The surprising cause of stomach ulcers - Rusha Modi

Translator: Made Pramana Reviewer: Reno Kanti Riananda

In 1984, an enterprising Australian doctor named Barry Marshall

Pada tahun 1984, seorang dokter dari Australia bernama Barry Marshall

decided to take a risk.

memutuskan untuk mengambil sebuah risiko.

Too many of his patients were complaining of severe abdominal pain

Banyak pasiennya yang mengeluhkan rasa nyeri parah pada perut

due to stomach ulcers,

akibat ulkus lambung,

which are sores in the lining of the upper intestinal tract.

yaitu tukak yang ada di lapisan saluran cerna bagian atas.

At the time, few effective treatments for ulcers existed,

Saat itu, hanya sedikit pengobatan tukak lambung yang efektif,

and many sufferers required hospitalization or even surgery.

dan kebanyakan pasien memerlukan opname atau bahkan operasi.

Desperate for answers,

Frustrasi untuk menemukan jawaban,

Dr. Marshall swallowed a cloudy broth of bacteria

Dr. Marshall menelan cairan keruh berisi bakteri

collected from the stomach of one of his patients.

yang diambil dari salah satu lambung pasien.

Soon, Dr. Marshall was experiencing the same abdominal pain,

Dengan cepat, Dr. Marshall mengalami rasa nyeri perut yang sama,

bloating,

perut kembung,

and vomiting.

dan muntah.

Ten days later, a camera called an endoscope

Sepuluh hari kemudian, sebuah kamera yang disebut dengan endoskop

peered inside his insides.

masuk ke dalam perutnya.

Marshall's stomach was teeming with the same bacteria as his patient.

Lambung Marshall berisi bakteri yang sama seperti pasiennya.

He'd also developed gastritis, or severe inflammation of the stomach,

Dia juga mengalami gastritis, atau peradangan pada lambung yang parah,

the hallmark precursor of ulcers.

yaitu prekursor awal dari tukak.

Dr. Marshall's idea challenged

Gagasan dari Dr. Marshall melawan

a misconception that still persists to this day:

miskonsepsi yang masih ada hingga hari ini:

that ulcers are caused by stress,

bahwa tukak lambung disebabkan oleh stres,

food,

makanan,

or too much stomach acid.

atau terlalu banyak asam lambung.

Marshall thought the culprit was bacterial infections.

Marshall berpikir penyebabnya adalah infeksi bakteri.

Initially, his idea was considered crazy

Awalnya, idenya dianggap gila

by the brightest medical minds on the planet.

oleh para ahli medis terbaik di dunia.

But in 2005, he and Dr. Robin Warren received the ultimate validation

Tapi tahun 2005, dia dan Dr. Robin Warren menerima penghargaan terbesar

when they were awarded the Nobel Prize for medicine.

ketika mereka dinobatkan Hadiah Nobel di bidang kedokteran.

Our stomachs are J-shaped organs with surprisingly intricate ecosystems

Lambung kita adalah organ berbentuk huruf J dengan ekosistem yang rumit

awash in hormones and chemicals.

dilapisi hormon dan zat kimia.

The stomach is under constant attack by digestive enzymes,

Lambung secara terus menerus diserang enzim pencernaan,

bile,

cairan empedu,

proteins,

protein,

microbes,

mikroba,

and the stomach's own acid.

dan asam lambung itu sendiri.

In response, it produces bicarbonate,

Untuk menangkalnya, lambung memproduksi bikarbonat,

mucus,

lendir,

and phospholipids called prostaglandins

dan fosfolipid yang disebut prostaglandin

to maintain the integrity of its own lining.

untuk menjaga integritas lapisan lambungnya.

This delicate balance is constantly regulated

Keseimbangan yang rumit ini diatur secara konstan

and referred to as mucosal defense.

dan disebut sebagai pertahanan mukosa.

Since the mid-1800s, doctors thought stress alone caused most stomach ulcers.

Sejak pertengahan tahun 1800, dokter pikir penyebab tukak lambung adalah stres.

Patients were given antidepressants or tranquilizers

Pasien diberikan obat anti depresi atau penenang

and told to visit health spas.

dan menyuruhnya pergi ke spa kesehatan.

This belief eventually shifted to the related notion of spicy foods

Kepercayaan ini akhirnya bergeser ke anggapan bahwa makanan pedas

and stress as culprits.

dan stres sebagai penyebabnya.

Yet no convincing study has ever demonstrated that emotional upset,

Namun tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa emosi,

psychological distress,

tekanan psikologis,

or spicy food

atau makanan pedas

directly causes ulcer disease.

secara langsung menyebabkan penyakit tukak lambung.

By the mid-20th century, it was widely accepted that excess hydrochloric acid

Di pertengahan abad ke 20, ditemukan bahwa asam hidroklorik yang berlebih

prompted the stomach to eat itself.

memicu lambung untuk memakan dirinya sendiri.

Fervent proponents of this idea were referred to as the acid mafia.

Orang yang mendukung ide ini disebut sebagai "acid mafia."

The biggest hole in this theory was that antiacids only provide

Kekurangan terbesar pada teorinya adalah antasida hanya memberikan

temporary relief.

rasa lega sementara.

We now know that some rare ulcers

Kita tahu bahwa beberapa tukak yang langka

are indeed caused by too much hydrochloric acid.

memang disebabkan karena terlalu banyak asam hidroklorik.

But they make up less than 1% of all cases.

Tapi hal itu kurang dari 1% kasus.

Dr. Marshall and Dr. Warren pinpointed a spiral-shaped bacteria

Dr. Marshall dan Dr. Warren menandai sebuah bakteri berbentuk spiral

called Helicobacter pylori, or H. pylori, as the real offender.

yang disebut Helicobacter pylori, atau H. pylori, sebagai penyebab sesungguhnya.

H. pylori is one of humanity's oldest and most frequent companions,

H. pylori adalah satu dari pengikut kita yang tertua dan paling sering menemani,

having joined us at least 50,000 years ago,

mengikuti kita paling tidak sejak 50.000 tahun lalu,

and now found in 50% of people.

dan sekarang ditemukan pada 50% populasi.

Previously, we thought the stomach was sterile

Dulu, kita kira lambung itu steril

on account of it being such an acidic, hostile environment.

karena lingkungannya yang sangat asam dan keras.

Yet H. pylori survives the acidic turmoil of the stomach

Namun H. pylori bertahan dari asam lambung

with a variety of features that disrupt mucosal defense in its favor.

karena berbagai fitur yang mampu merusak pertahanan mukosa.

For example, it produces an enzyme called urease

Contohnya, bakteri itu menghasilkan enzim yang disebut urease

that helps protect it from the surrounding gastric acid.

yang membantunya terlindung dari asam lambung yang mengelilinginya.

H. pylori can make over 1,500 proteins,

H. pylori dapat membuat 1.500 protein,

many of which are dedicated to maximizing its virulence.

banyak di antaranya bertujuan untuk meningkatkan virulensi.

We still have unanswered questions,

Kita masih punya pertanyaan yang belum terjawab,

like why specific people develop ulcers at particular times.

contohnya, kenapa orang-orang tertentu mengalami tukak di waktu-waktu tertentu.

However, we do know individual genetics,

Tetapi, kita tahu genetik individu,

other medical problems,

masalah medis lainnya,

use of certain medications,

penggunaan obat tertentu,

smoking,

merokok,

and the genetic diversity of Helicobacter strains all play a role.

dan keberagaman genetik jenis Helicobacter, semuanya berperan.

In particular, certain pain medications used to reduce inflammation in joints

Khususnya, suatu obat nyeri yang digunakan untuk menurunkan inflamasi sendi

have been discovered to work with H. pylori

telah diketahui bekerja sama dengan H. pylori

to create more severe stomach ulcers.

untuk menciptakan tukak lambung yang lebih parah.

Dr. Marshall ended up being fine after his famous, albeit dangerous, experiment.

Dr. Marshall baik-baik saja meski setelah percobaannya yang terkenal dan berbahaya.

He ingested a course of antibiotics similar to the ones taken now for ulcers.

Dia minum antibiotik yang mirip dengan yang sekarang dipakai untuk mengobati.

To be treated by simple antibiotics is a modern triumph

Mengobati dengan antibiotik dasar adalah kemenangan modern

for a disease that previously needed surgery.

bagi penyakit yang sebelumnya perlu dioperasi.

Marshall's work also reminded us that scientific progress is not always smooth.

Usaha Marshall juga mengingatkan kita bahwa kemajuan ilmiah tidak selalu lancar.

But there's value in trusting your proverbial,

Tapi ada untungnya untuk mengikuti kata hatimu,

and sometimes literal, gut.

dan instingmu.