inilah Odontochelys semitestacea.

This little creature spends its days splashing in Late Triassic swamps

Makhluk kecil ini menghabiskan harinya di rawa pada zaman Trias Akhir

with a host of other reptiles.

dengan sejumlah reptil lainnya.

Under the surface lies its best defense against attack:

Di bawah permukaan kulitnya, terdapat perlindungan terbaik terhadap serangan:

a hard shell on its belly.

sebuah cangkang keras pada perutnya.

Odontochelys is an early ancestor of the turtle.

Odontochelys adalah leluhur awal dari kura-kura.

Its half-shelled body illustrates an important point about the modern turtle:

Cangkang yang membungkus separuh tubuhnya menggambarkan hal utama kura-kura modern:

it actually has two shells that develop totally separately

bahwa mereka memiliki dua buah cangkang yang berkembang secara terpisah

while the turtle is still an embryo.

ketika kura-kura masih merupakan embrio.

Both are extensions of the animal’s skeleton,

Keduanya adalah penambahan dari tulang kura-kura,

and together they are made of almost 60 bones.

dan bersama-sama mereka membentuk hampir 60 buah tulang.

Like other embryos,

Seperti embrio lainnya,

turtle embryos are made of undifferentiated cells

embrio kura-kura terbuat dari sel yang tidak terdiferensiasi

that become specific cell types,

yang membentuk tipe sel yang spesifik,

and then organs and tissues,

lalu organ-organ dan jaringan-jaringan,

through gene activity and communication between cells.

melalui aktivitas gen dan komunikasi antarsel.

At first, turtle embryos look very similar to those of other reptiles,

Awalnya, embrio kura-kura terlihat sangat mirip dengan reptil lainnya,

birds, and mammals,

burung, dan mamalia,

except for a bulge of cells called the carapacial ridge.

kecuali pada tonjolan sel yang disebut punggungan karapaks.

The ridge expands around the body between the neck and lower back,

Punggungan ini membentang sekeliling tubuh antara leher dan tubuh bagian belakang,

creating a disc shape.

membentuk sebuah disk.

It guides the formation of the upper part of the turtle’s shell,

Hal ini membantu pembentukan bagian atas dari cangkang kura-kura.

called the carapace, likely by attracting the cells that will become ribs.

yang disebut karapaks, dengan cara mengikat sel yang akan menjadi tulang iga.

Instead of curving downwards to make a regular rib cage,

Alih-alih membentuk tulang iga secara melingkar ke bawah seperti umumnya,

the ribs move outwards towards the carapacial ridge.

iga yang terbentuk menjalar keluar ke arah punggungan karapaks.

They then secrete a signaling protein

Iga itu lalu mensekresikan protein sebagai sinyal

that converts surrounding cells into bone-forming cells.

yang mengubah sel-sel di sekitar menjadi sel pembentuk tulang.

These fifty bones grow until they meet and connect with sutures.

Kelima puluh tulang ini tumbuh hingga mereka bertemu dan terhubung pada sutura.

A ring of bone solidifies the carapace’s edges.

Sebuah ring tulang mengeras pada tepian karapaks.

The outer layer of skin cells produces the scales, known as scutes,

Lapisan terluar dari sel kulit memroduksi sisik, disebut sebagai scute,

that cover the carapace.

yang melapisi karapaks.

The development of the bottom half of the shell, the plastron,

Pengembangan dari bagian bawah cangkang, plastron,

is driven by neural crest cells,

dikendalikan oleh sel neural crest,

which can produce a variety of different cell types including neurons,

yang dapat menghasilkan beberapa tipe sel yang berbeda termasuk sel saraf,

cartilage and bone.

kartilago dan tulang.

A thick shield of these cells spreads across the belly,

Sebuah pelindung tebal melapisi sel ini dan menyebar ke seluruh perut,

coming together in regions that produce nine plate-like bones.

bergabung di daerah yang menghasilkan tulang sembilan piringan.

Eventually, these connect to the carapace by sutures.

Akhirnya, bagian-bagian ini terhubung ke karapaks melalui sutura.

A turtle’s shell has obvious advantages for guarding against predators,

Cangkang kura-kura tentu saja memiliki kelebihan melindungi dari predator,

but the rigid casing also presents some challenges.

tetapi selubung yang keras juga menghasilkan beberapa tantangan.

As the turtle grows,

Ketika kura-kura tumbuh,

the sutures between the bones of the carapace and plastron spread.

sutura di antara tulang-tulang karapaks dan plastron menyebar.

Most mammals and reptiles rely on a flexible rib cage

Mamalia dan reptil umumnya mengandalkan tulang rusuk yang fleksibel

that expands to allow them to breathe,

yang mengembang untuk membantu pernapasan,

but turtles use abdominal muscles attached to the shell instead:

tetapi kura-kura menggunakan otot abdominal yang ada pada cangkang:

one to breathe in, and one to breathe out.

satu untuk menghirup napas, satu lagi untuk menghembuskan napas,

So how did the shell evolve?

Jadi bagaimana cangkang berevolusi?

Though there are still gaps in the fossil record,

Walaupun masih ada celah dalam catatan fosil,

the first step seems to have been a thickening of the ribs.

langkah pertama sepertinya adalah pengerasan tulang rusuk.

The oldest known turtle ancestor,

Nenek moyang kura-kura pertama,

a creature called Eunotosaurus africanus,

makhluk yang bernama Eunotosaurus africanus,

lived 260 million years ago and looked almost nothing like a modern turtle,

hidup 260 juta tahun yang lalu dan sama sekali tidak terlihat seperti kura-kura,

but it had a set of broad, flat ribs

tetapi memiliki satu set tulang rusuk yang luas dan rata

that anchored the muscles of its powerful forearms.

yang terjangkar oleh otot-otot lengan yang kuat.

Eunotosaurus was likely a burrowing creature,

Eunotosaurus sepertinya merupakan makhluk penggali,

digging homes for itself in what’s now southern Africa.

menggali sarang untuknya di daerah Afrika bagian selatan sekarang.

Odontochelys semitestacea illustrates another, later step in turtle evolution,

Odontochelys semitestacea menggambarkan hal lain,

langkah lanjut evolusi kura-kura,

with thick ribs like Eunotosaurus plus a belly plate for protection.

dengan tulang rusuk tebal seperti Eunotosaurus

ditambah piringan perut untuk perlindungan.

Our first fossil evidence of the full shell characteristic of modern turtles

Fosil pertama kami membuktikan

karakteristik kura-kura modern secara penuh

is about 210 million years old,

adalah kira-kira 210 juta tahun yang lalu,

and belongs to a species called Proganochelys quenstedti,

dan merupakan spesies bernama Proganochelys quenstedti,

whose ribs had fused.

yang tulang rusuknya telah bergabung.

Proganochelys could move between water and land.

Proganochelys dapat hidup di air dan daratan.

Unlike modern turtles, it couldn’t retract its head into its shell,

Tidak seperti kura-kura modern, ia tidak dapat menarik kepalanya ke dalam cangkang,

but had defensive spines on its neck.

tetapi memiliki duri untuk perlindungan pada lehernya.

Modern turtle shells are almost as diverse as the turtles themselves.

Cangkang kura-kura modern telah berubah seperti kura-kura itu sendiri.

Sea turtles have flatter, lighter shells for streamlined gliding through the water.

Kura-kura air punya cangkang lebih datar dan ringan untuk bergerak di perairan.

Land-dwelling tortoises, meanwhile,

Semetara itu, kura-kura darat,

have domed shells that can slip free of predators’ jaws

memiliki cangkang berkubah untuk meloloskan diri dari gigitan predator

and help them turn right-side up if they fall on their backs.

dan membantu mereka berbalik ketika mereka jatuh terlentang.

Leatherback and softshell turtles

Penyu belimbing dan kura-kura bercangkang lunak

have shells without the ring of bone around the edge of the carapace

memiliki cangkang tanpa cincin tulang di sekeliling sudut karapaks

or the tough scutes covering it,

atau scute keras melindunginya,

making it easier for them to squeeze into tight spaces.

membuatnya lebih mudah bagi mereka masuk ke ruang sempit.