How did teeth evolve? - Peter S. Ungar

Translator: Bias Ayu Reviewer: Nathaniel Luis Reyhan Soesilo

Kamu mungkin tidak menghargainya, tapi gigimu itu hebat.

You may take them for granted, but your teeth are a marvel.

They break up all your food over the course of your life,

Gigimu mengunyah semua makananmu sepanjang hidup

while being strong enough to withstand breakage themselves.

dan masih cukup kuat untuk menahan kerusakan.

And they’re formed using only the raw materials

Gigimu terbentuk dari bahan baku

from the food they grind down in the first place.

dari makanan yang awalnya dihancurkan.

What’s behind their impressive strength?

Apa penyebab kekuatan hebatnya?

Teeth rely on an ingenious structure that makes them both hard and tough.

Gigi bergantung pada struktur yang hebat yang membuatnya keras dan kuat.

Hardness can be thought of as the ability to resist a crack from starting,

Kekerasan dapat dianggap sebagai kemampuan untuk menahan munculnya retak,

while toughness is what stops the crack from spreading

sementara kekuatan mencegah penyebaran retakan.

Very few materials have both properties.

Sangat sedikit material memiliki kedua sifat tersebut.

For instance, glass is hard but not tough,

Misalnya, kaca itu keras, tapi tidak kuat,

sementara kulit itu kuat, tapi tidak keras.

while leather is tough but not hard.

Teeth manage both by having two layers:

Gigi punya keduanya karena ada dua lapisan:

a hard external cap of enamel, made up almost entirely of a calcium phosphate,

tutup eksternal yang keras dari email

yang hampir keseluruhannya terdiri dari kalsium fosfat,

and beneath it, a tougher layer of dentin,

dan di bawahnya, ada lapisan dentin yang lebih kuat,

partly formed from organic fibers that make it flexible.

sebagian dibentuk dari serat organik yang membuatnya lebih fleksibel.

This amazing structure is created by two types of cells:

Struktur luar biasa ini dibuat oleh dua tipe sel:

ameloblasts that secrete enamel

ameloblas yang menghasilkan email,

and odontoblasts that secrete dentin.

dan odontoblas yang menghasilkan dentin.

Saat pembentukan gigi, odontoblas bergerak ke dalam,

As they form teeth, odontoblasts move inward,

while ameloblasts move out and slough off when they hit the surface.

sementara ameloblas bergerak ke luar dan mengelupas saat sampai permukaan.

For enamel, this process produces long, thin strands,

Untuk email, proses ini menghasilkan untaian tipis yang panjang.

each about 60 nanometers in diameter.

masing-masing diameternya sekitar 60 nanometer.

That’s one one-thousandth the width of a human hair.

Itu seperseribu lebar rambut manusia.

Those are bundled into rods, packed together,

Mereka bergabung menjadi batang, dikemas bersama

tens of thousands per square millimeter,

menjadi puluhan ribu per milimeter persegi

to form the shield-like enamel layer.

untuk membentuk lapisan email seperti perisai.

Once this process is finished, your enamel can’t repair itself again

Setelah proses ini selesai, emailmu tidak dapat memperbaiki diri lagi

because all the cells that make it are lost,

karena semua sel yang membuatnya hilang.

so we’re lucky that enamel can’t be easily destroyed.

Kita beruntung karena email tidak mudah dihancurkan.

Odontoblasts use a more complex process, but unlike ameloblasts, they stick around,

Odontoblas menggunakan proses yang lebih kompleks,

tapi tidak seperti ameloblas,

mereka bertahan,

continuing to secrete dentin throughout your life.

terus-menerus menghasilkan dentin sepanjang hidup.

Despite the differences in teeth across the mammalian order,

Terlepas dari perbedaan gigi pada ordo mamalia,

the underlying process of tooth growth is the same whether it’s for lions,

proses yang mendasari pertumbuhan gigi tetap sama

baik pada singa,

kangaroos,

kanguru,

elephants,

or us.

gajah,

atau pun kita.

What changes is how nature sculpts the shape of the tooth,

Yang berubah adalah bagaimana alam membentuk gigi,

altering the folding and growth patterns

mengubah pola lipatan dan pertumbuhan

to suit the distinct diets of different species.

agar sesuai dengan pola makan dari spesies yang berbeda.

Sapi memiliki gigi geraham datar dengan punggung paralel

Cows have flat molar teeth with parallel ridges for grinding tough grasses.

untuk menggiling rumput yang keras.

Cats have sharp crested molars, like blades, for shearing meat and sinew.

Kucing memiliki gigi geraham yang tajam,

seperti pisau, untuk memotong daging dan ligamen.

Pigs have blunt, thick ones, useful for crushing hard roots and seeds.

Babi memiliki gigi yang tumpul dan tebal,

berguna untuk meremukkan akar dan biji yang keras.

The myriad molars of modern mammals

Geraham mamalia modern yang banyak jumlahnya

can be traced back to a common form called “tribosphenic,"

dapat ditelusuri kembali ke bentuk umum yang disebut "tribosfenik,"

which first appeared during the dinosaur age.

yang pertama kali muncul pada zaman dinosaurus.

In the 19th Century, paleontologist Edward Drinker Cope

Di abad ke-19, paleontolog Edward Drinker Cope

developed the basic model for how this form evolved.

mengembangkan model dasar tentang bagaimana bentuk ini berevolusi.

He hypothesized that it started with a cone-like tooth,

Dia berhipotesis bahwa itu dimulai dengan gigi yang berbentuk seperti kerucut,

as we see in many fishes, amphibians, and reptiles.

seperti yang kita lihat di banyak ikan, amfibi, dan reptil.

Small cusps were then added, so the tooth had three in a row,

Puncak kecil kemudian ditambahkan, sehingga ada tiga dalam satu baris,

aligned front to back, and connected by crests.

sejajar dari depan ke belakang, dan dihubungkan dengan lekukan.

Over time, the cusps were pushed out of line to make triangular crowns.

Seiring waktu, puncaknya didorong keluar, membentuk mahkota segitiga.

Adjacent teeth formed a continuous zigzag of crests for slicing and dicing.

Gigi sekitarnya membentuk lambang zigzag menyambung

untuk mengiris dan memotong.

A low shelf then formed at the back of each set of teeth,

Area yang lebih rendah kemudian dibentuk di belakang setiap set gigi,

which became a platform for crushing.

yang menjadi bagian untuk menghancurkan.

As Cope realized, the tribosphenic molar served as the jumping-off point

Seperti yang disadari Cope,

molar tribosfenik berfungsi sebagai titik awal

for the radiation of specialized forms to follow,

bagi munculnya berbagai bentuk khusus,

each shaped by evolutionary needs.

yang masing-masing dibentuk oleh kebutuhan evolusioner.

Straighten the crests and remove the shelf,

Luruskan lekukannya dan hapuskan bagian yang menonjol,

and you’ve got the conveniently bladed teeth of cats and dogs.

dan kamu memiliki gigi kucing dan anjing yang tajam.

Remove the front cusp, raise the shelf, and you’ve got our human molars.

Hilangkan puncak gigi depan, naikkan bagian yang rendah,

maka kamu memiliki gigi geraham manusia.

A few additional tweaks get you a horse or cow tooth.

Beberapa penyesuaian tambahan menghasilkan gigi kuda atau sapi.

Some details in Cope’s intuitive hypothesis proved wrong.

Beberapa detail dalam hipotesis Cope terbukti salah.

Tapi dalam catatan fosil,

But in the fossil record,

there are examples of teeth that look just as he predicted

ada gigi yang bentuknya sesuai seperti yang dia prediksi,

and we can trace the molars of all living mammals back to that primitive form.

dan kita dapat melacak gigi geraham semua mamalia hidup

kembali ke bentuk primitifnya.

Today, the ability to consume diverse forms of food

Saat ini, kemampuan untuk mengonsumsi beragam bentuk makanan

enables mammals to survive in habitats

memungkinkan mamalia untuk bertahan hidup di habitat

ranging from mountain peaks and ocean depths

mulai dari puncak gunung dan laut dalam,

to rainforests and deserts.

hingga hutan hujan dan gurun.

So the success of our biological class is due in no small measure

Jadi, keberhasilan kelas biologis kita banyak dipengaruhi

to the remarkable strength and adaptability

oleh kekuatan dan adaptabilitas luar biasa

of the humble mammalian molar.

dari molar mamalia yang sederhana.